Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

MK. MANAJEMEN MARIKULTUR 1

Oleh:
VENANSIUS ADUR (1813010018)
KLAUDENSIUS JEMI (1813010040)
MARIA K. MBIKING (1813010026)
MARTINA DEMI (1813010017)
VIKTORIUS NAHAK (18130100330)

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN


FAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga praktikum MK.
MANAJEMEN MARIKULTUR 1 ini bisa selesai pada waktunya.
Kami berharap semoga laporan praktikum ini bisa dipergunakan untuk menambah
wawasan pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa laporan ini jauh dari kata
sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
tercipta laporan selanjutnya yang lebih baik lagi.

Kupang, Oktober 2020

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pencemaran merupakan dampak negatif dari kegiatan pembangunan yang dilakukan
selama ini. Pembangunan dilakukan dengan memanfaatkan potensi sumberdaya alam yang
ada untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Dampak negatif dari kegiatan pembangunan
seperti di bidang industri, pertambangan, pertanian, peternakan dan pembangunan
pemukiman penduduk adalah limbah atau polutan. Polutan yang masuk dalam suatu
lingkungan inilah yang menyebabkan terjadinya pencemaran. Pencemaran akan
mengakibatkan terjadinya perubahan dalam lingkungan baik terhadap komponen abiotik
maupun biotik.
Salah satu pencemaran yang terjadi sebagai dampak negatif dari kegiatan pembangunan
adalah pencemaran air di perairan seperti sungai, danau atau waduk. Perairan disebut telah
mengalami pencemaran jika kualitas air yang ada dalam perairan tersebut tidak lagi berfungsi
sesuai dengan peruntukkannya. Seperti peruntukan untuk kegiatan perikanan tentu sangat
berbeda dengan peruntukan untuk air minum, air irigasi maupun kegiatan pertanian.
Logam berat merupakan salah satu bahan pencemar toksik yang dapat mengakibatkan
kematian (lethal) maupun bukan kematian (sub-lethal) seperti terganggunya pertumbuhan,
tingkah laku dan karakteristik morfologi berbagai 2 organisme akuatik (Effendi, 2003).
Logam berat dapat terlarut dalam air dan mencemari perairan baik air tawar maupun air laut.
Meskipun dalam perairan kandungannya relatif rendah, logam berat dapat diabsorbsi dan
terakumulasi secara biologi pada organisme termasuk ikan yang hidup didalamnya. Jika
ikanikan tersebut dikonsumsi oleh masyarakat sekitar maka masyarakat yang
mengkonsumsinya akan berpotensi terkontaminasi oleh logam berat melalui proses rantai
makanan. Sehingga untuk memonitor kualitas lingkungan suatu perairan dapat dilakukan
dengan mengetahui konsentrasi logam berat yang ada pada air, sedimen, dan ikan yang hidup
di perairan tersebut.
1.2. Maksud Dan Tujuan
Untuk mengetahui dampak limbah terhadap lingkungan perairan khususnya lingkungan
budidaya dan dampaknya terhadap biota yang dibudidayakan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori


Marikultur adalah istilah yang digunakan untuk budidaya organisme laut dalam air laut,
biasanya di perairan pantai terlindung. Secara khusus, petani ikan laut adalah contoh petani
krustasea laut (seperti udang), moluska (seperti tiram) dan rumput laut.
Marikultur merupakan cabang khusus dari akuakultur yang melibatkan budidaya
organisme laut untuk makanan dan produk lainnya di laut terbuka, bagian tertutup dari laut, atau
di tangki, kolam atau saluran yang dipenuhi dengan air laut. Contoh yang kedua adalah budidaya
ikan laut, termasuk seperti udang ikan dan kerang, tiram dan rumput laut atau di kolam air asin.
Non-produk makanan yang dihasilkan oleh budidaya meliputi: tepung ikan, nutrisi agar,
perhiasan (mutiara budidaya misalnya), dan kosmetik.

2.2. Teknologi Marikultur ( KJA)


Pengembangan teknologi mempunyai pernan penting dalam suksenya kegiatan pada
bidang marikultur khususnya kegiatan budidaya, salah satu contoh teknologi yang sering
digunakan yaitu Keramba Jaring Apung. “Keramba Jaring Apung sendiri merupakan system
budidaya dalam wadah berupa jaring yang mengapung (floating net cage) dengan bantuan
pelampung dan ditempatkan di perairan seperti waduk, laguna, selat, dan teluk”.

2.3. Limbah
Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak
dikehendaki lingkungannya karena tidak mempunyai nilai ekonomi. Limbah tersebut dapat
berupa limbah padat, limbah cair, maupun limbah gas. Berdasarkan nilai ekonomisnya, limbah
dibedakan menjadi limbah yang mempunyai nilai ekonomis dan limbah yang tidak memiliki nilai
ekonomis. Limbah yang memiliki nilai ekonomis yaitu limbah dengan cara melalui unit suatu
proses lanjut akan memberikan suatu nilai tambah, sedangkan limbah non-ekonomis yaitu suatu
limbah walaupun telah dilakukan proses lanjut dengan cara apapun tidak akan memberi nilai
tambah kecuali sekedar mempermudah sistem pembuangan.
Salah satu kegiatan sektor ekonomi bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat adalah kegiatan industri. Kegiatan suatu industri adalah mengolah masukan (input)
menjadi keluaran (ouput). Pengamatan sumber pencemar industri dapat dilaksanakan pada
masukan, proses maupun pada keluarannya dengan melihat spesifikasi dan jenis limbah yang
diproduksi. Pencemaran yang ditimbulkan oleh industri diakibatkan adanya limbah yang keluar
dari pabrik dan mengandung bahan beracun dan berbahaya (B-3). Bahan pencemar keluar
bersama-sama dengan bahan 2 buangan (limbah) melalui udara, air, dan tanah yang merupakan
komponen ekosistem alam (Kristanto, 2006).

2.4. Jenis Limbah Dan Cara Masuknya Limbah Ke Perairan Serta Dampaknya Terhadap
Biota Akuatik
2.4.1. Jenis Limbah
 Limbah Organik
Limbah organik yang merupakan sisa produk yang berasal dari makhluk hidup
baik manusia, hewan, tumbuhan, sampai mikroorganisme.
Contoh limbah organik misalnya sisa tulang ikan, dedaunan kering dari tanaman hias,
potongan kayu dari mebel, sampai tinja. Sifat sampah organik membuatnya mudah
terurai secara alami dengan bantuan bakteri dan jenis mikroorganisme lainnya.
 Limbah Anorganik
Berbanding terbalik dengan limbah organik yang berasal dari makhluk hidup,
sesuai namanya, anorganik atau yang dikenal dengan nama sampah kering merupakan
sisa non-hayati. Yang dimaksud dengan bahan non-hayati adalah segala sesuatu yang
sifatnya tidak hidup atau mati. Limbah anorganik bisa meliputi material sisa hasil
penambangan, perintilan mesin, sampai residu produk sintetis. Contohnya potongan
kertas, bungkus plastik, kaleng minuman, kaca, baterai, sampai ban kendaraan.
Berbeda dengan limbah organik yang mudah diolah karena dapat terurai secara alami,
limbah anorganik memerlukan proses pengolahan yang lebih rumit dan panjang agar
bisa dimanfaatkan kembali.
2.4.2. Masuknya Limbah Ke Perairan Dan Dampaknya Terhadap Bota Perairan
Pencemaran air di perairan umumnya diakibatkan oleh limbah dari kegiatan
masyarakat sekitar yang masuk melalui sungai-sungai yang merupakan sumber
masukan. Limbah yang masuk ke perairan akan mengendap di dasar perairan dalam
jangka waktu yang lama. Salah satu bahan pencemar atau limbah yang berbahaya bagi
manusia maupun biota air yang masuk dalam perairan adalah logam berat. Logam
berat merupakan salah satu bahan pencemar toksik yang dapat mengakibatkan
kematian (lethal) maupun bukan kematian (sub-lethal) seperti terganggunya
pertumbuhan, tingkah laku dan karakteristik morfologi berbagai 2 organisme akuatik
(Effendi, 2003). Logam berat dapat terlarut dalam air dan mencemari perairan baik air
tawar maupun air laut. Meskipun dalam perairan kandungannya relatif rendah, logam
berat dapat diabsorbsi dan terakumulasi secara biologi pada organisme termasuk ikan
yang hidup didalamnya. Jika ikanikan tersebut dikonsumsi oleh masyarakat sekitar
maka masyarakat yang mengkonsumsinya akan berpotensi terkontaminasi oleh logam
berat melalui proses rantai makanan. Sehingga untuk memonitor kualitas lingkungan
suatu perairan dapat dilakukan dengan mengetahui konsentrasi logam berat yang ada
pada air, sedimen, dan ikan yang hidup di perairan tersebut.
BAB III
METODOLOGI

3.1. Waktu Dan Tempat


Praktikum tentang” DAMPAK LIMBAH TERHADAP BIOTA PERAIRAN” ini
dilaksanakan pada:

Hari/ Tanggal : Sabtu 28 November 2020


Waktu : Pukul 04.00 WITA
Tempat : Pantai Pasir Panjang, Kupang Barat

3.2. Subjek Penelitian


Dalam praktikum ini subjek utama yang diteliti adalah jenis limbah, proses masuknya
limbah ke perairan serta dampaknya terhadap biota yang akan dibudidayakan.
3.3. Lokasi Penelitian
Dalam praktikum ini yang menjadi lokasi penelitian adalah Pantai Pasir Panjang,
Kecamatan Kelapa Lima, Kupang, Nusa Tenggara Timur
3.4. Mtode Praktikum
Pada praktikum ini metode yang digunakan yaitu metode observasi atau pengamatan secara
langsung.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Pembahasan
4.1.1. Jenis Limbah
 Limbah Cair
Limbah cair mengacu pada semua lemak, minyak, lumpur, air pencuci, limbah
deterjen, dan air kotor yang telah dibuang. Mereka berbahaya dan beracun bagi
lingkungan kita dan ditemukan di industri maupun rumah tangga. Air limbah,
demikian sering disebut, adalah segala limbah yang ada dalam bentuk cair.
 Limbah Padat
Limbah padat adalah semua sisa sampah padat, lumpur, dan yang ditemukan di rumah
tangga Anda dan lokasi industri dan komersial. Lima jenis utama sampah padat
adalah:
 Kaca dan Keramik : Banyak perusahaan siap mendaur ulang keramik dan kaca.
Cara mengelolanya yang benar di sini adalah Anda harus membuangnya
dengan benar supaya bisa di daur ulang.
 Sampah plastik : Sampah plastik adalah segala wadah, botol, dan tas yang
ditemukan di perusahaan dan rumah. Plastik tidak dapat terurai secara hayati,
dan sebagian besar tidak dapat didaur ulang. Jangan mencampur sampah
plastik dengan sampah biasa. Dan kurangi penggunaannya.
 Sampah kertas : Ini merujuk pada semua surat kabar, bahan kemasan, kardus,
dan produk kertas lainnya. Kertas dapat didaur ulang. Penting untuk bisa
memisahkan dari sampah kotor lainnya yang bisa membuatnya rusak.
 Logam dan Kaleng : Anda dapat dengan mudah menemukan kaleng dan logam
di rumah karena wadah makanan dan bahan rumah tangga dibuat dari
keduanya. Sebagian besar logam dapat didaur ulang, jadi bisa memisahkannya
dari sampah lain dan membawanya ke tempat daur ulang.

 Limbah Berbahaya
Limbah berbahaya mencakup bahan yang mudah terbakar, korosif, beracun, dan
reaktif. Singkatnya, mereka adalah limbah yang menimbulkan ancaman signifikan
atau potensial bagi lingkungan kita.
Jenis limbah berbahaya khusus meliputi:
 E-waste: adalah limbah dari peralatan listrik dan elektronik seperti komputer,
telepon, dan peralatan rumah tangga. Limbah elektronik umumnya
digolongkan berbahaya karena mengandung komponen beracun (mis. PCB
dan berbagai logam).
 Limbah medis: berasal dari sistem perawatan kesehatan manusia dan hewan
dan biasanya terdiri dari obat-obatan, bahan kimia, farmasi, perban, peralatan
medis bekas, cairan tubuh dan bagian-bagian tubuh. Limbah medis dapat
menular, beracun atau radioaktif atau mengandung bakteri dan
mikroorganisme berbahaya (termasuk yang kebal obat).
 Limbah radioaktif: mengandung bahan radioaktif. Pengelolaan limbah
radioaktif berbeda secara signifikan dari limbah lainnya.
4.1.2. Masuknya Limbah Dan Dampaknya Terhadap Biota Perairan
Pada umunya sumber pencemaran berupa limbah diperairan pasir panjang berasal dari
limbah rumah tangga seperti sampah plastik. Aktivitas masyrakat yang tidak mengerti
akan dampak dari samapah plastik tersebut terhadap ekosistem perairan yang membuang
sampah sembarangan yang kemudian sampah tersebut masuk ke perairan terbawah oleh
aliran sungai. Dampak dari limbah tersebut bagi biota perairan, dimana akibat aktivitas
tersebut menyebabkan sedimentasi diperairan. Sedimentasi yang terjadi menyebabkan air
menjadi keruh dan memberikan dampak negatif bagi biota perairan, dimana keruhnya
suatu perairan menghalang penetrasi matahari yang masuk ke perairan sehinga proses
fotosintesis tidak berjalan dengan baik. Apabila proses fotosintesis tidak optimal maka
akan berdampak pada berkurangnya oksigen terlarut dan akan meningkatnya kadar
karbondioksida disuatu perairan. Meningkatnya kadar karbondioksida di perairan
diakibatkan oleh meningkatnya suhu. Secara garis besar dampak limbah terhadap suatu
perairan yaitu berdamapk pada kualitas air.
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa:
 Pada bidang marikultur penggunaan teknologi memiliki peranan penting demi
kelangsungan suatu usaha budidaya.
 Jenis limbah berupa limbah cair, padat, maupun limbah berbahaya.
 Sumber utama limbah pencemar disuatu perairan yaitu limbah domestik , limbah industri
maupun limbah hasil kegiatan budidaya
 Alibat aktivitas limbah pencemar berdamapk besar pada kualitas air suatu perairan yang
memberikan damapk negtif bagi biota yang dibudidayakn baik anatomi maupun fisiologi.
5.2. Saran
Saran yang bisa diambil berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan metode obsevasi
mengenai dampak limbah terhadap biota perairan yaitu:
 Perluh adanya sosialisi dari pemerintah kepada masayarakat akan dampak dari limbah
terhadap ekosistem perairan.
 Harus adanya peraturan perundangan yang berlaku dan memberikan sanksi kepada
masyarakat yang melanggar peraturan tersebut.
 Bagi kita semua khusunya mahasiswa kelautan dan perikanan, perluh kita
mengimplementasikan atau mencontohkan kepada masyrakat dalam kaitan dengan
menjaga kelestraian ekositem perairan, dengan melakukan kegiatan sosial seperti
membersihkan sampah didaerah pesisir.
DAFTAR PUSTAKA

Effendi, I. 2002. Pengantar Akuakultur. Penebar Swadaya : Jakarta.


Sutarman, T dan Hanafi, A. 2008. Pembesaran Ikan Kerapu Bebek Dalam Keramba Jaring
Apung di Teluk Pegametan Gerokgak, Bali. BBRPBP Gondol : Bali
BRKP-DKP dan P3O LIPI. 2001. Pengkajian Stok Ikan di Perairan Indonesia. BRKP DKP,
Puslitbang Oseanologi LIPI, Jakarta.
Dahuri, R. 1998. Perencanaan Pembangunan Ekosistem Mangrove. Pusat Kajian Sumberdaya
Pesisir dan Lautan. Institut Pertanian Bogor. 23p.
Ditjen Perikanan 2000. Pembangunan Perikanan Budidaya Indonesia. Ditjen Perikanan
Budidaya, DKP Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai