Anda di halaman 1dari 137

LAPORAN KEGIATAN

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT-PENERAPAN IPTEK (PKM-


PI) DI DESA BENUA LAWAS KECAMATAN TAKISUNG KABUPATEN
TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DAN MAGANG DI
UNIT PELAKSANA TEKNIS-PENGEMBANGAN TEKNOLOGI
PERIKANAN BUDIDAYA DAN PENGOLAHAN PRODUK KELAUTAN
DAN PERIKANAN (UPT-PTPBP2KP) KECAMATAN KEPANJEN
KABUPATEN MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

Oleh :
RAHMATUL HASANAH
G1B115007

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
BANJARBARU
2019
LAPORAN KEGIATAN
PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT-PENERAPAN IPTEK (PKM-
PI) DI DESA BENUA LAWAS KECAMATAN TAKISUNG KABUPATEN
TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DAN MAGANG DI
UNIT PELAKSANA TEKNIS-PENGEMBANGAN TEKNOLOGI
PERIKANAN BUDIDAYA DAN PENGOLAHAN PRODUK KELAUTAN
DAN PERIKANAN (UPT-PTPBP2KP) KECAMATAN KEPANJEN
KABUPATEN MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Melaksanakan Kegiaatan Pengabdian


Kepada Masyarakat Penerapan Iptek dan Magang Pada Fakultas Perikanan dan
Kelautan
Universitas Lambung Mangkurat

Oleh :
RAHMATUL HASANAH
G1B115007

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
BANJARBARU
2019
RINGKASAN

RAHMATUL HASANAH (G1B115007). Laporan Kegiatan Praktik


Pengabdian Kepada Masyarakat Penerapan IPTEK (PKM-PI) di Desa Benua
Lawas Kecamatan Takisung Kabupaten Tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan
dan Magang pada Unit Pelaksana Teknis Pengembangan Teknologi Perikanan
Budidaya dan Pengolahan Produk Kelautan dan Perikanan (UPT-PTPBP2KP) di
Desa Panggungrejo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang Provinsi Jawa
Timur, di bawah bimbingan bapa Ir. H. MUHAMMAD ADRIANI, M.Si dan
bapa Dr. Ir. H. UNTUNG BIJAKSANA, M.P.
Kegiatan PKM-PI dilaksanakan selama 1 minggu dimulai dari tanggal 8
Oktober 2018 – 14 Oktober 2018. Kegiatan ini bertujuan untuk melaksanakan
salah satu dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu Pengabdian Kepada
Masyarakat (PKM) untuk menerapkan IPTEK dan memanfaatkan atau
menerapkan teknologi minapadi pada lahan yang tidak di fungsikan lagi untuk
tujuan yang seharusnya.
Kegiatan magang dilaksanakan selama 1 bulan dimulai dari tanggal 13
Agustus 2018 – 13 September 2018. Kegitan magang ini bertujuan untuk
melksnakan salah satu Tri Dharma perguruan tinggi, menguasai salah satu bidang
khusus dan mengikuti kegiatan yang dilaksanakan di UPT PTPB P2KP Kepanjen.
Kegiatan magang UPT PTPB P2KP Kepanjen dapat menguasai salah satu
bidang khusus yaitu pembuatan pakan mandiri dengan formulasi yang telah
ditetapkan oleh UPT PTPB P2KP Kepanjen dan melakukan pengaplikasian
langsung kepada media yaitu ikan nila dan ikan lele mutiara dan di dapatkanlah
data hasil dari pengaplikasian tersebut.
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyusun Hasil Kegiatan PKM-PI dan
Magang ini dengan waktu yang telah ditentukan. Kesempatan ini penulis ucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Ir. H. Muhammad Adriani,
M.Si sebagai ketua Tim Pembimbing dan Bapak Dr. Ir. H. Untung Bijaksana,
M.P sebagai anggota Tim Pembimbing atas bimbingannya serta saran yang
diberikan selama penulisan Hasil Kegiatan PKM-PI dan Magang. Terima kasih
pula penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu baik secara
langsung maupun tidak langsung. Penulis menyadari bahwa Hasil Kegiatan PKM-
PI dan Magang yang penulis buat ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan Hasil Kegiatan
PKM-PI dan Magang. Akhir kata, semoga Hasil Kegiatan PKM-PI dan Magang
ini bermanfaat bagi semua pihak. Amin yarabbal ‘alamin.

Banjarbaru, Januari 2019

Penulis
HASIL KEGIATAN
PRAKTIK PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT-PENERAPAN
IPTEK (PKM-PI) DI DESA BENUA LAWAS KECAMATAN TAKISUNG
KABUPATEN TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

i
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN PENGESAHAN
RINGKASAN
KATA PENGANTAR ............................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................... ii
DAFTAR TABEL ...................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................. iv
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................. v
BAB 1. ANALISIS SITUASI.................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ..................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................. 4
1.3.Tujuan Kegiatan .................................................................... 5
BAB 2. METODE .................................................................................... 6
2.1. Tempat dan Waktu ............................................................... 6
2.2. Alat dan Bahan.................................................................... 7
2.3. Teknik Pelaksanaan Kegiatan ............................................. 7
2.4. IPTEK Yang Diterapkembangkan ....................................... 8
BAB 3. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................. 14
3.1. Hasil ..................................................................................... 14
3.2. Pembahasan ......................................................................... 18
BAB 4. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii
DAFTAR TABEL

Nomor Halaman
2.1. Jadwal Rencana Kegiatan Praktik Pengabdian Kepada
Masyarakat dan Penerapan Iptek (PKM-PI) Fakultas
Perikanan dan Kelautan Universitas Lambung Mangkurat
Semester Ganjil 2018/2019 ......................................................... 6
2.2.Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat-Penerapan Iptek
di Desa Benua Lawas, Kecamatan Takisung, Kabupaten
Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan ..................................... 7
3.3. Rekapitulasi Tingkat Pengetahuan Responden Sebelum
Kegiatan ..................................................................................... 14
3.4. Rekapitulasi Tingkat Pengetahuan Responden Sesudah
Kegiatan ....................................................................................... 15
3.5. Tingkat Pengetahuan Sebelum dan Sesudah Penyuluhan ............ 16
3.6. Uji Statistik ................................................................................... 17
3.7. Uji T ............................................................................................. 17

iii
DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman
2.1.Skema Minapadi ............................................................................ 9

iv
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman
1. Bagan Sementara Laporan PKM-PI Di Desa Banua Tengah
Kecamatan Takisung, Kabupaten, Kabupaten Tanah Laut,
Kalimantan Selatan ..................................................................... 22
2. Kuisioner Kegiatan PengabdianKepada Masyarakat –
Penerapan IPTEK (PKM-PI) di Desa Benua Lawas Kecamatan
Takisung Kabupaten Tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan ... 23
3. Kuisioner Post Test Kegiatan PengabdianKepada Masyarakat –
Penerapan IPTEK (PKM-PI) di Desa Benua Lawas Kecamatan
Takisung Kabupaten Tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan .. 43
4. Identitas Responden pada Kegiatan Pengabdian Kepada
Masyarakat – Penerapan IPTEK (PKM-PI) di Desa
Benua Lawas Kecamatan Takisung Kabupaten Tanah
Laut Provinsi Kalimantan Selatan ................................................ 63
5. Rekapitulasi Data Responden Sebelum Penyampaian
Materi pada Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat-
Penerapan IPTEK (PKM-PI) di Desa Benua Lawas
Kecamatan Takisung Kabupaten Tanah Laut Provinsi
Kalimantan Selatan ........................................................................ 64
6. Rekapitulasi Data Responden Sesudah Penyampaian Materi
pada Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat-Penerapan
IPTEK (PKM-PI) di Desa Benua Lawas Kecamatan Takisung
Kabupaten Tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan ..................... 65
7. Uji T Rekapitulasi Data Responden pada Kegiatan Pengabdian
Kepada Masyarakat-Penerapan IPTEK (PKM-PI) di Desa Benua
Lawas Kecamatan Takisung Kabupaten Tanah Laut Provinsi
Kalimantan Selatan ......................................................................... 66
8. Dokumentasi kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat-
Penerapan IPTEK (PKM-PI) di Desa Benua Lawas Kecamatan
Takisung Kabupaten Tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan ..... 68

v
1

BAB 1. ANALISIS SITUASI

1.1. Latar Belakang

Program Praktik Pengabdian Kepada Masyarakat merupakan salah satu


program yang dikembangkan oleh Fakultas Perikanan Universitas Lambung
Mangkurat dalam rangka melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yang
terdiri dari Pengabdian Kepada Masyarakat. Pengembangan dan penggalian
potensi yang akan dilaksanakan di bidang perikanan antara lain teknis budidaya,
pengolahan hasil perikanan, manajemen sumberdaya perairan, pemanfaatan
sumberdaya perikanan serta sosial ekonomi perikanan (Suryabrata, S. 1995).
Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini merupakan salah satu
bagian dari syarat kelulusan mahasiswa perikanan khususnya Program Studi
Budidaya perairan untuk memperoleh pengetahuan, pengalaman dan keterampilan
mengenai teknik budidaya Ikan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi
mahasiswa dalam memenuhi tuntutan keahlian sebagai alumni Fakultas Perikanan
dan Kelautan (Narbuko. 1997).
Desa adalah suatu kesatuan wilayah yang ditempati oleh sejumlah
penduduk sebagai kesatuan masyarakat termasuk di dalamnya masyarakat hukum
yang memiliki organisasi pemerintahan terendah langsung di bawah camat dan
berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia (Taliziduhu, 1991). Adapun menurut Basrindu (1993), yang
dimaksud dengan desa adalah suatu kesatuan hukum, dimana bertempat tinggal
suatu masyarakat yang berkuasa mengadakan pemerintahan sendiri. Ciri-ciri
masyarakat pedesaan adalah kurangnya modal usaha, kurang adaptif dalam
menerima konsep modernisasi, sikap mental yang statis dalam menanggapi
kehidupan sosial ekonomi yaitu melakukan sesuatu berdasarkan cara-cara
tradisional.
Pembangunan desa berkaitan erat dengan permasalahan sosial, ekonomi,
politik, ketertiban, pertahanan dan keamanan dalam negeri, dimana masyarakat
dinilai masih perlu diberdayakan dalam berbagai aspek kehidupan dan
pembangunan. Oleh karena itu, perlu perhatian dan bantuan negara, dalam hal ini

1
2

pemerintah dan masyarakat umumnya untuk menstimulans percepatan


pembangunan di berbagai aspek kehidupan masyarakat desa. Bantuan masyarakat
dapat berasal dari masyarakat dalam negeri maupun masyarakat internasional.
Meskipun demikian, bantuan internasional melalui organisasi-organisasi
internasional bukanlah yang utama, tetapi lebih bersifat bantuan pelengkap.
Semestinya yang dikedepankan adalah kemampuan swadaya masyarakat desa itu
sendiri (Ali, 2011).
Ciri masyarakat pedesaan dapat dibagi dalam masyarakat pedesaan yang
tradisional dan masyarakat yang sedang mengalami perubahan atau masyarakat
transisi. Masyarakat pedesaan yang masih tradisional masih terikat pada norma-
norma, kebiasaan atau adat istiadat yang berlaku pada masyarakat dan masih
dipertahankan, walaupun masyarakat transisi tidak lagi sepenuhnya terikat pada
norma-norma kehidupan tradisional maupun kehidupan modern (Sastramihardja,
1999).
Menurut Kansil (1984), beberapa permasalahan pokok yang dihadapi
masyarakat desa hingga kini yaitu antara lain :
1. Pendapatan perkapita masyarakat desa masih rendah.
2. Masih rendahnya tingkat pendidikan masyarakat desa.
3. Belum digalinya sumber atau potensi alam desa secara maksimal, dan masih
banyaknya tenaga kerja di desa yang belum dimanfaatkan.
4. Adanya nilai budaya masyarakat yang kadang-kadang menghambat proses
pembangunan.
Desa Banua Lawas termasuk bagian kecamatan takisung bagian tengah
jauh dari pesisir pantai, sehingga warga lebih dominan kepertani dan
keperkebunan. Kolam sendiri hanya sebatas hobi bagia masyarakat yang
menyukai budidaya ikan, sehingga kurang nya pengetahuan tentang perikanan di
Desa Banua Lawas.
Sumberdaya alam Desa Benua Lawas mempunyai lahan yang bisa di
gunakan untuk usaha budidaya dan untuk pertanian. Akan tetapi, budidaya pada
Desa Benua Lawas tidak begitu berkembang pada masyarakaat sehingga dengan
menggunakan sistem teknologi minapadi dapat sekaligus bisa menambah
perekonomian dan pengetahuan dalam bidang perikanan.
2
3

Dengan teknologi yang tepat, minapadi dapat memberi pendapatan yang


cukup tinggi. Minapadi telah lama dikembangkan di Indonesia, selain
menyediakan pangan sumber karbohidrat teknologi ini juga menyediakan protein
sehingga cukup baik untuk meningkatkan mutu makan penduduk di pedesaan.
Dengan teknologi minapadi yang tepat, minapadi dapat memberikan pendapatan
yang tinggi. Keuntungan yang di dapat dari usahatani minapadi berupa produksi
padi dan ikan (Kansil, C.S.T. 1983)
Proses pendidikan melalui Praktik Pengabdian Kepada Masyarakat
diharapkan mahasiswa mampu memahami dan menghayati secara mendalam
tentang cara berfikir, kegunaan hasil pendidikannya bagi pembangunan umumnya
dan daerah pedesaan, kesulitan yang dihadapi oleh masyarakat desa dalam
pembangunan (Hamim, 1996).
Kegiatan PKM-PI sangat Penting dilakukan karena untuk melatih logika
berfikir, melatih daya analisa, berlatih menulis, melatih agar dapat bekerja
mandiri, melatih kerja sama tim/kelompok, melatih diri untuk disiplin, melatih
kemampuan dalam bidang Ilmu dan Teknologi.
Metode kerja kegiatan PKM-PI dilakukan di Desa Benua Lawas karena
pemilihan tempat sudah ditentukan oleh Panitia PKM-PI. Kegiatan ini juga dalam
rangka bersosialisasi dengan masyarakat di lokasi praktik, sehingga terbentuk
suasana kekeluargaan antara masyarakat dengan praktikan. Metode demonstrasi
atau percontohan yang disesuaikan dengan kepentingan dan keperluan dalam
melakukan praktik juga digunakan dalam penyuluhan khususnya bidang
perikanan.
Proses pembangunan di pedesaan umumnya mempunyai hambatan yang
menyebabkan masyarakat desa cenderung berada di bawah garis kemiskinan.
Faktor-faktor yang menghambat proses pembangunan di antaranya, yaitu
kurangnya tenaga pemimpin yang berpendidikan dan terampil, mempunyai sikap
mental yang selalu dipengaruhi oleh nilai-nilai sosial serta cenderung terjadi
kekurangan tenaga potensial yang handal akibat terjadinya urbanisasi
(Poerwadarminta, 2003).
Secara umum, desa merupakan persekutuan lokal yang terdiri dari dusun
(desa). Kehidupan penduduk desa pada umumnya tergantung dari usaha pertanian
3
4

atau nelayan, diselingi dengan usaha kerajinan tangan dan usaha perdaganagan
dalam skala kecil. Laju pertumbuhan dan perkembangan ekonomi desa pada
umumnya berjalan lambat, hubungan antara desa dengan lainnya belum lancar.
Adanya ciri kehidupan masyarakat desa tersebut, dapat menimbulkan masalah dan
menghambat perkembangan desa (Widjaja, 2001).

Mahasiswa sebagai generasi penerus dan merupakan bagian dari


masyarakat ikut berpartisipasi dengan melalui Kegiatan Praktik Pengabdian
Kepada Masyarakat - Penerapan IPTEK (PKM-PI) tentang teknologi aquaponik
Di Desa Benua Lawas Kecamatan Takisung Kabupaten Tanah Laut. Berdasarkan
Surat Keputusan Dekan Fakultas Perikanan Universitas Lambung Mangkurat
Nomor 2180/UN8.1.27/SP/2014, maka mahasiswa yang telah menjalani minimal
122 SKS diharuskan mengikuti kegiatan praktik Pengabdian Kepada Masyarakat
yang juga merupakan salah satu syarat bagi mahasiswa untuk mencapai gelar
sarjana di Fakultas Perikanan Universitas Lambung Mangkurat.

1.2. Rumusan Masalah

Perumusan masalah dari Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat


Penerapan IPTEK (PKM-PI) adalah :
1. Bagaimana cara mengembangkan teknologi minapadi dengan berbudidaya
dalam lingkugan sekitar pada Desa Benua Lawas Kecamatan Takisung
Kabupaten Tanah Laut?
2. Bagaimana cara mengatasi kurangnya penyuluhan perikanan yang masuk ke
Desa Benua Lawas Kecamatan Takisung Kabupaten Tanah Laut dalam bidang
budidaya ?
Tidak adanya pengetahuan masyarakat Desa Benua Lawas tentang
sistem teknologi minapadi sehingga tidak ada satupun masyarakat yang
memanfaatkan lahan tersebut untuk kegiatan budidaya dengan sistem minapadi

4
5

1.3.Tujuan Kagiatan

Tujuan dari Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Penerapan IPTEK


(PKM-PI) adalah melaksanakan salah satu dari Tri Dharma Perguruan Tinggi,
yaitu Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dan memanfaatkan atau
menerapkan teknologi minapadi pada lahan yang tidak di fungsikan lagi untuk
tujuan yang seharusnya.
Manfaat kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat-Penerapan IPTEK
(PKM-PI) ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Mahasiswa
a) Menerapkan ilmu pengetahuan yang didapat selama dibangku kuliah untuk
bermasyarakat terutama dalam bidang minapadi untuk menyampaikan kepada
masyarakat desa.
b) Memperdalam pengalaman, pemahaman, dan mengaplikasikan ilmu yang
diperoleh di bangku kuliah kepada masyarakat. Dan memberikan pemahaman
kepada mereka.
2. Bagi Masyarakat
a) Masyarakat memperoleh pengetahuan dan keterampilan di bidang perikanan
secara umum.
b) Masyarakat memperoleh sumbangsih, baik berupa pikiran atau tindakan-
tindakan untuk memajukan dan mengembangkan potensi desa. Masyarakat
dibantu memecahkan permasalahan yang terjadi di desa.
3. Bagi Pemerintah
a) Membantu pemerintah dalam menjalankan program-program yang telah
ditetapkan.
b) Membantu pemerintah dalam menganalisis dan memecahkan permasalahan
serta keinginan masyarakat desa untuk kemajuan desanya.
Memudahkan dalam pengevaluasian program-program yang tersendat
atau yang tidak berjalan sama sekali yang dapat menghambat terealisasinya
pemerataan kesejahteraan hidup masyarakat pedesaan sehingga sasaran
pembangunan dapat berjalan secara optimal.

5
6

BAB 2. METODE

2.1. Waktu dan Tempat

Dilaksanakannya Praktik Pengabdian Kepada Masyarakat-Penerapan


IPTEK selama 1 minggu. Dimulai dari tanggal 8 Oktober sampai dengan 14
Oktober 2018 bertempat di Desa Benua Lawas, Kecamatan Takisung, Kabupaten
Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan bisa dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Jadwal rencana Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat - Penerapan
IPTEK (PKM-PI) Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas
Lambung Mangkurat Semester Genap 2018/2019
No. Kegiatan Waktu

A. PRA PRAKTIK PKM-PI


1. Pendaftaran dan pemilihan lokasi atau 13 Juli – 09 Agustus 2018
tempat kegiatan PKM-PI
2. Kuliah pembekalan 09 Agustus 2018

3. Penyuluhan dan konsultasi proposal 27 September – 04 Oktober


kegiatan PKM-PI 2018
B. OPERASIONAL PKM-PI
1. Turun lapangan ke lokasi praktik PKM- 08 Oktober 2018
PI
2. Realisasi program mahasiswa di lokasi 08 Oktober – 13 Oktober
kegiatan 2018
C. PASCA PRAKTIK PKM-PI
1. Penyusunan laporan 15 Oktober – 30 November
2018
2. Konsultasi bersama pembimbing 15 Oktober – 30 November
2018
3. Ujian, perbaikan laporan, penggandaan Desember 2018
dan distribusi laporan
Sumber : Panitia PKM-PI
Jadwal pelaksanaan kegiatan PKM-PI di Desa Benua Lawas dapat dilihat
pada tabel 2.2.
Tabel 2.2. Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat-Penerapan Iptek di Desa
Benua Lawas, Kecamatan Takisung, Kabupaten Tanah Laut, Provinsi
Kalimantan Selatan
6
7

No. Hari/Tanggal Kegiatan Pelaksana


1. Senin, 08 Oktober Silaturahmi di Gedung Bupati Mahasiswa
2018 Tanah Laut
2. Selasa, 09 Silaturahmi kebalai Desa Mahasiswa
Oktober 2018 Banua Lawas
3. Rabu, 10 Oktober Bersosialisasi dengan Mahasiswa dan
2018 masyarakat sekitar Masyarakat
4. Kamis, 11 Penyuluhan PKM-PI Mahasiswa dan
Oktober 2018 Masyarakat
5. Jum’at, 12 Silaturahmi ke Kantor Mahasiswa dan
Oktober 2018 Kecamatan Takisung Aparat Kantor
6. Sabtu, 13 Oktober Perpisahan dengan Mahasiswa dan
2018 masyaratak dan aparat desa Masyarakat

2.2. Alat Dan Bahan

2.2.1. Alat

Adapun Alat yang Di gunakan Dalam Praktik Pengabdian Kepada


Masyarakat - Penerapan IPTEK (PKM-PI) adalah Alat tulis, Mikropon, Laptop
dan Lcd dan Proyektor.
2.2.2. Bahan
Adapun Bahan yang Di gunakan Dalam Praktik Pengabdian Kepada
Masyarakat-Penerapan IPTEK (PKM-PI) antara lain materi yang diterapkan
dalam PKM-PI yaitu minapadi.
2.3. Teknik Pelaksanaan Kegiataan
Teknik pelaksanaan kegiatan menyampaikan materi secara langsung
kemudian di lanjutkan dengan diskusi. Menurut Koentjaraningrat (1993), teknik
Pengabdian Kepada Masyarakat yang digunakan adalah Teknik penyuluhan,
partisipasi dan demonstrasi.
Metode ini adalah keahlian dari mahasiswa sendiri dalam menyajikan
nilai yang ditujukan pada masyarakat pedesaan. Metode penyuluhan dalam arti
umum merupakan suatu ilmu sosial yang mempelajari sistem dan proses
7
8

perubahan pada individu dan masyarakat agar dengan terwujudnya perubahan


tersebut dapat tercapai sesuai dengan pola atau rencana yang diharapkan.
Penyuluhan demikian merupakan suatu sistem pendidikan yang bersifat non-
formal atau sistem pendidikan di luar sistem persekolahan yang biasa.

2.4. IPTEK yang diterapkembangkan

Perikanan Budidaya saat ini menjadi tumpuan penting dalam menopang


pembangunan perikanan nasional seiring dengan fenomena meningkatnya
kebutuhan masyarakat terhadap sumber pangan dan gizi yang aman bagi
kesehatan. Hal ini menjadi sebuah tantangan besar bagi Ditjen Perikanan
Budidaya dalam mewujudkan Perikanan Budidaya sebagai ujung tombak dalam
menggerakan perekonomian nasional dan ketahanan pangan masyarakat.
Disamping itu Indonesia saat ini dihadapkan pada sebuah tantangan besar yaitu
dalam menghadapi persaingan perdagangan bebas di level regional ASEAN atau
Asean Economic Community (AEC).
Strategi percontohan perikanan budidaya dilaksanakan melalui
peningkatan produksi, produktivitas dan daya saing yang berbasis ilmu
pengetahuan melalui industrialisasi perikanan budidaya yang akan diperankan
menjadi penghela percepatan percontohan sistem produksi perikanan nasional
yang berorientasi pada tren pasar global dan lokal. Percontohan sistem produksi
melalui percontohan input teknologi yang sesuai standar (teknologi anjuran),
aplikatif, efektif dan efisien berbasis wawasan lingkungan, meningkatkan daya
saing produk hasil produksi budidaya melalui percepatan pelaksanaan kegiatan
sertifikasi Cara Budidaya Ikan Yang Baik (CBIB), percontohan usaha perikanan
budidaya sebagai upaya dalam mensosialisasikan model pengelolaan budidaya
berkelanjutan dan percontohan minapadi sebagai bagian dari upaya mendapatkan
nilai tambah ganda atau disebut juga dengan pembudidaya melalui kegiatan
Budidaya Minapadi. Berikut adalah skematis Minapadi :

8
9

Persiapan
lahan

Pemilihan Penebaran Pemelihara


Pemupukan Pemanenan
Varietas Benih an Ikan

Pemupukan
Padi
Dasar

Pemupukan
Ikan
Susulan

Gambar 2.1. Skematis Minapadi


Adapun cara teknologi minapadi yang dapat diterapkan adalah :

1. Pemupukan

Pemupukan dilakukan dengan tujuan untuk menambah kesuburan tanah


dan menumbuhkan plankton-plankton sebagai pakan alami ikan.
a. Pemupukan Dasar
Pupuk kandang/kotoran ayam: 1-2 ton/ha sebagai pupuk dasar diberikan
sesudah pengolahan tanah. Pupuk buatan dapat diberikan pupuk NPK dengan
takaran pupuk P dan K berdasarkan kadar atau status hara P dan K tanah. Untuk
tanah dengan kandungan P rendah, takaran pupuk: 125 kg SP-36/ha. Untuk tanah
dengan status P tinggi takaran pupuk: 50 kg/ha. Pupuk P diberikan pada saat
tanam atau paling lambat pada umur 3 minggu. Pupuk K hanya diperlukan pada
tanah yang mengandung hara K rendah yang diberikan sekaligus pada saat tanam
bersamaan dengan pemberian pupuk Urea dan SP-36 sebagai pupuk dasar atau
paling lambat pada umur 40 hari atau menjelang fase primordia.
b. Pemupukan Susulan
Pupuk susulan berupa 50 kg/ha Urea, diberikan 2 minggu kemudian
dengan cara ditebar.

9
10

2. Pemilihan Varietas Padi dan Bibit Ikan

Varietas padi yang cocok untuk sistem mina padi adalah yang mempunyai
karakteristik sebagai berikut:
a) Perakaran dalam, agar padi yang ditanam tidak mudah roboh sehingga
menghambat pergerakan ikan.
b) Cepat beranak (bertunas), untuk menghindari keterlambatan pertumbuhan
tunas akibat genangan air. Batang kuat dan tidak mudah rebah, untuk
menghindari pertumbuhan batang yang lemah akibat serapan air ketanaman
yang cukup tinggi.
c) Tahan genangan pada awal pertumbuhan. Daun tegak untuk memperbanyak
sinar matahari yang dapat diterima oleh permukaan daun, sehingga proses
fotosintesis lebih baik dan pertumbuhan padi akan meningkat.
d) Varietas padi tahan hama dan penyakit.
Berdasarkan kreteria di atas maka petani banyak menjatuhkan pilihan
pada varietas padi Ciherang. Jumlah benih padi yang diperlukan kurang lebih 25
kg/ha. Bibit padi dapat ditanam setelah ditumbuhkan (Proses menyemai bibit padi
dengan membuat lubang di tanah) terlebih dahulu selama 15-21 hari. Sistem
tanam yang sering digunakan dalam mina padi Jajar Legowo 2:1 atau 4:1. Dan
Jenis ikan yang bisa dipilih sesuai kriteria di atas yaitu ikan nila (ukuran 5-8 cm).
Adapun kriteria benih ikan yang cocok untuk mina padi yaitu:
1) Tahan terhadap goncangan lingkungan dan penyakit,
2) Memiliki pertumbuhan cepat,
3) Disukai konsumen,
4) Nilai ekonominya tinggi, dan
5) Diutamakan yang tidak berwarna cerah untuk menghindari serangan hama
terutama hama burung.

3. Penebaran Benih Ikan

Waktu yang tepat untuk menebar benih ikan yaitu di saat tanaman padi
berumur 30 HST (Hari Setelah Tanam) yaitu setelah penyiangan pertama dan
pemupukan dasar. Penebaran dapat dilakukan pada sore atau pagi hari.Pengaturan
10
11

air setelah penebaran benih ikan dengan ketinggian mengikuti pertumbuhan


tanaman. Pada pintu pemasukan dan pengeluaran air dipasang saringan dari kawat
atau anyaman bambu untuk mencegah keluarnya ikan yang dipelihara dan
mencegah ikan liar masuk ke dalam petakan sawah. Pada pintu pengeluaran air
perlu diatur sedemikian rupa, untuk menahan air sesuai dengan kebutuhan dan
membuang air yang berlebihan pada saat terjadi hujan.

4. Pemeliharaan Ikan

Pemberian pakan ikan dapat diberikan setelah 3 hari benih ikan ditebar di
sawah. Jenis pakan dipilih adalah pakan apung dengan kadar protein 28-32%.
Pemberian pakan dihentikan setelah ikan berkurang nafsu makannya. Periode
pemberian pakan sebaiknya dilakukan 2 kali sehari pada waktu pagi dan sore
hari.Untuk memelihara kesuburan padi maka dapat diberikan pupuk kandang
setelah ikan berumur 2-3 minggu, dengan cara ditebar. Dosis yang digunakan
kurang lebih 0,25 kg/m2.

5. Pemanenan

Saat panen yang paling tepat adalah ketika 90% gabah menguning. Panen
ikan dilakukan 10 hari sebelum panen padi dengan cara mengeringkan petakan
sawah. Setelah air surut maka ikan akan terkumpul pada kamalir/parit. Ikan yang
ada dalam kamalir kemudian digiring menuju ke bak penampungan, selanjutnya
ikan ditangkap dengan menggunakan scoop-net. Ikan-ikan yang tertangkap
kemudian ditampung di tempat penampugan yang berisi air bersih.

2.4.1. Bentuk IPTEK

Bentuk IPTEK yang diterapkan adalah lahan tani yang digunakan


sekaligus untuk budidaya atau di sebut juga dengan Budidaya Minapadi.
Budidaya Minapadi adalah budidaya ikan dan padi dalam satu hamparan sawah.
Minapadi dapat meningkatkan produktivitas lahan sawah karena selain tidak
mengurangi hasil padi, juga dapat menghasilkan ikan/udang.
11
12

Budidaya minapadi dilakukan masyarakat sejak lama walaupun masih


menggunakan teknologi sangat sederhana hanya terbatas pada kegiatan tahapan
pendederan. Guna mendukung percontohan budidaya minapadi maka Ditjen
Perikanan Budidaya membuat kegiatan budidaya minapadi. Usaha ini dapat
meningkatkan pendapatan petani karena dapat mencegah fungsi alih lahan sawah
dan urbanisasi. Untuk mencapai hasil yang optimal dalam pelaksanaan kegiatan
budidaya minapadi dilakukan dengan melibatkan kelompok masyarakat atau
kelompok kelompok minapadi.

3.2. Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner


dibagikan kepada peserta penyuluh untuk mereka jawab sebelum dan sesudah
dilakukannya penyuluhan teknologi minapadi.

3.3. Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan baik itu data primer maupun data sekunder
dianalisis dengan proses tabulasi dan kualitatif sebagai data wawancara,
partisipasi dan observasi. Tabulasi adalah penyusunan data ke dalam bentuk table
bertujuan agar data mudah disusun, dijumlah dan memepermudah penyajian serta
penganalisaan.
Data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan mengorganisasikan
data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya,
mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang
dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.
Kriteria keberhasilan jangka pendek adalah dengan membandingkan
tingkat pengetahuan dan keterampilan dilakukan dengan menggunakan uji T
menurut Sujana (1992), dengan hipotesis :
Ho : µx≤Y
H1 : µx˃Y

-
Dimana : SDbM = √ dan thitung =

12
13

Keterangan :
SDbM = Standar kesalahan perbedaan mean
MX = Mean dari sampel X
MY = Mean dari sampel Y

13
14

BAB 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil

3.1.1. Pelaksanaan PKM-PI

Pelaksanaan PKM-PI di Desa Benua Lawas dillaksanakan selama satu


hari. Melakukan penyampaian penyuluhan tentang Teknologi Minapadi pada hari
Kamis tanggal 11 Oktober 2018 pukul 09.00 WITA sampai dengan selesai yang
bertempat di Balai Desa Benua Lawas Kecamatan Takisung Kabupaten Tanah
Laut.
Hasil data rekapitulasi sebelum dan sesudah kegiatan penyuluhan dimana
ada 20 responden warga Desa Benua Lawas dan diberikan 10 pertanyaan dalam
bentuk kuisioner yang berisikan pilihan ganda dengan keterangan A (Sangat
Tahu), B (Tahu), C (Cukup Tahu), D (Kurang Tahu) dan E (Tidak Tahu).
Pertanyaan yang diberikan kepada warga Desa Benua Lawas adalah Teknologi
Minapadi. Penyampaian materi dengan cara metode penyuluhan mandiri untuk
lebih jauh menjelaskan apa yang dimaksud dengan Teknologi Minapadi. Hasil
data rekapitulasi sebelum dan sesudag kegiatan pelaksanaan adalah sebagai
berikut dapat dilihat tabel 3.3 dan tabel 3.4.
Tabel 3.3. Rekapitulasi Tingkat Pengetahuan Responden Sebelum Kegiatan
Pertanyaan
Responden Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 4
2 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 4
3 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 5
4 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 4
5 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 4
6 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 4
7 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 4
8 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 4
9 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 4
10 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 4
14
15

11 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 5
12 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 4
13 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 5
14 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 4
15 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 5
16 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 5
17 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 6
18 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 4
19 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 5
20 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 8
Jumlah 8 10 8 10 12 10 7 10 11 6 92
Rerata 0,40 0,50 0,40 0,50 0,60 0,50 0,35 0,50 0,55 0,30 4,60

Tabel 3.4. Rekapitulasi Tingkat Pengetahuan Responden Sesudah Kegiatan


Pertanyaan
Responden Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 27
2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 27
3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 27
4 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 26
5 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 26
6 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 26
7 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 27
8 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 26
9 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 28
10 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 26
11 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 26
12 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 27
13 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 25
14 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 23
15 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 27

15
16

16 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 26
17 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 25
18 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 25
19 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 25
20 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 24
Jumlah 56 53 49 49 49 51 51 50 54 57 519
Rerata 2,80 2,65 2,45 2,45 2,45 2,55 2,55 2,50 2,70 2,85 25,95

Hasil data tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukan


penyuluhan dapat dilihat pada tabel 3.5.
Tabel 3.5. Tingkat Pengetahuan Sebelum dan Sesudah Penyuluhan
Responden Sebelum X Sesudah Y
1 4 27
2 4 27
3 5 27
4 4 26
5 4 26
6 4 26
7 4 27
8 4 26
9 4 28
10 4 26
11 5 26
12 4 27
13 5 25
14 4 23
15 5 27
16 5 26
17 6 25
18 4 25
19 5 25

16
17

20 8 24
Jumlah 92 519
Rerata 4,60 25,95

Hasil dari uji statistik dan uji T dapat dilihat pada tabel 3.6 dan tabel 3.7,
sebagai berikut :
Tabel 3.6. Uji Statistik

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Tingkat
Pengetahuan
4.6000 20 .99472 .22243
Sebelum Kegiatan
Penyuluhan
Pair 1
Tingkat
Pengetahuan
25.9500 20 1.19097 .26631
Sesudah Kegiatan
Penyuluhan

Tabel 3.7. Uji T

Paired Samples Test

Paired Differences

95% Sig.
Confidence
Std. t df (2-
Std. Interval of the
Mean Error tailed)
Deviation Difference
Mean
Lower Upper

17
18

Paired Samples Test

Paired Differences

95% Sig.
Confidence
Std. t df (2-
Std. Interval of the
Mean Error tailed)
Deviation Difference
Mean
Lower Upper

Tingkat
Pengetahuan
Pair Sesudah dan
21.350 1.843 0.412 20.487 22.213 51.801 19 .000
1 Sebelum
Kegiatan
Penyuluhan

3.2. Pembahasan
Kegiatan PKM-PI di Desa Benua Lawas Kecamatan Takisung Kabupaten
Tanah Laut terlaksana dengan dilakukannya penyuluhan mandiri dengan
menyampaiankan materi yang kita miliki yaitu Teknologi Minapadi. Penyuluhan
dilaksanakan pada hari kamis tanggal 11 Oktober 2018 yang dilaksanakan di Balai
Desa Banua Lawas pukul 09.00 WITA sampai dengan selesai dengan dihadiri
oleh warga Desa Benua Lawas dan aparat Desa Benua Lawas.
Warga diundang pada setiap RT yang ada di Desa Benua Lawas dengan
berjumlah 12 RT yang bertujuan untuk mengetahui lebih jauh lagi apa itu yang
dimaksud dengan Teknologi Minapadi untuk meningkatkan pemanfaatan lahan
yang sudah ada di Desa Benua Lawas.
Kuisioner dibagikan pada setiap warga yang berhadir pada penyuluhan
untuk jadi sampel data tingkat pengetahuan tentang penyuluhan yang kita
suluhkan pada warga yang berhadadir. Data yang diajadikan sampel berjumlah 20
responden untuk rekapitulasi pengetahuan sebelum maupun sesudah terhadap
Teknologi Minapadi. Sebelum kita melakukan penyuluhan masyarakat sudah
diberikan kuisioner terlebih dahulu agar kita mengetahui apakah masyarakat
18
19

sebelumnya mengetahui apa itu Teknologi Minapadi. Setelah pemberian kuisioner


masyarakat diberikan brosur tentang sepintas tentang Teknologi Minapadi yang
dibarengkan dengan memberikan pengertian dalam bahasa sehari-hari agar
masyarakat dapat yang sesuai dengan apa yang kita inginkan dalam pemberian
pengertian.
Hasil rekapitulasi dari pertanyaan yang telah dibuat sabanyak 10
pertanyaan dengan 20 responden sebelum penyuluhan dengan rerata 4,60, setelah
diberikannya brosur dan memberikan pengertian dan pemahaman kepada
masyarakat maka rekapitulasi data setelah penyuluhan rerata menjadi 25,95 yang
dimana uji T menyatakan bahwa pada tingkat pengetahuan sebelum kegiatan dan
sesudah kegiatan penyuluhan memberikan tingkatan yang berpengaruh terhadap
pemberian penyuluhan tersebut.

19
20

BAB 4. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan
Pengetahuan masyarakat Desa Benua Lawas terhadap Teknologi
Minapadi dari 10 pertanyaan dengan 20 responden sebelum penyuluhan dengan
rerata 4,60, setelah diberikannya brosur dan memberikan pengertian dan
pemahaman kepada masyarakat maka rekapitulasi data setelah penyuluhan rerata
menjadi 25,95 yang dimana uji T menyatakan bahwa pada tingkat pengetahuan
sebelum kegiatan dan sesudah kegiatan penyuluhan memberikan tingkatan yang
berpengaruh terhadap pemberian penyuluhan tersebut.

20
21

DAFTAR PUSTAKA

Ali, 2011. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Basrindu, Arbain. 1993. Sosiologi Pedesaan. Fakultas Perikanan Universitas


Lambung Mangkurat. Banjarbaru. 55 halaman.

Hamim, 1996. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.

Kansil, C.S.T. 1983. Desa Kita Dalam Peraturan Tata Pembangunan


Desa. Jakarta: Ghalia Nasional.

Kansil. 1984. Metode Penelitian. Bumi Aksara. Jakarta. 206 halaman.

Koentjaraningrat, 1993. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Gramedia.


Jakarta. 420 halaman.

Narbuko. 1997. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.

Poerwadarminta, W. J. S. 2003, Kamus Umum Bahasa Indonesia Edisi Ketiga.


Balai Pustaka. Jakarta. Halaman 286.

Roestiyah, N.K. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Sastramiharja, H. 1999. Modul Konsep Desa di Dalam Sosiologi Pedesaan.


Universitas Terbuka. Jakarta. 42 Halaman.

Suryabrata, S. 1995. Metode Penelitian. Jakarta: Rajawali.

Taliziduhu, N. 1991. Dimensi-Dimensi Pemerintahan Desa. Bumi Aksara. Jakarta.


112 halaman.

Widjaja, A. W., 2001. Pemerintah Desa/Marga. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

21
22

LAMPIRAN

22
Lampiran 1. Bagan Sementara Laporan Kegiatan Pengabdian Kepada
Masyarakat-Penerapan IPTEK (PKM-PI) di Desa Benua Lawas
Kecamatan Takisung Kabupaten Tanah Laut Provinsi Kalimantan
Selatan

HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
BAB 1. ANALISIS SITUASI
1.1. Latar Belakang
1.2. Perumusan Masalah
1.3. Tujuan dan Manfaat
BAB 2. METODE
2.1. Waktu dan Tempat
2.2. Bahan dan Alat
2.3. Teknik Pelaksanaan Kegiatan
2.4. IPTEK yang Diterapkan
BAB 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil
3.2. Pembahasan
BAB 4. PENUTUP
4.1. Kesimpulan
4.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

22
Lampiran 2. Kuisioner Pre Test Kegiatan PengabdianKepada Masyarakat –
Penerapan IPTEK (PKM-PI) di Desa Benua Lawas Kecamatan
Takisung Kabupaten Tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan

23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
Lampiran 3. Kuisioner Post Test Kegiatan PengabdianKepada Masyarakat –
Penerapan IPTEK (PKM-PI) di Desa Benua Lawas Kecamatan
Takisung Kabupaten Tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan

43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
Lampiran 4. Identitas Responden pada Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat
– Penerapan IPTEK (PKM-PI) di Desa Benua Lawas Kecamatan
Takisung Kabupaten Tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan

63
Lampiran 5. Rekapitulasi Data Responden Sebelum Penyampaian Materi pada
Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat-Penerapan IPTEK (PKM-
PI) di Desa Benua Lawas Kecamatan Takisung Kabupaten Tanah
Laut Provinsi Kalimantan Selatan
Pertanyaan
Responden Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 4
2 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 4
3 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 5
4 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 4
5 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 4
6 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 4
7 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 4
8 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 4
9 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 4
10 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 4
11 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 5
12 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 4
13 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 5
14 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 4
15 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 5
16 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 5
17 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 6
18 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 4
19 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 5
20 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 8

Jumlah 8 10 8 10 12 10 7 10 11 6 92
Rerata 0,40 0,50 0,40 0,50 0,60 0,50 0,35 0,50 0,55 0,30 4,60

64
Lampiran 6. Rekapitulasi Data Responden Sesudah Penyampaian Materi pada
Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat-Penerapan IPTEK
(PKM-PI) di Desa Benua Lawas Kecamatan Takisung Kabupaten
Tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan
Pertanyaan
Responden Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 27
2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 27
3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 27
4 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 26
5 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 26
6 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 26
7 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 27
8 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 26
9 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 28
10 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 26
11 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 26
12 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 27
13 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 25
14 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 23
15 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 27
16 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 26
17 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 25
18 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 25
19 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 25
20 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 24

Jumlah 56 53 49 49 49 51 51 50 54 57 519
Rerata 2,80 2,65 2,45 2,45 2,45 2,55 2,55 2,50 2,70 2,85 25,95

65
Lampiran 7. Uji T Rekapitulasi Data Responden pada Kegiatan Pengabdian
Kepada Masyarakat-Penerapan IPTEK (PKM-PI) di Desa Benua
Lawas Kecamatan Takisung Kabupaten Tanah Laut Provinsi
Kalimantan Selatan

Descriptives

Statistic Std. Error

Tingkat Pengetahuan Mean 4.6000 .22243


Sebelum Kegiatan
Penyuluhan 95% Confidence Interval Lower Bound 4.1345
for Mean
Upper Bound 5.0655

Std. Deviation .99472

Minimum 4.00

Maximum 8.00

Range 4.00

Tingkat Pengetahuan Mean 25.9500 .26631


Sesudah Kegiatan
Penyuluhan 95% Confidence Interval Lower Bound 25.3926
for Mean
Upper Bound 26.5074

Std. Deviation 1.19097

Minimum 23.00

Maximum 28.00

Range 5.00

66
Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Tingkat Pengetahuan 4.6000 20 .99472 .22243


Sebelum Kegiatan
Penyuluhan

Tingkat Pengetahuan 25.9500 20 1.19097 .26631


Sesudah Kegiatan
Penyuluhan

Paired Samples Test

Paired Differences

95% Confidence
Interval of the
Std. Difference
Sig.
Std. Error
Mean Deviation Mean Lower Upper t df (2-tailed)

Pair 1 Tingkat 21.350 1.843 0.412 20.487 22.213 51.801 19 .000


Pengetahuan
Sesudah Kegiatan
Penyuluhan -
Tingkat
Pengetahuan
Sebelum Kegiatan
Penyuluhan

67
Lampiran 8. Dokumentasi kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat-Penerapan
IPTEK (PKM-PI) di Desa Benua Lawas Kecamatan Takisung
Kabupaten Tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan

Gambar 1. Pertemuan dengan Gambar 2. Foto bersama dengan


aparat desa dan kepala desa aparat desa dan kepala desa

Gambar 3 dan 4. Foto bersama dengan responden langsung kelapangan.

68
Gambar 5 dan 6. Foto bersama dengan responden langsung kelapangan.

Gambar 7. Foto bersama dengan


responden langsung kelapangan.

69
70
71
72
HASIL KEGIATAN
MAGANG DI UNIT PELAKSANA TEKNIS-PENGEMBANGAN
TEKNOLOGI PERIKANAN BUDIDAYA, PENGOLAHAN DAN
PEMASARAN PRODUK KELAUTAN DAN PERIKANAN (UPT-
PTPBP3KP) KECAMATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG
PROVINSI JAWA TIMUR

i
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR ............................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................... ii
DAFTAR TABEL ................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR .............................................................. iv
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................... v
I. PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1. Latar Belakang ........................................................................ 1
1.2. Tujuan Kegiatan ...................................................................... 2
1.3. Manfaat Kegiatan ..................................................................... 3
II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 5
2.1. Lele Sangkuriang (Claris gariepinus) ............................. 5
2.2. Ikan Nila (Oreochromis niloticus) .................................. 7
III. KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG ..................................... 9
3.1. Lokasi dan Tata Letak ..................................................... 9
3.2. Sejarah ............................................................................. 9
3.3. Struktur Organisasi dan Tata Kerja ................................. 11
IV. FASILITAS KEGIATAN MAGANG ............................................. 13
V. KEGIATAN MAGANG .................................................................... 17
5.1. Hasil Kegiatan Magang ................................................... 17
5.2. Pembahasan ..................................................................... 21
VI. KESIMPULAN ................................................................................. 26
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii
DAFTAR TABEL

Halaman Nomor

3.1. Keadaan Personil Berdasarkan Pangkat dan Golongan Tahun


2016............................................................................................. 12
4.2. Sarana UPT PTPB P2KP Kepanjen ............................................ 13
4.3. Prasarana di UPT PTPB P2KP Kepanjen ................................... 14
5.4. Sampling Benih Ikan Nila UPT PTPBP2KP KEPANJEN
Sebelum dan Sesudah Pengaplikasian ....................................... 19
5.5. Sampling Benih Ikan Lele UPT PTPBP2KP KEPANJEN
Sebelum dan SesudahPengaplikasian ........................................ 20
5.6. Jenis Komuditas dan Jumlah Produksi Benih ............................. 21
5.7. Formulasi Pembuatan Pakan Mandiri Skala 10kg ...................... 22
5.8. FCR pada Ikan Nila dan Ikan Lele Mutiara ................................ 23

iii
DAFTAR GAMBAR

Halaman Nomor

3.1. struktur Organisasi UPT PTPB P2KP Kepanjen Malang ........ 11


5.2. Skema Pembuatan Pakan ......................................................... 18

iv
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Bagan Sementara Laporan Hasil Magang di Unit Pelaksanaan


Teknis Pengembangan Teknologi Perikanan Budidaya
Pengolahan Produk Kelautan Dan Perikanan (UPT PTPB P2KP)
Di Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang, Provinsi Jawa
Timur ............................................................................................ 29
2. Catatan Harian Kegiatan Praktik Magang Mahasiswa Fakultas
Perikanan Dan Kelautan Universitas Lambung Mangkurat ......... 30
3. Peta UPT PTPB P2KP Kepanjen ................................................. 39
4. Denah Dan Citra Satelit UPT PTPB P2KP Kepanjen .................. 40
5. Kantor, Fasilitas Pendukung, Tandon Air, Hatchery, Kolam
Beton dan Gudang UPT PTPB P2KP........................................... 41
6. Gambar Formulasi dan Kegiatan Pengolahan Pakan Mandiri ..... 45

v
1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Program magang merupakan salah satu program yang dikembangkan


oleh Fakultas Perikanan Universitas Lambung Mangkurat dalam rangka
melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yang terdiri dari Magang dan
Pengabdian Kepada Masyarakat. Pengembangan dan penggalian potensi yang
akan dilaksanakan di UPT-PTPBP2KP bidang perikanan antara lain teknis
budidaya, pengolahan hasil perikanan, manajemen sumberdaya perairan,
pemanfaatan sumberdaya perikanan serta sosial ekonomi perikanan.
Magang merupakan kegiatan mandiri mahasiswa yang dilaksanakan di
lingkungan baru untuk mendapatkan pengalaman kerja yang sesuai dengan bidang
peminatannya melalui metode wawancara, observasi dan partisipasi. Selain itu,
magang juga mempunyai tujuan untuk memberi bekal pengalaman dan
ketrampilan kerja, penyesuaian sikap di dunia kerja sebelum mahasiswa di lepas
untuk bekerja sendiri.
Kegiatan magang merupakan salah satu bagian dari syarat kelulusan
mahasiswa perikanan khususnya Program Studi Budidaya perairan untuk
memperoleh pengetahuan, pengalaman dan keterampilan mengenai teknik
budidaya ikan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa dalam
memenuhi tuntutan keahlian sebagai alumni Fakultas Perikanan dan Kelautan.
Berdasarkan hal diatas, kepada mahasiswa Fakultas Perikanan dan
Kelautan Universitas Lambung Mangkurat yang telah memenuhi persyaratan
akademis diwajibkan untuk melaksanakan kegiatan Pengabdian Kepada
Masyarakat dan Magang di suatu instalasi yang berkaitan dengan dunia perikanan
sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan UNLAM sesuai dengan
Peraturan Akademik Fakultas Perikanan dan Kelautan No.574/UN8.1.27/SP/2015
Kegiatan Magang dilaksanakan di Unit Pelaksana Teknis Pengembangan
Teknologi Perikanan Budidaya, Pengolahan dan Produk Kelautan dan Perikanan
(UPT-PTPBP2KP) Kepanjen terletak di Desa Panggungrejo, Kecamatan
Kepanjen, Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur. Melalui kegiatan magang

1
2

diharapkan ilmu dan pengetahuan yang diperoleh selama kuliah dapat diperdalam
dan diterapkan di lapangan serta sebagai bahan perbandingan teori dan
aplikasinya secara nyata sehingga mahasiswa mendapatkan pengalaman dan
keterampilan yang berhubungan dengan disiplin ilmu yang dipelajari, mempunyai
pengalaman dan pengetahuan praktis untuk dapat meningkatkan pemahaman di
bidang perikanan selain dapat memanfaatkan sebagian waktu untuk belajar
bekerja di lapangan.
Kegiatan yang ada di UPT-PTPBP2KP adalah pembuatan pakan mandiri,
fermentasi, pemijahan, pembesaran lele mutiara dan perawatan larva. Melalui
kegiatan magang ini diharapkan adanya suatu kecocokan materi yang telah
dipelajari mahasiswa di bangku kuliah dengan pelaksanaan kegiatan
sesungguhnya di dunia kerja. Di sisi lain akan diperlukan suatu kerjasama antara
dunia kerja dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

1.2. Tujuan Magang

Tujuan dilaksanakannya kegiatan Magang ini adalah :


a. Menggambarkan kondisi umum dan kondisi perikanan di Unit Pelaksana
Teknis Pengembangan Teknologi Perikanan Budidaya dan Pengolahan Produk
Kelautan dan Perikanan (UPT-PTPBP2KP) Kepanjen terletak di Desa
Panggungrejo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur.
b. Mempelajari bidang khusus yang terdapat di Unit Pelaksana Teknis
Pengembangan Teknologi Perikanan Budidaya dan Pengolahan Produk
Kelautan dan Perikanan (UPT-PTPBP2KP) Kepanjen terletak diDesa
Panggungrejo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur.
c. Menggali Permasalahan yang ada di Unit Pelaksana Teknis Pengembangan
Teknologi Perikanan Budidaya dan Pengolahan Produk Kelautan dan
Perikanan (UPT-PTPBP2KP) Kepanjen terletak di Desa Panggungrejo,
Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur.

2
3

1.3. Metode Magang

Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data
primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber aslinya yang
berupa wawancara, jajak pendapat dari individu atau kelompok (orang) maupun
hasil observasi dari suatu obyek, kejadian atau hasil pengujian (benda).
Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui media perantara atau
secara tidak langsung yang berupa buku, catatan, bukti yang telah ada, atau arsip
baik yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan secara umum.
Pengumpulan data primer dapat dilakukan dengan cara wawancara,
partisipasi dan observasi.
1.3.1. Wawancara
Metode wawancara adalah metode untuk mendapatkan informasi dengan
cara bertanya langsung kepada responden. Koentjaraningrat (1993), menjelaskan
bahwa metode ini mencakup cara yang dipergunakan untuk suatu tugas tertentu
mencoba mendapatkan keterangan secara lisan dengan bertatap muka dengan
responden. Menurut Narbuko (1997), wawancara bertujuan untuk mengumpulkan
informasi melalui percakapan secara lisan antara dua orang ataupun lebih dengan
bertatap muka dan mendengarkan informasi yang diberikan secara langsung.
1.3.2. Partisipasi
Metode partisipasi ini adalah keterlibatan individu dalam suatu interaksi
sosial dalam suatu kegiatan di masyarakat yang tumbuh dari kesadaran diri sendiri
tanpa adanya tekanan atau paksaan serta penuh dengan rasa tanggung jawab
(Verhangen, 2013). Mahasiswa dapat langsung mengikuti kegiatan budidaya dan
akan melakukan pengamatan langsung pada objek-objek kegiatan budidaya di
Unit Pelaksana Teknis Pengembangan Teknologi Perikanan Budidaya,
Pengolahan dan Produk Kelautan dan Perikanan (UPT-PTPBP2KP) Kepanjen
terletak di Desa Panggungrejo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang Provinsi
Jawa Timur.
1.3.3. Observasi
Metode observasi adalah metode pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematis gejala-gejala yang

3
4

diselidiki. Meliputi teknik budidaya, masalah-masalah yang dihadapi pada tiap


bidang. Metode observasi langsung adalah metode pengumpulan data yang
dengan mengadakan pengamatan secara langsung terhadap gejala-gejala subjek
dalam situasi sebenarnya maupun situasi buatan.
1.3.4. Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan baik itu data primer maupun data sekunder
dianalisis dengan proses tabulasi, kuantitatif dan kualitatif sebagai data
wawancara, partisipasi dan observasi.
Tabulasi adalah penyusunan data ke dalam bentuk table bertujuan agar
data mudah disusun, dijumlah dan mempermudah penyajian serta penganalisaan.
Data Kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan. Sesuai
dengan bentuknya, data kuantitatif dapat diolah atau dianalisis menggunakan
teknik perhitungan matematika atau statistika. Data kualitatif adalah upaya yang
dilakukan dengan mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan
yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola,
menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang
dapat diceritakan kepada orang lain.

4
5

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Lele Sangkuriang (Claris gariepinus)

Klasifikasi Lele sangkuriang menurut Lukito (2002) adalah sebagai


berikut:
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Sub Kelas : Teleosteia
Ordo : Ostariohysi
Sub Ordo : Siluroidea
Family : Clariidea
Genus : Clarias
Spesies : Clarias gariespinus
Secara fisik penampilan lele sangkuriang hampir mirip dengan lele
dumbo. Perbedaan antara keduanya terlihat pada bagian kepala pada lele
sangkuriang sedikit lebih panjang dibandingkan dengan lele dumbo dan bintik -
bintik yang menghiasi kulit lele sangkuriang tidak sebanyak lele dtmbo (Nasrudin,
2014). Secara umum, lele sangkuriang dikenal sebagai ikan bakumis atau catfish.
Tubuh lele sangkuiang ini berlendir dan tidak serta mulut yang relatif lebar 1/4
dari panjang total tubuhnya. Ciri khas dari lele sangkuiang adalah adanya empat
pasang umgut yang terletak di sekiur mulumya. Keempat pasang sungut tersebut
terdiri dari dua pasang sungut maxiral/ rahang atas dan dua pasang sungut
mandibula/rahang bawah (Lukito, 2002). Sirip lele sangkuriang terdiri atas lima
bagian yaitu sirip dada, sirip perut, sirip dubur, sirip ekor, dan sirip punggung.
Sirip dada lele sangkuriang dilengkapi dengan patil (sirip yang keras) yang
berfungsi untuk alat pertahanan diri (Lukito, 2002).
Lele sangkuriang memiliki alat pernafasan tambahan yang terletak di
rongga insang bagian atas berwarna kemerahan dan berbentuk seperti pohon
rimbun, biasa disebut "arborescent organ". Lele sangkuriang dilengkapi sirip
tunggal dan sirip berpasangan untuk memudahkan berenang. Sirip tunggal adalah
sirip punggung dan sirip ekor, sedangkan sirip berpasangan adalah sirip perut dan
sirip dada. Sirip dada yang keras disebut patil (Khairuman dan Amri, 2008).
5
6

Habitat atau lingkungan hidup lele sangkuriang adalah air tawar,


meskipun air yang terbaik untuk memelihara lele sangkuriang adalah air sungai,
air saluran irigasi, air tanah dari mata air, maupun air sumur, tetapi lele
sangkuriang relatif tahan terhadap kondisi air yang menurut ukuran kehidupan
ikan dinilai kurang baik. Di alam, ikan lele hidup di sungai-sungai yang arusnnya
mengalir lambat, danau, waduk, telaga, rawa, serta genangan air, seperti kolam
(Mahyuddin, 2008).
Lele sangkuriang tahan hidup di perairan yang mengandung sedikit
oksigen dan relatif tahan terhadap pencemaran bahan-bahan organik (Mahyudin,
2008). Menurut Khairuman dan Amri (2002), kualitas air yang layak untuk lele
sangkuriang yaitu dengan suhu 20 - 27oC, oksigen terlarut (DO) kurang dari 2
ppm, kandungan karbondioksida (C02) lebih dari 15 ppm, kandungan N02 6
sebesar 0.25 ppm, kandungan N03 sebesar 250 ppm dan pH sebesar 6,5-8 dengan
kondisi perairan tersebut di atas lele sangkuriang dapat tumbuh optimal.
Lele dikenal aktif pada malam hari (noktumal). Lele lebih suka berdiam
di dalam lubang atau tempat yang tenang dan aliran air tidak terlalu deras pada
siang hari. Lele memiliki kebiasaan mengaduk-aduk lumpur dasar untuk mencari
binatang-binatang kecil (benthos) sebagai makanan yang terletak di dasar
perairan (Prihartono, R.E. 2012).
Menurut Mahyudin (2008), lele sangkuriang termasuk dalam golongan
pemakan segala, tetapi cenderung pemakan daging (kamivora). Lele sangkuriang
merupakan jenis ikan yang memiliki kebiasaan makan di dasar perairan atau
kolam (bottom feeder). Lele sangkuriang seperti lele lainnya bersifat noktumal,
yaitu mempunyai kecenderungan beraktivitas dan mencari makan pada malam
hari tetapi dalam usaha budidaya akan beradaptasi (diurnal). Lele dapat
dibiasakan diberi pakan pelet pada pagi hari atau siang hari, walaupun nafsu
makannya tetap lebih tinggi jika diberikan pada malam hari, terutama pada
budidaya intensif. Menurut Kordi (2010) bahwa lele sangkuriang termasuk ikan
pemakan segala bahan makanan (omnivor), baik bahan hewani maupun nabati.
Pakan alami lele sangkuriang adalah binatang-binatang renik, seperti kutu air dari
kelompok daphnia, cladocera, atau copepoda.

6
7

Lele sangkuriang juga memakan larva jentik nyamuk, serangga atau siput
siput kecil. Ketika telah dibudidayakan misalnya dipelihara di kolam lele dapat
memakan pakan buatan seperti pellet, limbah peternakan ayam, dan limbah -
limbah petemakan lainnya . Menurut Lukito (2002) pakan buatan pabrik dalam
bentuk pellet sangat digemari induk lele, tetapi harga pellet relatifmahal sehingga
penggunaannya harus diperhitungkan.
Pemijahan lele sangkuriang dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu:
pemüahan alami (natural spawning), pemijahan semi alami (induced spawning)
dan pemijahan buatan (induced/artificial breeding). Pemijahan alami dilakukan
dengan cara memilih induk jantan dan betina yang benar-benar matang gonad
kemudian dipijahkan secara alami di bak/wadah pemijahan dengan pemberian
kakaban. Pemijahan semi alami dilakukan dengan cara merangsang induk betina
dengan penyuntikan hormon perangsang kemudian dipijahkan secara alami.
Pemijahan buatan dilakukan dengan cara merangsang induk betina dengan
penyuntikan hormon perangsang kemudian dipijahkan secara buatan (Nasrudin,
2014).

2.2. Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

Terdapat tiga jenis ikan nila yang dikenal, yaitu nila biasa, nila merah
(nirah) dan nila albino (Sugiarto, 1988). Menurut Saanin (1984), ikan nila
(Oreochromis niloticus) mempunyai klasifikasi sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Osteichtyes
Subkelas : Acanthopterygii
Ordo : Percomorphi
Subordo : Percoidea
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis niloticus

7
8

Morfologi ikan nila (Oreochromis niloticus) menurut Saanin (1989),


mempunyai ciri-ciri bentuk tubuh bulat pipih, punggung lebih tinggi, pada badan
dan sirip ekor (caundal fin) ditemukan garis lurus (vertikal). Pada sirip punggung
ditemukan garis lurus memanjang. Ikan Nila (oreochormis niloticus) dapat hidup
diperairan tawar dan mereka menggunakan ekor untuk bergerak, sirip perut, sirip
dada dan penutup insang yang keras untuk mendukung badannya. Nila memiliki
lima buah Sirip, yaitu sirip punggung (dorsal fin), sirip data (pectoral fin) sirip
perut (ventral fin), sirip anal (anal fin) dan sirip ekor (caudal fin). Sirip
punggungnya memanjang dari bagian atas tutup ingsang sampai bagian atas sirip
ekor. Terdapat juga sepasang sirip dada dan sirip perut yang berukuran kecil dan
sirip anus yang hanya satu buah berbentuk agak panjang. Sementara itu, jumlah
sirip ekornya hanya satu buah dengan bentuk bulat. Ikan nila dapat menjadi
masalah sebagai spesies invasif pada habitat perairan hangat, tetapi sebaliknya
pada daerah beriklim sedang karena ketidakmampuan ikan nila untuk bertahan
hidup di perairan dingin, yang umumnya bersuhu di bawah 21°C (Harrysu, 2012).
Pada habitat aslinya ikan nila dapat memijah sepanjang tahun, dalam satu
siklus hidup nila meliputi stadium telur, larva, benih, dewasa dan induk. Daur
hidup ikan nila dari telur sehingga menjadi induk berlangsung selama 5-6 bulan.
Setiap tahun ikan nila dapat berpijah antara 6-7 kali. Ikan nila yang memasuki
stadium dewasa adalah ikan yang memiliki berat badan mencapai 250 g/ekor. Dan
Lamanya waktu dari stadium benih menjadi ikan dewasa berlangsung selama 4-5
bulan. Sedangkan ikan nila yang berumur 1,5–2 tahun dengan berat badan lebih
dari 500 g/ekor disebut indukan. Seekor ikan nila betina yang memiliki berat
badan 600 g dapat menghasilkan larva sebanyak 1.200–1.500 ekor setiap kali
pemijahan. Batas maksimal ikan nilah dipijahkan sebanyak 6 kali, karena jika
lebih dari 6 kali akan terjadi penurunan kualitas telur (rukmana, 1997).
Budidaya ikan nila yang perlu kita perhatikan adalah persiapan wadah,
seleksi benih, penebaran benih, manajemen pemberian pakan, manajemen kualitas
air, pengendalian hama penyakit dan pemanenan.

8
9

III. KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG

3.1. Lokasi dan Tata Letak

Unit Pelaksana Teknis Pengembangan Teknologi Perikanan Budidaya


dan Pengolahan Produk Kelautan dan Perikanan (UPT-PTPBP2KP) Kepanjen
terletak di Desa Panggungrejo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang Provinsi
Jawa Timur, jln.Trunojoyo No.12. Dimana secara geografis terletak pada
112’34’30’’BT dan 8°7’30’’ LS, termasuk dataran rendah dengan ketinggian 358
m di atas permukaan laut. Suhu harian rata-rata berkisar & 25-30°C dengan curah
hujan rata-rata 600-1.000 mm/tahun. Batas-batas UPT-PTPB Kepanjen adalah
sebagai berikut UPT-PTPB Kepanjen berbatasan dengan jalur jalan Kepanjen-
Gondanglegi, Kantor BKKBN dan KUD pada sebelah utara: berbatasan dengan
tanah hak yayasan pada sebelah selatan: berbatasan dengan jalur jalan Kepanjen-
Sengguruh (Batalyon Zipur 5) pada sebelah barat: berbatasan dengan persawahan
dan perumahan pada sebelah timur. (Profil UPT PTPB P2KP Kepanjen).
Status tanah UPT-PTPBP2KP Kepanjen Kabupaten Malang merupakan
sertifikat hak pakai No. 2 dengan Surat Keputusan Kantor Wilayah Badan
Pertahanan Nasional Provinsi Jawa Timur Tanggal 6 Februari 1990
No.35/530.3/1990, No. Urut 4 penerbitan sertifikat tanggal 11 Maret 1991 dengan
luas 31.400 m2. Tanah tersebut terletak dalam Provinsi Jawa Timur, Kabupaten
Malang, Kecamatan Kepanjen, Desa Panggungsrejo dan Peta Pajak Bumi
Sengguruh. Dari luas tanah tersebut difungsikan untuk berbagi fasilitas antara
lain: Perumahan, Kantor, Aula dan Asrama ±12.990,39 m2. Sarana fisik kegiatan
produksi, budidaya dan laboratorium ±18.409,61 m2. (Profil UPT PTPB P2KP
Kepanjen).

3.2. Sejarah

Unit Pelaksana Teknis Pengembangan Teknologi Perikanan budidaya


terletak didesa Panggungrejo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Provinsi
jawa Timur yang merupakan unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Perikanan dan
Kelautan Provinsi Jawa Timur yang melaksanakan fungsi-fungsi sesuai dengan
9
10

SK Gubernur Kepala Daerah Tk.I Jawa Timur No. 06 Tahun 2001 tanggal 14
Desember 2001 khususnya di bidang pengembangan budidaya air tawar.
Pembentukan (UPT-PTPB) Kepanjen di Jawa Timur merupakan pengembangan
dari unit kerja sebelumnya yaitu pada tahun 1957 bernama Balai Benih Ikan Dinas
Perikanan Darat, Kabupaten Malang. Tahun 1963 bernama Kursus Pengamatan
Perikanan darat Kepanjen. Pada tahun 1968 bernama Training Center Perikanan
Darat. Di tahun 1972 bernama Training Center Akuaqultur. Tahun 1979 bernama
Unit Pembinaan Budidaya Air Tawar. Tahun 2002 bernama Balai Benih Ikan
Kepanjen. Pada tahun 2010 bernama Unit Pengelola Budidaya Air Tawar
Kepanjen. Dan pada tahun 2014 bernama Pengembangan Teknologi Perikanan
Budidaya yang merupakan Unit Pelaksana Teknis atau disebut juga UPT-
PTPBP2KP dengan berdasarkan surat Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan
Provinsi Jawa Timur. Lokasi yang digunakan sebagai tempat Magang adalah Unit
Pelaksana Teknis Pengembangan Teknologi Perikanan Budidaya dan Pengolahan
Produk Kelautan dan Perikanan (UPT-PTPBP2KP) Kepanjen terletak di Desa
Panggungrejo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur,
jln.Trunojoyo No. 12.
Visi dari UPT PTPB P2KP Kepanjen adalah terwujudnya UPT yang
mandiri, tangguh, berorientasi pada peningkatan pelatihan teknik dan berwawasan
agribisnis berbasis ekonomi kerakyatan.
Misi dari UPT PTPB P2KP Kepanjen antara lain :
1. Pemantapan kelembagaan dan struktur organisasi dengan personil yang mantap
2. Meningkatkan kapasitas kemampuan usaha dan daya saing dalam produksi
benih ikan dari segi kualitas, kuantitas melalui penerapan sytem pengendalian
mutu terpadu
3. Melaksanakan diversifikasi usaha pembenihan ikan air tawar serta
pembudidayaan
4. Meningkatkan budaya kerja dan pelayanan masyarakat (public service).
UPT PTPB P2KP Kepanjen memiliki tugas pokok yaitu melaksanakan
sebgian tugas dinas dibidang bimbingan serta pelatihan teknis dan manajerial
perikanan budidaya. Fungsi UPT PTPB P2KP Kepanjen antara lain :
1. Menyusun kurikulum dan silabus pelatihan perikanan budidaya
10
11

2. Melaksankan bimbingan dan pelatihan teknis dan manajerial perikanan


budidaya
3. Pelaksanaan produksi benih dan budidaya benih ikan air tawar
4. Pelaksanaan penyediaan induk, calon induk dan benih ikan air tawar
5. Pelaksanaan ketata usahaan dan rumah tangga
6. Melaksankan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas.

3.3. Struktur Organisasi dan Tata Kerja

Susunan organisasi UPT PTPB P2KP Kepanjen berdasarkan peraturan


Gubernur Jawa Timur 115 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit
Pelaksanaan Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur terdiri dari :

Kepala UPT PTPB


P2KP

Sub Bagian Tata Usaha

Sleksi Pelatihan Teknis,


Seksi Pelatihan Teknis Pengolahan Produk
perikanan Budidaya Keamanan dan
Perikanan

Gambar 3.1. struktur Organisasi UPT PTPB P2KP Kepanjen Malang


Tata Kerja dałam organisasi di UPT PTPB P2KP Kepanjen, berlaku
untuk jabatan struktural maupun ftngsional mempunyai tugas antara lain :
l. Kepala UPT PTPB P2KP Kepanjen bełtanggung jawab memipin dan
mengkoordinasikan, memberikan bimbingan serta membeńkan petunjuk
pelaksanaan tugas bawahan dan apabila terjadi penyimpangan agar
mengambil lagkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan aturan.

11
12

2. Bagian Tata Usaha mempunyai tugas memimpin, mengkoordinasi,


mengarahkan, mengawasi dan mengendalikan tugas-tugas yang ada dałam
kegiatan dibidang tata usaha, melaksanakan identifikasi dan penyusunan
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan program teknis dan
anggaran, keungan, pengelolaan administrasi kepegawaian, tata laksana,
barang milik Negara dan ketatausahaaan dilingkup UPT PTPB P2KP Kepanjen
Malang.
3. Seksi pelatihan teknis mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
pelaksanam bimbingan kepada masyarakat tentang teknis laboratorium dan
perikanan budidaya air tawar.
4. Seksi pelatihan teknis pengolahan produk keamanan operasional mempunyai
tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan layanan pengujian
laboratorium persyaratan kelayakan teknis, mutu pakan, residu, kesehatan ikan
dan lingkungan serta produksi induk unggul, benih bemutu dan sarana
produksi perikanan budidaya air tawar, melakukan bahan penyiapan
pelaksanaan kerja sama teknis, pengelolaan dan pelayanan system informasi,
serta publikasi petikanan budidaya air tawar.
3.3.1 Kepegawaian
Jumlah pegawai di UPT PTPB P2KP Kepanjen adalah 24 orang dimana
pegawai negeri sipil berjumlah 21 orang dan pegawai tidak tetap yaitu 3 orang.
Keadaan personil UPT PTPB P2KP Kepanjen berdasarkan pangkat dan golongan
dapat dilihat pada tabel I dan keadaan personil UPT PTPB P2KP Kepanjen
berdasarkan tingkat pendidikan ditampilkan pada tabel 3.1.
Table 3.1. Keadaan Personil Berdasarkan Pangkat dan Golongan Tahun 2016
No. Pangkat/ Kepala Subbag Seksi Seksi Jumlah
Golongan Tata Operasional Pelatihan
Usaha Dan
Pelayanan
Jasa
1. S2 - 1 - - 1
2. S1
1 - 2 5 8
Perikanan
3. D3
- - 1 1 2
Perikanan
4. SLTA - 7 4 - 11
5 SLTP - 1 1 - 2
Jumlah 1 9 8 6 24
12
13

IV. FASILITAS KEGIATAN MAGANG

Sarana dan Prasarana yang terdapat di UPT PTPB P2KP Kepanjen secara
umum digunakan untuk mendukung proses dan kegiatan budi daya mulai dari
awal sampai akhir budi daya. Sarana merupakan bagian-bagian yang berhubungan
langsung dengan kegiatan budi daya. Sarana yang menunjang kegiatan budi daya
di UPT PTPB P2KP Kepanjen disajikan dalam Tabel 4.2.
Tabel 4.2. Sarana UPT PTPB P2KP Kepanjen
No. Fasilitas Luas/kapasitas (m2) Jumlah
1. Kolam Induk lele produksi 2,5 6
2. Kolam Pembersihan Dan
2,5 6
Pendederan Lele
3. Kolam Induk Lele Pemuliaan 2,5 8
4. Kolam Pembenihan Dan
2,5 12
Pendederan Lele Pemuliaan
5. Kolam Induk Ikan Mas 4 2
6. Kolam Pembenihan Ikan Mas 3 2
7. Kolam Pendederan Ikan Mas 6 4
8. Kolam Pembenihan Ikan Mas 3 6
9. Kolam Penderan Ikan Mas 6 2
10 Baik pengedapan Air 8 1
11 Baik Tandon Air 3 2
Total : 43 51
(Sumber : Profil UPT PTPB P2KP Kepanjen)
4.1. Sumber Air

Sumber air di UPT PTPB P2KP Kepanjen diperoleh dari suplai air
permukaan dengan surat izin penggunaan air permukaan pada sumber air di
wilayah kerja perusahaan umum (PERUM) Jasa No. 503.61124/19623/103/2000.
Jumlah pengambilan air maksimum yang diizinkan dengan debit 15 liter/detik
atau dengan volume 38.880 m3/bulan dari sungai Molek (Saluran B5).
Operasional untuk sumber air di UPT PTPB P2KP Kepanjen tidak selalu
mencukupi. Sumber air terkadang menjadi keruh sehingga air yang disalurkan ke
daerah budidaya tidak baik walupun sudah memiliki saluran pengendapan, hal ini
dikarenakan sedimentasi lumpur pada air cukup tinggi, saat musim kemarau juga
menjadi kendala sehingga air menjadi tidak mencukupi kebutuhan operasinal UPT
PTPB P2KP Kepanjen. UPT PTPB P2KP Kepanjen mengatasi permasalahan
kekurangan air dengan membuat sumur artesis, serta pembuatan tandon air.
13
14

4.2. Tenaga Listrik

Tenaga Listrik di UPT PTPB P2KP Kepanjen menjadi sarana yang


sangat penting dalam menunjang kegiatan budi daya dan kegiatan perkantoran.
Sumber energi listrik UPT PTPB P2KP Kepanjen dipasok dari PLN dengan daya
sebesar 131 kilo Volt Ampere (KVA). Selain itu, UPT PTPB P2KP Kepanjen juga
menyediakan generator set yang digunakan ada dua yaitu generator set dengan
daya 80 KVA dan generator set dengan daya 40 KVA.

4.3. Kontruksi/Wadah Budidaya

UPT PTPB P2KP Kepanjen memiliki beberapa jenis kolam untuk kegiatan
budi daya. Beberapa diantaranya merupakan kolam intensif, semi intensif dan
tradisional. Kolam tersebut digunakan untuk kegiatan budi daya air tawar, seperti
pembenihan ikan lele, ikan nila, ikan gurame, dan ikan koi. Terdapat kolam
pendederan, kolam pembesaran dan kolam lainnya. Pembesaran ikan lele mutiara
terdapat pada kolam beton berukuran 2,5 m2 dengan kapasitas 200 ekor ikan.

4.4. Prasarana

UPT PTPB P2KP Kepanjen sudah memiliki bangunan dan fasilitas yang
mendukung untuk melaksanakan kegiatan budi daya. Prasarana yang di miliki
UPT PTPB P2KP Kepanjen sudah memenuhi syarat guna mendukung kelancaran
kegiatan produksi budi daya. Prasarana yang terdapat di UPT PTPB P2KP
Kepanjen ditampilakan dalam tabel 4.3
Tabel 4.3. Prasarana di UPT PTPB P2KP Kepanjen
No. Fasilitas Luas/Kapasitas Jumlah
1. Jalan dan Transportasi - 1
2. Perpustakaan 24 m2 1
3. Ruanga Kelas 50 orang 1
4. Auditorium 250 orang 1
5. Asrama 66 m2 1
6. Ruang makan 9 m2 1
7. Kamar mandi 2 m2 1
8. Bangunan unit produksi pellet 4 m2 1
9. Guest house 8 m2 9
14
15

10. Rumah jaga 5 m2 1


11. Mushola 8 m2 1
12. Genset 5000 watt 2
13. Ruang kantor 103 m2 1
14. Laboratorium kualitas air 54 m2 2
15. Rungan workshop pengolahan 60 m2 2
16. Komunikasi/telepon - 7

4.5. Jalan dan Transportasi

Akses jalan yang terdapat di UPT PTPB P2KP Kepanjen tergolong layak
digunakan sebagai jalan transportasi keluar masuknya kendaraan pada UPT. Jalur
yang digunakan berupa aspal yang memiliki lebar 4-6 meter. Jarak anatar kolam
pembesaran dengan jalan raya berkisar 80 meter dan jerak UPT PTPB P2KP
Kepanjen dengan pusat jota (kota malang) berkisar ± 2 jam. Berdasarkan data
diatas dapat disimpulkan jarak tersebut tidak terlalu jauh ataupun terlalu dekat
sehingga melancarkan kegiatan distribusi dari maupun ke UPT.

4.6. Fasilitas Penunjang

Fasilitas lain yang terdapat di UPT PTPB P2KP Kepanjen digunakan


untuk mendukung kegiatan budi daya. Fasilitas penunjang yang terdapat di UPT
PTPB P2KP Kepanjen antara lain yaitu kantor, ruang pertemuan, laboratorium,
ruang workshop, perpustakaan, asrama, ruang produksi pakan dan rumah dinas.
Fasilitas penunjang yang terdapat di UPT PTPB P2KP Kepanjen.

4.1.12. Transportasi

Transportasi yang dimiliki UPT PTPB P2KP Kepanjen berjumlah 3 buah


antara lain 2 buah kendaraan beroda 2 dan 1 buah kendaraan beroda 4 penggunaan
kendaraan tersebut dikhususkan untuk keperluan dinas para pegawai dan
kepalaUPT. Kendaraan untuk pemasaran sendiri belum tersedia di UPT, tetapi hal
tersebut tidak menghalangi kegiatan budi daya karena para embeli bisa langsung
datang ke UPT untuk membeli komuditas yang dibudidayakan.

15
16

4.1.13 Komunikasi

Prasarana komunikasi yang digunakan di UPT PTPB P2KP Kepanjen


terdiri dari komunikasi secara elektronik dan surat menyurat. Komunikasi
elektronik berupa telepon kantor, email dan fazimile sedangkan untuk komunikasi
surat menyurat menggunakan POS Indonesia. Peningkatan prasarana komunikasi
ini ditunjukan untuk mengefesienkan kegiatan budi daya di UPT PTPB P2KP
Kepanjen. Prasarana komunikasi ini digunakan untuk kebutuhan kegiatan UPT
seperti telekomunikasi antara UPT ke Dinas Kelautan dan Perikanan provinsi
Jawa Timur, pemesanan benih atau indukan ikan dan kegiatan pemasaran hasil
produk perikanan serta digunakan untuk mempermudah perijinan penerimaan
mahasiswa magang di UPT PTPB P2KP Kepanjen sehingga semua kegiatan dapat
berjalan dengan efesien.

4.1.14. Laboratorium

UPT PTPB P2KP Kepanjen memiliki dua jenis laboratorium yaitu


laboratorium basah dan laboratorium kering yaitu untuk mengukur kualitas air dan
untuk menganalisa sempel yang akan diuji, sedangkan laboratorium basah
digunakan untuk pengujian sempel ikan pada saat penelitian. Laboratorium
terletak bersebelahan dengan ruang workshop pengolahan.

4.1.15. Gudang

Gudang yang terdapat di UPT PTPB P2KP Kepanjen terdiri dari gudang
pakan dan gudang alat. Gudang tersebut diposisikan dekat dengan kolam budidaya
guna meningkatkan efesiensi waktu dalam kegiatan budi daya. Gudang pakan
memiliki laus 49 m2 sedangkan gudang alat memiliki 12 m2.

16
17

V. KEGIATAN MAGANG

5.1. Hasil Kegiatan Magang

Magang yang dilakukan pada Unit Pelaksana Teknis Pengembangan


Teknologi Perikanan Budidaya dan Pengolahan Produk Kelautan dan Perikanan
(UPT-PTPBP2KP) Kepanjen adalah pembuatan pakan mandiri dengan
pengaplikasiannya pada benih ikan nila dan lele mutiara yang sudah tersedia pada
UPT PTPBP2KP Kepanjen. Magang dilakukan selama satu bulan. Dua minggu
pertama dilakukannya pengenalan alat dan bahan untuk pembuatan pakan mandiri
dan praktek langsung dalam pembuatan pakan mandiri yang dilakukan selama dua
hari satu kali dalam pembuatan pakan tersebut sebanyak 10 kg dalam satu kali
pembuatan. Satu minggu berikutnya melakukan pengaplikasian kepada benih ikan
nila dan lele mutiara dengan pengambilan sample awal setelah itu sample akan
diambil kembali setelah satu minggu berikutnya dan satu minggu terakhir
menyusun data dan memperlengkap data yang akan dibawa pulang untuk
dilaporkan.
Analisa proksimat merupakan pengujian kimiawi untuk mengetahui
kandungan nutrien suatu bahan baku pakan atau pakan. Metode analisa proksimat
pertama kali dikembangkan oleh Henneberg dan Stohman pada tahun 1860 di
sebuah laboratorium penelitian di Weende, Jerman (Hartadi et al., 1997).
McDonald et al. (2002) menjelaskan bahwa analisa proksimat dibagi menjadi
enam fraksi nutrien yaitu kadar air, abu, protein kasar, lemak kasar, serat kasar
dan bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN).
Pembuatan pakan mandiri ini sendiri adalah untuk meminimalisir modal
untuk pembelian pakan pabrik. Formulasi pakan yang ada di UPT PTPBP2KP
Kepanjen telah dianalisa proksimat sehingga diketahui memiliki protein sabanyak
32,5% dengan berbagai proses perebusan, pemanasan dan penjemuran maka
protein yang didapatkan berkisar 28%. Bahan yang digunakan dalam pembuatan
pakan mandiri ini berjumlah enam macam bahan campuran seperti tepung ikan,
bungkil kedelai, pollard/dedak gandum, tepung jagung, tepung kanji dan premix
dengan formulasi 100 % didapatkanlah pembuatan pakan mandiri.

17
18

Berikut cara pembuatan pakan mandiri yang dilakukan di UPT


PTPBP2KP Kepanjen :

Mencampurkan
Melakukan Bahan yang sudah
semua bahan dengan
penimbangan semua tercampur dikukus ±
mesin mixser dan
bahan yang 30 menit / sampai
beri air sedikit demi
digunakan bahan lembab
sedikit

Penjemuran Setelah pencetakan


Bahan yang sudah
dilakukan setelah pakan langsung
dikukus lalu dicetak
pencetakan dan dijemur dibawah
dianginkan didalam ke mesin pencetakan
disinar matahari
ruangan disaat malam pakan
langsung

Gambar 5.2. Skema Pembuatan Pakan


Mandiri
Pembuatan pakan mandiri dengan skala 10kg dengan formulasi pakan
untuk tepung ikan 25% = 2,5 kg, bungkil kedelai 25%=2,5 kg, pollard/dedak
gandum 30%=3,0 kg, tepung jagung 15%=1,5 kg, tepung kanji 1,5%=150 gr dan
premix 3,5%=350 gr.
Jumlah pakan yang diproduksi pada UPT PTPB P2KP selama waktu 1
tahun adalah sebesar 1800 kg dengan penggunaan pakan untuk benih dan induk
lele mutiara.
Pakan mandiri yang dibuat langsung dengan formulasi yang sudah
ditetapkan oleh UPT PTPBP2KP Kepanjen yang diaplikasikan pada benih ikan
nila dan ikan lele mutiara. Sebelum pengaplikasian, benih ikan masing-masing
akan diambil sample sebanyak 20 ekor dan akan dijadikan sample awal sebelum
pemberian pakan mandiri dan akan diambil kembali setelah satu minggu
berikutnya dengan hasil yang sudah diaplikasikan dengan pakan mandiri. Benih
ikan nila dalam satu kolam berjumlah 300 ekor dan benih ikan lele mutiara
berjumlah 400 ekor dalam satu kolam.
Sampling benih ikan nila yang belum diaplikasikan dengan pakan
mandiri memiliki berat rata-rata 11,07 g dan rata-rata panjang ikan 8,4 cm. Benih
ikan nila diberikan pakan mandiri sabanyak 166,05 g dengan dua kali pemberian
pakan yaitu pagi dan sore dengan masing-masing 83,025 g pakan mandiri.
18
19

Sampling benih ikan lele mutiara yang belum diberikan aplikasi pakan
mandiri memiliki berat dengan rata-rata 14,21 g dan rata-rata panjang ikan 25,975
cm. Benih ikan lele mutiara diberikan pakan mandiri sebanyak 454,72 g dengan
tiga kali pemberian pakan yaitu pagi, sore dan malam dengan masing-masing
151,57 g pakan mandiri.
Sampling benih ikan nila yang telah diaplikasikan pakan mandiri dalam
waktu seminggu didapatkan hasil rata-rata berat 13,995 g dan rata-rata panjang
ikan 8,675 cm dan untuk sampling benih ikan lele mutiara yang telah
diaplikasikan pakan mandiri dalam waktu seminggu mendapatkan hasil rata-rata
berat 16,26 g dan rata-rata panjang ikan 28,315 cm. Hasil data sampling sebelum
dan sesudah pengaplikasian pakan mandri dapat dilihat sebagai berikut :
Table 5.4. Sampling Benih Ikan Nila UPT PTPBP2KP KEPANJEN Sebelum dan
Sesudah Pengaplikasian
Awal Akhir
No.
Berat panjang Berat Panjang
1 11,4 8,5 25,5 11
2 9,6 8 19,6 10,5
3 18,6 10 20,4 10,5
4 16,6 9,5 22,4 11
5 15,4 9,5 7,8 6,5
6 13,8 9,5 9,8 8
7 16,2 9 23,4 10,5
8 14,6 9 10,2 7,5
9 13,8 9 22,6 10,5
10 8,4 7,5 12,8 9
11 8,2 8 20,6 10,5
12 8,8 7,5 12,0 8,5
13 10,6 8 6,4 6
14 10,6 8,5 7,2 7,5
15 8,6 7,5 11,0 7
16 7,0 7 6,6 7,5
17 12,0 8,5 11,4 8,5
18 8,2 8 13,2 9
19 8,4 8 7,4 6
20 8,6 7,5 9,6 8
Jumlah 229,4 168 279,9 173,5
Rata” 11,47 8,4 13,995 8,675

19
20

Table 5.5. Sampling Benih Ikan Lele UPT PTPBP2KP KEPANJEN Sebelum dan
Sesudah Pengaplikasian
Awal Akhir
No.
Berat panjang Berat Panjang
1 15,4 29 19,0 30
2 13,0 26 14,8 28,5
3 13,6 26,5 18,0 29,7
4 15,2 27 10,6 24,3
5 15,6 27 20,4 30
6 15,6 28 14,6 27,5
7 10,0 24 18,6 30
8 10,8 24 17,6 28,9
9 13,6 26 17,8 29,1
10 12,6 26 12,8 26
11 14,2 26,5 17,8 28,5
12 12,2 26 15,2 27,5
13 19,6 29 14,4 26,1
14 17,8 22 13,8 26,5
15 14,2 26 17,6 29,5
16 14,6 27,5 15,6 29,2
17 10,4 23 17,8 28,9
18 18,0 22 18,2 29
19 13,4 26,5 16,0 29,3
20 14,4 27,5 14,6 27,8
Jumlah 284,2 519,5 325,2 566,3
Rata” 14,21 25,975 16,26 28,315

Komuditas ikan yang terdapat di UPT PTPB P2KP terdiri dari ikan nila,
ikan mas dan ikan lele mutiara. Ikan yang tersedia ada indukan dan benih dengan
berbagai ukuran. Ikan mas ditempatkan pada kolam tanah sedangkan ikan nila dan
ikan lele mutira induk maupun benih di tempatkan pada kolam beton yang berada
di luar ruangan. Induk yang digunakan pada tahun 2016 yaitu induk ikan mas ada
90 ekor dimana 30 ekor induk jantan dan 60 ekor induk betina, induk nila
sebanyak 1000 ekor yaitu 250 ekor induk jantan dan 750 ekor induk betina, dan
induk lele mutiara 3000 yaitu dengan 100 ekor induk jantan dan 2000 ekor induk
betina. Data tahun 2017 induk mas ada 75 ekor dimana 25 ekor induk jantan dan
50 ekor induk betina, induk nila 800 ekor yaitu 200 ekor induk jantan dan 600
ekor induk betina dan untuk ikan lele mutiaranya ada 40 ekor induk 20 ekor untuk
induk jantan dan 20 ekor untuk induk betina. Jumlah calon induk dari lele mutiara
berjumlah 374 dimana induk jantan 339 ekor dan induk betina 35 ekor.

20
21

Sedangkan untuk produksi benih dari tahun 2013 sampai tahun 2015 dapat dilihat
pada tabel 5.6.
Tabel 5.6. Jenis Komuditas dan Jumlah Produksi Benih
Jenis Jumlah Produksi (tahun)
Komuditas 2013 2014 2015 2016 2017
Nila 2.925.377 50.680.89 5.537.421 942.000 612.400
Mas 425.025 2.200.38 863.302 1.080.000 901.500
Lele
68.396.689 90.632.25 134.488.324 3.250.000 3.470.500
Sangkuriang
Sumber : UPT PTPB P2KP Kepanjen
5.2. Pembahasan

UPT-PTPBP2KP Kepanjen meproduksi pakan sendiri untuk


meminimalisir pengeluaran dalam budidaya yang dilakukan khusus nya untuk
ikan lele mutiara dan ikan mas. Dalam kegiatan pembuatan pakan mandiri yang
dilakukan dengan skala 10 kg dalam satu kali pembuatan per dua hari yang
memiliki formulasi sendiri dengan enam bahan lokal yaitu tepung ikan, bungkil
kedelai, pollard/dedak gandum, tepung jagung, tepung kanji dan premix dengan
formulasi 100 % didapatkanlah pembuatan pakan mandiri. Formulasi pakan yang
ada di UPT PTPBP2KP Kepanjen dengan perhitungan ini memiliki protein
sabanyak 32,5% dengan berbagai proses perebusan, pemanasan dan penjemuran
maka protein yang didapatkan berkisar 28%. Salah satu kendala penting dalam
memproduksi ikan nila adalah tingginya harga pakan. Penyebab utama tingginya
harga pakan ikan adalah terjadinya peningkatan harga bahan baku pakan. Bahan
baku seperti tepung ikan, tepung daging dan tepung kedelai merupakan sumber
protein utama pakan ikan komersial dan masih mengandalkan pasokan dari
import. Konstribusi sumber protein tepung ikan dan tepung kedelai dalam pakan
ikan menentukan harga pakan, diperkirakan sekitar 60% dari biaya produksi
adalah pakan (Basry 2009).
Tepung ikan merupakan bahan baku paling umum dalam pembuatan
pakan ikan dan merupakan sumber protein utama yang belum tergantikan (Kordi
2010). Umumnya tepung ikan mengandung protein berkisar 60% (Handajani &
Widodo 2010). Menurut Handajani & Widodo (2010), jagung dan dedak dapat
digunakan sebagai bahan baku alternatif karena tingkat ketersediaannya tinggi dan

21
22

harganya relatif murah. Jagung dan dedak padi merupakan sumber energy bagi
ikan, karena mengandung karbohidrat yang cukup tinggi yaitu 34,73% untuk
dedak padi dan 73,7% untuk jagung (Kordi 2010). Penggunaan dedak dalam
pakan untuk ikan karnivora dapat mencapai 15% sedangkan untuk ikan omnívora
atau herbivora dapat mencapai 35%. Penggunaan tepung biji jagung pada pakan
ikan karnivora dapat mencapai 20% sedangkan pada pakan ikan omnívora atau
herbivora dapat mencapai 35% (Zulkifli. 2004.).
Formulasi pakan adalah perhitungan jumlah bahan baku yang akan
digunakan untuk membuat pakan ikan. Dalam penyusunan formulasi pakan ikan,
perlu diketahui beberapa kandungan zat gizi yang dibutuhkan ikan yaitu protein
berkisar 20-60%, lemak 4-18%, karbohidrat terdiri dari serat kasar kurang dari 8%
dan BETN 20-30%, vitamin dan mineral berkisar antara 2-5%. Jumlah
keseluruhan bahan baku dalam menyusun formulasi pakan ikan adalah 100%
(Maynard 1979). Berikut formulasi pakan mandiri yang ada di UPT-PTPBP2KP
kepanjen :
Tabel 5.7. Formulasi Pembuatan Pakan Mandiri Skala 10kg
Pembuatan per
No. Bahan-Bahan Formulasi Pakan
10kg Pakan
1 Tepung Ikan 25% 2,5kg
2 Bungkil Kedelai 25% 2,5kg
3 Pollard/Dedak Gandum 30% 3kg
4 Tepung Jagung 15% 1,5kg
5 Tepung Kanji 1,5% 150gram
6 Premix 3,5% 350gram
Sumber : UPT-PTPBP2KP kepanjen
Pakan mandiri yang dibuat dengan formulasi yang sudah ditetapkan oleh
UPT PTPBP2KP Kepanjen yang diaplikasikan pada benih ikan nila dan ikan lele
mutiara. Sebelum pengaplikasian, benih ikan masing-masing akan diambil sample
sebanyak 20 ekor dan akan dijadikan sample awal sebelum pemberian pakan
mandiri dan akan diambil kembali setelah satu minggu berikutnya dengan hasil
yang sudah diaplikasikan dengan pakan mandiri. Benih ikan nila dalam satu
kolam berjumlah 300 ekor dan benih ikan lele mutiara berjumlah 400 ekor dalam
22
23

satu kolam dengan kolam beton berukuran 3x4x1. Tingkat mortalitas yang begitu
rendah dikarenakan untuk tempat hidup ikan yang tidak padat sehingga untuk
pakan terbagi dengan baik pada setiap ikan yang ada didalamnya.
Nilai FCR pada ikan nila dan ikan lele mutiara dapat dilihat pada tabel
5.8 sebagai berikut :
Tabel 5.8. FCR pada Ikan Nila dan Ikan Lele Mutiara
Σ ikan Berat
No. Jenis ikan %Pakan FCR
keseluruhan Sampel Awal Akhir
1. Nila 300 ekor 20 ekor 11,47 13,995 xxx 1,58
2. Lele
400 ekor 20 ekor 14,21 16,26 xxx 5,17
Mutiara

Laju pertumbuhan berhubungan dengan ketepatan antara jumlah pakan


yang diberikan dengan kapasitas lambung dan kecepatan pengosongan lambung
dan kecepatan pengosongan lambung atau sesuai dengan waktu ikan
membutuhkan pakan, perlu diperhatikan karena pada saat itu ikan sudah dalam
kondisi lapar (Sunarno, 1991).
Pakan harus mempunyai rasio energi protein tertentu dan dapat
menyediakan energi non protein dalam jumlah yang cukup sehingga protein
digunakan sebagian besar untuk pertumbuhan. Protein sangat diperlukan oleh
tubuh ikan baik untuk menghasilkan tenaga maupun pertumbuhan. Pemanfaatan
protein dipengaruhi beberapa faktor antara lain ukuran ikan, umur ikan, kualitas
protein, kandungan energi pakan, suhu air, dan pemberian pakan (Suhendra et al.,
2005).
Hasil dari konversi pakan pada ikan nilai adalah 1,57 dari jumlah pakan
xxx%pakan dengan jumlah ikan sebanyak 300 ekor ikan nila dan 20 ekor
dijadikan sampel. Berat awal pada ikan nila adalah 11,47 dan berat akhir 13,995.
Ikan lele mutiara sendiri dihasilkan nya nilai konversi pakan 5,17 dari jumlah
pakan xxx%pakan dengan jumlah ikan 400 ekor dan 20 ekor dijadikan sampel.
Berat awal pada ikan lele mutiara adalah 14,21 dan berat akhir 16,26.
Menurut Fajar (1988) dalam Sukoso (2002) tingkat kelangsungan hidup
ikan dipengaruhi oleh manejemen budidaya yang baik antara lain padat tebar,
23
24

kualitas pakan, kualitas air, parasit atau penyakit. Selain itu menurut Mudjiman
(2000) pakan yang mempunyai nutrisi yang baik sangat berperan dalam
mempertahankan kelangsungan hidup dan mempercepat pertumbuhan ikan. Ikan
karnivora membutuhkn protein yang lebih dari pada ikan herbivora, sedangkan
ikan omnivora berada diantara keduanya. Umumnya ikan membutuhkan protein
sekitar 20-60% dan optimum 30-36% (Sugiarto,1988).
Sampling benih ikan nila yang belum diaplikasikan dengan pakan
mandiri memiliki berat rata-rata 11,47g dan rata-rata panjang ikan 8,4cm. Benih
ikan nila diberikan pakan mandiri sabanyak 172,05g dengan dua kali pemberian
pakan yaitu pagi dan sore dengan masing-masing 86,025g pakan mandiri. Ikan
nila bersifat omnivora yang cenderung herbivora sehingga lebih mudah
beradaptasi dengan jenis pakan seperti plankton hewani, plankton nabati, dan
daun tumbuhan yang halus. Protein yang dibutuhkan 25-30%. Selain itu ikan nila
dapat diberi pakan buatan seperti pellet dan pakan tambahan seperti dedak halus,
tepung bungkil sawit, dan ampas kelapa (Sayed, 1999).
Sampling benih ikan lele mutiara yang belum diberikan aplikasi pakan
mandiri memiliki berat dengan rata-rata 14,21 g dan rata-rata panjang ikan 25,975
cm. Benih ikan lele mutiara diberikan pakan mandiri sebanyak 454,72 g dengan
tiga kali pemberian pakan yaitu pagi, sore dan malam dengan masing-masing
151,57 g pakan mandiri. Jenis ikan karnivor membutuhkan protein dalam pakan
lebih dari 35% untuk mencapai pertumbuhan optimal (Chumaidi, dkk., 1990).
Adanya peningkatan bobot rata-rata ikan menunjukan bahwa semua
pakan yang diujikan dapat dimanfaatkan oleh ikan untuk pertumbuhan. Hal ini
diakibatkan karena adanya alokasi energi yang berasal dari pakan untuk
pertumbuhan setelah kebutuhan energi untuk pemeliharaan terpenuhi. Pakan yang
tidak layak atau kurang baik kualitasnya jika dikonsumsi oleh ikan, maka ikan
tidak tumbuh dan dapat menyebabkan kematian (Cho et al. 1983). Pertumbuhan
mutlak menunjukkan selisih antara bobot pada awal pemeliharaan dan bobot pada
akhir. Semakin tinggi nilai pertumbuhan mutlak, maka ikan tersebut dikatakan
dapat tumbuh dengan baik pula. Berdasarkan hasil analisis pertumbuhan mutlak
selama pemeliharan (7 hari) menunjukkan bahwa pakan mandiri menghasilkan
pertumbuhan yang memperlihatkan peningkatan dari awal sample yang dilakukan
24
25

sebelum diberikan nya pakan mandiri. Hal ini disebabkan karena kualitas nutrisi
yang ada dalam pakan mandiri bagus untuk pertumbuhan ikan nila dan ikan lele.

25
26

VI. KESIMPULAN

6.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari kegiatan magang di UPT PTPB P2KP Kepanjen ini
adalah :
1. Diperolehnya gambaran umum dan kegiatan yang dilaksanakan di UPT-
PTPBP2KP kepanjen yaitu melakukan pengaplikasiannya langsung kepada
media yaitu ikan nila dan ikan lele mutiara dan didapatkanlah data hasil dari
pengaplikasian tersebut.
2. Diperolehnya ilmu pengetahuan dan menguasai salah satu keahlian khusus
dalam pembuatan pakan mandiri yang ada di UPT-PTPBP2KP kepanjen
3. Permasalahan yang diperoleh ialah adanya perbedaan dalam istilah-istilah
penamaan ikan yang ada di UPT-PTPBP2KP

26
27

DAFTAR PUSTAKA

Basry, A. 2009. Sintuasi Dunia Terhadap Pengadaan Bahan Baku Pakan Udang
dan Ikan. Disajikan dalam temu pakan nasional. Bandung, 19-20 Maret
2009.

Cho, C.Y., C.B., Wanatabe. 1983. Finfish Nutrition in Asia. Methodelogical


Approach to Research and Development. 154 pp.

Chumaidi et. al. 1990. Petunjuk Teknis Budidaya Pakan Alami Ikan dan Udang
Puslitbangkan PHP\KAN\PT\12\Rep\1990. Jakarta.

Fajar, M. 1988. Budidaya Perairan Intensif. Nuffic/ Unibraw/ Luw/ Fish. Fish
Project. Universitas Brawijaya Malang. Dalam Sukoso.2002.
Pemanfaatan Mikroalga dalam Industri Pakan Ikan. Agritek YPN.
Jakarta.

Handajani, H., Widodo, W. 2010. Nutrisi Ikan. Universitas Muhammadiah


Malang. Malang.

Harrysu, 2012. Budidaya Ikan Nila. Kasinius: Yogyakarta.

Hartadi, H. S., Reksohadiprodjo, A. D., Tillman, 1997. Komposisi Bahan Pakan


Untuk Indonesia. Gadja Mada University Press, Yogyakarta.

Khairuman., K. Amri, dan T. Sihombing. 2008. Budidaya Lele Dumbo di Kolam


Terpal. PT. Agromedia Pustaka. Depok.

Koentjaraningrat. 1993. Penulisan Laporan Penelitian Dalam: Metode-metode


Penelitian Masyarakat. hal. 389-422. Jakarta: PT. Gramedia.

Kordi, K. 2010. Meramu Pakan untuk Ikan Karnivor. CV Aneka Ilmu. Semarang.

Lukito, A. M. 2002. Lele Ikan Berkumis Paling Populer. Agromedia.Jakarta


Macmillan Publisher. London.

Mahyuddin, K. 2008. Panduan Lengkap Agribisnis Lele. Penebar Swadaya.


Jakarta.

Maynard, et al. 1979. Animal Nutrition. Sevent Edition MCGraw-Hill Book


Compani, Philippine.

McDonald, P.,R.A.Edward.,J.F.D. greenhalgh and C.A. Morgan. 2002. Animal.

Mudjiman, A. 2000. Makanan Ikan. Penebar Swadaya. Jakarta. Nutrition.6th


Edition. Ashford Colours Press,Gosport

27
28

Narbuko 1997. Unsur-unsur Penditian Survai dalam Metode Penelitian Survai.


Masri Singarimbun & Sofian Effendi (eds). Jakarta: LP3ES.

Nasrudin. 2014. Jurus Sukses Berternak Lele Sangkuriang. Jakarta. Redaksi


Agromedia. 150 hal.

Prihartono, R.E., J. Rasyidik, dan U. Arie. 2012. Mengatasi Permasalahan


Budidaya Lele . Niaga Swadaya.

Rukmana. 1997. Ubi jalar-Budidaya dan pasca panen. Penerbit Kanisius.


Yogyakarta.

Saanin 1984, Klasifikasi Nila. http://meitanisyah.wordpress.com.

Saanin H. 1968. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan 1. Binacipta. Jakarta.

Sayed, A. 1999. Onggok bahan baku pakan ternak. Sumber:http://peluangusaha.


kontan.co.id/v2/read/1298616362/59930/Mengolah-limbah-singkong-
menjadi- pakan-ternak-bergizi.

Sugiarto, 1988. Kualitas Ikan Nila. Graha Ilmu: Jakarta.

Sugiarto. 1988, Teknik Pembenihan Ikan Mujair dan Nila. CV.Simplex. Jakarta.

Suhendra, R, Setijaning, L dn Suryanti, Y. 2005. Pertumbuhan Benih Ikan Patin


Jambal (Paangasius djambal) Yang Diberi Pakan Dengan Kadar Protein
Berbeda. Laporan Proyek Penelitian Perikanan Budidaya Air Tawar,
Bogor, 7-4 pp.

Sukoso. 2002. Pemanfaatan Mikroalga dalam Industri Pakan Ikan. Agritek YPN.
Jakarta.

Sunarma, 2004.Struktur Tubuh Ikan Nila: Yogyakarta.

Sunarno MTD. 1991. Pemeliharaan ikan jelawat (Leptobarsa hoeveni) dengan


frekuensi pemberian pakan \ET£ berbeda. Bui. Perik. Darat 10(2), 76-80.

Verhangen, 2013. Instrumen Penelitian Ridang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada


University Press.

Zulkifli. 2004. Pembenihan Ikan Mas yang Efektif dan Efisiensi. Balai Pengkajian
dan Teknologi Pertanian Sulawesi Utara. Sulawesi Utara.

28
29

LAMPIRAN

29
Lampiran 1. Bagan Sementara Laporan Praktik Magang di Unit Pelaksanaan
Teknis Pengembangan Teknologi Perikanan Budidaya Dan
Pengolahan Produk Kelautan dan Peikanan (UPT PTPB P2KP) di
Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur

HALAMAN PENGESAHAN
RINGKASAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan Magang
1.3. Metode Magang
II. TINJAUAN PUSTAKA
III. KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG
3.1. Lokasi dan Tata Letak
3.2. Sejarah
3.3. Struktur Organisasi dan Tata Kerja
IV. FASILITAS KEGIATAN MAGANG
V. KEGIATAN MAGANG
5.1. Hasil Kegiatan Magang
5.2. Pembahasan
VI. KASIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

29
Lampiran 2. Catatan Harian Kegiatan Praktik Magang Mahasiswa Fakultas
Perikanan Dan Kelautan Universitas Lambung Mangkurat

30
31
32
33
34
35
36
37
38
Lampiran 3. Peta UPT PTPB P2KPLampiran

39
4. Denah dan Citra Satelit UPT PTPB P2KP

40
Lampiran 5. Kantor, Fasilitas Penunjang, Tandon Air, Hatchery, Kolam Beton,
Gudang, Alat dan Bahan Pakan Mandiri UPT PTPB P2KP

Gambar 1. Kantor UPT PTPB P2KP Kepanjen

Gambar 2. Fasilitas penunjang UPT PTPB P2KP Kepanjen

41
Gambar 3. Tandon Air

Gambar 4. Hatchery

Gambar 5. Kolam Beton


42
Gambar 6. Gudang

43
Gambar 7. Alat yang digunakan dalam pembuatan Pakan Mandiri

44
Lampiran 6. Gambar Formulasi dan Kegiatan Pengolahan Pakan Mandiri

45
Gambar 8. Formulasi dan kegiatan pembuatan Pakan Mandiri

46
47
48

Anda mungkin juga menyukai