Anda di halaman 1dari 15

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR

BUDIDAYA IKAN
SISTEM BIOFLOK
Oleh:
Retno Nur Anggraeni
Penyuluh Perikanan Pelaksana

SATMINKAL BPPP BANYUWANGI


KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
2022
Apa Itu Sistem
Bioflok ?

Sistem bioflok merupakan sistem rekayasa lingkungan budidaya yang tengah


dikembangkan saat ini. Sistem ini memungkinkan terjadinya asimilasi nitrogen
anorganik (amonia, nitrit dan nitrat) oleh komunitas mikroba dalam media budidaya
yang kemudian dapat dimanfaatkan oleh organisme budidaya sebagai sumber makanan.

Bioflok terdiri atas


TUJUAN PRINSIP partikel serat organik
Untuk mencapai Prinsip sistem yang kaya akan selulosa,
keberlanjutan dalam bioflok ini adalah partikel anorganik
kegiatan usaha dengan berupa kristal garam
perikanan budidaya, memanipulasi rasio kalsium karbonat hidrat,
baik dari aspek karbon dan nitrogen biopolimer, bakteri,
lingkungan, sosial (C/N rasio). protozoa, detritus, ragi,
maupun ekonomi. jamur dan zooplankton.
Seputar Bioflok
Penambahan bakteri pada sistem bioflok dapat merombak limbah
metabolit biota budidaya dan sisa pakan di dalam media budidaya
sehingga menjadi bahan kimia yang tidak berbahaya. Hasil
perombakan tersebut menjadi bakteri yang secara tidak langsung
menjadi flok (gumpalan) dan dapat dikonsumsi organisme budidaya
sebagai sumber protein yang sangat baik sehingga meningkatkan
daya cerna pakan dalam sistem pencernaan ikan.

Mengembangbiakan
Teknik Dasar
komunitas bakteri
tertentu di dalam media
budidaya dengan cara
menebarkan bibit bakteri
secara rutin dan menjaga
agar kondisi air dapat
menunjang kehidupan
bakteri secara optimal.
KEUNGGULAN SISTEM BIOFLOK
4
1

Meningkatan produktivitas 3
Meningkatkan
dan profitabilitas melalui efisiensi lahan
peningkatan efisiensi pakan, Sistem dan penggunaan
sehingga menekan rasio
konversi pakan dan
budidaya air.
secara ekonomi menambah yang ramah
margin keuntungan lingkungan

2 5
Menekan
Sebagai sumber
risiko
protein bagi ikan yang
infeksi
dibudidayakan patogen
Tujuan Penerapan Budidaya
Ikan Sistem Bioflok

Aspek Sosial Ekonomi Aspek Produksi


1. Meningkatkan biosekuriti pada media
1. Meningkatkan
budidaya.
ketahanan pangan
2. Memperbaiki kualitas air.
nasional.
3. Meningkatkan efisiensi pakan, sehingga
2. Memenuhi gizi
menekan rasio konversi pakan (Food
protein bagi
Convertion Ratio/FCR).
masyarakat.
3. Meningkatkan
konsumsi makan ikan
masyarakat. Aspek Lingkungan
4. Meningkatkan 1. Menekan penggunaan lahan dan sumber air,
pendapatan serta sehingga menjadi alternatif usaha yang lebih
perekonomian adaptif dan solutif bagi mitigasi perubahan iklim.
masyarakat. 2. Menekan output/buangan limbah, sehingga lebih
5. Membuka peluang ramah lingkungan.
usaha baru. 3. Menekan terjadinya alih fungsi lahan.
PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA MENGGUNAKAN SISTEM
BIOFLOK

BUDIDAYA BUDIDAYA
IKAN LELE IKAN NILA
MENGGUNAK MENGGUNAKA
AN SISTEM N SISTEM
BIOFLOK BIOFLOK
PENGENDALI
AN PENYAKIT
IKAN
ITU PE N YAK IT IKAN?
APA

Penyakit didefinisikan sebagai suatu keadaan fisik, morfologi, dan


atau fungsi yang mengalami perubahan dari kondisi normal karena
beberapa penyebab. Penyakit pada ikan dibedakan menjadi 2
kelompok yaitu:

1 2
PENYAKIT INFEKSI PENYAKIT NON
INFEKSI
Penyakit ikan yang
disebabkan oleh organisme Penyakit ikan yang
patogen yang ada dalam disebabkan oleh
lingkungan atau terbawa
oleh media pembawa lain
masalah lingkungan,
yang dibedakan menjadi 4 defisiensi nutrisi, atau
golongan yaitu parasit, abnormalitas genetis.
jamur, bakteri, dan virus.
Untuk mencegah masuk, tersebar, dan
TUJUAN PENGENDALIAN PENYAKIT terjadinya wabah penyakit ikan pada
lingkungan perikananbudidaya.

UPAYA PENGENDALIAN PENYAKIT PADA IKAN

Menjaga kualitas air Melakukan penebaran


Persiapan wadah
pemeliharaan tetap dengan padat tebar yang
budidaya yang baik
optimal sesuai

Menggunakan benih yang Pemberian imunostimulan Melakukan vaksinasi


sehat atau probiotik terhadap induk atau benih
PENYAKIT NON INFEKSI
Penyakit akibat faktor lingkungan

Ikan Tercekik ( Deplesi Oksigen ) Keracunan Nitrit


- Konsentrasi nitrit yang tinggi
- Kekurangan Oksigen terlarut - Gejalanya: ikan lemas, sulit bernafas
- Kurang cahaya matahari - Pengendalian : aerasi, penambahan
garam, pengurangan pakan,
- Mengganti dengan air baru
mengganti air
- Meningkatkan difusi oksigen

Keracunan Amonia Emboli Gas

- Gejala : ikan lemas, loncat ke - Kenaikan suhu air tinggi, ledakan


permukaan populasi alga, air dari sumur dalam
- Pengendalian : aerasi, - Gejala : mata ikan menonjol, sulit
menambah probiotik dalam bernafas, mengambang ke permukaan
- Pengendalian : suhu air optimal,
air, mengurangi pakan
pemberian dolomit tidak berlebihan
PENYAKIT INFEKSI
1. Infeksi oleh Tilapia Lake Virus (TiLV)
- Menyerang Ikan Nila, menginfeksi telur-benih, organ yang diserang (otak, mata dan hati)
- Gejala : Lemah, tubuh ikan berwarna hitam, bola mata bengkak – Katarak, perut
bengkak, kulit mengalami erosi
- Pengendalian : monitoring penyakit secara rutin, calon induk/benih bebas TiLV,
Menerapkan Biosekuriti secara ketat & konsisten

2. Penyakit Merah (Motile Aeromonas Septicemia)


- Stress akibat kepadatan tinggi, malnutrisi, penanganan yang kurang baik, infeksi parasit,
bahan organik tinggi, oksigen rendah, dll. Serangan bersifat akut
- Gejala : warna tubuh gelap, pendarahan pada (pangkal sirip, anus, ekor) , sisik lepas, luka
disekitar mulut, ikan mati lemas
- Pengendalian : vaksinasi anti- Aeromonas hydrophila, disinfeksi sarana & prasarana,
penambahan Vit. C pada pakan, memperbaiki kualitas air, melakukan pemisahan bila
ikan terjangkit.
3. Penyakit Pseudominiasis 4. Penyakit Pseudominiasis

• Penularan melalui kontak fisik • Penularan melalui kontak antar


atau lingkungan yg tercemar insang atau melalui air
• Kondisi air tidak baik, pakan tidak • Gejala : lemah, tidak nafsu makan,
cocok insang pucat, perut bengkak, mata
• Gejala : ikan lemah,tubuh gelap, menonjol, terdapat bintik2 merah
insang pucat, tubuh bercak-bercak • Pengendalian : Melakukan
merah, sirip, insang dan kulit vaksinasi anti Edwardsiella
rusak ictaluri, Disinfeksi sarana
• Pengendalian : Pemberian prasarana, memperbaiki kualitas
immunstimulan, memperbaiki air, pemberian Vit. C.
kualitas air, merendam ikan
dilarutan PK, Disinfeksi.
6. Penyakit Bintik Putih
5. Penyakit Saprolegniasis
(ichthyophthiriasis)
• Adanya mal nutrisi, luka, oksigen rendah, • Patogen bersifat obligat parasitik dan
dan kualitas benih yang kurang. sangat ganas, menginfeksi ikan tawar
• Serangan bersifat kronis sampai akut terutama benih
(kematian !00%) • Gejala : ikan tidak nafsu makan, bintik-
• Gejala : adanya benang2 halus yang bintik di sirip dan kulit, frekuensi
menempel pada luka ikan, Kumpulan hifa pernafasan meningkat (megap-megap)
(miselia) berwarna putih atau putih • Pengendalian : Suhu air 29˚C selama 2
kecokelatan minggu, pemindahan ikan pada air
• Pengendalian : Hindari stres, bebas “ich” secara berkala.
mempertahankan suhu air, pemberian
immunstimulan, pengobatan dengan PK
dan garam non yodium
7. Penyakit Gatal (Trichodiniasis) 8. Penyakit Argulosis
• Kematian ikan 50% akibat infeksi
• Patogen sering dijumpai di kulit dan
bakteri/jamur
dibawah tutup insang
• Gejala : tubuh pucat, tidak nafsu
• Terjadi kematian akibat kekurangan
makan, gatal, ikan loncat-loncat,
darah (menghisap darah)
frekuensi pernafasan meningkat,
• Menyerang sirip, kulit, insang
sirip rusak
• Gejala : Iritasi Kulit, hilang
• Pengendalian : Suhu air 27-30˚C,
keseimbangan, berenang zig zag, dan
Pengobatan dengan perendaman
gatal2
larutan garam non yodium atau
• Pengendalian : Perendaman dg
dengan larutan PK
larutan Amonium Klorida (NH4CI),
Pemberian lemephos (abate)

Anda mungkin juga menyukai