Anda di halaman 1dari 18

BUDIDAYA POLIKULTUR IKAN

BANDENG (Chanos Chanos) DAN


UDANG VANNAMEI (Litopenaeus
vannamei)

ENDRYENI.M, S.PI, M.SC


KEUNTUNGAN

1. Makanan di manfaatkan secara efektif


2. Efesiensi lahan
3. Produksi kolam meningkat
4. Produksi ikan lebih tinggi di bandingkan monokultur
5. Kepadatan sama atau lebih rendah dari monokultur
POLIKULTUR

Ikan bandeng (Chanos Chanos) Udang Vannemai (Litopenaeus vannamei)


BERDASARKAN CARA MAKAN DAN MAKANANNYA

1. Ikan bendeng (Chanos chanos)

Ikan bandeng merupakan pemakan segala (omnivora) tetapi lebih cenderung


memakan tumbuhan mikroskopis, yang strukturnya sama dengan klekap di tambak.

Ikan bandeng bersifat diurnal

2. Udang vannamei (Litopenaeus vannamei)

pemakan segala macam bangkai (omnivorous scavenger) atau pemakan detritus dan
karnivora yang memakan krustacea kecil amphipoda dan polychaeta.

Udang vannamei bersifat nocturnal


Persiapan lahan

Pemilihan benih

Penebaran benih

Sampling pertumbuhan dan SR

Monitoring kesehatan

Pemberian pakan

Monitoring kualitas air media

Perbaikan kualitas air media

Panen dan pasca panen


PERSIAPAN TAMBAK
Tanah dasar tambak tersebut di jemur /
dikeringkan terlebih dahulu selama 7 –
14 hari sampai retak-retak

Pengeringan tanah dasar tambak


bertujuan untuk mempercepat proses
oksidasi bahan-bahan organik dan
pelepasan gas-gas beracun (NH3 dan
H2S ) serta untuk memberantas hama
dan memperbaiki struktur tanah
PENGAPURAN

Pengapuran harus dilakukan


apabila pH tanah dasar tambak
kurang dari enam ( tanah
berlumpur ). Jenis kapur yang
digunakan adalan Kaptan ( kapur
pertanian ) dengan dosis 500 –
1.500 kg/Ha
PEMUPUKAN

Pupuk kandang ( kotoran ternak )


ditebarkan sebanyak 500 -1.000
kg/Ha ditambah dengan dedak halus
sekitar 250 kg/Ha ditebar merata di
dasar tanah tambak, kemudian air
dimasukkan secara pelan-pelan
melalui saringan pintu air, setinggi
kurang lebih 5 – 10 cm atau air
macak-macak. Kemudian air tersebut
dibiarkan menguap atau terjumur
hingga tanah dasar tambak kering
PENGATURAN AIR

Setelah makanan alami tumbuh


subur, kemudian air yang baru
dimasukkan melalui pintu air
yang memakai saringan secara
berangsur - angsur sampai
mencapai kedalaman kurang
lebih 75 cm diatas pelataran
dasar tanah tambak
2. Pemilihan benih
a Benih berasal dari unit pembenihan/penggelondong bandeng yang
standar, dan dilengkapi surat keterangan asal (SKA).
b Pemilihan benih ukuran gelondongan antara 3-5 cm dengan kriteria :
sehat dan tidak cacat, warna abu-abu cerah, aktif dan lincah, dan
keseragaman ukuran > 75%.
c Tahapan pemilihan benih dicatat/direkam sehingga terdapat
dokumentasi yang lengkap dan dapat ditelusuri.
3. Penebaran benih
a Benih yang ditebar berukuran antara 3-5 cm dengan kepadatan tebar 2 ekor/m2.
b Penebaran benih dilakukan pada intensitas sinar matahari yang rendah (pagi hari
sebelum jam 08.00 atau sore hari setelah jam 17.00.
c Benih dalam kantong plastik yang masih tertutup diapungkan dalam tambak selama
antara 5-10 menit.
d Pemasangan pembatas (bambu/tali/kayu) di dekat pematang agar kantong tidak
berhamburan (menyebar).
e Lepaskan karet pengikat kantong plastik.
f Sebelum penebaran benih, melakukan pengukuran salinitas, suhu dan pH pada air
media benih dan air media di tambak, juga lakukan penghitungan jumlah benih.
g Perbedaan air dalam wadah kantong benih dan air tambak untuk salinitas tidak lebih
dari 5 ppt, untuk temperatur tidak lebih dari 2 C dan untuk pH tidak lebih dari 0,5.
h Masukan air tambak sedikit demi sedikit secara perlahan-lahan ke dalam
wadah/kantong plastik hingga temperatur, salinitas dan pH antara air dalam plastik
telah menyamai air tambak.
i Miringkan kantong plastik hingga benih keluar dengan sendirinya.
4. Sampling pertumbuhan dan Survival Rate (SR)
a Pengambilan contoh ikan bandeng dilakukan dengan menebarkan jala ke
dalam air sebanyak di 2-3 titik pada area permukaan tambak (dianggap
cukup).
b Pengukuran dan penimbangan dilakukan terhadap sample dengan
parameter berat total dan jumlah total (ekor) per setiap penjalaan, bila
perlu panjang total.
c Ikan bandeng contoh dimasukkan kembali ke dalam tambak dengan hati-
hati dan/atau tidak dikembalikan.
d Hasil pengukuran digunakan untuk mengetahui populasi, pertumbuhan,
SR, FCR, biomass dan untuk penentuan kebutuhan pakan.
5. Monitoring kesehatan
a Melakukan pengamatan kesehatan ikan bandeng secara visual
b Pengamatan dilakukan pada saat pemberian pakan (harian) maupun
ketika ditemukan ikan bandeng mati/sakit.
c Melakukan pengamatan pada ikan bandeng dengan memperhatikan
kelengkapan organ tubuh, warna tubuh, dan tingkah laku ikan bandeng.
d Lakukan pemeriksaan skala laboratorium apabila ikan bandeng ada gejala
terkena penyakit.
6. Pemberian pakan :
a.
Pemberian pakan bergantung pada berat dan umur, namun harus
mengacu pada SNI Produksi Ikan bandeng semi-intensif dan
b.
intensif, dan atau Juknis Budidaya Ikan bandeng.
c. Pemberian pakan buatan diberikan sejak penebaran hingga
pemanen hasil.
d.
Pakan buatan yang diberikan berupa pelet dengan kandungan
protein antara 28-30%.
e.
f. Pemberian pakan buatan dengan dosis antara 2-5% dari biomas
bandeng, dan frekuensi pemberian 2 kali per hari, pagi dan sore
g.
hari.
Melakukan perhitungan kebutuhan pakan yang akan diberikan.
Melakukan penimbangan pakan secara akurat sesuai kebutuhan
yang sudah diprogramkan.
Melakukan pengamatan respon ikan bandeng terhadap pakan.
7. Monitoring kualitas air media :
a. Pengamatan kualitas air harian dilakukan pagi atau sore hari
untuk parameter temperatur, salinitas, pH, kecerahan dan

b.
warna air.
Perhatikan parameter optimal kualitas air media
pemeliahraan ikan bandeng selama masa pemeliharaan.

Tabel 3. Parameter optimal kualitas air pada pembesaran


ikan bandeng selama masa pemeliharaan
No Parameter Air Unit/Satuan Kisaran Optimal
1 Salinitas (ppt) ppt 5 – 35
2 Temperatur 0C 27,5 – 31,5
3 pH - 7,5 – 8,5
4 Kecerahan cm 20 – 30
5 Warna air - Hijau atau hijau kecoklatan
8. Perbaikan kualitas air media :
a. Melakukan perbaikan air media pemeliharaan apabila
terjadi kodisi parameter sudah tidak optimal.
b.
Tindakan perbaikan lingkungan dilakukan berdasarkan
parameter yang harus dikoreksi.
Tabel 4. Perlakuan untuk perbaikan beberapa parameter
kualitas air media pada pemeliharaan ikan bandeng
No Parameter Metoda Perbaikan
1 Temperatur Pengaturan ketinggian air, menumbuhkan plankton.
2 Salinitas :
- Lebih tinggi Menambahkan air tawar
- Lebih rendah Menambahkan air masuk dari air sumber (laut).
3 pH :
- Lebih tinggi Menambahkan molase/tetes tebu
- Lebih rendah Aplikasi kapur (CaCO3) dan atau dolomit.
4 Kecerahan air :
- Lebih tinggi Penumbuhan plankton dengan pemupukan susulan.
- Lebih rendah Pengenceran/penambahan air masuk.
9. Panen dan pasca panen :
a. Pra panen

Pendugaan produksi dilakukan dengan cara
sampling, dengan jumlah titik antara 2-3 titik. Hasil
pendugaan adalah data kualitas, ukuran serta

perkiraan biomas ikan bandeng yang akan dipanen.

Penentuan masa panen dilakukan pada saat kondisi
mutu ikan bandeng baik.

Apabila kondisi ikan bandeng banyak yang
kualitasnya kurang baik, maka diperlukan penundaan
panen beberapa hari untuk perbaikan.
Penyiapan alat dan sarana panen.
b. Panen
▪ Panen dilakukan setelah ikan bandeng mencapai
ukuran permintaan pasar (ikan konsumsi).
▪ Pengurangan volume air secara bertahap dengan
membuka pintu pengeluaran dan dibantu dengan
▪ pompa serta menutup pintu pemasukan air.
Lakukan penangkapan ikan bandeng dengan hati-hati,
▪ alat tangkap yang digunakan : jala, jaring, dan alat
lainnya.
Panen dilakukan dengan cepat untuk mempertahankan
kualitas ikan bandeng.

Anda mungkin juga menyukai