Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

PENGGUNAAN DAN PERAWATAN INKUBATOR,


HOTPLATE DAN MIKROPIPET

Disusun Oleh:
Kelompok 4

Syarifa Maulida Almaghfira (A202301155)

Cila Faslinah (A202301156)

Laodhe Muhammad Fazrin Syaputra (A202301157)

Salma Wati (A202301158)

Elsa Lorensa (A202301191)

Muh Affandi Afham (A202301159)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS MANDALA WALUYA KENDARI
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada Saya, sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah tentang Penggunaan dan Perawatan Inkubator,
Hotplate dan Mikropipet.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
saya dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Kendari, November 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 1

1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Inkubator ........................................................................................... 2

2.2 Mikropipet ......................................................................................... 10

2.3 Hotplate ............................................................................................. 15

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ....................................................................................... 20

3.2 Saran.................................................................................................. 20

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 21

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Inkubator adalah Sebuah majalah yang diterbitkan di Inggris selama Perang


Dunia II memaparkan sebuah inkubator sebagai kotak kayu, air panas, dan tirai.
Salah satu metode inkubasi yang pertama dicatat termasuk penggunaan panas
pupuk busuk untuk menghangatkan telur. Orang Mesir memiliki metode inkubasi
yang lebih baik yang menggunakan bangunan silinder yang memiliki api di bagian
bawah bangunan. Hotplate stirrer pertama kali dibuat oleh ilmuwan asal Amerika
Serikat bernama Richard Stringham pada tahun 1917. Pada masa itu, beliau
membuat hotplate stirrer yang terdiri dari elektromagnetik stasioner yang
dihubungkan ke dalam basis pelat panas.
Pipet sederhana pertama telah digunakan sejak jaman dulu untuk
pengambilan sampel cairan dibuat dalam gelas, seperti pipet Pasteur yang telah
digunakan untuk eksperimen di berbagai bidang penelitian. Setelah pipet
mengalami perkembangan, mikropipet pertama dipatenkan pada tahun 1957 oleh
Dr. Heinrich Schnitger Marburg, Jerman.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana penggunaan dan perawatan dari inkubator?

2. Bagaimana penggunaan dan perawatan dari mikropipet?

3. Bagaimana penggunaan dan perawatan dari hotplate?

1.3 Tujuan Penulisan

Dalam pembuatan makalah ini tujuannya adalah untuk mengetahui


bagaimana Penggunaan Dan Perawatan Inkubator, Hotplate Dan Mikropipet.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 INKUBATOR

1. Pengertian dan Fungsi

Pengertian inkubator laboratorium adalah alat yang digunakan yang


digunakan untuk melakukan proses inkubasi atau perkembangbiakan suatu
mikroorganisme. Karena berhubungan erat dengan mikroorganisme/organisme
kecil, alat inkubator laboratorium ini akan sangat mudah anda jumpai di dalam
laboratorium mikrobiologi. Laboratorium mikrobiologi sendiri biasanya terdapat di
berbagai macam instansi, mulai dari Universitas, Rumah Sakit hingga Balai
Penelitian. Inkubator merupakan sebuah perangkat tertutup yang dapat
mengoptimalkan suhu dan kelembapan agar organisme sel dapat berkembang
dengan baik.

Adapun fungsi-fungsi inkubator yang perlu diketahui adalah sebagai


berikut:

a. Inkubator digunakan untuk membudidayakan organisme sel, baik


uniseluler maupun multiseluler.
b. Inkubator digunakan untuk memproduksi kumpulan mikroba.
c. Inkubator digunakan sebagai pengembangbiakan serangga dan
penetasan telur pada laboratorium zoologi.
d. Inkubator digunakan sebagai tempat penyimpanan sampel sebelum
diproses di laboratorium.

2
2. Cara Penggunaan

Gambar 1. Incubator

a. Pastikan sudah menggunakan APD (alat pelindung diri) seperti


sarung tangan, masker dan jas lab.
b. Hubungan catu daya ke stop kontak listrik.
c. Tekan tombol ON untuk menyalakan alatnya.
d. Atur suhu dengan menekan tombol timer sesuai dengan yang
diinginkan. Biasanya, proses inkubasi akan menggunakan suhu
37°C.
e. Periksa sensor sinyal CO2. Biasanya dipertahankan sekitar 5% untuk
mempertahankan pH konstan untuk pertumbuhan mikroorganisme
yang ekstrem. Saat anda memeriksa sinyal sensor CO2, Anda akan
mendapatkan pengukuran CO2 yang perlu ditambahkan ke chamber.
f. Masukkan media kultur yang akan diinkubasi. Pastikan media sudah
terisi di dalam cawan petri.
g. Letakkan diatas shelves atau rak dengan cara di balik. Tutup cawan
petri berada di bawah, dan bagian yang ada kulturnya dibagian atas.
h. Selama inkubasi berlangsung, jangan membuka pintu incubator
berulang kali.

3
i. Proses inkubasi berlangsung selama 1×24 jam dan paling lama
sekitar 48 jam.
j. Setelah selesai, keluarkan kultur dari incubator. Lalu tekan tombol
OFF untuk mematikan incubator.
k. Cabut saklar untuk memastikan bahwa alat tersebut sudah mati. Dan
bersihkan bagian rak yang digunakan sebagai tempat penyimpanan
cawan media kultur.

3. Bagian-Bagian Dari Inkubator

Incubator laboratorium ini memiliki beberapa bagian yang menjadi


komponen penting dalam proses kerjanya. Beberapa bagian tersebut meliputi:

a. Kabinet

Gambar 2. Cabinet Inkubator

Kabinet adalah badan utama pada alat incubator laboratorium yang


berdinding ganda dengan kapasitas mulai dari 20 hingga 800 L.
Dinding luar terbuat dari lembaran stainless steel sedangkan dinding
bagian dalam terbuat dari aluminium. Ruang antara dua dinding diisi
dengan bahan wol kaca untuk memberikan isolasi ke incubator.
Dinding bagian dalam inkubator dilengkapi dengan proyeksi ke
dalam yang menopang rak yang ada di dalam inkubator.

4
b. Pintu

Gambar 3. Pintu Inkubator

Sebuah pintu yang ada di semua incubator laboratorium pastinya


berfungsi untuk menutup kabinet yang telah terisolasi. Bagian ini
juga memiliki isolasi sendiri. Perlu diketahui, pintu ini dilengkapi
dengan kaca yang memungkinkan visualisasi interior incubator
selama inkubasi tanpa mengganggu lingkungan sekitarnya. Selain
itu, terdapat pegangan untuk membuka atau menutup pintu.

c. Control Panel

Gambar 4. Control Panel

Bagian ini terdapat di bagian dinding luar incubator laboratorium


yang dilengkaoi dengan sakelar dan indicator yang bisa mengontrol
parameter dari alat tersebut. Panel control juga memiliki kelebihan
yang dapat mengontrol thermostat incubator.

5
d. Thermostat

Gambar 5. Thermostat

Thermostat ini digunakan untuk mengatur suhu inkubator yang


diinginkan. Setelah suhu yang diinginkan sudah tercapai, maka
secara otomatis thermostat akan mempertahankan incubator pada
suhu tersebut sampai suhu nya berubah lagi.

e. Shelves (rak)

Gambar 6. Shelves (Rak)

Bagian shelves atau rak berbentuk persegi yang berlubang. Rak ini
berfungsi untuk menempatkan media kultur yang sudah di wadahi
oleh cawan petri. Di beberapa incubator laboratorium lainnya, rak
bisa di lepas pasang sehingga dapat mempermudah dalam proses
membersihkannya.

6
f. Tombol ON/OFF

Gambar 7. Tombol ON/OFF

Bagian ini pastinya selalu ada disetiap alat laboratorium yang


menggunakan energi listrik seperti incubator. Tombol ON / OFF ini
berada di bagian atas pintu incubator tepat di sebelah control panel.
Fungsi dari tombol ON yaitu untuk menyalakan alat sedangkan
tombol OFF untuk mematikan alat ketika selesai digunakan.

g. Tempered Glass

Gambar 8. Tempered Glass

Bagian ini merupakan pelingdung antara kabinet dengan pintu


incubator. Ketika anda membuka pintu utama, maka udara tidak
akan masuk secara lengsung ke dalam ruangan incubator. Tempered
glass yang dibentuk berbahan dasar dari kaca transparant sehingga,
dengan hanya membuka pintu utama anda sudah bisa mengamati

7
media kultur yang sedang di incubasi di dalam alat incubator
tersebut.

h. Gasket pintu asbes

Gambar 9. Gasket Pintu Asbes

Bagian ini merupakan salah satu bagian yang paling penting dalam
incubator laboratorium. Bagian gasket pintu asbes ini dilengkapi
dengan segel yang kedap udara antara pintu dan cabinet. Segel
nantinya akan mencegah udara luar masuk ke dalam sehingga proses
pertumbuhan bakteri berjalan dengan baik.

i. Thermometer Berbentuk L

Gambar 10. Thermometer Berbentuk L

Thermometer adalah bagian yang berada di dinding atas luar


incubator. Bagian ujung termoemeter terdapat warna gradasi yang
memudahkan anda dalam membaca suhu nya. Ujungnya berbentuk
bola yang sedikit menonjol ke dalam incubator.

8
j. HEPA filter

Gambar 11. HEPA Filter

Beberapa incubator canggih juga dilengkapi dengan HEPA filter


yang berguna untuk menurunkan kemungkinan kontaminasi yang
disebabkan oleh aliran udara. Sebuah HEPA filter dilengkapi dengan
sistem loop yang akan menyaring udara sehingga akan mengurangi
terjadinya kontaminasi.

k. Kontrol kelembaban dan gas.

Gambar 12. Control Kelembaban dan Gas

Alat incubator dilengkapi dengan reservoir di bagian bawah ruang


yang berisi air. Kemudian air akan di uapkan untuk menjaga
kelembaban relatif di dalam ruangan cabinet. Demikian pula,
inkubator ini juga dilengkapi dengan kamar gas untuk memberikan
konsentrasi CO2 yang diinginkan di dalam alat tersebut.

9
4. Perawatannya

Kebersihan dan kelayakan alat laboratorium akan sangat penting dilakukan.


Incubator kotor pastinya berpengaruh pada hasilnya. Apalagi, proses pertumbuhan
kultur bakteri memerlukan tempat yang kondisinya harus steril. Jika incubator anda
jarang dibersihkan, kemungkinan proses pertumbuhan bakteri tidak berhasil atau
gagal. Karena itu, sangat penting untuk mematuhi jadwal pembersihan yang ketat
pada alat incubator ini. Beberapa cara yang dilakukan untuk merawat alat incubator,
diantaranya:

a. Jika menggunakan chamber atau wadah yang lembab, tukar air


dalam chamber seminggu sekali untuk menghindari kontaminasi.
b. Bersihkan chamber kelembaban, rak, ruang, dan bagian lain yang
dapat dilepas secara perlahan. Semprotkan desinfektan secukupnya.
Jangan sampai merusak kultur sel atau ruang incubator.
c. Bersihkan bagian luar alat, terutama pegangan pintu incubator.
d. Periksa catu daya untuk memastikan apakah alat tersebut terhubung
ke aliran listrik atau tidak.
e. Letak incubator harus jauh dari sumber getaran seperti pengaduk,
pengocok, atau lemari es karena getaran dapat mempengaruhi
pertumbuhan sel.
f. Selalu bersihkan lingkungan tempat dimana alat tersebut disimpan.
Agar terhindar dari debu penyebab kontaminasi.

2.2 MIKROPIPET

1. Pengertian dan Fungsi

Mikropipet (micropipet) adalah suatu alat yang digunakan untuk


memindahkan cairan dalam jumlah kecil secara akurat. Penggunaan pipet gelas
seperti pipet ukur dan pipet volume (gondok) tidak mempunyai akurasi yang tinggi

10
untuk volume kurang dari 1 ml. Sehingga pada pemindahan cairan dengan volume
kecil kurang dari 1000 mikroliter, orang cenderung menggunakan mikropipet, biasa
juga disebut dengan pipet otomatis. Pipet otomatis ini mempunyai akuraritas dan
presisi yang lebih baik dari pada pipet gelas.

Mikropipet sebenarnya mempunyai fungsi seperti pipet biasa yaitu untuk


memindahkan cairan atau larutan dari satu tempat ke tempat lainnya. Jika pipet
biasa ini digunakan pada volume terkecil 1 mili liter, untuk mikro pipet biasanya
digunakan untuk volume dibawah 1 mili liter. Untuk ukurannya sendiri bervariasi
antara dari 5 mikro liter s/d 1 ml. Bahkan untuk micropippets Adjustable dapat kita
temui dengan volume 0.1 mikro liter. Ditinjau dari segi akurasinya tentu saja pipet
jenis ini juga lebih bagus daripada pipet biasa. Dalam menggunakan mikro pipet
tersebut maka diperlukan pipet tip yang berfungsi untuk menampung cairan yang
akan dipompa. Volume dari pipet tip ini juga bermacam-macam tentunya harus
disesuaikan dengan kebutuhan analisa di laboratorium.

2. Cara Penggunaan

Berikut ini adalah langkah-langkah dalam menggunakan mikropipet yaitu:

a. Sebelum digunakan, Thumb Knob (penyedot pipet) sebaiknya


ditekan berkali-kali untuk memastikan lancarnya mikropipet.

b. Atur volume dengan cara memutar knop pengatur volume.

c. Pasanglah tip disposable yang sesuai dengan ukuran mikropipet


yang digunakan dengan cara menancapkan ujung mikropipet.

d. Tekan penyedot pipet sampai pada batas pertama/first stop, jangan


ditekan lebih kedalam lagi.

11
e. Benamkan tip kedalam cairan yang akan dipindahkan. Perlu
diperhatikan, jangan terlalu dalam membenamkannya karena akan
merusak tip.

f. Untuk mengambil sampel ke dalam tip, jagalah tekanan balik


berjalan secara perlahan dan halus sampai penuh ke posisi sebelum
penyedotan. Jangan biarkan penyedot bergerak cepat dan tiba-tiba.
Biarkan tip tetap di bawah permukaan sampel selama pengambilan.
Tunggu sesaat untuk memastikan seluruh sampel yang disedot sudah
mengisi tip. Tunggu lebih lama lagi untuk pengambilan volume
yang lebih besar dan Tunggu lebih lama untuk sampel yang
mempunyai viskositas yang lebih besar.

g. Pindahkan tip dari cairan sampel ke wadah yang diinginkan. Perlu


diperhatikan, tidak boleh ada cairan tertinggal di bagian luar tip dan
lap/usap butiran cairan di luar dengan tissue, tetapi hanya dari bagian
samping saja. Jangan sentuhkan tissue pada bagian bawah/ujung tip.

h. Untuk mengeluarkan sampel dari pipet caranya sebagai berikut:

- Sentuhkan tip pada dinding wadah penampung sampel.

- Tekan penyedot sampai pembatas pertama.

- Tahan paling tidak 1 detik, 1-2 detik untuk P-1000, 2-3 detik
untuk P-5000 atau lebih lama untuk sampel yang mempunyai
viskositas yang lebih tinggi.

- Tekan penyedot ke pembatas kedua untuk mengeluarkan sisa-


sisa cairan.

Mulai mengeluarkan, Pembatas 1 dan Pembatas 2.

12
i. Dengan penyedot masih dalam posisi tertekan tarik pipet dari wadah
penampung sampel dengan terus menempelkan tip di dinding
wadah, khususnya ketika pemipetan dalam jumlah kecil.

j. Secara pelan-pelan biarkan penyedot kembali pada posisi UP.


Jangan biarkan tertekan kembali.

k. Lepaskan tip dengan cara menekan ejector.

3. Bagian-bagian Mikropipet

Gambar 13. Miktopipet

Mikropipet terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut:

a. Plunger button, Bagian ini bergerak ke atas ketika dilepas dan ke


bawah ketika ditekan berfungsi untuk mengukur kuantitas udara
yang ditarik dan dihembuskan, volume liquid yang ditarik dan
dikeluarkan oleh pipette tip. Pada bagian atas plunger button ini
terdapat angka yang menunjukkan kapasitas maksimum dan
minimum dari mikropipet yang kita gunakan.

13
b. Volume adjustment knob, Berfungsi untuk mengatur volume liquid
yang akan ditransfer.

c. Shaft, Tempat melekat handle ejector arm, dan menghubungkan


antara mikropipet dengan plastic tip.

d. Ejector arm, Berfungsi mendorong plastic tip agar terlepas dari


mikropipet.

e. Plastic tip, Bagian yang kontak langsung dan menampung liquid


saat dilakukan proses penarikan volume tertentu liquid hingga
ditransfer. Besar kecilnya disesuaikan dengan kapasitas mikropipet
dan volume liquid yang ditransfer.

f. Tip ejector button, Digunakan untuk meng"eject" atau melepaskan


plastic tip setiap kali selesai digunakan atau untuk mengganti ujung
tip.

4. Perawatannya

Cara perawatan mikropipet sebagai berikut:

a. Mengecek secara rutin kondisi pipet, periksa apakah ada bagian


yang rusak, retak atau ada komponen yang hilang.

b. Membersihkan pipet setiap sebelum dan sesudah pemakaian dengan


alkohol atau cairan khusus pembersih pipet.

c. Mensterilkan komponen-komponen pipet yang dapat disterilkan


(dengan autoclave atau penyinaran UV).

d. Jika terdapat kerusakan atau kelainan dan kejanggalan, segera


periksakan kondisi pipet anda ke distributor atau agen penjualnya.

14
e. Jika mikropipet telah digunakan untuk mengambil cairan yang
bersifat asam atau mengandung zat korosif maka perlu dilakukan
pembersihan pada bagian piston, shaft, dan seal assemblies. Kontak
dalam jangka waktu yang lama antara piston dengan cairan yang
bersifat asam atau mengandung zat korosif maka akan menyebabkan
piston berkarat. Hal ini akan mengakibatkan premature seal wear
dan mungkin memerlukan refinishing atau mengganti piston dengan
piston baru. Paparan corrosive fumes terhadap komponen internal
mikropipet dapat dikurangi dengan menggunakan aerosol-resistant
tips. Tips tersebut memiliki internal filter yang bertindak sebagai
aerosol barrier.

2.3 HOTPLATE

1. Pengertian dan Fungsi

Hotplate adalah alat laboratorium yang digunakan untuk memanaskan


campuran atau sample yang akan di teliti. Hotplate terdiri dari pengaduk (magnetic
strirer) yang digunakan untuk mengaduk larutan dan pemanas yang akan digunakan
untuk memanaskan larutan yang akan dicek. Alat ini memiliki prinsip kerja yaitu
menghomogenkan larutan dengan putaran dan suhu.

Magnetic Stirrer hotplate laboratorium merupakan alat yang digunakan


untuk mengaduk dan memanaskan larutan satu dengan larutan lain yang bertujuan
untuk membuat suatu larutan homogen dengan bantuan batang pengaduk/magnetic
bar.

Fungsi magnetic stirer hotplate ini adalah untuk menghomogenkan larutan


dengan cara pengadukan dan pemanasan. Tidak bisa dipungkiri, proses
homogenisasi merupakan salah satu proses yang diperlukan dalam laboratorium,
banyaknya jenis pelarut dan bahan terlarut menjadi tantangan tersendiri pada proses
homogenisasi terebut karena tidak semua proses itu berjalan dengan sendirinya,

15
terkadang memerlukan bantuan pengadukan dengan kecepatan tertentu yang
disertai dengan panas.

2. Cara Penggunaan

Berikut ini adalah tahapan dalam menggunakan alat hotplate magnetic


stirrer:

a. Pastikan kabel power sudah terhubung dengan sumber arus listrik.

b. Siapkan cairan atau larutan yang akan kita homogenkan.

c. Masukkan magnetic stir bar kedalam beaker glass yang berisi


larutan.

d. Taruh beaker gelas yang sudah berisi larutan tersebut di atas


hotplate.

e. Putar knop pengatur panas, sesuaikan dengan kebutuhan.

f. Putar knop stir ini untuk mengatur kecepatan putaran, jika itu model
analog, maka semakin diputar ke arah kanan maka putaran akan
semakin cepat.

g. Jika larutan sudah homogen kita putar kembali knob pengatur suhu
dan kecepatan putaran kembali ke angka nol.

h. Angkat larutan dari hotplate, pastikan menggunakan sarung tangan


karena hotplate magnetic stirer masih dalam keadaan panas.

i. Setelah selesai digunakan bersihkan permukaan hotplate.

j. Cabut kabel power dari sumber arus listrik.

16
3. Bagian-bagian Hotplate

Gambar 14. Hotplate

a. Hotplate Merupakan tempat peletakkan beaker gelas, selain itu juga


berfungsi sebagai pemanas.

b. Hot Plate House, Bagian ini berfungsi untuk melindungi komponen


elektronik dari hotplate.

c. Tombol pengatur kecepatan, Tombol ini berguna untuk mengatur


kecepatan pengadukan.

d. Tombol pengatur suhu, Tombol ini berguna untuk mengatur suhu


pada saat proses pengadukan.

e. Layar/Display berfungsi untuk memperlihatkan kecepatan


pengaduk dan suhu dari larutan yang sedang dihomogenkan.

Dalam penggunaanya, stirer hot plate ini memerlukan magnetic stir


bar (magnetic bar) yaitu sepotong besi atau magnet yang tidak bereaksi dengan
larutan karena dibungkus dengan materi khusus misalnya teflon/PTFE.

17
Magnetic bar mempunyai ukuran yang beragam yang pada penggunaanya
tentunya disesuaikan dengan ukuran beaker gelas yang digunakan. Magnetic bar
berfungsi sebagai alat pengaduk pada saat proses pengadukan dengan Magnetic
stirer hotplate laboratorium. Magnetic stir bar paling tidak bisa kita temukan dalam
4 bentuk:

a. Oktagonal, Bentuk ini tersedia dalam berbagai ukuran antara 0.5


Inch s.d 2 Inch

b. Polygon, Bentuk ini tersedia dalam ukuran 6 mm s/d 3 inch

c. Egg shape, Bentuk ini tersedia dalam ukuran 3/8 inch s/d 3 inch

d. Round, Bentuk ini tersedia dalam ukuran 1/2 inch s/d 9 mm

18
Pada saat menggunakan magnetic stirer hotplate ada alat lain yang
dibutuhkan seperti sumber listrik dan gelas beker, karena alat ini menggunakan
sumber listrik sebagai sumber energinya. sedangkan beaker gelas berfungsi sebagai
tempat larutan yang dihomogenkan.

4. Perawatannya

Seperti instrumen laboratorium pada umumnya, untuk menjaga unit ini dari
kerusakan, maka perlu dilakukan perawatan secara berkala. Untuk prosedur
perawatan hotplate magnetic stirer sebenarnya tidaklah sulit, antara lain sebagai
berikut:

a. Pada saat pembersihan alat, lakukan dengan cairan pembersih yang


direkomendasikan pabrikan, biasanya penggunaan alkohol
diperbolehkan.

b. Pada saat pengaturan suhu dan kecepatan, pastikan tidak memutar


knob dengan keras untuk menghindari kerusakan pada knob
tersebut.

c. Pastikan alat ini ditempatkan pada area yang bersih dan kering serta
menggunakan sumber listrik yang stabil.

19
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Pengertian inkubator


laboratorium adalah alat yang digunakan yang digunakan untuk melakukan proses
inkubasi atau perkembangbiakan suatu mikroorganisme. Karena berhubungan erat
dengan mikroorganisme/organisme kecil, alat inkubator laboratorium ini akan
sangat mudah anda jumpai di dalam laboratorium mikrobiologi.

Mikropipet (micropipet) adalah suatu alat yang digunakan untuk


memindahkan cairan dalam jumlah kecil secara akurat. Penggunaan pipet gelas
seperti pipet ukur dan pipet gondok tidak mempunyai akurasi yang tinggi untuk
volume kurang dari 1 ml.

Hotplate adalah alat laboratorium yang digunakan untuk memanaskan


campuran atau sample yang akan di teliti. Hotplate terdiri dari pengaduk (magnetic
strirer) yang digunakan untuk mengaduk larutan dan pemanas yang akan digunakan
untuk memanaskan larutan yang akan dicek.

3.2 Saran

Sebaiknya mahasiswa/i yang melakukan praktikum di laboratorium atau


para pekerja laboratorium, apabila menggunakan alat-alat diatas harus hati-hati,
teliti dan selalu mengikuti prosedur yang ada untuk menghindari terjadinya
kesalahan.

20
DAFTAR PUSTAKA

https://analitika.co.id/incubator-laboratorium/#CO2_Incubator

https://genecraftlabs.com/fungsi-
inkubator/#:~:text=Inkubator%20merupakan%20sebuah%20perangkat%2
0tertutup,sel%2C%20baik%20uniseluler%20maupun%20multiseluler

https://id.scribd.com/document/405504742/Makalah-Mikropipet-Fix-1-docx

https://www.sentrakalibrasiindustri.com/prinsip-kerja-fungsi-magnetic-stirer-
hotplate-
laboratorium/#Cara_Menggunakan_Hotplate_Magnetic_Stirrer_Laboratori
um

21

Anda mungkin juga menyukai