Anda di halaman 1dari 15

SAPI

POTONG
OLEH KELOMPOK 4
ANGGOTA
IMELDA AUDY FIRDAUS ZULFIKAR
01 FEBRIANTI
(362241333009)
RAHMAN 02
(362241333038)

ACHMAD ANGGI MEISELA


03 QULYUBI
(362241333021) (362241333044) 04
01
PENYAKIT DAN PARASIT PADA
SAPI POTONG
Ada 2 penyakit pada sapi potong, yaitu:

1. Penyakit yang disebabkan oleh agen


infeksius (bakteri, virus, fungi, parasit dan
prion)

2. Penyakit yang disebabkan karena kurang


tepatnya manajemen pemeliharaan (pakan
dan kandang).
02
KANDANG PEMOTONGAN
DAGING SAPI
Bagaimana kandang pemotongan daging
sapi?

Ukuran kandang yang dibuat untuk seekor


sapi jantan dewasa adalah 1,5x2 m atau 2,5x2
m, sedangkan untuk sapi betina dewasa adalah
1,8x2 m dan untuk anak sapi cukup 1,5x1 m
per ekor, dengan tinggi atas + 2-2,5 m dari
tanah. Temperatur di sekitar kandang 25-40
derajat C (rata-rata 33 derajat C) dan
kelembaban 75%."
03
PERALATAN UNTUK
PEMOTONGAN DAGING SAPI
Alat pemotongan daging sapi antara lain, sebagai
berikut:

PISAU
TIMBAN
G
TERNA
K
CAPTIVE
BOLT
STUNNER
Alat pemotongan daging sapi antara lain, sebagai
berikut:
RESTRAINI
NG BOX
SKINNI
NG
CRADLE
ALAT
PEMBERSIH
RUMEN
Alat pemotongan daging sapi antara lain, sebagai
berikut:
HOOK
SET
TIMBANG
AN
KARKAS

KAIL
Alat pemotongan daging sapi antara lain, sebagai
berikut:

REL

KONVENY
OR
LIFT
ELEVAT
OR
04
PEMASARAN DAGING SAPI
Pemasaran sapi (ternak hidup) di indonesia:
• Penetapan harga masih didominasi dan berdasarkan kepercayaan
diantara pihak-pihak tertentu yaitu para pedagang pengumpul
(tengkulak/ blantik)
• Dalam menentukan berat/ bobot ternak dilakukan dengan
menaksir berdasarkan pengalaman peternak dan blantik, bukan
berdasarkan bobot ternak atau kriteria tertentu.
• Dominasi margin keuntungan pada umumnya berada pada
pedagang, baik pengumpul atau blantik maupun pedagang besar
di sentra konsumen, sedangkan peternak sebagai produsen ternak
hanya mendapatkan margin keuntungan terendah
• Belum menggunakan kriteria berat badan maupun menetapkan
grade/ kelas mutu dan menggunakan alat ukur/timbangan sebagai
dasar penentuan harga.
Sedangkan kondisi pemasaran daging di Indonesia, secara umum dapat dijelaskan sebagai
berikut;
1. Permintaan daging berkualitas untuk warga negara asing (WNA), restoran dan hotel masih
dipenuhi dari impor.
2. Konsumen di Indonesia lebih suka daging segar (hot carcass), tidak suka daging beku (frozen
meat), sehingga pasokan daging ditujukan untuk pemenuhan daging pada pasar becek (wet
market).
3. Konsumen belum selektif terhadap bangsa dan umur potong ternak.
4. Mayoritas masyarakat mengkonsumsi daging pada momen tertentu (hari besar keagamanan
dan pesta)
5. Jika harga daging sapi naik,masyarakat golongan ekonomi ke bawah beralih ke daging ayam
(tidak loyal).
6. Konsumen golongan menengah ke atas lebih selektif terhadap kualitas dan daya beli tidak
terpengaruh oleh harga
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai