Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

IDENTIFIKASI ALAT-ALAT FLEBOTOMI

Disusun oleh:

1. Yuni Tia Dwi Kurniasih NIM. P07134219002


2. Atika Hijri Agustiana NIM. P07134219005
3. Indah Intan Mutiara NIM. P07134219026
4. Rahma Sabila NIM. P07134219027
5. Rifda Alya Danastri NIM. P07134219032
6. Sekar Arum Prabaningtyas NIM. P07134219035
7. Rahma putri Az Zahro NIM. P07134219036

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

PROGRAM STUDI ANALIS KESEHATAN

2019

i
KATA PENGANTAR

Segala puji kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia yang diberikan, sehingga Laporan Praktikum Flebotomi ini bias
terselesaikan dengan baik. Adapun laporan ini kami susun sebagai bagian dari
tugas mata kuliah Flebotomi.

Dalam penyusunan laporan ini, kami mengucapkan terimaksih sebesar-


besarnya kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya laporan ini.
Adapun pihak-pihak tersebut antara lain:

1. Bapak Sistiyono, SKM, MPH selaku dosen pengampu mata kuliah Flebotomi.

2. Seluruh petugas laboratorium Flebotomi Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.

3. Orangtua, sahabat, kerabat, dan pihak-pihak lainnya yang tidak bias penyusun
sebutkan satu persatu.

Kami selaku penyusun menyadari bahwa laporan praktikum ini belum


dapat dikatakan sempurna. Untuk itu, kami dengan sangat terbuka menerima
kritik dan saran dari pembaca sekalian. Semoga laporan praktikum ini bermanfaat
untuk kita semua.

Yogyakarta, 20 februari 2020

ii
DAFTAR ISI

Laporan Praktikum ................................................................................................... i


Kata Pengantar ........................................................................................................ ii
Daftar Isi................................................................................................................. iii
Bab I Pendahuluan .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Tujuan Praktikum ......................................................................................... 1
C. Manfaat Praktikum ....................................................................................... 2
Bab II Pembahasan .................................................................................................. 3
Bab III Penutup ..................................................................................................... 12
A. Kesimpulan ................................................................................................... 12
B. Saran ............................................................................................................. 12

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Mengambil sample darah di daerah pembuluh darah vena bukanlah


pekerjaan mudah, tetapi begitulah tugas sehari-hari yang harus dilakukan oleh
seorang analis yang bertugas di laboratorium kesehatan. Meskipun terlihat sangat
sederhana, terdapat berbagai tahap yang harus dilakukan dengan benar apabila ingin
mendapatkan hasil yang sempurna.

Phlebotomy yaitu pengambilan sample darah dengan cara melubangi pembuluh


darah vena subcutis. Phlebotomis harus melaksanakan tugasnya dengan kompeten
yaitu pada saat mengumpulkan sample darah harus dengan sikap trampil, aman dan
dapat dipercaya. Tujuan phlebotomy adalah memperoleh sampel darah dalam
volume yang cukup untuk pemeriksaan yang dibutuhkan, dengan memperhatikan
pencegahan interferensi preanalisis, memasukkannya ke dalam tabung yang benar,
memperhatikan keselamatan (safety), dan dengan sesedikit mungkin menimbulkan
ketidaknyamanan pada pasien.

Dalam peraturan perundang-undangan di indonesia belum diatur tenaga kesehatan


yang disebut sebagai teknisi phlebotomi, oleh karena itu teknisi phlebotomy belum
sah sebagai salah satu tenaga kesehatan.

Keputusan menteri kesehatan nomor : 370/MenKes/SK/III/2007 Standar Profesi


Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan tidak mencantumkan kewenangan analis
kesehatan/pranata laboratorium kesehatan untuk melakukan phlebotomy kecuali
tercantum dalam hal persiapan pengambilan sampel.

B. TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui nama alat yang di gunakan untuk pengambilan
darah vena dan kapiler

1
2. Mahasiswa dapat menyebutkan fungsi alat alat untuk pengambilan darah vena
dan kapiler
3. Mahasiswa dapat mengetahui cara mengoperasikan alat untuk pengambilan
darah vena dan kapiler
C. MANFAAT PRAKTIKUM
1. Mahasiswa mengetahui perbedaan alat yang digunakan untuk pengambilan
darah vena dan kapiler.
2. Mahasiswa mengetahui nama alat yang digunakan untuk pengambilan darah
vena dan penggunaan alat yang digunakan untuk pengambilan darah kapiler.
3. Mahasiswa mengetahui fungsi masing-masing alat untuk pengambilan darah
vena dan kapiler.
4. Mahasiswa mengetahui cara mengoperasikan alat untuk pengambilan darah vena
dan kapiler.
5. Mahasiswa dapat menggunakan alat dengan tepat yang akan digunakan untuk
pengambilan darah vena dan kapiler.

2
BAB II PEMBAHASAN
No Nama Alat Fungsi Gambar
1 Spuit Alat yang digunakan untuk
pengambilan darah atau
pemberian injeksi intravena
dengan volume tertentu.
Spuit mempunyai skala yang
dapat digunakan untuk
mengukur jumlah darah
yang akan diambil

2 Tourniquet Digunakan untuk pengebat


atau pembendung pembuluh
darah pada organ yang akan
dilakukan penusukan
plebotomy. Adapun tujuan
pembendungan ini adalah
untuk fiksasi, pengukuhan
vena yang akan diambil dan
juga untuk menambah
tekanan vena yang akan
diambil, sehingga akan
mempermudah proses
penyedotan darah kedalam
spuit.
3 Kapas Alkohol Alat yang digunakan untuk
menghilangkan kotoran
yang dapat mengganggu
pengamatan letak vena

3
sekaligus mensterilkan area
penusukan agar resiko
infeksi bisa ditekan.

4 Plester Digunakan untuk fiksasi


akhir penutupan luka bekas
plebotomi, sehingga
membantun proses
penyembuhan luka dan
mencegah adanya infeksi
akibat perlukaan atau trauma
akibat penusukan.
5 Needle Ujung spuit atau jarum yang
digunakan untuk
pengambilan secara vakum.
Needle ini bersifat non fixed
atau mobile sehingga mudah
dilepas dari spuit serta
container vacuum.
Penggantian needle
dimaksudkan untuk
menyesuaikan dengan
besarnya vena yang akan
diambil atau untuk
kenyamanan pasien yang
menghendaki pengambilan
dengan jarum kecil.

4
6 Auto Click Digunakan untuk
pengambilan darah kapiler
secara otomatis dengan cara
memasukkan jarum ke auto
click lalu alat ditempelkan
ke unjung jari pasien secara
otomatis.

7 Lancet Jarum kecil disposable yang


digunakan untuk
pengambilan darah kapiler
dipermukaan kulit atau
ujung jari pasien. Bisa
berupa classic lancet yang
terpisah dari pemantiknya.
Atau bisa berupa automatic
lancet yang langsung bisa
dipergunakan tanpa
pemantik lagi.
8 Vacutainer Jarum yang terhubung
Needle dengan vacutainer. Jarum
yang digunakan terdiri dari
dua buah jarum yang
dihubungkan oleh
sambungan berulir. Jarum
pada sisi anterior digunakan
untuk menusuk vena dan
jarum pada sisi posterior
ditancapkan pada tabung.
Jarum posterior diselubungi

5
oleh bahan dari karet
sehingga dapat mencegah
darah dari pasien mengalir
keluar. Sambungan berulir
berfungsi untuk melekatkan
jarum pada sebuah holder
dan memudahkan pada saat
mendorong tabung
menancap pada jarum
posterior.
9 Holder Holder adalah tempat
memasang needle, pada
phlebotomy metode
vacutainer. Metode ini
merupakan metode
pengambilan sampel darah
vena tanpa spuit.
10 Blood Container Tabung tempat
(Microtainer) penampungan darah yang
tidak bersifat vakum udara.
Ini biasa digunakan untuk
pemeriksaan manual, dan
dengan keperluan tertentu
misalnya pembuatan
tampungan sendiri untuk
efisiensi biaya.
11 Tabung Kapiler Tabung kecil berdiameter 1
mm yang digunakan untuk
pengambilan darah kapiler
dengan menempelkan salah

6
satu ujungnya, maka darah
akan mengisi tabung sesuai
kebutuhan. Tabung kapiler
dengan antikoagulan
bertanda strip merah,
sedangkan tanpa koagulan
dengan strip biru.
12 Wax Merupakan dempul atau
penutup yang digunakan
sebagai penahan dasar
tabung hematokrit sehingga
disaat penyimpanan sampel
darah atau pemutaran nilai
hematokrit, darah bisa
tertahan didalam tabung.

7
13 Wing Needle Wing needle (jarum kupu-
kupu) adalah needle yang
biasanya digunakan dalam
phlebotomy yang dilakukan
pada anak kecil, bayi dan
balita.

14 Vacuum Tube Tabung ini berupa tabung


reaksi yang hampa udara,
terbuat dari kaca atau plastik.
Ketika tabung dilekatkan
pada jarum, darah akan
mengalir masuk ke dalam
tabung dan berhenti
mengalir ketika sejumlah
volume tertentu telah
tercapai.
 Tabung tutup merah.
Tabung ini tanpa
penambahan zat
additive, darah akan
menjadi beku dan serum
dipisahkan dengan
pemusingan. Umumnya
digunakan untuk
pemeriksaan kimia
darah, imunologi,
serologi dan bank darah
(crossmatching test)
 Tabung tutup kuning.
Tabung ini berisi gel

8
separator (serum
separator tube/SST)
yang fungsinya
memisahkan serum dan
sel darah. Setelah
pemusingan, serum
akan berada di bagian
atas gel dan sel darah
berada di bawah gel.
Umumnya digunakan
untuk pemeriksaan
kimia darah, imunologi
dan serologi
 Tabung tutup hijau
terang. Tabung ini
berisi gel separator
(plasma separator
tube/PST) dengan
antikoagulan lithium
heparin. Setelah
pemusingan, plasma
akan berada di bagian
atas gel dan sel darah
berada di bawah gel.
Umumnya digunakan
untuk pemeriksaan
kimia darah.
 Tabung tutup ungu atau
lavender. Tabung ini
berisi EDTA.

9
Umumnya digunakan
untuk pemeriksaan
darah lengkap dan bank
darah (crossmatch)
 Tabung tutup biru.
Tabung ini berisi
natrium sitrat.
Umumnya digunakan
untuk pemeriksaan
koagulasi (mis. PPT,
APTT)
 Tabung tutup hijau.
Tabung ini berisi
natrium atau lithium
heparin, umumnya
digunakan untuk
pemeriksaan fragilitas
osmotik eritrosit, kimia
darah.
 Tabung tutup biru
gelap. Tabung ini berisi
EDTA yang bebas
logam, umumnya
digunakan untuk
pemeriksaan trace
element (zink, copper,
mercury) dan
toksikologi.
 Tabung tutup abu-abu
terang. Tabung ini

10
berisi natrium fluoride
dan kalium oksalat,
digunakan untuk
pemeriksaan glukosa.
 Tabung tutup hitam ;
berisi bufer sodium
sitrat, digunakan untuk
pemeriksaan LED
(ESR).
 Tabung tutup pink ;
berisi potassium EDTA,
digunakan untuk
pemeriksaan
imunohematologi.
 Tabung tutup putih ;
potassium EDTA,
digunakan untuk
pemeriksaan
molekuler/PCR dan
bDNA.
Tabung tutup kuning
dengan warna hitam di
bagian atas ; berisi media
biakan, digunakan untuk
pemeriksaan mikrobiologi –
aerob, anaerob dan jamur.

11
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari praktikum identifikasi alat-alat flebotomi yang telah dilakukan mahasiswa
dapat mengetahui alat-alat yang diperlukan dalam prosedur pengambilan darah
vena maupun kapiler beserta fungsi dan cara penggunaannya sesuai prosedur
pengambilan darah vena dan kapiler yang benar.
B. SARAN

Beberapa hal perlu diperhatikan seorang analis kesehatan saat pengambilan darah,
yaitu :
1. Mengetahui dan memahami fungsi serta cara kerja setiap alat.
2. Memahami tata cara dan peraturan dalam pengambilan darah.
3. Selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah pengambilan darah.
4. Memakai APD dengan baik dan benar.
5. Memastikan bahwa jarum dan peralatan sekali pakai yang digunakan baru
dan steril.
6. Memastikan kondisi laboratorium berupa kebersihan, suhu, dan tangkat
pencahayaan dalam laboratorium.
7. Memastikan kondisi pasien. Jika kesadaran pasien mulai menurun,
pengambilan darah dapat ditunda.
8. Komunikasi dengan pasien sebelum pengambilan darah.
9. Segera dalam memasukkan darah kedalam vacuum tube agar tidak terjadi
penggumpalan atau kontaminasi terhadap darah.
10. Beri plester pada lokasi yang telah diambil darah.
11. Simpandarahpadatempatyangtelahditentukan.
12. Bersihkanalatdanletakkanpadatempatnya.
13. Buang alat sekali pakai pada tempat sampah medis.
14. Memahami dan melaksanakan peraturan di dalam laboratorium.

12
Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh seorang analis sebelum
pengambilan darah. Untuk beberapa pengecekan darah tertentu terkadang
mengharuskan pasien untuk berpuasa, serta ketentuan-ketentuan lain yang harus
dipahami oleh seorang analis.

13

Anda mungkin juga menyukai