Anda di halaman 1dari 18

Anggota Fajriatul Syafitri Bilqis Asri

Kelompok 185080500111033 215080501111057

Putri Imyatul Dina Faizatin


215080507111003 215080507111019

Indhira Putri Nur Zahrah


215080507111035 215080507111051
Pengertian IMTA

IMTA atau Integrated Multi-Trophic Aquaculture merupakan


sistem budidaya perikanan terpadu dengan pendekatan
ekosistem sebagai salah satu solusi dalam menerapkan
budidaya berkelanjutan dan ramah lingkungan.

IMTA merupakan sistem budidaya yang terdiri dari lebih dari


satu spesies akuakultur dengan tingkat trophic yang berbeda
dalam kedekatan fungsi ekosistem yang saling melengkapi
dengan cara tertentu yang memungkinkan sisa pakan, limbah
dan produk budidaya dari suatu spesies tersebut dapat
dimanfaatkan kembali sebagai pupuk, pakan maupun energi
tambahan bagi budidaya lainnya serta dapat menguntungkan
dalam interaksi yang sinergis antar spesies tersebut.
Pemilihan Komoditas
Pemilihan komoditas IMTA disesuaikan dengan daya dukung tambahan dan peran
masing-masing komoditas, sehingga berbagai proses biologis dan kimiawi terjadi di
tambak untuk mencapai keseimbangan yang stabil dan sehat.

Produk yang dikembangkan adalah:

Ikan Mas Ikan Lele Siput Air Tawar Kangkung Air


(Cyprinus carpio) (Clarias gariepinus) (Lymnaea sp.) (Ipomoea aquatica)
Ikan Mas

(Cyprinus carpio)

Ikan mas merupakan spesies ikan yang


cenderung hidup pada perairan dangkal
dengan aliran yang tidak terlalu deras.
Menurut Ernita (2020), ikan mas juga memiliki
kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan
fluktuasi kandungan oksigen terlarut dan
adaptif terhadap perubahan lingkungan.
Ikan Lele

(Heteropneustes fossilis)

Ikan lele (Clarias sp.) termasuk ikan yang


tahan terhadap kualitas air yang minim atau
kualitas air yang kurang baik bahkan ikan lele
dapat hidup pada kondisi oksigen yang sangat
rendah, hal ini disebabkan karena ikan lele
mempunyai alat bantu pernapasan berupa
arborescent yang dapat mengambil oksigen
langsung dari udara (Augusta, 2016).
Siput Air Tawar

(Lymnaea sp.)

Siput air tawar merupakan makhluk hidup


pemakan limbah organik, ganggang dan
zooplankton, yang pada gilirannya menyediakan
makanan bagi banyak ikan, burung, dan manusia.

Mereka adalah indikator biologis dan memainkan


peran penting dalam memurnikan badan air
karena mereka bersifat saprofit.

Pada sistem IMTA, siput hidup di dasar tambak


dan tidak bersaing dengan ikan dalam
mendapatkan makanan karena sifatnya yang
tetap dan tidak bisa berenang (Kibria, A. S. M,
2018).
Kangkung Air

(Ipomoea aquatica)

Kangkung adalah sayuran yang sangat populer di


kalangan masyarskat luas. Kangkung tumbuh
sepanjang tahun di kolam air tawar di daerah tropis
dan membutuhkan nutrisi yang cukup, terutama
nitrogen. Kangkung termasuk kedalam tanaman
rizofiltrasi yaitu tanaman yang menggunakan akar
untuk menyerap, mendegradasi dan mengakumulasi
bahan pencemar, senyawa organik dan anorganik,
sehingga logam yang diserap tanaman cenderung
terakumulasi di akar.
Pemilihan Lokasi
Persyaratan lokasi untuk keberhasilan penerapan IMTA antara lain:
1. Lokasi budidaya sebaiknya berada di atas permukaan air laut atau
daerah supratidal
2. Lokasi budidaya bebas dari banjir
3. Terdapat adanya sumber air yang bebas dari bahan pencemaran
4. Tambak harus dilengkapi dengan saluran pemasukan (inlet) dan
pengeluaran air (outlet) yang lancar dan terdapat rundown air
5. Tambak yang dibangun tidak berasal dari tanah gambut atau tanah
sulfat masam
6. Tekstur tanah berperan penting dalam kesuburan tanah dan
kekokohan pematang. Tekstur tanah merupakan perbandingan
relatif dan komposisi fraksi-fraksi penyusun tanah yaitu: pasir,
debu dan liat. Penerapan IMTA sebaiknya dilakukan pada tambak
yang memiliki tekstur tanah lempung berpasir dengan komposisi
fraksi liat 10-20%, debu 20-30%, dan pasir 50-60%.
Desain dan
Kontruksi Kolam
Persiapan Budidaya
Pengeringan Pengapuran

Pengapuran dilakukan dengan cara menebar kapur


pada kolam. Proses pengapuran biasanya
Proses pengeringan biasanya diawali menggunakan kapur dolomit (CaCO3), kapur pertanian
dengan pembersihan dasar dan dinding (CaMg(CO3)2), kapur gamping (CaO) dan kapur hidrat
(Ca(OH)2). Dosis kapur yang diberikan menyesuaikan
kolam dari lumpur, yg kemudian diikuti oleh
dengan luasan serta struktur kolam itu sendiri.
pengeringan tambak dengan bantuan sinar Pemberian kapur selain untuk mempertahankan tingkat
matahari untuk membantu penguapan air pH dalam kisaran yang sesuai untuk budidaya ikan, juga
dan oksidasi gas beracun. bertujuan untuk menaikkan alkalinitas, mempercepat
penguraian bahan organik, serta mengaktifkan
berbagai jenis enzim pencernaan
Pemupukan Pengisian Air Persiapan Benih
Pemupukan pada dasar tanah dasar Setelah aplikasi pupuk kompos, Benih ikan mas (catla, ikan mas perak,
dilakukan agar tanah tambak menjadi kolam diisi dengan air hingga rohu, dan mrigal) dan ikan lele menyengat
subur. Tanah tambak yang subur kedalaman 1-1.5 m, 1-2 minggu yang dipilih merupakan benih ikan dengan
kualitas yang baik. Benih yang baik dapat
bermanfaat untuk pertumbuhan sebelum benih ditebar. Air yang
dilihat dengan ciri aktif melakukan
plankton dan klekap yang berguna digunakan untuk mengisi tambak oksigenasi, pergerakan gesit dan agresif,
sebagai pakan alami organisme yang sebaiknya berasal dari petak tandon berwarna cerah, ukuran sama rata, dan
dibudidayakan. Pemupukan dilakukan sebelum akhirnya dialirkan menuju warna sedikit lebih terang. Ikan dibawa ke
dengan menggunakan pupuk organik. kolam, tujuannya agar bisa dilakukan lokasi kolam/tambak dalam drum plastik
Pupuk organik atau bisa disebut juga sterilisasi terlebih dahulu kemudian dengan aerasi terus menerus. Sebelum
dengan kompos dapat dibuat diikuti proses pengendapan ditebar, benih disimpan dalam hapa jaring,
untuk proses aklimatisasi (adaptasi
menggunakan bahan-bahan yang sehingga organisme air yang tidak
terhadap lingkungan baru) dengan
berada di lingkungan sekitar (Widowati, diinginkan tidak ikut mengisi kolom lingkungan kolam.
et al., 2019). air.
Pemeliharaan
Komposisi Penebaran Komoditas Pengelolaan Kualitas Air

Monitoring kualitas air yang baik sangat penting untuk


Padat tebar biota biasanya di sesuaikan meningkatkan produktivitas tambak terutama untuk
membuat nyaman kehidupan komoditas yang
dengan luasan dan volume kolam.
dibudidayakan. Parameter kualitas air, seperti suhu, pH,
Kepadatan penebaran bibit ikan mas di oksigen terlarut, ammonia-nitrogen, nitrit-nitrogen,
tambak adalah 20.000 bibit/ha dengan dan fosfat-fosfor. Suhu air, oksigen terlarut, pH,
perbandingan 3:1:2:2 (catla: ikan mas ammonia, nitrit, dan fosfor diukur menggunakan nine-
parameter test kit (Model: FF-1A). Pengukuran
silver: rohu: mrigal) dan lele di keramba
parameter kualitas air untuk DO dilakukan langsung
seluas 24.700 bibit/ha. pada perairan sedangkan parameter kualitas air lainnya
dilakukan pada laboratorium.
Pengelolaan Pakan Pemantauan Penyakit

Pemantauan penyakit dilakukan dengan cara memeriksa


Pemberian pakan tambahan atau pelet pada ikan dalam
kondisi ikan mas pada bagian eksternal tubuh. Penyakit
budidaya semi intensif hingga intensif sangat diperlukan
yang sering menyebabkan kematian massal disebabkan
dikarenakan pakan alami tidak mencukupi. Ikan mas
oleh penyakit Koi Herpes Virus (KHV). Gejala ikan mas
diberi pakan tambahan berupa dedak padi dan dedak
yang terserang penyakit ini adalah seperti adanya warna
gandum (1:1) dengan dosis 3-5% dari berat badan. Pakan
sisik yang gelap dan nekrosis insang yang akut dan
dihitung lalu dibagi menjadi dua bagian yang sama,
hemoragik pada dasar sirip punggung, sirip dada, dan
diberikan pada pagi hari dan sore hari. Demikian juga,
sirip anus. Penanggulangan terhadap KHV sampai saat
untuk ikan lele diberi makan 5-25% dari berat tubuhnya,
ini belum diketahui selain memusnahkan ikan yang mati,
dibagi menjadi dua bagian yang sama. Untuk ikan lele
maka dari itu perlu dilakukan langkah-langkah
diberikan pakan komersial yang mengandung 35,78%
pencegahan yaitu dengan menjaga suhu air dibawah
protein selama 1,5 bulan pertama, lalu diberi pakan pelet
220C atau diatas 270C, mengurangi kepadatan tebar
campuran siput (terbuat dari siput, dedak, dan bungkil
ikan, meningkatkan kekebalan tubuh ikan melalui
sawi) untuk periode sisa.
imunostimulan.
Budidaya Tanaman Air

Spesies yang dibudidayakan yaitu kangkung


(Ipomoea aquatica), komponen tanaman air IMTA
dibudidayakan di atas nampan plastik yang didukung
oleh botol air plastik kosong, mengambang
dipermukaan air. Sepotong jaring sintesis
ditempatkan di bagian bawah setiap nampan, lalu
ditambahkan sekitar 2 cm lapisan lumpur dari kolam
yang sama sebagai substrat untuk transplantasi stek
kangkung. Jaring sintesis digunakan agar lumpur
tidak hanyut melalui mata jaring baki plastik yang
lebih besar. Dua belas stek (dengan panjang rata-
rata 15 cm) ditanam dalam enam kelompok di setiap
baki.
Panen total diawali dengan
membuang seluruh air,
mengambil seluruh biota,
dipisahkan dan ditimbang sesuai
jenisnya dengan menggunakan
timbangan digital. Untuk tanaman
kangkung dipanen dengan interval
30 hari serta untuk total hasil
dihitung pada tahap akhir.

PANEN
Kelebihan
IMTA
Akuakultur multi-nutrien yang terintegrasi merupakan salah satu langkah
untuk mewujudkan budidaya yang berkelanjutan dan menerapkan konsep zero
waste, yaitu meningkatkan biomassa spesies budidaya dengan
memaksimalkan penggunaan limbah sebagai energi. Sistem budidaya ini
menempatkan lebih dari satu spesies dengan tingkat nutrisi yang berbeda
dalam satu wadah budidaya. Sistem IMTA bertujuan untuk meningkatkan
efisiensi dan produktivitas area tanam. IMTA memiliki banyak keunggulan,
antara lain kualitas lingkungan yang lebih baik dan konsep zero waste, karena
spesies lain menggunakan limbah yang dapat menambah ekonomi.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai