PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pantai. Bandeng merupakan hewan air yang bandel, artinya bandeng dapat
hidup di air tawar, air asin maupun air payau. Selain itu bandeng relatif tahan
Sampai saat ini sebagian besar budidaya bandeng masih dikelola dengan
rendah. Jika dikelola dengan sistim yang lebih intensif produktivitas bandeng
1
Teknik Pembenihan Bandeng (Chanos-chanos Forskal)
Budidaya bandeng telah lama dikenal di Indonesia. Selain sebagai
kerja cukup luas. Perkembangan tersebut dapat dilihat dari semakin tingginya
permintaan akan nener untuk keperluan usaha pembesaran. Selama ini, hasil
induk bandeng dalam jumlah cukup dengan kualitas yang prima. Sebab mutu
dkk. 1997).
2
Teknik Pembenihan Bandeng (Chanos-chanos Forskal)
perikanan khususnya dan pembangunan nasional umumnya. Diharapkan
budidaya menjadi kegiatan yang mapan dan tidak terlalu dipengaruhi kondisi
hatchery.
3
Teknik Pembenihan Bandeng (Chanos-chanos Forskal)
masyarakat khususnya di Sulawesi Selatan. Mengingat pentingnya
Takalar
4
Teknik Pembenihan Bandeng (Chanos-chanos Forskal)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
tubuh seperti ini adalah ciri bandeng sebagai berenang cepat.Tubuh ikan
Phyilum : Vertebrata
Subphylum : Craniata
Superclas : Gnasthosmata
Series : Pisces
Class : Teleostel
Subclas : Actinopterygii
Order : Clupeoidei
Suborter : Malacopterygii
Family : Chanidae
5
Teknik Pembenihan Bandeng (Chanos-chanos Forskal)
Species : Chanos chanos (Forskal) 1775
utara.Ikan bandeng adalah ikan dengan sifat eurihaline yaitu ikan yang
perkembangan ikan bandeng biasanya hidup dimuara sungai atau air payau
Ikan bandeng akan memijah pada laut jernih yang dalam.Telur yang
biasanya jauh dari pantai dan setelah sehari menjadi nener akan terbawa
E. SNI 01-6148-1999
6
Teknik Pembenihan Bandeng (Chanos-chanos Forskal)
1. Standar Nasional Indonesia Induk dan benih Bandeng (Chanos
chanos forskal)
Produksi benih bandeng kelas benih sebar ukuran nener dan
gelondongan adalah suatu rangkaian kegiatan pra produksi, proses produksi
dan pemanenan untuk menghasilkan benih bandeng kelas benih sebar (SNI
No. 01 – 6149 - 1999)
a) Pra produksi adalah persyaratan awal yang harus dipenuhi sebelum
proses produksi benih bandeng kelas benih sebar dilakukan,yang
meliputi penentuan:lokasi,sumber air,sarana,(wadah,induk
pokok,bahan dan peralatan).
b) Proses produksi adalah persyaratan yang harus dipenuhi dalam
memproduksi benih bandeng kelas benih sebar.
c) Pemanenan adalah persyaratan yang harus dipenuhi dalam kegiatan
tahap akhir proses produksi benih bandeng kelas benih sebar.
d) Induk pokok(Parent stock, PS)adalah induk ikan keturunan pertama
dari induk dasar atau induk penjenis yang memenuhi standar mutu
kelas induk pokok.
e) Induk dasar(Grand parent Stock, GPS) adalah induk ikan keturunan
pertama dari induk penjenis yang memenuhi standar mutu kelas induk
dasar.
f) Induk penjenis(Graet Grant Parent Stock, GGPS ) adalah induk ikan
yang dihasilkan oleh dan dibawah pengawasan penyelenggara
pemulia.
g) Benih sebar adalah benih keturunan pertama dari induk pokok,induk
dasar atau induk penjenis yang memenuhi standar mutu kelas benih
sebar.
h) Manipulasi hormonal adalah upaya perangsangan pematangan organ
reproduksi induk ikan dengan menggunakan hormon perangsang
pemijahan.
7
Teknik Pembenihan Bandeng (Chanos-chanos Forskal)
i) Manipulasi lingkungan adalah upaya perangsang pematangan organ
reproduksi induk ikan dengan pengaturan lingkungan air media.
j) Telur ikan bandeng adalah telur hasil pemijahan berbentuk bulat yang
dapat berubah menjadi larva.
k) Nener adalah benih bandeng yang barasal dari alam atau kegiatan
pembenihan sejak dari telur menetas hingga berumur 17 hari – 25 hari
yang mempunyai bentuk dan ukuran antara 14 mm – 15 mm serta
masih mengalami perubahaan bentuk organ tubuh dan warna.
l) Nener alam adalah nener yang berasal dari laut dan merupakan hasil
tangkapan di perairan pantai.
m) Nener hasil kegiatan pembenihan adalah nener yang berasal dari
pemijahan terkontrol dalam wadah pembenihan.
n) Gelondongan muda (Pre fingerling) adalah benih ikan bandeng yang
secara sempurna mengalami perubahan organ tubuh dan warna,
menyerupai ikan dewasa dan telah berumur 50 hari sejak telur
menetas, mempunyai panjang tubuh 3 cm- 4 cm.
o) Gelondongan tua (fingerling) adalah benih ikan bandeng yang telah
menyerupai ikan dewasa, dan telah berumur 80 hari sejak telur
menetas serta mempunyai panjang tubuh 4 cm – 7 cm.
2. Pakan
a) Pakan nener: pakan hidup terdiri dari Chlorella, Rotifera (Brancionus
sp).
b) Pakan gelondongan: klekap dan pellet, dengan kandungan protein
≥25%.
c) Pakan induk: pakan buatan dengan kandungan protein ≥40%, lemak
≤12%.
8
Teknik Pembenihan Bandeng (Chanos-chanos Forskal)
Tabel 1. Standar penggunaan bahan pada setiap tingkatan produksi benih ikan
bandeng (Chanos-chanos forskall) kelas benih sebar.
N Standar Tingkatan Benih
o Nener Gelondongan Gelondon
muda gan tua
1 Penebaran
Jenis Telur Nener Gelondonga
Padat tebar 20-30 btr/ltr 80 – 120 ekor/m2 n muda
9
Teknik Pembenihan Bandeng (Chanos-chanos Forskal)
No Kegiatan Keterangan
a. Persyaratan Lokasi
1) Status tanah dalam kaitan dalam peraturan daerah dan jelas sebelum
hatchery dibangun.
10
Teknik Pembenihan Bandeng (Chanos-chanos Forskal)
-Air terendah dari folusi baik polusi bahan organik maupun anorganik
1. Sarana pokok
11
Teknik Pembenihan Bandeng (Chanos-chanos Forskal)
alami,laboratorium kering dan basah serta sarana lain yang
Bak perawatan telur tebuat dari akuarium kaca atau serat kaca
dengan daya tampung lebih dari 2.000.000 butir telur pada kepadatan
12
Teknik Pembenihan Bandeng (Chanos-chanos Forskal)
beton,sebaiknya berwarna agak gelap berukuran (4x5x1,5) m3 dengan
volume 1-10 ton berbentuk bulat atau bujur sangkar yang sudut-
air pada malam hari,bak larva diberi penutup berupa terval plastik
kayu/bambu.
Rotifera.
bagian atasnya agar cahaya juga bisa masuk kedalam bak untuk
13
Teknik Pembenihan Bandeng (Chanos-chanos Forskal)
maupun konstruksi baton yang ditempatkan dalam bangunan beratap
f. Sarana penunjang
14
Teknik Pembenihan Bandeng (Chanos-chanos Forskal)
dilengkapi dengan fasilitas ruang pengepakan yang dilengkapi
dengan sistim pemipaan air tawar dan air laut,udara serta sarana
murni.Alat angkut roda dua dan roda empat yang berfungsi untuk
2. Sarana pelengkap
c. Teknik Pemeliharaan
1. Persiapan Opersional
15
Teknik Pembenihan Bandeng (Chanos-chanos Forskal)
b) Menyiapkan bahan makanan induk dan larva yang tersedia cukup
pembenihan.
2. Pengadaan Induk
c) Kepadatan induk mulai dari pengangkutan lebih dari 18 jam 5-7 kg/m3
3) Pemeliharaan induk
a) Induk berbobot 4-6 kg/ekor dipelihara pada kepadatan 1 ekor per 2-4
16
Teknik Pembenihan Bandeng (Chanos-chanos Forskal)
b) Pergantian air 150 % per hari dan ukuran bak induk lebih besar dari
30 ton.
6-8% diberikan 2-3% dari bobot bio perhari,diberi 3 kali perhari yaitu
4) Pemilihan induk
berenang cepat.
17
Teknik Pembenihan Bandeng (Chanos-chanos Forskal)
5) pemijahaan alami
a) ukuran bak induk 30-100 ton dengan kedalaman 1,5 -3,0 meter
18
Teknik Pembenihan Bandeng (Chanos-chanos Forskal)
BAB III
19
Teknik Pembenihan Bandeng (Chanos-chanos Forskal)
26 Bak penetasan 6 ton Bak penetasan telur
27 Bak kultur 10, 20 ton Bak kultur pakan alami
28 Pipa paralon 1, 1 1/4, 2, 3, 4 inc Penyalur air
29 Beaker glass 100, 200, 1000 ml Untuk sampling
30 Pipet tetes 1, 10 ml Untuk sampling
D.Prosedur Kerja
Pengelolaan Induk
1. Persiapan Bak
20
Teknik Pembenihan Bandeng (Chanos-chanos Forskal)
Kaporit dilarutkan dalam ember, kemudian disiram merata dalam bak
dan di biarkan selama 24 jam
Setela itu bak dibilas dengan air tawar lalu digosok dengan spon
menggunakan deterjen, kemudian dibilas dengan air tawar sampai bau
kaporitnya hilang
Perangkat aerasi dicuci dengan deterjen dan dibilas dengan air tawar
Memasang aerasi dengan jarak setiap aerasi 50 cm, jarak aerasi dari
dasar bak 5 cm
Pemasangan filter bag pada saluran pemasukan air dan pipa outlet
bagian bawah diberi saringan
Bak di isi air laut dengan salinitas 30-35 ppt dan suhu 27-29 0c
2.Penyiapan Induk
21
Teknik Pembenihan Bandeng (Chanos-chanos Forskal)
Pemberian pakan dilakukan 2 sehari yaitu pada pagi dan sore hari
dengan dosis 2-3% dari bobot tubuh
22
Teknik Pembenihan Bandeng (Chanos-chanos Forskal)
Pemijahan umumnya terjadi pada malam hari, induk jantan
mengeluarkan sperma dan induk betina mengeluarkan telur sehingga
pertilisasi terjadi secara eksternal
Setelah pemijahan dan pembuahan telur induk bandeng selesai,telur
akan terapung dalam air bak pemijahan
Selanjutnya telur dipanen dengan menggunakan seser dan
dimasukkan kedalam ember yang berisi air laut dengan salinitas 35-40
ppt
7.penetasan telur
Telur yang terkumpul segera dipindahkan ke dalam bak inkubasi
Selanjutnya aliran air secara bertahap dihentikan untuk memudahkan
penyiponan detritus dan telur yang tidak di buahi
Telur diinkubasi selama 6 jam kemudian dipindahkan kedalam bak
penetasan
Pemindahan telur dilakukan dengan meningkatkan salinitas air
menjadi 40 ppt dengan penambahan garam dapur kedalam bak
inkubasi,selain itu bak penetasan telur juga diberi pasir agar suhu
tetap stabil
Didalam air bersalinitas tinggi,telur-telurakan mengapung dan mudah
untuk diserok
Telur ikan bandeng yang dibuahi akan menetas setelah 24-26 jamdari
awal pemijahan
8.Pemeliharaan Larva
Produksi pakan alami
a. Budidaya Chlorella
Kepadatan chlorella yang dihasilkan harus mampu mendukung
produksi larva yang dikehendaki dalam kaitan dengan ratio volume yang
23
Teknik Pembenihan Bandeng (Chanos-chanos Forskal)
digunakan dan ketepatan waktu. Wadah pemeliharaan chlorella skala kecil
menggunakan botol kaca/plastik yang tembus cahaya volume 3-10 liter
yang berada dalam ruangan bersih dengan suhu 23-25 0 C, sedangkan
untuk skala besar menggunkan wadah serat kaca volume 0,5-20 ton dan
diletakkan di luar ruangan sehingga langsung dengan kepadatan ± 10 juta
sel/m3. Panen chlorella dilakukan dengan cara memompa, dialirkan ke
tangki-tangki pemeliharaan rotifera dan larva bandeng. Pompa yang
digunakan sebaiknya pompa benam (submersible) untuk menjamin aliran
yang sempurna. Pembuangan dan sebelumnya telah disiapkan wadah
penampungan serta saringan yang bermata jarring 60-70 mikron,
berukuran 40x40x50 cm, di bawah aliran tersebut. Rotifer yang tertampung
pada saringan dipindahkan ke wadah lain dan dihitung kepadatanya per
milimeter.
2. Rotifera.
Budidaya rotifera skala besar (HL) sebaiknya dilakukan dengan cara
panen harian yaitu sebagian hasil panen disisakan untuk bibit dalam
budidaya berikutnya (daily partial harvest). Sedangkan dilakukan dengan
cara panen penuh harian (batch harvest). Kepadatan awal bibit (inokulum)
sebaiknya lebih dari 30 individu/ml dan jumlahnya disesuaikan dengan
volume kultur, biasanya sepersepuluh dari volume wadah. Wadah
pemeliharaan rotifer menggunakan tangki serat kaca volume 1-10 ton
diletakkan terpisah jauh dari bak chrollela untuk mencegah kemungkinan
mencemari kultur chlorella dan sebaiknya beratap untuk mengurangi
intensitas cahaya matahari yang dapat mempercepat pertumbuhan
chlorella. Keberhasilan budidaya rotifer berkaitan dengan ketersediaan
chlorella atau Tetraselmis yang merupakan makanannya. Sebaiknya
perbandingan jumlah chlorella dan rotifer berkisar 100.000 : 1 untuk
mempertahankan kepadatan rotifer 100 individu/ml. Pada kasus-kasus
24
Teknik Pembenihan Bandeng (Chanos-chanos Forskal)
tertentu perkembangan populasi rotifer dapat dipacu dengan penambahan
air tawar sampai 23 ppt. Apalagi jumlah chlorella tidak mencukupi dapat
digunakan ragi (yeast) pada dosis 30 mg/1.000.000 rotifer. Panen rotifer
dilakukan dengan cara membuka saluran pembuangan dan sebelumnya
telah disiapkan wadah penampungan serta jaringan yang bermata jaring
60-70 mikro berukuran 40x40x50 cm, di bawah aliran tersebut. Rotifer
yang tertampung pada saringan dipindahkan ke wadah lain dan dihitung
kepadatannya per milimeter. Pencatatan tentang perkembangan rotifer
dilakukan secara teratur dan berkala serta data hasil pengamatan dicatat
untuk mengetahui perkembangan populasi serta cermat dan untuk bahan
pertimbangan pemeliharaan berikutnya
25
Teknik Pembenihan Bandeng (Chanos-chanos Forskal)
BAB V
Kegiatan:
tidak cacat dan berkualitas prima. Induk bandeng yang potensial berumur 4
sampai 5 tahun, berat sekitar 4 kg dan panjang tubuh 0,5 meter sampai 0,6
meter. Secara prinsip ,faktor usia lebih diprioritaskan dari faktor berat
lebih dari 5 kg, namun ketersediaan calon induk seukuran itu sangat terbatas.
26
Teknik Pembenihan Bandeng (Chanos-chanos Forskal)
Gambar 4. Induk ikan bandeng:
a. Sirkulasi Air
minimal 200% perhari. Penurunan ketinggian air bak induk sampai 50% pada
pagi hari (08.30) sampai siang hari (12.00). Hal ini bertujuan untuk
maksimal bak induk setelah jam 12.00. Pompa air laut 8 inchi dijalankan terus
b. Pemberian Pakan
yang diberikan yaitu pakan dengan kandungan protein minimal 35%. Pemberian
pakan sebesar 2-3% perhari dari bobot tubuh. Pemberian pakan dilakukan perlahan-
lahan agar seluruh pakan yang diberikan tidak tersisa untuk meningkatkan kandungan
27
Teknik Pembenihan Bandeng (Chanos-chanos Forskal)
nutrisi pakan dilakukan pengkayaan kandungan pakan. Di BBAP Takalar bahan-
28
Teknik Pembenihan Bandeng (Chanos-chanos Forskal)
Pemijahan berlangsung pada malam hari (tengah malam hinggga dini
hari) induk jantang mengeluarkan sperma, Telur bandeng yang dibuahi akan
terapung pada permukaan air yang bersalinitas 35 ppt dan berwarna putih
bening dengan ukuran 1.1-1.3 ml, sedangkan yang tidak terbuahi akan
tenggelam dan berwarna putih keruh. Fekundisar berkisar antara 150.,000 –
200.000 butir. Stadia perkembangan telur telah di uraikan oleh Bagarinao
(1990) dan Ahmad, et al., (1993). Setelah hamper semua telur telah
terkumpul, dilakukan pemisahaan telur yang baik denganm yang rusak dan
penghitungan. Pemisahan telur dengan menaikkan hingga 40 ppt setelah itu
dilakukan penghitungan dengan cara sampling lalu telur dapat di inkubasi di
bak pemeliharaan larva atau bak penetasan
.
berulang-ulang sampai tidak tercium lagi bau sabun/deterjen setelah itu di isi
sampai penuh. Pengaturan letak aerasi dalam bak 6 ton di pasang 2 buah
29
Teknik Pembenihan Bandeng (Chanos-chanos Forskal)
b. Pemanenan Telur
Telur dalam ember tersebut dipindah dalam bak inkubasi berupa fiber
kerucut volume 100 liter yang diberi aerasi. Proses inkubasi dilakukan
pada bak kerucut 100 liter air dengan aerasi yang kuat dan dilakukan
– 6 jam.
30
Teknik Pembenihan Bandeng (Chanos-chanos Forskal)
c. Seleksi Telur
kemudian aerasi dimatikan. Setelah air tenang di dalam bak maka akan
terlihat telur yang bagus dan telur yang tidak bagus kualitasnya. Telur yang
bagus terlihat melayang di permukaan air sedangkan telur yang jelek akan
yang melayang diseser dan dimasukkan dalam ember 10 liter dengan aerasi.
dengan cara mengambil 10 ml air dan menghitung telur didalamnya. Hal ini
yang berkualitas. Telur yang telah dihitung di tebar dalam bak penetasan/bak
mata dan belum terbentuk sirip. Kantong telurnya masih menempel dibagian
dibagian depan mendekati kepala dan mulut belum terbentuk. Larva ikan
31
Teknik Pembenihan Bandeng (Chanos-chanos Forskal)
Larva umur 0-2 hari belum diberi pakan karena masih memiliki
ind/ml dalam bak larva. Pemberian pakan alami diberikan pada pagi, siang
larva berumur di atas 6 hari. Pakan alami terus diberikan sampai larva siap
pergerakan larva setiap hari. Larva yang baik pada umumnya bergerak lincah
Pergantian air dilakukan pada saat larva berumur 10-11 hari dengan cara
menyipon dengan selang yang diberi waring pada ujungnya sehingga larva
kualitas air setiap hari yang meliputi suhu, oksigen terlarut, derajat keasaman
(pH).
Larva bandeng yang telah berumur 20 hari ke atas telah siap untuk
dipindahkan ke bak pendederan atau telah telah di rasa cukup kuat untuk
agar benih bandeng betul-betul sudah siap dan kuat untuk di tebar di lahan
32
Teknik Pembenihan Bandeng (Chanos-chanos Forskal)
budidaya atu ke petani. Adapun tahapan-tahapan dalam pendederan
a. Persiapan bak
tidak tercium lagi bau sabun/deterjen. Setelah kering kemudian di isi air;
a. Pemberian pakan
buatan ini berbentuk bubuk dan diberikan 3 kali sehari pada pukul
b. Sirkulasi air
cara menyipon dengan selang yang diberi waring pada ujungnya sehingga
33
Teknik Pembenihan Bandeng (Chanos-chanos Forskal)
Pengamatan kesehatan benih dilakukan secara visual dengan melihat
pergerakan larva setiap hari. Larva yang baik pada umumnya bergerak licah
Benih bandeng yang siap panen telah berukuran 3-5 cm atau sudah
digunakan untuk panen yaitu seser, baskom dan plastik dicuci bersih dan
peralatan lainnya yaitu tabung oksigen, regulator dan karet diletakkan pada
panen.
yaitu menghitung jumlah benih dalam baskom sampai 1000 ekor inilah yang
34
Teknik Pembenihan Bandeng (Chanos-chanos Forskal)
oksigen pada kantong panen dan pengikatan kantong panen dengan
35
Teknik Pembenihan Bandeng (Chanos-chanos Forskal)
DAFTAR PUSTAKA
36
Teknik Pembenihan Bandeng (Chanos-chanos Forskal)