Teknologi budidaya perikanan terus berkembang seiring dengan
semakin tingginya tuntutan kebutuhan hasil produksi perikanan budidaya, namun terbatas dengan daya dukung lahan ataupun permasalahan lingkungan. Upaya peningkatan efisiensi biaya produksi pun turut berperan mengembangkan teknologi budidaya perikanan, sehingga perkembangan teknologi budidaya yang sederhana, hingga pemanfaatan digitalisasi terus berkembang.
Pemanfaatan teknologi pada kegiatan budidaya perikanan tidak hanya
sebatas optimalisasi wadah atau media budidaya namun juga upaya penerapan teknologi pada bidang pengelolaan pakan, pengendalian hama penyakit, optimalisasi kualitas air, bahkan pemilihan lokasi budidaya di perairan khususnya perairan laut dengan menggunakan citra satelit sebagai data pendukung untuk mengetahui carriying capacity lahan potensial.
Seiring perkembangan teknologi pada bidang budidaya perikanan,
sistem budidaya juga dapat dibedakan berdasarkan pemanfaatan teknologi yang digunakan antara lain : 1) Budidaya secara ekstensif/tradisional, adalah budidaya perairan yang pengelolaannya masih belum menggunakan teknologi. Wadah budidaya masih menggunakan kolam tanah, pakan yang diberikan masih didominasi pakan alami, serta belum adanya pengelolaan kualitas air serta pengendalian hama penyakit. Padat penebaran yang digunakan pada pemeliharaan relative sedikit untuk menghindari persaingan perolehan makanan. 2) Budidaya secara semi intensif, adalah budidaya perairan yang telah mulai menggunakan peran teknologi dan pengelolaan manusia. Wadah budidaya yang digunakan sudah mulai menggunakan kolam/wadah yang dapat dikondisikan sesuai, pemberian pakan menggunakan campuran antara pakan alami dengan pakan buatan, sudah mulai dilakukan pengelolaan kualitas air dan hama penyakit meskipun belum sepenuhnya dapat dikelola. Budidaya secara intensif, adalah budidaya perairan yang dilakukan dengan menggunakan teknologi dan manajemen yang seutuhnya dikelola oleh manusia. Padat tebar yang digunakan pada pemeliharaan tinggi karena kebutuhan pakan dapat dipenuhi dengan baik dengan kondisi lingkungan perairan yang tetap terkontrol. 3) Budidaya secara super intensif, adalah budidaya periaran yang dilakukan dengan menggunakan teknologi tinggi, dengan kepadatan komoditas tinggi uantuk memperoleh hasil yang tinggi dalam waktu singkat dan wadah yang sangat terbatas. Budidaya super intensif sangat membutuhkan pengendalian yang sangat teliti baik dari pengelolaan kualitas air, pakan dengan nutrisi tinggi hingga manajemen pengelolaan yang sudah menggunakan teknologi digital untuk mempermudah pengawasan dan pengelolaan kegiatan budidaya.
Gambar 16. Perkembangan teknologi perikanan tambak
Penggunaan teknologi pada kegiatan budidaya terus berkembang seiring dengan semakin berkembangnya dunia industri. Dengan semakin meningkatnya kebutuhan pasar perikanan budidaya maka hal ini ikut memicu ketersediaan pasokan ikan budidaya, maka intensifikasi teknologi budidaya perikanan pun semakin ditingkatkan. Berikut dibawah ini contoh perkembangan manajemen budidaya di tambak berdasarkan pada perkembangan teknologinya.
Tabel 1. Manajemen budidaya berdasarkan tingkat teknologi yang
digunakan Kegiatan Ekstensif Semi Intensif Intensif Super Intensif Padat tebar < 10 e/m2 30 – 80 e/m2 80 – 125 e/m2 >500 Kincir Tanpa kincir Setiap 3 kincir Setiap 3 kincir Super case untuk 125.000 untuk 125.000 ekor ekor Tinggi air 1 – 1,5 m 1 – 1,5 m 1,5 – 2 m Persiapan - pengeringan - angkat lumpur - angkat lumpur - angkat lumpur lahan - pengapuran - pengeringan - pengeringan - pengeringan - pemberantasan - pengolahan - pengolahan - pengolahan hama tanah dasar tanah dasar tanah dasar - pengapuran - pengapuran - pengapuran - pemberantasan - pemberantasan - pemberantasan hama hama hama - pemupukan - pemupukan - pemupukan Dasar petakan Tanah Tanah Tanah/semen Plastic/ semen Manajemen Hanya Selalu Selalu Selalu diupayakan kualitas air berdasarkan diupayakan diupayakan dalam kondisi warna air yang optimal, tapi optimal, tapi optimal jadi terjadi kalua hanya beberapa hanya beberapa diukur lengkap sudah pekat parameter parameter untuk biasanya petani kualitas air kualitas air mendapatkan data memasukkan air yang dianggap yang dianggap akurat sebagai untuk sirkulasi paling paling acuan untuk berpengaruh berpengaruh treatmen harian untuk dianalisa untuk dianalisa petakan kualitas rutin : pH, rutin : pH, air, bak teri dan salinitas, PO4, salinitas, PO4, patologi NO2, plankton NO2, plankton dan NH4, dan NH4, parameter lain parameter lain diukur saat diukur saat diperlukan diperlukan Strategi Pakan Dikontrol sangat Dikontrol sangat Dikontrol sangat pemberian buatan/rucah ketat ketat ketat berdasarkan pakan diberikan saat berdasarkan jam berdasarkan jam jam pakan dan udang telah pakan dan pakan dan control anco Kegiatan Ekstensif Semi Intensif Intensif Super Intensif berumur ±1 control anco control anco dimana bulan dimana dimana penambahan / penambahan penambahan pengurangan /pengurangan /pengurangan pakan dilakukan pakan dilakukan pakan dilakukan per jam pakan per jam pakan per jam pakan Pembersihan Hanay memiliki Biasanya saluran Biasanya saluran Biasanya ada kotoran pintu out let buang ditengah buang ditengah saluran buang yang sederhana dasar petakan dasar petakan ditengah dasar untuk panen dan setting dan setting petakan dan kincir yang kincir yang setting kincir yang mendukung mendukung mendukung sehingga sehingga sehingga kotoran kotoran bisa kotoran bisa bisa terkumpul di terkumpul di terkumpul di dasar tengah dasar tengah dasar tengah petakan selain out petakan petakan selain let yang bisa out let yang bisa diatur untuk diatur untuk buang air atas dan buang air atas bawah bahkan dan bawah disipon (kotoran disedot dari atas) Aktivitas Tergantung Mudah dan bisa Mudah dan bisa Mudah bisa kapan panen tinggi air sungai kapan saja kapan saja saja Sumber : Sarwono, 2007
b. Teknik otomasi pada budidaya perikanan
Pemanfaatan teknik otomasi pada kegiatan budidaya perikanan telah
banyak digunakan pada kegiatan budidaya semi intensif. Teknik otomasi diperlukan untuk mempermudah kegiatan budidaya yang dilakukan sehingga dapat meningkatkan nilai produktifitas yang diperoleh. Pada beberapa kegiatan budidaya perikanan yang digunakan beragam macamnya tergantung pada fungsinya. Teknik otomasi di bidang perikanan jika dikeolompokkan berdasarkan alur tahapan produksinya adalah sebagai berikut :
1) Sistem resirkulasi air yang sering digunakan pada kegiatan
pembenihan ikan di dalam hatchery maupun pembesaran ikan di kolam/tambak. Pada sistem resirkulasi telah dilakukan pemompaan untuk memompa dan mencampur air sebagai media hidup komoditas perikanan sesuai dengan kriteria yang dapat mendukung kehidupan dan pertumbuhan ikan, penggunaan kincir air di tambak atau kolam berperan dalam meningkatkan oksigen terlerut pada media, penggunaan aerasi pun merupakan suatu upaya meningatkan kadar oksigen dalam air, demikian juga dengan sistem sterilisasi air yang digunakan dengan menggunakan gas ozon maupun cahaya ultraviolet (UV), penggunaan water heater sebagai control suhu pun dilakukan pada sistem resirkulasi yang digunakan untuk kegiatan pembenihan ikan. Semua komponen pada sistem resirkulasi akan berjalan baik jika disukung dengan kelistrikan yang mumpuni sesuai dengan kebutuhannya hal ini pun ikut mendukung otomosi pada kegiatan budidaya perikanan.
Gambar 17. Teknik otomasi pada sistem resirkulasi budidaya perikanan
Sumber : http://lele-ras-system.blogspot.com/2015/04/budidaya-ikan-sistem-resirkulasi.html
2) Sistem pengendalian kualitas air dan hama penyakit di
laboratorium merupakan unsur pendukung yang memegang peranan penting pada kegiatan budidaya perikanan. Pengendalian kualitas air telah banyak menggunakan otomasi dengan berbagai alat sederhana hingga digital yang semakin berkembang pesat. Pengukuran kualitas air pun dikebangkan dengan lebih fleksibel, awalnya dilakukan dengan menggunakan kit dan langsung dilakukan pengukuran dilapangan saat ini peralatan semakin kecil dan ringkas sehingga dapat dibawa dengan mudah. Demikian juga dengan pengendalian hama dan penyakit berbagai upaya telah dilakukan untuk mempermudah kegiatan pengendalian hama penyakit mulai dari alat sampling dilapangan hingga alat analisa penyakit seperti pengamatan dengan mikroskop, jaringan histopatologi, hingga penggunaan alat PCR pun saat ini telah digunaka, sehingga identifikasi penyakit tidak hanya penyakit yang kasat mata namun juga dapat mengetahui jenis virus ataupun bakteri yang menyerang ikan.
Pengukuran kualitas air Pengamatan mikroorganisme
Sumber : https://www.cuplik.com/read/15807/Jamin- Sumber : https://www.liputan6.com/news/read/39121 Kualitas-Hasil-Perikanan,-KKP-Terapkan- Standarisasi-Laboratorium 58/foto-melihat-laboratorium-budi-daya-ikan-hias-di- depok?page=1
Gambar 18. Pemanfaatan teknologi di laboratorium perikanan
3) Produksi pakan alami dan pakan buatan pun telah mengaplikasikan
teknik otomasi. Otomasi sangat berperan pada produksi pakan buatan, sebagian besar alat-alat produksi pakan merupakan teknik otomasi yang terus berkembang seiring semakin meningkatnya kebutuhan produksi yang akan dihasilkan. Mesin-mesin penghalus bahan baku, mesin pencampur (mixer), mesin pencetak, mesin ekstruder, mesin pengemas pun terus berkembang. Skala usaha sangat berpengaruh pada penggunaan mesin-mesin pembuatan pakan buatan. Pada produksi pakan alami teknik otomasi juga dimanfaatkan dalam kultur alami ataupun kultur massal yang dilakukan secara outdoor baik dalam tahapan persiapan media kultur nya ataupun pemeliharaan kutur hingga proses panen dan pengamasan pakan alami.
Industri pakan ikan Budidaya pakan alami
Sumber : Sumber : https://news.kkp.go.id/index.php/kkp‐yakin‐ https://explorebiotech.com/everythi ng‐ produksi‐pakan‐mandiri‐dapat‐ditingkatkan/ need‐know‐algal‐biotechnology/
Gambar 19. Pemanfaatan teknologi pada industri pakan buatan dan pakan alami c. Teknologi digital pada budidaya perikanan
Perkembangan teknologi dan digitalisasi merupakan terobosan global
yang tak bisa dihindari. Perkembangan industri 4.0 mendorong dunia usaha, termasuk perikanan, untuk membuat inovasi-inovasi ke arah pemanfaatan teknologi dan ekonomi digital. Otomasi dengan menggunakan sarana digital untuk mempermudah pemeliharaan dan meningkatkan produktifitas hasil perikanan budidaya masih terus dikembangkan hingga saat ini. Pengenalan atau adaptasi teknologi digital pun masih terus dilakukan dan belum banyak diaplikasikan dilapangan, mengingat kebutuhan biaya operasional yang masih relative tinggi dan proses adaptasi bagi petani yang belum merata. Namun secara umum pemanfaatan teknologi digital di bidang budidaya perikanan sangat membantu mempermudah upaya pemeliharaan komoditas perikanan, mampu megurangi jumlah tenaga kerja secara langsung sehingga efisiensi operasional dapat lebih mudah dikendalikan. Internet of Things (IoT) merupakan kumpulan benda- benda (things), berupa perangkat fisik (hardware/embedded sistem) yang mampu bertukar informasi antar sumber informasi, operator layanan ataupun perangkat lainnya yang terhubung kedalam sistem sehingga dapat memberikan kemanfaatan yang lebih besar.
Penerapan teknologi digital pada kegiatan budidaya perikanan telah
banyak berkembang antara lain : 1) Teknologi digital untuk pengelolaan pemberian pakan Teknologi digital yang telah berkembang adalah penggunaan automatic feeder. Dengan menggunakan automatic feeder, maka kesalahan cara pemberian pakan secara manual yang ditebar secara keliling bisa dihindari, dengan kata lain alat ini sangat efektif dalam memperbaiki manajemen pemberian pakan. Mesin automatic fedeer ini bisa disetel sesuai dengan kebutuhan pakan udang berdasarkan cek anco. Disamping itu pakan bisa diberikan secara nonstop, sehingga pakan yang ditebar dengan alat ini langsung dimakan oleh udang dalam kondisi masih segar serta buangan pakan yang tidak termakan oleh udang bisa dikurangi serta udang secara terus menerus bisa makan. Kontrol pemberian pakan melalui automatic feeder secara langsung akan mengurangi buangan limbah pakan ke perairan. Teknologi terintegrasi dengan ponsel melalui internet untuk pengaturan yang lebih mudah. Keuntungan penggunaan automatic feeder antara lain : memberi pakan ikan tanpa harus ke kolam data kebutuhan dan penggunaan pakan akurat dan tercatat dapat menghindari overfeeding yang menyebabkan penurunan kualitas air penyebaran pakan pada kolam bias diatur derajat sebarannya frekuensi lontaran pakan dapat diatur sesuai kebutuhan jarak lontaran pakan yang ditebar cukup kuat hingga pakan dapat tersebar rata
Gambar 20. Pemanfaatan teknologi digital pada pengelolaan pakan ikan
Sumber : efishery feeder (https://www.efishery.com/product_feeder_for_fish)
2) Teknologi digital pada pengelolaan kualitas air
Penerapan teknologi untuk pengelolaan kualitas air sangat diperlukan mengingat kualitas air memegang peranan yang paling penting dalam keberhasilan budidaya perikanan. Pemantauan kualitas air yang terbatas dan tidak dilakukan secara berkala sering kali menyebabkan kematian masal pada ikan yang dibudidayakan dan hal inilah yang menyebabkan kerugian besar dalam produksi. Untuk memecahkan masalah ini kemajuan teknologi digital pun telah berkembang pesat sehingga dapat dimanfaatkan untuk membantu kualitas media budidaya secara realtime dengan mengandalkan internet of thinks (IOT). Salah satu pengembang pengelolaan kualitas air adalah Dzulqornain et al (2018) yang mengembangkan sistem smart aquaculture untuk monitoring kualitas air yang dipasang secara terintegrasi memiliki beberapa komponen antara lain : 1) Smart sensor module, yang terdiri dari sirkuit sensor beberapa parameter kualitas air seperti oksigen terlarut, pH dan ketinggian air 2) Smart aeration sistem, merupakan motor pengendali aerator yang bekerja dengan kendali mikrokontroler 3) Local network sistem, bekerja dengan cara mengirimkan dan menerima paket data dari sensor yang dipasang ke cloud server 4) Cloud computing sistem, sistem yang didesain untuk pengguna dapat dioperasikan dengan web ataupun android 5) Client visualization data, merupakan aplikasi yang digunakan untuk menampilkan fitur-fitur yang dapat mengoptimalkan dan mendukung proses budidaya, data statistic real time, didukung multi node, sensor yang dapat diperluas, smart control aerator serta pengguanaannya.
Gambar21. Gambaran smart aquaculture monitoring dan sistem kontroling
berdasarkan model IFTTT (If This Then That) (Sumber : Dzulqornain et al, 2018)
Dengan penerapan smart aquaculture monitoring maka
pemantauan kualitas air media budidaya dapat dilakukan dengan lebih cepat, dan dapat dikendalikan sesuai kebutuhan sesuai dengan kebutuhan komoditas yang dibudidayakan karena pemantauan yang dapat diakses setiap saat, dan dengan menggunakan android atau web.
3) Teknologi digital pada penanganan hama penyakit
Penerapan teknologi digital untuk pengendalian hama penyakit secara khusus belum banyak dilakukan. Para peneliti dan pembudidaya merasa dengan dapat terkendalinya kualitas air dengan baik sesuai dengan kebutuhan komoditas perikanan yang dipelihara dilengkapi dengan kualitas pakan dan manajemen pakan yang baik dengan menggunakan teknologi digital yang saling terintegrasi mampu mencegah atau meminimalisir serangan penyakit yang dapat merugikan kegiatan budidaya.