Anda di halaman 1dari 28

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL BALAI BESAR RISET

BUDIDAYA LAUT DAN PENYULUHAN PERIKANAN BALI


BADAN RISET DAN SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN
DAN PERIKANAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR

Brosur Penyuluhan
Perikanan No. 002/2017

BUDIDAYA IKAN NILA


ii
DAFTAR PUSTAKA

HALAMAN

MENGENAL BUIDAYA IKAN NILA ...................................... 3


SILSILAH IKAN NILA .......................................................... 4
PEMELIHARAAN................................................................. 5
KEBIASAAN DAN PENYEBARAN ......................................... 6
PEMBENIHAN .................................................................... 8
JANTANISASI BENIH ......................................................... 9
PEMBESARAN DI TAMBAK .............................................. 13
SARANA BUDIDAYA .......................................................... 18
PENEBARAN BENIH ........................................................... 19
PEMBERIAN PAKAN .......................................................... 20
PENYAKIT ......................................................................... 21
PANEN ............................................................................... 22
PUSTAKA .......................................................................... 23

1
2
1. MENGENAL BUDIDAYA IKAN NILA
Secara genetik ikan nila khususnya jenis Nila GIFT
(Genetic Improvement for Farmed Tilapia ) telah terbukti
memiliki keunggulan pertumbuhan dan produktivitas
yang lehih tinggi dibandingkan dengan jenis ikan nila
lain. Selain itu, ikan nila mempunyai sifat omnivora,
sehingga dalam budidayanya akan sangat efisien, dalam
biaya pakannya rendah. Padahal Komponen biaya pakan
dalam usaha budidaya mencapai 70% dari biaya
produksi. Sebagai perbandingan nilai efisiensi pakan
atau konversi pakan ( Food Conversion Ratio ), ikan nila
yang dibudidayakan di tambak atau karamba jaring
apung adalah 0,5 - 1,0 ; sedang ikan mas sekitar 2,2 -
2,8.
Pertumbuhan ikan nila jantan dan betina dalam satu
populasi akan selalu jauh berbeda, nila jantan 40% lebih
cepat dari pada nila betina. Disamping itu, yang betina
apabila sudah mencapai ukuran 200 g pertumbuhannya
semakin lambat, sedangkan yang jantan tetap tumbuh
dengan pesat. Hal ini akan menjadi kendala dalam
memproyeksikan produksi. untuk mengantisipasi
kendala ini, saat ini sudah dilakukan proses jantanisasi
atau membuat populasi ikan menjadi jantan semua ( S e
x-reversal ) yaitu dengancara pemberian hormon 17 Alpa

3
methyltestosteron selama perkembangan larva sampai
umur 17 hari.
Pembenihan ikan nila dapat dilakukan secara massal di
perkolaman secara terkontrol ( pasangan ) dalam bak-
bak beton. Pemijahan secara massal ternyata lebih
efisien, karena biaya yang dibutuhkan relatif lebih kecil
dalam memproduksi larva untuk jumlah yang hampir
sama.
Pembesaran ikan nila dapat dilakukan di kolam,
karamba jaring apung atau di tambak. Budidaya nila
secara monokultur di kolam rata-rata produksinya
adalah 25.000 kg/ha/panen, di karamba jaring apung
1.000 kg/unit (50 m2)/panen (200.000 kg/ha/panen),
dan di tambak sebanyak 15.000 kg/ha/panen.

2. SILSILAH IKAN NILA


Ikan nila adalah sejenis ikan konsumsi air tawar. Ikan ini
diintroduksi dari Afrika, tepatnya Afrika bagian timur,
pada tahun 1969, dan kini menjadi ikan peliharaan yang
populer di kolam-kolam air tawar di Indonesia sekaligus
hama di setiap sungai dan danau Indonesia. Nama
ilmiahnya adalah Oreochromis niloticus, dan dalam
bahasa Inggris dikenal sebagai Nile Tilapia.

4
3. PEMELIHARAAN
Ikan peliharaan yang berukuran sedang, panjang total
(moncong hingga ujung ekor) mencapai sekitar 30
[[sentimeter|cmdan]] kadang ada yang lebih dan ada
yang kurang dari itu. Sirip punggung ('' pinnae
dorsalis'') dengan 16-17 duri (tajam) dan 11-15 jari-jari
(duri lunak); dan sirip dubur (''pinnae analis'') dengan 3
duri dan 8-11 jari-jari.
Tubuh berwarna kehitaman atau keabuan, dengan
beberapa pita gelap melintang (belang) yang makin
mengabur pada ikan dewasa. Ekor ''bergaris-garis
tegak'', 7-12 buah. Tenggorokan, sirip dada, sirip perut,
sirip ekor dan ujung sirip punggung dengan warna
merah atau kemerahan (atau kekuningan) ketika
musim berbiak.ada garis linea literalis pada bagian

5
truncus fungsinya adalah untuk alat keseimbangan
ikan pada saat berenang.
Ikan nila yang masih kecil belum tampak perbedaan
alat [[kelamin]]nya. Setelah berat badannya mencapai
50 [[gram]], dapat diketahui perbedaan antara [[jantan]]
dan [[betina]]. Perbedaan antara ikan jantan dan betina
dapat dilihat pada lubang [[genital]]nya dan juga ciri-
ciri kelamin sekundernya. Pada ikan jantan, di
samping lubang [[anus]] terdapat lubang genital yang
berupa tonjolan kecil meruncing sebagai saluran
pengeluaran [[kencing]] dan [[sperma]]. Tubuh ikan
jantan juga berwarna lebih gelap, dengan [[tulang]]
[[rahang]] melebar ke belakang yang memberi kesan
kokoh, sedangkan yang betina biasanya pada bagian
perutnya besar.

4. KEBIASAAN DAN PENYEBARAN


Ikan nila dilaporkan sebagai pemakan segala (omnivora),
pemakan plankton, sampai pemakan aneka tumbuhan
sehingga ikan ini diperkirakan dapat dimanfaatkan
sebagai pengendali gulma air.
Ikan ini sangat peridi, mudah berbiak. Secara alami, ikan
nila (dari perkataan Nile, Sungai Nil) ditemukan mulai
dari Syria di utara hingga Afrika timur sampai ke Kongo

6
dan Liberia; yaitu di Sungai Nil (Mesir), Danau
Tanganyika, Chad, Nigeria, dan Kenya. Diyakini pula
bahwa pemeliharaan ikan ini telah berlangsung
semenjak peradaban Mesir purba.
Telur ikan nila berbentuk bulat berwarna kekuningan
dengan diameter sekitar 2,8 mm. Sekali memijah, ikan
nila betina dapat mengeluarkan telur sebanyak 300-
1.500 butir, tergantung pada ukuran tubuhnya. Ikan nila
mempunyai kebiasaan yang unik setelah memijah, induk
betinanya mengulum telur-telur yang telah dibuahi di
dalam rongga mulutnya. Perilaku ini disebut mouth
breeder (pengeram telur dalam mulut).
Karena mudahnya dipelihara dan dibiakkan, ikan ini
segera diternakkan di banyak negara sebagai ikan
konsumsi, termasuk di pelbagai daerah di Indonesia.
Akan tetapi mengingat rasa dagingnya yang tidak
istimewa, ikan nila juga tidak pernah mencapai harga
yang tinggi. Di samping dijual dalam keadaan segar,
daging ikan nila sering pula dijadikan filet.
Ikan ini menjadi hama di seluruh sungai-sungai dan
danau di Indonesia ketika di tebar ke dalam sungai dan
danau karena ikan ini memakan banyak tumbuhan air
dan menggantikian posisi ikan pribumi indonesia, akan
tetapi ikan nila masih tetap ditebar oleh pemerintah di

7
sungai-sungai dan danau Indonesia tanpa
memperhatikan dampaknya.
5. PEMBENIHAN
Lahan atau kolam untuk pembenihan nila dibagi dalam
dua kelompok yaitu kolam pemijahan dan kolam
pendederan. Kolam-kolam sebaiknya dibuat dengan
pematang yang kuat , tidak porous ( rembes ), ketinggian
pematang aman ( minimal 30 cm dari permukaan air ),
sumber pemasukan air yang terjamin kelancarannya,
dan luas kolam masing - masing 200 m2. Di samping itu
perlu di perhatikan juga keamanan dari hama pemangsa
ikan seperti anjing air, burung hantu, kucing dan lain-
lain, sehingga dianjurkan agar agar lingkungan
perkolaman babas dari pohon pohon yang tinggi dan
rindang, sementara sinar matahari pun dapat masuk ke
dalam kolam.
Induk ikan nila mempunyai bobot rata-rata 300
g/ekor. perbandingan betina dan jantan untuk
pemijahan adalah 3:1 dengan padat tebar 3 ekor
/m2. Pemberian pakan berbentuk pellet sebanyak 2%
dari bobot biomassa per hari dan diberikan tiga kali
dalam sehari. Induk ikan ini sebaiknya didatangkan dari
instansi resmi yang melakukan seleksi dan pemuliaan
calon induk diantaranya Balai Penelitian Perikanan Air

8
Tawar Sukamandi, sehingga kualitas kemurnian dan
keunggulannya terjamin.
Induk nila betina dapat matang telur setiap 45
hari. Setiap induk betina menghasilkan larva ( benih
baru menetas ) pada tahap awal sekitar 300 g sebanyak
250-300 ekor larva. Jumlah ini akan meningkat sampai
mencapai 900 ekor larva sesuai dengan pertambahan
bobot induk betina ( 900 g ). Setelah selesai masa
pemijahan dalam satu siklus ( 45 hari ), induk-induk
betina diistirahatkan dan dipisahkan dari induk jantan
selama 3-4 minggu dan diberi pakan dengan kandungan
protein diatas 35 %.
Setelah dua minggu masa pemeliharaan adaptasidi
kolambiasanya induk-induk betina mulai ada yang
beranak, menghasikan larva yang biasanya masih berada
dalam pengasuhan induknya. Larva -larva tersebut
dikumpulkan denga cara diserok memakai serokan yang
terbuat dari kain halus dan selanjutnya ditampung
dalam happa ukuran 2 x 0,9 x 0,9 m3. Pengumpulan
larva dilakukan beberapa kali dari pagi sampai sore, dan
duusahakan larva yang terkumpul satu hari ditampung
minimal dalam satu happa.

9
6. JANTANISASI BENIH
Untuk mendapatkan benih ikan nila tunggal kelamin
jantan ( monos eks ) maka dilakukan proses
jantanisasi. Untuk keperluan ini diperlukan minimal 24
buah happa ukuran masing-masing 2 x 2 x 2 m3 yang
ditempatkan dalam kolam dengan luas kurang lebih 400
m2 dan kedalam air minimal 1,5 m. Kedalam setiap hapa
dapat diisi larva ikan sebanyak 20.000-30.000 ekor
. Larva diberi pakan berbentuk tepung yang telah
dicampur dengan hormon 17 Alpha Methyl Testosteron
sampai masa masa pemeliharaan selama 17 hari.
Larva hasil proses jantanisasi selanjutnya dipelihara
dalam kolam pendederan berukuran 200 m2. Kolam
sebelumnya harus dikeringkan, lumpurnya dikeduk,
diberi kapur sebanyak 50 g/m2, dan diberi pupuk
kotoran ayam sebanyak 250 g/m2. Setelah pengapuran
dan pemupukan, kolam diisi secara perlahan-lahan
sampai ketinggian air sekitar 70 cm, digenangi selama 3
hari, diberi pupuk urea dan TSP masing -masing
sebanyak 2,5 g/m2 dan 1,25 g/m2. Setelah kolam
pendederan terisi air selam 7 hari, benih ikan hasil
proses jantanisasi dimasukkan dengan kepadatan 250
ekor/m2. Pemberian pakan tambahan dapat dilakukan
dengan pakan berbentuk tepung yang khusus untuk

10
benih ikan. Pemupukan ulang dengan urea dan dan TSP
dilakukan seminggu sekali dengan takaran masing-
masing 2,5 g/m2 dan 1,25 g/m2 kolam dan diberikan
selama pemeliharaan ikan.
Setelah masa pemeliharaan 21 hari, ikan denga bobot
rata-rata 1,25 g ( ukuran panjang 3-5 cm ) bisa
dipanen. Untuk panen benih ikan nila sebaiknya
digunakan jaring eret pada pengankapan awal. Bila
jumlah ikan dalam kolam diperkirakan tinggal sedikit
baru dilakukan pengeringan airnya.
Ikan mempunyai daya tahan yang baik selama diangkut
apabila perutnya dalam keadaan kosong dan suhu air
media relatif dingin. Karena itu apabila akan panen dan
diangkut sebaiknya ikan tidak diberi makan minimal 1
hari. Pengangkutan menggunakan kantong plastik,
dimana seper empat bagian berisi air dan tiga per empat
bagian berisi oksigen murni yang diberi es balok ukuran
20 x 20 x 20 cm3 ( es balok berada dalam media air
bersama benih ikan ). Kantong plastik dengan volume 20
L bisa diisi ikan ukuran 5 cm maksimal 1.500
ekor/kantong, dengan lama masa toleransi dalam
kantong sekitar 10 jam.

11
Sekilas tentang kolam untuk ikan nila:
Kolam bisa diartikan suatu genangan air yang sengaja
dibuat manusia yang keadaannya dapat dikendalikan.
Kolam harus memenuhi tiga persyaratan, yaitu dapat
menampung air dalam volume yang besar, mudah diairi
dan dikeringkan serta dapat terhindar dari banjir.
Kolam yang baik memiliki lima bagian penting, yaitu
pematang, pintu pemasukan, pintu pengeluaran, kema-
lir dan kobakan. Pematang dibuat keliling dengan
ketinggian antara 80 – 100 cm. Pematang juga dibuat
miring ke dalam dan keluar kolam. Lebar bagian atas
minimal 40 cm dan lebar bagian bawah minimal 80 cm.

12
Pintu pemasukan dibuat dekat saluran pemasukan
dengan pipa paralon berdiameter 4 inchi. Bagian itu
tidak boleh menyentuh permukaan air untuk menjaga
agar ikan tidak keluar. Jarak antara pintu pemasukan
dengan permukaan air minimal 20 cm. Selain untuk
menjaga agar ikan tidak keluar, tingginya bagian ini
bertujuan agar selalu terjadi difusi oksigen dalam kolam.
Pintu pengeluaran dibuat dekat saluran pembuangan
dengan menggunakan monik, salah satu bentuk pintu
pengeluaran yang paling praktis. Selain monik, lubang
pengeluaran air, bisa juga dibuat dengan bentuk L, yaitu
dibuat dari pipa paran. Hanya bentuk ini kurang praktis.
Untuk lebih jelasnya, lubang pengeluaran monik dapat
dilihat dalam buku Pembenihan dan pembesaran nila
GIFT, karya Usni Arie yang diterbitkan oleh Penebar
Swadaya Jakarta.
Kemalir dibuat di dasar kolam dengan lebar antara 40-50
cm dan tinggi 10-20 cm. Arahnya memanjang dari pintu
pemasukan ke pintu pengeluaran. Fungsi utama kemalir
untuk memudahkan saat panen. Fungsi lainnya untuk
tempat berlindung ikan pada siang hari.
Kobakan dibuat di dasar, depan pintu pengeluaran
dengan panjang 1,5 m, lebar 1 m dan tinggi 20-30 cm.

13
Kobakan berfungsi sebagai tempat berkumpulnya ikan
waktu panen, sehinga mudah menangkapnya.

7. PEMBESARAN DI TAMBAK
Usaha pembesaran ikan nila di tambak dengan sistem
monokultur, mempunyai sasaran produksi untuk pasar
domestik maupun ekspor.
Untuk pembesaran nila di tambak, yang pertama
dilakukan adalah tambak diperbaiki pematangnya,
saluran air dan pintu-pintu airnya. Lumpur dasar
tambak diangkat, selanjutnya tambak dikeringkan,
sehingga semua hama ikan yang suka mengganggu bisa
musnah. Pengapuran dilakukan dengan takaran 50
g/m2 dan pemupukan dengan pupuk kandang sebanyak
250 g/m2. Kemudian tambak diisi air sampai ketinggian
70 cm, setelah tiga hari dilakukan pemupukan dengan
urea dan TSP dengan takaran masing-masing 2,5
g/m2 dan 1,25 g/m2. Pada awal pengisian air
diusahakan kadar garamnya sekitar 5 ppt dan
selanjutnya bisa dinaikan selam masa pemeliharaan
sampai 15 ppt.
Benih yang ditebar sebaiknya berukuran + 1,25 g (
panjang 3-5 cm ) dengan ukuran yang seragam dan
sehat ditandai dengan warna cerah, gerakan yang gesit

14
dan responsif terhadap pakan. Untuk target panen
ukuran rata-rata 15 g/ekor (+ 1 bulan ), padat penebaran
sebanyak 20 ekor/m2. Sedangkan untuk terget panen
ukuran 500 g/ekor (+ 6 bulan pemeliharaan), padat
penebaran sebanyak 4 ekor/m2.
Selama masa pemeliharaan ini ikan diberi pakan
tambahan berbentuk pelet sebanyak 3%-5% per hari dari
biomassa, dan diberikan dengan frekuensi tiga kali
sehari, pakan tersebut harus berkualitas dengan
komposisi protein minimal 25%

Pada awal pemeliharaan, ketinggian air dipertahankan


minimal 70 cm, dan bila masa pemeliharaan telah telah
mencapai dua bulan ketinggian air dinaikan, sehingga

15
menjelang pemeliharaan empat bulan ketinggian
diusahakan mencapai 1,5 m.
Pemupukan ulang dengan pupuk kandang dilakukan
dua bulan sekali dengan takaran 250 g/m2, sedangkan
pemupukan ulang urea dan TSP dilakukan setiap
minggu dengan takaran masing-masing 2,5 g/m2 dan
1,25 g/m2 selama masa pemeliharaan.
Dengan target produksi ukuran 500 g atau lebih per ekor
terutama diperlukan untuk produksi fillet, maka masa
pemeliharaan adalah sekitar enam bulan. Pemanenan
dilakukan dengan cara disusur dari ujung menggunakan
jaring seser. Bila dirasakan populasi ikan dalam tambak
sudah tinggal sedikit, baru air tambak
dikeringkan. Diusahakan ikan hasil tangkapan harus
dalam keadaan segar dan prima. Selainitu, untuk pasar
ekspor komoditas nila ini diperlukan penanganan yang
lebih hati-hati terutama sekali dari aspek higienis dan
penampilan produk.
Untuk keperluan konsumsi lokal umumnya ikan dengan
ukuran rata-rata 200 g/m2 sudah dapat dipasarkan
dalam keadaan segar. Dalam proses penyimpanan,
pengankutan dan pemasaran dapat menggunakan es
sebagai media untuk mempertahankan kesegaran ikan.

16
1. Peralatan
Alat-alat yang biasa digunakan dalam usaha pembenihan
ikan nila diantaranya adalah: jala, waring (anco), hapa
(kotak dari jaring/kelambu untuk menampung
sementara induk maupun benih), seser, ember-ember,
baskom berbagai ukuran, timbangan skala kecil (gram)
dan besar (kg),cangkul, arit, pisau serta piring secchi
(secchi disc) untuk mengukur kadar kekeruhan.
Sedangkan peralatan lain yang digunakan untuk
memanen/menangkap ikan nila antara lain adalah
warring/scoopnet yang halus, ayakan panglembangan
diameter 100 cm, ayakan penandean diameter 5 cm,
tempat menyimpan ikan, keramba kemplung, keramba
kupyak, fish bus (untuk mengangkut ikan jarak dekat),
kekaban (untuk tempat penempelan telur yang bersifat
melekat), hapa dari kain tricote (untuk penetasan telur
secara terkontrol) atau kadang-kadang untuk
penangkapan benih, ayakan penyabetan dari
alumunium/bambu, oblok/delok (untuk pengangkut
benih), sirib (untuk menangkap benih ukuran 10 cm
keatas), anco/hanco (untuk menangkap ikan), lambit
dari jaring nilon (untuk menangkap ikan konsumsi),
scoopnet (untuk menangkap benih ikan yang berumur
satu minggu keatas), seser (gunanya= scoopnet, tetapi

17
ukurannya lebih besar), jaring berbentuk segiempat
(untuk menangkap induk ikan atau ikan konsumsi).

2. Persiapan Media
Yang dimaksud dengan persiapan adalah melakukan
penyiapan media untuk pemeliharaan ikan, terutama
mengenai pengeringan, pemupukan dlsb. Dalam
menyiapkan media pemeliharaan ini, yang perlu
dilakukan adalah pengeringan kolam selama beberapa
hari, lalu dilakukan pengapuran untuk memberantas
hama dan ikan-ikan liar sebanyak 25-200 gram/meter
persegi, diberi pemupukan berupa pupuk buatan, yaitu
urea dan TSP masing-masing dengan dosis 50-700
gram/meter persegi, bisa juga ditambahkan pupuk

18
buatan yang berupa urea dan TSP masing-masing
dengan dosis 15 gram dan 10 gram/meter persegi.

8. SARANA BUDIDAYA
Alat/sarana yang digunakan misalnya :
o Kapur dolomit
Yang gunanya untuk menaikkan kadar pH kolam dan
mengendapkan lumpur yang baru dibuat.
o Pupuk kandang
Pupuk yang gunanya untuk membuat kolam ditumbuhi
oleh makanan alami dan membuat kolam menjadi
subur.
o Benih ikan
Benih ikan didapatkan dari Balai Benih yang ada di
Kuala Kapuas yaitu dari Dinas Perikanan dan
Kelautan Kabupaten Kapuas, ukuran benih yang
ditebarkan ukurannya berkisar antara 3-5 cm yang
seragam.
o Pakan ikan
Pakan yang diberikan berupa Pellet (buatan pabrik) yaitu
ukuran pakan No. 1 (satu) yaitu PF 118 dengan
kandungan Protein 30 %.

19
9. PENEBARAN BENIH
Setelah tahapan proses persiapan kolam terlaksana
dengan baik, maka pada hari yang kelima samapai hari
ketujuh setelah masa pengisian air kolam dilakukan
akan dilakukan penebaran benih ikan nila. Dalam hal ini
yang perlu diperhatikan adalah ukuran benih ikan yang
disebarkan hendaknya berukuran antara 8-12 cm atau
dengan ukuran berat 30 gram/ekor dengan pada tebar
sekitar 5-10 ekor/m2. Pemeliharaan ikan nila dilakukan
selama 6 bulan atau hingga ukuran berat ikan nila
sudah mencapai 400-600 gram/ekor.
Penebaran benih nila dengan ukuran 3-5 cm dengan
padat penebaran 10-15 ekor/m2. Untuk kolam ukuran
100 m2 dapat ditebari benih 1.000 ekor. Benih yang
dipilih benar-benar sehat dengan ciri-ciri : warna cerah,
gerakannya lincah dan tidak sakit. Agar benih tidak
menderita stress oleh perbedaan suhu udara dan air.
Penebaran benih dilakukan pada pagi atau sore hari.
Penebaran pada siang hari dapat membahayakan
keselamatan benih.
Penebaran benih harus dilakukan dengan hati-hati. Cara
yang aman dan praktis dengan mendiamkan wadah
berisi air beberapa saat hingga suhunya sama dengan
suhu air kolam pembesaran. Kemudian wadahnya

20
digulingkan secara perlahan-lahan. Biarkan benih keluar
dengan sendirinya. Tinggal saat pertama kali menebar
benih harus dicatat agar waktu panen dapat dipastikan.

10. PEMBERIAN PAKAN


Untuk benih ikan sampai hari ketiga, benih tidak perlu
diberi makan karena pakan alami hasil pemupukan
masih tersedia. Menginjak hari keempat barulah kita
memberikan pakan buatan berupa pellet berkadar
protein 25%. Pakan berupa pellet diberikan setiap hari
sebanyak tiga kali pemberian, disesuaikan dengan umur
dan ukuran ikan.
Untuk mengetahui pertambahan berat badan ikan yang
ada di kolam, dilakukan penangkapan seminggu sekali
kurang lebih 30% dari jumlah ikan keseluruhan.
Untuk ukuran 20-50 gr diberikan pellet sebanyak 4% -
5% dari bobot total ikan, 50-200 gr diberikan pellet
sebanyak 3% dan ukuran 200-500 gr sebanyak 2%
dengan frekuensi pemberian 3 kali sehari.
Dalam pemberian makanan ikan nila diberikan setiap
hari dengan komposisi makanan alami dan juga
makanan tambahan. Makanan ikan nila ini bisa terdiri
dari dedak, ampas kelapa, pelet dan juga sisa-sisa
makanan dapur.

21
Umumnya pemberian pakan dilakukan dengan ukuran
seperti berikut ini:
o Protein 20-30%;
o Lemak 70% (maksimal.);
o Karbohidrat 63 - 73%.
o Pakanyaberupa hijau-hijauan diantaranya adalah :
- Kaliandra
- Kalikina atau kecubung;
- Kipat
- Kihujan

11. PENYAKIT
Ikan nila pada umumnya dapat diserang oleh penyakit
serius yang disebabkan oleh lingkan dan keadaan yang
tidak menyenangkan, seperti populasi yang terlalu padat,
kekurangan makanan, penanganan yang kuran baik dan
sebagainya. Penanggulangan yang paling efektif
dilakukan adalah dengan memberikan kondisi yang lebih
baik pada kolam ikan tersebut.
Apabila sudah terjadi penyakit yang serius pada sebuah
kolam ikan nila, maka semua upaya yang dilakukan
akan terlambat dan sia-sia. Penyembuhan dengan
memberikan antibiotic atau fungisida ke seluruh kolam
memerlukan biaya yang cukup mahal.

22
Untuk mengatasi hal ini, maka salah satu hal yang
paling umum dilakukan adalah melakukan pencegahan
akan lebih murah dibandingkan dengan melakukan
pengobatan, yaitu dengan jalan lain melakukan
pengeringan pada kolam dan melakukan penyiapan dari
permulaan.

12. PANEN
Masa pemanenan ikan nila sudah dapat dilakukan
setelah masa pemeliharaan 4 - 6 bulan. Ikan nila pada
usia 4-6 bulan pemeliharaan akan memiliki berat yang
bevariasi, yaitu antara 400-600 gram/ekor.
Bila ukuran berat dari masing-masing ikan dirasa belum
maksimal, maka pemanenan bisa juga dilakukan dengan
sistem bertahap, dimana hanya dipilih ukuran konsumsi
(pasar). Pada tahap pertama dengan menggunakan jaring
dan setiap bulan berikutnya secara bertahap.
Untuk melakukan pemanenan secara mudah bisa juga
dilakukan dengan cara mengeringkan kolam secara total
atau sebagian. Bila ikan dipanen secara keseluruhan,
maka kolam dikeringkan sama sekali. Akan tetapi
apabila akan memanen sekaligus maka hanya sebagian
air yang dibuang.

23
24
PUSTAKA:

http://tulisankita99.blogspot.com/2017/03/makalah-
budidaya-ikan-nila-bab-i.html

25
26

Anda mungkin juga menyukai