AQUACULTURE ENGINEERING
Disusun Oleh :
Kelompok 04
Muhammad Ramdhani Alfarizki ( 2010801079 )
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
rahmatnya diberikan kesehatan secara jasmani maupun rohani sehingga mampu
menyelesaikan tugas laporan praktikum yang berjudul “PRAKTIKUM LAPANG
AQUACULTURE ENGINEERING DI BBPBAP (BALAI BESAR PERIKANAN
BUDIDAYA AIR PAYAU) JEPARA” ini dengan tepat waktu.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
v
1
BAB I
PENDAHULUAN
Wilayah pesisir dan lautan mempunyai peran yang penting sebagai sumber
kehidupan bagi penduduk Indonesia. Kedua wilayah ini diperkirakan menjadi
tumpuan bagi pembangunan bangsa Indonesia di masa depan. Hal ini disebabkan
sebagian besar wilayah Indonesia merupakan wilayah pesisir dan laut yang
memiliki berbagai sumber daya alam serta jasa lingkungan yang beragam. Ada
beberapa sumber daya alam pesisir yang dapat dikelola dan dikembangkan,
diantaranya sumber daya perikan yang mencakup sumber daya perikanan tangkap
dan perikanan budidaya. Perikanan budidaya meliputi budidaya payau, pantai dan
laut. Semakin menurunnya produksi yang dihasilkan oleh perikanan tangkap, maka
usaha pemanfaatan lahan tambak, khususnya budidaya udang air payau (tambak
udang) diharapkan mampu menopang target produksi nasional perikanan. Salah
satu jenis usaha perikanan yang saat ini sedang diminati adalah usaha budidaya
udang. Udang merupakan salah satu andalan ekspor non migas dan menjadi
primadona perikanan Indonesia karena memberikan kontribusi bagi peningkatan
devisa negara dari sektor perikanan.
Udang sebagai sebagai salah satu komoditas unggulan dalam budidaya
perairan yang menyokong produksi perikanan untuk ekspor hasil perikanan di
Indonesia. Menurunnya kualitas air dan lahan budidaya yang berdampak pada
berbagai permasalahan dalam produksi udang yang menyebabkan pembudidaya
sering mengalami kerugian sehingga memerlukan terobosan teknologi
perikanan budidaya dalam menunjang sumber pangan dan
meningkatkan ekonomi masyarakat. Kendala pengembangan industri budidaya
ikan untuk meningkatkan produksi dibatasi oleh beberapa faktor diantaranya
adalah keterbatasan air, lahan dan polusi terhadap lingkungan. Sehingga, upaya
yang dapat dikerjakan untuk menjaga kontinuitas kegiatan budidaya udang yaitu
dengan menginisiasi budidaya udang pada lahan yang sempit seperti
memanfaatkan lahan pekarangan rumah dengan menggunakan media kolam
bundar tanpa mengurangi target jumlah produksi yang didapat. Budidaya udang
dianjurkan dikolam bundar karena memiliki beberapa alasan antara lain lebih
irit, tingkat hidup lebih tinggi dan kualitas udang lebih tinggi (Dunia Terpal,
2016).
Tambak merupakan salah satu jenis habitat yang dipergunakan sebagai
tempat untuk kegiatan budidaya air payau yang berlokasi di daerah
pesisir. Secara umum tambak biasanya dikaitkan langsung dengan
pemeliharaan udang, walaupun sebenarnya masih banyak spesies yang dapat
dibudidayakan di tambak misalnya ikan bandeng, ikan nila, ikan kerapu, kakap
putih dan sebagainya. Tetapi tambak sekarang ini lebih dominan digunakan
untuk kegiatan budidaya udang. Menurut Riani (2012), Manajemen budidaya
yang berwawasan lingkungan sangat dibutuhkan untuk saat ini, karena limbah
yang dihasilkan oleh kegiatan budidaya perikanan adalah limbah yang
berpotensi merusak lingkungan dengan kandungan unsur hara yang tinggi.
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
1. Memberikan gambaran langsung mengenai usaha budidaya air payau, baik dari
segi pengetahuan teori maupun praktik secara langsung.
2. Melatih mahasiswa untuk praktik langsung mengenai budidaya air payau
sehingga bisa mengimplementasikan wawasan teori yang sudah didapatkan
dengan lebih baik di masa depan.
3. Untuk memberikan gambaran umum bagi praktikan selanjutnya mengenai
budidaya air payau.
2
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 BBPBAP Jepara
Air payau adalah campuran dari air laut dan air tawar. Tingkat garam yang
lebih sedikit daripada air laut dan tingkat garam yang lebih banyak daripada air
tawar. Perairan payau adalah suatu badan air setengah tertutup yang berhubungan
langsung dengan laut terbuka, dipengaruhi oleh gerakan pasang surut, dimana air
laut bercampur dengan air tawar dari buangan air daratan, perairan terbuka yang
memiliki arus, serta masih terpengaruh oleh proses-proses yang terjadi di darat
(Pangesti, 2013).
Budidaya ikan air payau berarti membudidayakan ikan di perairan perpaduan
air tawar dan air laut secara alami di daerah muara sungai, di perairan ini banyak
berbagai jenis ikan yang hidup untuk beradaptasi pada lingkungan. Sebagian ada
ikan air laut yang beradaptasi diperairan air tawar dan sebaliknya, ada juga air
5
tawar yang beradaptasi dengan perairan laut atau asin. (Harijono et al, 2019).
1. Pematang
Pematang berfungsi untuk menahan massa air yang besar. Pematang yang
seluruhnya dibangun dari tanah lebih ideal berbentuk trapesium, dikarenakan
bagain bawah kolam yang lebih besar dapat menahan massa air lebih kuat.
Ukuran lebar, panjang, serta kemiringan perlu diperhatikan dalam hal ini.
Pematang tanah umumnya memerlukan biaya yang lebih besar karena
memrlukan perbaikan dan perwatan setelah panen ikan. Sedangkan untuk
pematang yang dibangun dari batu merah atau batako dapat dibangun tegak
lurus. Lebih lanjut lagi jika seluruh bagian pematang ditembok, maka akan
mengurangi biaya perbaikan dan pemeliharaan setelah panen.
2. Saluran Pemasukan Air
Saluran pemasukan air berfungsi agar kolam mendapatkan pemasukan air yang
berkelanjutan. Letak saluran air harus lebih tinggi dibandingkan kolam. Akan
tetapi, jika didapatkan saluran air yang tingginya sama ataupun lebih rendah
maka diperlukan usaha untuk membendungnya sehingga ketinggian air di
saluran dapat dinaikkan dan air dapat dialirkan sesuai kebutuhan.
3. Saluran Pembuangan Air
Saluran pembuangan berfungsi untuk menampung buangan air dari kolam.
Saluran pembuangan harus berukuran lebih lebar agar kapasitas tampungnya
lebih besar. Saluran pembuangan juga harus berhubungan langsung dengan
jaringan drainase (sungai ataupun selokan) di luar daerah perkolaman.
Disamping itu, saluran pembuangan juga harus lebih rendah daripada dasar
kolam (kurang lebih 25 cm lebih rendah)
4. Pintu Pemasukan
Pintu pemasukan berfungsi sebagai penghubung saluran pemasukan air dengan
6
kolam dan untuk menahan ikan liar agar tidak masuk kedalam area kolam.
Pintu pemasukan dapat dibuat dari bahan paralon 4 inci, bata merah atau
batako, bambu utuh atau belah, gorong-gorong (tanah liat yang dibakar) yang
disesuaikan berdasarkan kebutuhan kolam yang akan dibangun.
5. Pintu Pembuangan
Pintu pembuangan berfungsi menjaga agar ikan-ikan yang dibudidayakan
tidak keluar kolam baik saat masa pemeliharaan maupun saat panen. Pintu
pembuangan yang ideal adalah sistem monnik dan sifon.
6. Kemalir
Kemalir berfungsi sebagai tempat berkumpulnya ikan saat air kolam
disurutkan waktu panen, sehingga ikan lebih mudah untuk ditangkap. Kemalir
lebih sering disebut sebagai saluran tengah kolam, meskipun pada kenyataan
kemalir tidak selalu berada ditengah kolam. Kemalir dibuat lebih rendah dari
kolam dan juga harus disesuaikan dengan letak pintu pemasukan dan
pembuangan air.
7. Kobakan
Kobakan berfungsi untuk membantu memudahkan penangkapan ikan.
Kobakan adalah bagian dari kemalir yang ukurannya lebih lebar sehingga ikan
lebih banyak berkumpul di kobakan ketika dilakukan pemanenan. Letak
kobakan biasanya di depan pintu pemasukan air ataupun di belakang pintu
pembuangan air. Kobakan dapat berbentuk bulat atau segiempat panjang
(Cahyono, 2000).
8. Pelataran Dasar Kolam
Dasar kolam umumnya dibuat landai ke arah pintu pengeluaran air agar
memudahkan pengeringan kolam saat panen (Cahyono, 2000). Dasar kolam
lebih ideal jika konstruksinya agak miring kearah kemalir dan juga miring
kearah pembuangan air.
BAB III
METODOLOGI
Praktikum ini dilakukan pada hari Sabtu, 20 Oktober 2022 pukul 04.00-
21.00 WIB di Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau ( BBPBAP ) Jepara.
Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu
data yang di peroleh dianalisis dan di gambarkan secara kuantitatif
11
12
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Kontruksi Kolam
kolam yaitu kolam alfa, kolam beta, kolam lengkung, kolam induk, dan kolam
pembenihan.
Berbeda dengan hatchery udang maupun MSF, pada pembenihan rajungan
menggunakan bak fiber dalam proses pembenihan dan pembesaran. Hal ini
bertujuan untuk memudahkan dalam pemberian makan. Budidaya pakan alami
dengan kultur zooplankton menggunakan bak fiber berbentuk seperti lonceng. Saat
rajungan sudah mencapai ukuran dewasa, rajungan dipindahkan dalam shelter yang
menggunakan bak plastic berukuran 10x20 cm dengan sistem seperti laci. Induk
rajungan diletakan dalam kolam terpisah satu sama lain agar mengurangi resiko
kanibalisme dan persaingan pakan. Dengan pemisahan indukan, akan lebih mudah
dalam pemberian pakan dan kontrol indukan maupun pemberian berbagai treatment.
Perawatan kolam pada tambak millenial yang ada di BBPBAP Jepara yaitu
dengan cara, air dari bak tandon dan didalam bak tandon yang berisi air dan terdapat
kincir air dan yang air yang berada di bak tandon adalah yang berasal dari saluran air
yang kemudian diendapkan, lalu air disterilkan selama 6 – 8 jam ditreatment
sebelum dialirkan ke kolam budidaya ketika air kolam terkena air hujan diberi kapus
dan kaporit ke kolam. Lalu dilakukan pemumukan dengan NPK perpetak estimasi
habis 1 kg .setelah itu pengecekan pada air setiap pagi dan dilakukan secara manual
parameter yang di ukur yaitu pH, Suhu, DO.
Di kolam millenial terdapat bak kontrol. sebelum air dibuang ke laut, air
hasil budidaya di endapkan di IPAL.seteah itu pembersihan kolam millenial
menggunakan sipon sehari 1 kali selama 15 – 20 menit. Biasa nya dilakukan dengan
buang air dan pengisisan air. Lalu pembersihan kotoran dan pembersihan air, ketika
ada penyakit terdapa penambahan vitamin dan probiotik pada pakan yang ada pada
kolam millenial.
Perawatan kolam adalah upaya untuk menjaga kolam agar tetap sesuai
14
dengan udang yang dibudidayakan. Perawatan kolam dilakukan dengan penyiponan
secara rutin setiap 2 hari sekali dan pengecekan kualitas air setiap harinya. Sebelum
melakukan budidaya , kolam dikeringkan terlebih dahulu dan dilakukan pengapuran
untuk menjaga pH kolam. Air yang digunakan juga ditreatmen dengan pemberian
kaporit untuk menurunkan pH air. Pemupukan juga dilakukan yang bertujuan untuk
memberikan bahan nutrient pada perairan dan menumbuhkan pakan alami bagi
benur ikan.
Jenis pipa yang digunakan adalah pipa PVC dengan ukuran 8 inch dan 12
inch. Tiap perlakuan terdapat pipa inlet dan outlet yang dapat dikontrol
secara manual dan juga sebagai saluran air yang menyalurkan air dari tandon
ke kolam budidaya
Debit air pada pengisian kolam yang kosong untuk memenuhi tandon atau
kolam seluas 5.000 m 2 dengan ketinggian 1,5 m membutuhkan waktu 6 jam
(21.600 detik)
V
Q=
T
V = 5.000 m2 X 1,5 m
= 7500 m3
V
Q=
T
7.500
=
21.600
= 0,34 L/detik
15
Saluran inlet yang digunakan dari bak tandon yang berisi air dari saluran air
kemudidan diendapkan dan menggunakan pompa air untuk masuk kedalam
petakan dengan ukuran pipa 8 inch 1 pompa air untuk 10 petakan. Saluran
outlet, perairan dari petakan tambak akan masuk ke dalam bak kontrol,
setelah difilter dan diendapkan, air disalurkan ke kolam budidaya dengan
menggunakan pipa. Saluran outlet merupakan saluran pembuangan dari
kolam budidaya. Saluran outlet melewati central drain pada MSF dan
disalurkan ke ke kolam penampungan sebelum dibuang ke kolam IPAL.
4.2.4 IPAL
Sarana dan prasarana yang ada pada tambak seperti digunakannya pipa pada tiap
petak tmbak untuk inlet dan outle perairan, bak penampungan (tandon), pompa air
yang digunakan untuk memompa air ke dalam bak tandon maupun bak
pemeliharaan, adanya kincir air dan difuser sebagai sistem aerasi yang ada pada
tambak dalam proses budidaya seperti lampu, kincir air dan difuser,traktor yang
digunakan untuk pengangkatan pakan, rumah pakan, alat berat seperti escavator
16
yang digunakan untuk melancarkan saluran air, tiang listrik, kendaraan, bak, jaring,
jala, rumah dinas, kantin, dan lain-lain.
Teknologi yang diterapkan di tambak millenial ini yaitu dengan penggunaan plastik
HDPE sebagai dasaran kolam, pembentukan model konstruksi tambak bundar dan
terdapat central drain di tengah tambak. Dengan bentuk konstruksi tambak bundar
dapat melakukan tebar benih dengan kepadatan yang tinggi karena dapat dikontrol
dengan centrail drian. Selain itu teknologi yang digunakan laiinya adalah :
a. Authomatic feeder
Pada BBPBAP Jepara pemberian pakan dilakukan selama 6 kali sehari dengan jeda
3 jam. Pemberian pakan diberikan pada jam 7:00 bersamaan dengan pengecekan
kualitas air dan perawatan kolam. Setelah itu pemberian pakan menggunakan
Automatic Feeder. Teknologi pemberian pakan secara terkontrol melalui teknologi
digital pada aplikasi. Penggunaan teknologi ini bisa disetel sesuai dengan kebutuhan
pakan organisme. Teknologi ini dapat mengurangi buangan limbah pakan ke
perairan. Mengenai produktivitas budidaya, penggunaan authomartic feeder mampu
mengurangi masa pemeliharaan organisme secara intensif.
17
c. Teknologi RAS (Recirculating Aquaculture System)
Teknologi dengan menerapkan sistem budidaya secara intensif dengan infrastruktur
yang memanfaatklan air secara terus-menerus (resirkulasi air). RAS memanfaatkan
air sebagai media pemeliharaan secara berulang-ulang dengan mengendalikan
indikator kualitas air dengan kondisi yang baik. Alat yang digunakan meliputi fisika
filter, biologi filter, ultra violet (UV), generator oksigenuntuk mengontrol dan
menstabilkan kondisi lingkungan.
18
19
BAB V
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara sebagai salah
satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya,
berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia,
Nomor 6/Permen-KP/2014 tanggal 07 Februari 2014, mempunyai tugas
melaksanakan uji terap teknik dan kerja sama, pengelolaan produksi, pengujian
laboratorium, mutu pakan, residu, kesehatan ikan dan lingkungan, serta bimbingan
teknis perikanan budidaya air payau.
Air payau adalah campuran dari air laut dan air tawar. Tingkat garam yang
lebih sedikit daripada air laut dan tingkat garam yang lebih banyak daripada air
tawar. Adapun komponen yang terdapat pada kolam yaitu: pematang, Saluran
Pemasukan Air, Saluran Pembuangan Air, Pintu Pemasukan, Pintu Pembuangan,
Kemalir, Kobakan , Pelataran Dasar Kolam.
Salah satu komoditas unggulannya adalah udang vannamei. Konstruksi yang
terdapat pada budidaya udang vannamei menggunakan kolam beton pada unit
hatchery dan kolam bundar berbahan dasar plastic HDPE pada kolam Milenial
Shirmp Farm (MSF) serta menggunakan kolam shelter pada budidaya rajungan.
Terdapat 29 kolam bundar yang terdapat dalam MSF. Komponen kolam meliputi
pematang, saluran air, pintu masuk, pintu keluar, dan kamalir. Pematang terbuat
dari beton pada unit hatchery dan rangka besi pada MSF. Saluran air
menggunakan pipa PVC berukuran 8 inchi dan 12 inchi yang menghubungkan
sumber air dan kolam budidaya dengan debit 0,34 L/detik. Limbah yang
dihasilkan diolah menggunakan sistem IPAL dengan metode pengendapan.
Sebelum dialirkan menuju saluran air umum. Teknologi yang digunakan dalam
proses budidaya adalah Automatic Feeder, Milenial Shrimp Farm, dan RAS
(Recyrculated Aquaculture System). Guna mendukung proses budidaya diperlukan
sarana dan prasarana meliputi saluran listrik, bak, kendaraan, dan lain-lain.
4.2 Saran
Perlu adanya pengaturan lebih lanjut terkait mekanisme pada ssat praktikum di
lapangan dikarenakan apabila dilakukan dengan cara kondisional dirasa materi
yang di terima juga tidak terlalu maksimal didapatkan. Selain itu mungkin
sebelum melakukan praktikum langsung di lapangan bisa memberikan
pembekalan materi lebih rinci terkait data yang harus diambil untuk dijadikan
hasil laporan pengamatan.
20
DAFTAR PUSTAKA
Putra, S. J. (2014). Analisis hubungan bahan organik dengan total bakteri pada tambak
udang intensif sistem semibioflok di BBPBAP Jepara. Management of Aquatic
Resources Journal (MAQUARES), 3(3), 121-129.
Riko, Y. A. (2012). Intensitas dan Prevelensi Ektoparasit pada Ikan Bandeng (Chanos
chanos) dalam Keramba Jaring Apung (KJA) di Waduk Cirata Kabupaten Cianjur
Jawa Barat. Jurnal Perikanan dan Kelautan, 3 (4): 233-237.
Sahrijanna, A., dan Early, S. 2017. Variasi Waktu Kualitas Air Pada Tambak Budidaya
Udang dengan Teknologi Integrated MultitrophicAquaculture (IMTA) di Mamuju
21
Sulawesi Barat. Jurnal Ilmu Alam dan Lingkungan, 8(16): 52-57.
Sugianto, D. N. (2009). Kajian Kondisi Hidrodinamika (Pasang Surut, Arus, Dan
Gelombang) di Perairan Grati Pasuruan, Jawa Timur. Jawa Timur: UNDIP :
Semarang.
Susanto, H. 1989. Pembenihan dan Pembesaran Gurami.Penebar Swadaya. Jakarta.
Widowati, dkk. (2019). Petunjuk Budidaya Tambak Terpadu (IMTA) Integrated Multi
22
LAMPIRAN
23
Outlet Bak Pemijahan Inlet
Pembenihan rajungan
24