Anda di halaman 1dari 25

BAHAN AJAR KESMAVET II

(HIGIENE MAKANAN)

PENANGANAN, PENGIRIMAN, DAN PEMOTONGAN


TERNAK TERHADAP KESEHATAN DAGING

OLEH
IDA BAGUS NGURAH SWACITA

LABORATORIUM KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER


FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2017
Tujuan Pembelajaran :
Setelah mempelajari bahan ajar ini, mahasiswa dapat memahami cara
penanganan, pengiriman, dan pemotongan ternak dan pengaruhnya
terhadap kualitas daging.

PENANGANAN, PENGIRIMAN, DAN PEMOTONGAN TERNAK


TERHADAP KUALITAS DAGING

1. Stres dan Rasa Sakit pada Binatang


Hasil penelitian menunjukan bahwa, binatang berdarah panas (termasuk
hewan ternak) dapat merasakan sakit dan memiliki emosi atau rasa takut. Pada
khususnya hewan mamalia, termasuk ternak dalam kelompok ini, memiliki
struktur otak yang membuat mereka merasakan rasa takut dan penderitaan atas
rasa sakit, dan merasakan rasa sakit seperti halnya manusia. Rasa takut dan sakit
adalah penyebab utama stres pada hewan ternak dan stres ini akan mempengaruhi
kualitas daging tersebut.
Bila hewan diperlakukan pada situasi yang tidak biasanya atau pada
keadaan yang disebabkan oleh kesengajaan manusia, adalah tanggung jawab
moral manusia untuk memastikan penanganan terhadap hewan tersebut dengan
sebaik-baiknya, sehingga hewan tersebut tidak menderita secara berlebihan. Jadi
hewan tidak mengalami penanganan yang kasar atau mendapatkan stres dan 1uka-
luka.
Penanganan ternak secara efisien, tepat dan benar, dengan memakai teknik
dan fasilitas yang dianjurkan, dan pengambilan langkah-langkah yang dapat
mengurangi rasa sakit pada hewan dan dihindarkannya kecelakaan yang dapat
mengakibatkan luka, akan mengurangi stres pada ternak dan menjaga kualitas
pada daging dan produk sampingannya.

2. Efek Stres dan Luka terhadap Kualitas Daging dan Produk Sampingan
Stres adalah kondisi yang mengancam integritas ternak, dan dapat
disebabkan oleh faktor lingkungan sebelum pemotongan (stres prepemotongan)
Yang berinteraksi dengan faktor biologis yaitu kemudahan terkena stres atau

1
resisten terhadap stres. Faktor stres sebelum pemotongan seperti nutrisi, iklim atau
temperaratur dingin dan fluktuasi temperatur kelembaban, ketakutan, terluka,
kelelahan atau gerakan berlebihan, stimulasi listrik, injeksi adrenalin, dan
pemuasaan dapat mengubah metabolisme post-mortem. Respon jaringan terhadap
stres tergantung pada kemampuan ternak mengatasi stres dan mekanisme
mempertahankan homeostasis. Respon terhadap stres berbeda di antara spesies,
dan di antara individu ternak pada spesies yang sama.

2.1 Kualitas Daging


Energi yang dibutuhkan untuk aktivitas otot pada hewan/ternak hidup
didapat dari gula (glikogen) yang terdapat pada otot. Pada binatang yang sehat dan
cukup istirahatnya, kandungan glikogen pada ototnya sangat tinggi. Sesudah
hewan dipotong atau dijagal, kandungan glikogen dalam otot berubah menjadi
asam laktat.
Asam laktat dibutuhkan dalam pembentukan daging dan dalam hal ini
daging menjadi lezat dan empuk, sehingga kualitas daging menjadi baik dan
memiliki warna yang baik juga. Bilamana hewan stres sebelum dan selama
penjagalan, maka jumlah glikogen dalam otot akan berkurang sehingga tingkat
asam laktat yang berkernbang pada daging menjadi berkurang sesudah
penjagalan. Hal ini akan mengurangi kualitas daging.

Daging Pucat Lembek dan Berair (Pale Soft Exudative (PSE) Meat)
PSE pada babi disebabkan oleh stres singkat beberapa saat sebelum
penjagalan, sebagai contoh selama penurunan/bongkar muat, penangkapan,
pengurungan, dan proses pemingsanan. Dalam hal ini, hewan mengalami
kegelisahan dan ketakutan yang tinggi yang disebabkan oleh penanganan yang
kurang baik, perkelahian pada pengurungan dan teknik pemingsanan yang buruk.
Semuanya itu dapat mengakibatkan proses biokimia khususnya pada glikogen otot
terjadi penurunan secara drastis dan daging menjadi sangat pucat (Gambar 7),
sebagai akibat dan rendahnya tingkat keasaman daging (tingkat keasaman 5,4- 5,6
sesudah penjagalan) dan aroma yang buruk. Membiarkan babi-babi beristirahat
selama satu jam sebelum dijagal dan penanganan yang baik akan sangat
mengurangi risiko PSE.

2
Daging Gelap Keras dan Kering (Dark Firm and Dry (DFD) Meat)
Kondisi ini dapat ditemui pada daging sapi atau biri-biri dan kadang-
kadang pada daging babi dan burung unta sesaat sesudah penjagalan. Daging
tampak lebih gelap dan kering dari batas normal dan memiliki tekstur yang lebih
keras. Glikogen otot banyak hilang pada saat penangkapan pengiriman dan saat
sebelum dijagal. Sebagai akibatnya, pada saat sesudah hewan dipotong, terdapat
sedikit produksi asarm 1aktat yang menyebabkan kondisi DFD pada daging
(Gambar 7).
Daging DFD ini berkualitas tidak baik karena memiliki rasa yang
berkurang dan berwarna gelap. Daging DFD tidak dapat diterima oleh para
konsumen dan memiliki daya tahan yang tidak lama untuk disimpan, karena
memiliki tingkat keasaman (pH) tidak normal yaitu berkisar antara 6,4-6,8. DFD
pada daging bersumber dan ternak yang mengalami stres, terluka, atau
berpenyakit sebelum disembelih.

2.2 Kerusakan pada Daging


Sangatlah penting bagi ternak untuk bebas dan stres dan luka, mulai dan proses
penangkapan hingga pemotongan, sehingga tidak terjadi kehilangan glikogen pada
otot ternak secara sia-sia.Disamping itu, sangatlah penting bagi ternak untuk dapat
beristirahat selama 24 jam sebelum penjagalan. Hal ini berguna untuk
mengembaiikan cadangan glikogen otot dalam tubuh ternak. Sangatlah penting
adanya tingkat glikogen yang setinggi-tingginya pada otot ternak yang dipotong.
Glikogen dikatakan memberi tingkat keasaman (pH) yang ideal (diukur sesudah
24 jam sesudah penjagalan), pada level 6,2 atau lebih rendah. Tingkat keasaman
yang lebih tinggi dan 6,2, mengindikasikan bahwa ternak telah mengalami stres,
terluka, atau terjangkit penyakit sebelum dipotong.
Asam laktat pada otot dapat berpengaruh terhadap bakteri yang telah
mengkontaminasi daging selama proses pemotongan dan pada saat pengirisan
daging. Bakteri ini menyebabkan rusaknya daging pada saat penyimpanan
khususnya di daerah-daerah yang bersuhu hangat, dan daging mulai berbau,
berubah wama, anyir, dan kotor. Inilah yang disebut sebagai kerusakan daging.
Bila agen yang mengkontaminasi bahan makanan ini adalah jenis agen yang
beracun, maka konsuman daging bisa menderita sakit, yang mengakibatkan

3
perawatan medis yang mahal dan hilangnya jam kerja. Oleh karena itu, daging
dan ternak yang menderita stres atau luka-luka selama penangkapan, pengiriman
dan pemotongan, tampaknya memiliki daya tahan yang lebih singkat yang
disebabkan oleh kerusakan tersebut. Hal ini mungkin menjadi penyebab utama
dari pemborosan daging selama proses produksi.
Memar atau Luka
Memar
Memar adalah hilangnya darah dan saluran darah yang rusak, masuk ke
dalam serat otot. Hal mi dapat disebabkan oleh terjadinya hentakan fisik dan
tongkat atau batu, tanduk binatang, gesekan besi, atau binatang terjatuh dan dapat
terjadi setiap saat selama proses penangkapan, pengiriman, pengurungan atau
pemingsanan. Memar dapat beragam ukurannya dari yang ringan (diameter sekitar
10 cm) sampai dengan tingkat parah hingga lumpuh, kerusakan daging atau bisa
juga kerusakan semua bagian tubuh hewan (Gambar 8).
Daging yang memar tidaklah baik untuk bahan makanan karena :
− tidak dapat diterima oleh para konsumen,
− tidak dapat dipakai untuk pemrosesan atau pabrik, dan
− cepat rusak, karena daging yang berdarah adalah tempat yang baik untuk
berkembangnya bakteria.
Memar adalah penyabab umum penyia-nyiaan daging dan dapat secara
drastis dikurangi dengan mengikuti teknik-teknik yang benar dalam penangkapan,
pengiriman dan pemotongan ternak.

Luka luka
Luka-luka seperti tersobek, perdarahan pada otot, dan patah tulang, yang
terjadi selama proses penangkapan, pengiriman, dan pengurungan, sangatlah
mengurangi nilai daging karena bagian-bagian yang terluka atau dalam kasus-
kasus terburuk, daging secara keseluruhan tidak dapat dipakai dan harus
disingkirkan. Bilamana infeksi bakteri terjadi pada luka-luka tersebut, ini
menyebabkan timbulnya bisul bernanah dan septikemia sehingga daging secara
keseluruhan harus disingkirkan.

4
2.3 Kualitas Lapisan Kulit dan Kulit
Lapisan kulit dan kulit memiliki nilai tertinggi dan setiap produk hewan
ternak, selain bagian dagingnya, khususnya untuk kulit sapi dan burung onta.
Bahan kulit yang berguna hanyalah didapat dari kulit yang tidak rusak dan
diproses dengan baik. Penangana yang baik pada bahan ini sangatlah penting
untuk mendapatkan komoditas yang bernilai tinggi. Penanganan yang ceroboh
terhadap lapisan kulit dan kulit dapat merugikan perusahaan yang menanganinya.
Kulit dan ternak potong dapat rusak karena penanganan yang buruk terhadap
ternak ini seperti dalam hal berikut ini.
Sebelum pemotongan
- pengecapan yang buruk,
- luka karena tanduk, pecut, tongkat, pagar berduri,
- fasilitas penangkaran yang tidak sesuai, dan
- kendaraan pengiriman yang dirancang dan dibuat dengan buruk.
Selama Pemotongan
- karena binatang panik sehingga melukai dirinya sendiri,
- pemukulan atau mendorong binatang secara paksa, dan
- menyeret binatang.
Pertimbangan atas penanganan hewan yang manusiawi selama
perjalanan/pengiriman dan penangkaran akan meningktkan kualitas daging dan
produk sampingannya.

3. Transportasi Hewan
Kebutuhan akan transportasi hewan/ternak menjadi sangat penting dalam
perdagangan perternakan. Hewan-hean ini perlu dipindahkan untuk sejumlah
alasan seperti penjualan, penjagalan, pengumpulan, pemindahan ke padang
rumput, atau pemindahan ke pemilikan. Metode pemindahan umumnya dengan
berjalan kaki, dengan kendaraan bermotor, dengan kereta api, dengan kapal laut
dan udara. Umumnya di negara-negara berkembang kebanyakan ternak itu
dipindahkan dengan berjalan kaki, atau dengan kereta api.

5
Pengiriman hewan tak dapat dipungkiri mengakibatkan hewan/ternak
menjadi sangat stres, sehingga berisiko terjadinya luka, dan membuat penderitaan
pada hewan tersebut, sekaligus juga berdampak terhadap kerugian produksi.

Efek transportasi termasuk :


a. stres. mengakibatkan DFD pada daging sapi dan PSE pada daging sapi;
b. memar : barangkali paling buruk dan terbanyak menyia-nyiakan produksi
dalam industri daging;
c. terinjak : terjadi bila hewan terjatuh di atas lantai licin penuh sesak;
d. mati lemas : biasanya terjadi sesudah ternak terinjak-injak;
e. serangan jantung : biasanya terjadi pada babi yang terlalu banyak makan
sebelum dimuat dan dikirim;
f. stroke karena panas : babi sangat peka terhadap temperatur dan kelembaban;
g. terbakar matahari : terik matahari sangat mempengaruhi fisiologis babi;
h. bengkak : pengekangan hewan atau mengikat kaki tanpa dibolak-balik;
i. keracunan : binatang bisa mati karena makan tumbuhan beracun selama
perjalanan;
f. serangan hewan lain : hewan yang tak dijaga dalam perjalananya dapat
diserang hewan lain;
k. dehidrasi : hewan yang melakukan perjalanan jauh tanpa air yang cukup, dapat
kehilangan berat badan dan mungkin mati;
1. kelelahan : dapat terjadi karena beberapa penyebab seperti hamil tua, atau
kondisi lemah;
m. luka-luka : patah tulang, kena tulang dan lain-lain;
n. perkelahian : terjadi bila kendaraan penuh sesak dimuati babi atau dapat
terjadi antara hewan bertanduk.

Metode Pengiriman

Sapi
Metode yang paling tepat memindahkan sapi adalah dengan berjalan kaki
atau, atau dengan kendaraan bermotor atau melalui kereta api. Memindahkan
hewan dengan berjalan kaki atau yang disebut sebagai “trekking” hanya cocok
bilamana tidak ada infrastruktur seperti jalan atau kereta api atau bilamana jarak

6
dari peternakan dan tujuannya dekat. Metode ini lambat dan berisiko terhadap
keselamatan hewan, dan nilai dari hewan tersebut. Transportasi dengan kendaraan
jauh lebih baik dan merupakan pilihan paling utama dan paling aman.
Domba/Kambing
Di antara hewan pangan, domba/kambing paling mudah dikirim dan biasa
dikirim baik melalui jalan kaki, kereta, atau kendaraan. Truk dengan kendaraan
susun dua juga sesuai untuk hewan ini.
Babi
Babi paling sulit dikirim, dan metode pengiriman yang paling baik adalah
dengan kendaraan atau kereta untuk situasi khusus.
Unggas
Ayam dan unggas lain seperti kalkun atau bebek, paling baik dikirim
dengan kendaraan. Kelompok-kelompok unggas harus dipilah-pilah dalam
keranjang plastik yang bisa disusun.
Burung Onta
Kulit dan daging burung onta pada khususnya sangat berharga, sehingga
pengiriman dengan kendaraan adalah cara yang paling cocok.

Jenis Kendaraan
Setiap kendaraan yang dipakai untuk mengirim hewan potong haruslah
berventilasi yang baik, memiliki lantai anti licin dengan selokan air yang baik dan
peneduh terhadap sinar matahari dan hujan, khususnya untuk babi.

Ventilasi
Kendaraan pengangkut harus tidak tertutup penuh, kekurangan ventilasi
membuat hewan stres bahkan mati lemas, khususnya bila udara panas. Sirkulasi
udara yang buruk dapat membuat terkumpulnya gas kendaraan sehingga dapat
terjadi keracunan. Kendaraan dengan ventilasi yang baik sangat penting untuk
perputaran udara.

7
Lantai
Lantai anti-licin pada semua kendaraan penting untuk menghindari
jatuhnya hewan. Jeruji silang yang terbuat dan kayu atau besi sangat cocok untuk
digunakan. Lantai yang rusak bisa mematahkan kaki hewan atau luka yang
lainnya.
Luas Lantai
Hewan rnernbutuhkan luas lantai yang memadai, sehingga bisa berdiri
dengan nyaman tanpa perlu berdesak-desakan. Kelebihhan muatan dapat
mengakibatkan luka-luka ataupun kematian hewan. Perkiraan luas lantai yang di
perlukan oleh seekor hewan dalam transportasi tersaji pada Tabel 6.
Tabel 6. Perkiraan Luas Lantai untuk Tranportasi berbagai Jenis Hewan
Jenis Hewan Luas Lantai / Hewan (M2)
Sapi Dewasa 1.0 - 1.4*
Sapi Muda 0.3
Babi Kecil 0.3
Sedang 0.4
Besar 0.8
Domba/Kambing 0.4
Burung Onta 0.8
Sumber : Gradin, 2001)
*5060 cm panjang kendaraan per ekor diangkut menyilang

Ukuran harus dibuat sesuai dengan jenis hewan dan ukuran tubuh. Bila
luas lantai terlalu luas untuk sejumlah hewan, maka harus dipasang pemisah agar
hewan tidak terpental.
Sisi/pagar
Sisi kendaraan harus cukup tinggi untuk menjaga hewan khususnya babi,
agar tidak melompat ke luar, sehingga dapat melukai dirinya sendiri. Pada sisi
bagian dalam kendaraan, harus diberi pelapis seperti dengan memanfaatkan ban
uaa, sehingga dapat mengurangi kejadian memar pada sapi dan burung onta. Juga
tidak ada celah yang membuat kaki temak keluar atau patah. Pintu masuk yang
sempit juga bisa membuat memar pada pinggang hewan.
Atap
Atap tidaklah penting bagi kendaraan pengangkut untuk hewan yang tidak
terjemur sinar matahari selama berjam-jam dalam perjalanan. Kendaraan untuk

8
babi harus beratap, kecuali jika babi tersebut dikirim pagi sekali atau pada malam
hari. Unggas harus dilindungi dari sengatan matahari dan hujan. Pengiriman
dengan sangkar atau kurungan akan melindungi hewan dari luka-luka. Ukuran
sangkar harus cukup hesar sehingga hewan bisa duduk dan memutar kepalanya.

Tindakan Pencegahan sebelum Menaikkan ke Kendaraan Pengangkut


Berikut ini sejumlah prosedur sederhana yang dapat diterapkan sebelum
menaikkan hewan ke dalam kendaraan, untuk mengurangi risiko luka dan stres
pada hewan.
1. Kumpulkan sesaat sapi-sapi atau babi-babi supaya satu dengan yang lainnya
dapat berkenalan. Hal ini akan lebih baik bila dibandingkan langsung
diberangkatkan dengan hewan lain yang mereka belum kenal. Sapi harus
dikumpulkan dan didiamkan dalam kandang bersama-sama paling tidak
selama 24 jam sebelum diangkut. Hewan yang menjadi korban atau masih liar
selama pengumpulan tersebut, harus disingkirkan saat itu. Perkelahian di
antara babi yang tidak mengenal satu dengan yang lain adalah lumrah.
Campur babi-bai yang berasal dan kandang yang berbeda sebelum dinaikkan
ke dalam kendaraan, atau lulurkan babi tersebut dengan kotoran atau cairan
dan kandang yang sama sehingga mereka berbau sama.
2. Kebanyakan hewan dapat diberi makan dan minum sebelum dikirim. Ini
adalah efek penenang. Akan tetapi, babi jangan diberi makan sebelum dikirim
karena makanan yang dimakan akan meragi/terfermentasi dan gas yang
terbentuk akan menyebabkan tekanan pada jantung sehingga dapat
menimbulkan serangan jantung dan berakhir dengan kematian.
3. Jangan mencampur hewan yang bertanduk dan yang tak bertanduk pada
kendaraan yang sama karena hal ini bisa menyebabkan terjadinya memar atau
Iuka.Spesies hewan yang berbeda juga tidak boleh dicampur.Domba,
kambing, dan sapi muda di bawah 6 bulan dapat dicampur. Babi tidak boleh
dikirim dengan hewan jenis lain bila tidak dipisahkan dengan penyekat.
Kerbau tidak boleh dibawa bersama-sama dengan temak lain kalau tidak
dipisahkan dengan penyekat yang kokoh.

9
4. Hewan yang berpenyakit, terluka, kurus,atau hamil tua tidak boleh dikirim.
Demikian juga halnya dengan hewan yang tidak sehat.

5. Kendaraan juga harus dilengkapi dengan lerengan yang dapat dilepas untuk
membantu menurunkan hewan dalam situasi yang tak diharapkan, seperti
kerusakan kendaraan yang terlalu lama di mana hewan tersebut harus
diturunkan.

4 Pengoperasian Transportasi

Beberapa faktor harus dipertimbangkan selama perjalanan agar hewan-


hewan itu tidak menderita, terluka, atau mati.

Trekking

Hanya sapi, domba, dan kambing yang bisa berjalan kaki dengan lancar,
dalam hal ini ada juga beberapa risiko.Perjalanan itu harus direncanakan,
denganmemperhatikan jarak yang ditempuh, waktu untuk merumput, minum, dan
beristirahat pada malam hari. Hewan harus dijalankan pada situasi sejuk
sepanjang hari, dan bilamana temak diberangkatkan dengan menggunakan
kereta api, maka temak harus diistirahatkan sejenak sebelum dinaikkan ke dalam
kereta.Jarak maksimum yang bisa ditempuh pada setiap hewan tergantung dari
beberapa faktor seperti cuaca, situasi badan, umur dan lain-lain. Akan teapi jarak
yang tercantum pada tabel 7tidak boleh dilebihi untuk trekking.

Tabel 7. Jarak Maksimum untuk trekking (Gradin, 2001)

Jenis Hewan Satu Hari Perjalanan lebih dari Sehari


Hari 1 Hari Selanjutnya
Sapi 30 km 24 km 22 km
Domba 24 km 24 km 16 km
Kambing 24 km 24 km 16 km

Waktu
Lingkungan dengan temperatur tinggi akan meningkatkan risiko stres
terhadap panas dan tingkat kematian selama petjalanan. Sangatlah
pentinguntukmengirimhewan pada pagi atau sore yang sejuk atau bahkan bisa
pada malam hari. Khususnya untuk babi, kombinasi kelembaban dan suhu yang

10
panas bisa mematikan babi dalam perjalanan. Membasahi babi dengan air selama
perjalanan akan sangat membantu mendinginkan tubuh temak.

Lama Perjalanan
Perjalanan ternak harus diusahakan singkat dan langsung, tanpa ada
pemberhentian.Jika kendaraan berhenti, babi cenderung untuk berkelahi. Sapi dan
domba/kambing tidak boleh melakukan perjalanan lebih dari 36 jam Apabila
lebih, maka temak tersebut harus diturunkan sesudah 24 jam untuk diberi makan
dan minum. Babi harus diberi kesempatan minum yang lebih sering selama
perjalanan yang lebih lama, khususnya pada kondisi panas dan lembab.

Cara Menyetir
Kendaraan harus disetir dengan baik.Tikungan harus dilampaui dengan hati-hati
dan tenang.Harus ada petugas dua yang mengawasi hewan bilamana ada hewan
yang sakit sehingga kendaraan dapat dihentikan untuk merawatnya.

Kedinginan
Angin bertiup pada hewan basah atau hewan dalam perjalanan musim dingin
akan mengakibatkan hewan menderita kedinginan (Wind Chill) yang
mengakibatkan temperatur badan hewan akan menurun dengan drastis sehingga
hewan menjadi stres dan kematian.

5. Pemotongan Hewan
Salah satu kewajiban dalam melakukan perubahan dari hewan temak
menjadi bahan makanan dan bahan sampingan lainnya adalah memotong atau
menjagal hewan itu dengan cara yang manusiawi serta memproses daging yang
didapatkan dengan cara yang higienis dan efisien.

Menyiapkan Hewan untuk Dipotong


Pada saat pemotongan hewan harus berada pada kondisi sehat dan secara
psikologi normal.Hewan jagalan sebelumnya harus telah beristirahat dengan
baik.Hewan ini harus diistirahatkan, sebaiknya selama satu malam, khususnya bila
mereka telah menempuh perjalanan jauh.Akan tetapi, babi dan unggas biasanya
langsung dipotong pada saat mereka tiba karena jarak perjalanannya yang singkat,

11
dan hal ini bisa membuat ternak menjadi stres. Hewan harus diberi cukup air
selama diistirahatkan di tempat penampungan sementara dan jika diperlukan
dapat pula diberikan makan. Penampungan ternak. Dimaksudkan untuk
menampung hewan yang terluka atau menjadi korban hewan lain untuk
identifikasi lebih lanjut. Disamping itu, untuk hewan yang sakit dapat dikarantina
terlebih dahulu.
Apabila siap untuk dijagal, hewan sebaiknya digiring menuju area
pemingsanan dengan tenang dan tanpa kehebohan dan keributan. Penggiringan
dapat dibantu dengan tongkat kapas, kertas, atau plastik yang digulung, dan dapat
pula digunakan penjolok untuk hewan-hewan yang susah dijinakkan. Hewan tidak
boleh dipukul atau dipelintir ekornya. Hewan-hewan itu harus digiring dalam
barisan ke dalam area pemingsanan sebelum dipingsankan.

Kandang Penahanan
Sangat penting kalau hewan yang akan dijagal dikurung dalam pilah-pilah
atau kotak penahanan khusus sebelum menjaga dipingsankan atau dipotong. Hal
ini untuk.menjaga stabilitas atau gerak hewan sehingga saat penungsanan dapat
dilaksanakan dengan baik dan benar.

Metode Pengumpulan
Baik sekali kalau hewan dibuat pingsan terlebih dahulu sebelum mereka
dijagal untuk mengurangi rasa sakit, rasa ketidaknyamanan, dan stres.
Kebanyakan negara maju dan negara berkembang memiliki aturan penjagalan,
dengan perkecualian cara penjagalan keagamaan seperti "Kosher atau
Halal".Untuk situasi-situasi tertentu,pemotongan tradisional dapat mengecualikan
pemingsanan sebelum perijagalan. Dalam metode pemotongan apapun, hewan
harus dibuat tidak sadar dalam waktu yang cukup, sehingga hasil darah
yang keluar dan kekurangan oksigen pada otak (cerebral anoxia) dapat membuat
hewan menjadi mati. Dengan kata lain, kematian harus terjadi sebelum Hewan
sadarkan diri pingsanya.Ada tiga cara untuk melaksanakan proses pemingsanan:
pemingsanan dengan pemukulan (percussion), Pemingsanan dengan listrik atau
elektronik (electrical),dan pemingsanan dengan gas. Dua cara utama umumnya
dipakai di Negara-negara berkembang.

12
Pemingsanan Hewan
• Pemingsanan dengan pemukulan.
Metode ini dilaksanakan dengan hentakan fisik pada otak hewan.
• Captive Bolt
Metode ini bekerja seperti pinsip senapan yang menembakkan peluru kosong. Alat
ini mementalkan semacam baut pendek (dari batang besi) dari laras bedil.
Tembakan baut itu menghentakkan tulang otak dan akan membuat hewan menjadi
'pingsan’ karena rusaknya susunan saraf otak atau terjadinya memar pada otak.
Cara penembakan baut ini mungkin merupakan alat pemingsanan yang paling
serbaguna karena bisa dan cocok dipakai untuk sapi, babi, domba, dan kambing,
di samping juga bisa digunakan untuk kuda, dan onta, serta dapat dipakai di
seluruh belahan dunia (walaupun pemingsan listrik lebih baik dari pistol baut,
untuk memingsankan babi dan domba). Biaya untuk pemakaiannya sangat
minim.Hal ini m mbuat alat ini sebagai suatu pilihan, khususnya di negara-negara
berkembang.
Ada dua jenis senapan ini. Satu memiliki pegangan dan pelatuk, dan satu
lagi dengan laras yang langsung digenggam yang ditempatkan ke tulang otak dan
akan langsung meletuskan pelurunya. Bila dipakai, alat tembak ini diletakkan
pada titik yang tepat pada kepala hewan (gambar 9) perawatan alat yang buruk,
dapat membuat pemingsanan yang buruk karena senapan yang digunakan harus
dibersihkan dan diperbaiki secara berkala sesuai dengan instruksi pabriknaya.

Untuk pemingsanan yang efisien, sangatlah penting bagi pemakai untuk


dilatih dengan baik dalam pemakaian bedil pemingsanan ini. Bilamana pemakai
tak terlatih, ketepatan pemingsanan akan berkurang; rotasi dua penembak
sangat disarankan. Untuk pemingsanan babi yang lebih besar, dibutuhkan peluru
yang lebih kuat karena rongga sinus pada tulang kepalanya juga lebih besar.
Kerbau besar memiliki ujung bertulang pada kepala depannya, dan membuat
penembakan menjadi lebih susah. Namun, penembakan seperti ini tidak sesuai
untuk memingsankan burung onta, karena terlalu kecilnya otak untuk cara ini.

13
• Tembakan Senapan
Dalam situasi dimana hewan terlalu bringas untuk Ditangani dengan cara-cara
umum, seperti misalnya bila hewan tidak mau masuk kerumah jagal atau digiring
kekurungan penjagalan, maka pemakaian tembakan dengan peluru bermoncong
bulat sangan efektif.Peluru berkaliber 22 sudah cukup untuk memingsankan
hewan.
• Pemingsanan Elektronik
Metode pemingsanan ini sangat cocok untuk babi, domba atau kambing, unggas,
dan burung onta (pemakaian untuk sapi atau hewan yang lebih besar masih
dalam tahap pengembangan, tetapi bilamana tidak dipakai dengan tepat hal ini
bisa menyebabkan perdarahan yang luar biasa pada otot dan struktur tulang
belakang). Pemingsanan elektronik menyebabkan shok elektroplektik" atau
epilektik pada otak. Situasi ini harus berlangsung dalam waktu yang cukup,
untuk memotong hewan sehingga hewan akan mati akibat dari cerebral anoxia.
Aliran listrik voltase rendah dipasang dengan menerapkan dua elektroda, yang
ditempatkan di kedua sisi otak dengan alat cepitan.Karena otak hewan berukuran
kecil elektroda-elektroda ini harus secara tepat clan kuat dipasangkan di kedua sisi
dari kepala hewan.
Cara lain adalah dengan menempatkan satu elektroda di bawah rahang, dan yang
satu lagi pada sisi leher di belakang telinga. Tipe pemingsanan kepala cara ini
sangat baik dan hewan menjadi pingsan dengan cepat. Hewan harus dipotong
sesegera mungkin sesudah pemingsanan ini.Alat ini tidak boleh dipasang
pada daerah-daerah sensitif seperti mata, bagian dalam telinga atau rektum.

Burung onta sebaiknya hanya dipingsankan dengan cara elektro saja.jepitan


ditaruh pada kedua sisi kepala,di bawah dan di belakang mata atau di atas dan di
bawah kepal Unggas dapat dipingsankan dengan cara elektronik dengan suatu alat
yang dioperasikan secara manual atau dengan memakai mandi air. Dalam hal ini
unggas diseret melewati air yang dialiri listrik bertegangan rendah.Kekuatan
tegangan listrik adalah kombinasi antara ampere dan voltase yang sesuai
dengan jenis hewannya.Alat ini dilengkapi dengan meteran yang mengukur
tegangan listrik agar benar. Petunjuk tegangan listrik/waktu untuk hewan-hewan
yang berbeda tercantum dalam Tabel 8 berikut ini.

14
Tabel 8.Tegangan dan Waktu yang Dianjurkan untuk Pemingsanan Listrik.

Jenis Hewan M/Amps Amps Volts Waktu


(detik)
Babi Min.125 Min.1,25 Maks. 123 Mak.10
Domba/Kambing (hingga EPS*)
100-125 1.0-1.25 75-125 Mak. 10
(hingga EPS*)
Unggas 1.5-2 kg broiler 200 2.0 50-70 5
Kalkun 200 2.0 90 10
Burung Onta 150-200 1.5-2.0 90 10-15
*
EPS adalah shock elektroplektik (Gradin, 2001)
Untuk domba, kambing, babi, dan burung onta selama proses ini kaki
menghentak ke belakang, kepala lunglai dan mata tertutup. Sesudah 10 detik atau
lebih, otot-otot mulai melemas yang diikuti dengan gerak-gerak seperti mengayuh.
Elektroda harus dihentikan pada saat ini karena proses pemingsanan telah selesai.
Cara altematif lain yang dipakai untuk memingsankan unggas adalah,
dengan memakai voltase tinggi (300-500 volts) yang menyebabkan perhentian
jantung dengan seketika.
Berbagai elektroda harus dalam kondisi baik dan tidak rusak, dan
dibersihkan setiap hari. Pemakai harus mahir untuk menguasai posisi yang tepat
dan cara pemakaian yang baik dari elektrode. Pengaliran aliran listrik ke otak
dapat dibantu dengan memotong rambut di atas bagian yang akan dikenai
elektroda itu. Jika semua bagian muka atau badan dari ternak dibasahi,maka
aliran listrik akan konslet pada otak.
Kesalahan operator dalam memasang alat di kepalahewan tidak akan
membuat hewan itu pingsan, tetapi mengakibatkan terjadinya shok yang gagal
atau "The Nighmore State or Leduc"atau mimpi buruk Leduc". Hewan menjadi
lumpuh dan tak bisa berbunyi tetapi belum pingsan. Sesederhana apapun dari alat
pemingsanan harus ada transpormer atau sirkuit listrik lainnya yang
mencantumkan minimum ampere dan voltase yang disarankan.
Biasanya pemingsanan listrik untuk sapi dan spesies hewan besar lainnya
dapat mengakibatkan perdarahan yang berlebihan,atau kerusakan tulang belakang
karena pengembangan otot yang berlebihan. New Zealand dan beberapa negara
lain telah mengembangkan berbagai metode modem untuk memingsankan sapi
untuk mengatasi masalah ini, khususnya untuk ekspor daging sapi ke berbagai

15
negara muslim atau pendirian rumah penjagalan di negara-negara muslim.
dimana metode ini dapat diterima. Tehnik New Zealand ini disebut sebagai
1
'The Ranguiry System atau Wairoa Process2 dan pemingsanan dilakukan hanya
pada daerah kepala saja.
1. The Ranguiry System adalah pemingsanan listrik yang telah dimodifikasi, yang
diterapkan pada penjagalan sapi cara Barat. Pemingsanan cara ini dilakukan pada
otak sehingga jantung berhenti berdenyut. Namun cara ini tidak dapat diterima
sebagai cara halal bagi Muslim.

2. The Wairoa Process adalah teknik yang dikembangkan di New Zealand, yang
melibatkan pemingsanan listrikpada kepala saja.Teknik initidak membuat hewan
sakit sekalipun pemotongan ditunda. Jantung masih tetap berdenyut. Sistem
ini manusiawi, aman untuk petugas dan umumnya dapat diterima sebagai cara
halal bagi kalangan Muslim.

* Pemingsanan dengan gas karbon dioksida


Pemakaian karbon dioksida (CO2) dapat dikatakan cara baru dalam
pemingsanan dan cocok untuk temak babi dan unggas. Akan tetapi, cara ini
hanya dapat dipakai pada perusahaan besar karena perlengkapan yang dipakai
cukup mahal. Pada dasamya, hewan dipingsankan dengan memakai beberapa
konsentrasi CO2. Konsentrasi CO2 untuk memingsankan babi paling tidak 80%
selama 45 detik dan 65% untuk unggas selama 15 detik. Namun, penerimaan
cara ini dari sudut kemanusiaan masih dipertanyakan. Pada saat ini, gas
argon sedang diuji penggunaannya untuk tujuan pemingsanan. Diperkirakan gas
argon memiliki beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan gas CO2 tetapi
harganya lebih mahal.

Cara Memingsankan Hewan yang Salah


Pada banyak negara berkembang, pemingsanan hewan besar (sapi,
kerbau) masih dilaksanakan dengan memakai pisau yang lancip dan tajam, yang
kadang-kadang disebut sebagai "puntilla" atau "Spanish pike" atau belati. Pisau
dipakai untuk menusuk urat saraf tulang belakang (spinal cord) melalui daerah
(foramen magnum) di an tar a tulang otak dan posisi leher tulang belakang.
Pada saat ditusukkan, pisau akan mengenai urat saraf tulang belakang

16
(spinal cord) melalui daerah foramen magnum di antara tulang otak dan posisi
leher tulang belakang, sehingga hewan menjadi pingsan. Hewan tetap tak
bergerak yang memudahkan bagi pemotong, tetapi hewan tetap hidup hingga
darah habis keluar. Cara ini tidak diterima karena alasan tidak manusiawi.

Pemotongan Ritual atau Religius (Halal dan Kosher)


Kebanyakan negara maju dan negara berkembang membutuhkan hukum
yang mengatur pemingsanan hewan sebelum dipotong. Hal ini dibutuhkan
untuk menghindari penderitaan hewan selama pemotongan. Akan tetapi,
perkecualian berlaku untuk pemotongan cara Yahudi (Kosher) dan Muslim
(Halal), dimana pemingsanan biasanya tidak diijinkan, dan binatang langsung
ditusuk dengan memakai pisau tajam pada tenggorokannya dan memotong urat-
urat darahnya. Hal ini menyebabkan kehilangan darah yang tiba-tiba dan sangat
banyak, yang diiringi dengan kehilangan kesadaran dan kematian. Namun, banyak
autoritas menganggap pemotongan cara ini tidak memuaskan; karena hewan tidak
pingsan dan mengalami penderitaan selama proses pemotongan.
Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan sampai hal ini dapat diterima.
1. Hewan yang akan dipotong dengan cara Kosher atau Halal harus
benar-benar dikekang khususnya pada bagian kepala dan leher sebelum
pemotongan kerongkongannya. Pisau yang dipakai memotong leher dan
urat darah harus setajam silet dan tanpa gerigi-gerigi dan kerusakan. Hal
ini untuk memastikan potongan yang tepat dan halus pada leher di
samping rahang sehingga terjadi pemuncratan darah yang cepat dan
banyak. Pengeluaran darah yang buruk menyebabkan pingsan yang
lambat sehingga akan mengurangi kualitas daging.
2. Hewan tidak boleh dibelenggu dan dibasahi sebelum pemotongan. Hal ini
membuat hewan merasa tidak nyaman dan stres. Kurungan hewan harus
nyaman untuk hew an.
3. Keahlian petugas sangatlah penting dalam pelaksanaan pemotongan
yang sesuai dengan agama, dan pemerintah harus mengeluarkan surat ijin
untuk penjagal. Tehnik yang buruk mengakibatkan penderitaan dan
kekejaman terhadap hewan.

17
Untungnya, banyak autoritas Muslim menerima beberapa bentuk jenis
pemingsanan sebelum hewan di jagal. Banyak autoritas Muslim menerima
Pemingsanan dengan listrik untuk sapi,domba dan unggas, dimana daging
disiapkan untuk komunitas Muslim, karena binatang yang dipingsankan dapat
hidup lagi bila pemotongan tidak diilaksanakan. Pemingsanan dengan listrik juga
menjadi pilihan pada negara-negara pengekspor daging ke negara-negara
Muslim. Hal yang sama terjadi pada negara-negara dengan minoritas Muslim,
dengan regulasi-regulasi kesejahteran hewan yang diijinkan memakai cara-cara
pemotongan halal, tetapi dengan kombinasi pemingsanan listrik.

Pemotongan
Pemotongan adalah salah satu bagian dari proses penjagalan di mana
saluran darah utama pada leher dipotong, yang membuat darah mengalir dari
tubuh hewan sehingga hewan menjadi mati. Pisau pemotong harus selalu diasah.
Pisau tumpul akan memrperpanjang proses ini sebagai akibat ujung-ujung saluran
darah tidak terpotong dengan baik. Hal ini akan menyebabkan terjadinya
penggumpalan darah yang dini dan menyumbat saluran-saluran darah, sehingga
menyebabkan terjadinya pelambatan pendarahan dan memperpanjang masa
menuju kematian. Proses pemotongan harus dilakukan secara cepat dan tepat.
Pada unggas, domba dan kambing, dan burung onta, leher dipotong disebelah
rahang. Cara standar untuk memotong sapi adalah dengan menusuk kulit di antara
dada dan geraham dengan potongan membujur sepanjang 30cm. Selanjutnya,
dengan alasan higienis, pisau bersih harus dipakai dan dimasukan dengan
kemiringan 45° untuk mencapai vena jugularis dan arteri carotis. Pada babi,
tusukan membujur dibuat ke dalam dada untuk mencapai urat-urat darah paling
dalam.
Untuk semua tusukan, vena jugularis dan arteri carotis harus benar-benar
tertembus. Jika semua pembuluh darah tidak terpotong, pengeluaran darah
mungkin belum berakhir, yang menyebabkan penggumpalan darah dalam jaringan
tubuh, sehingga dapat mengakibatkan kerusakan pada daging secara cepat.
Waktu yang sesingkat mungkin dibutuhkan antara proses pemingsanan
dan pemotongan karena dua alasan berikut :

18
a. Kelambatan dalam pemotongan bisa mengakibatkan hewan sadar kembali,
khususnya bila hewan dipingsankan dengan cara elektrik. Sebagai contoh :
unggas yang dipingsankan dengan listrik akan sadarkan diri dalam waktu 1-3
menit. Umumnya pemotongan unggas harus dilaksanakan dalam waktu 15 detik
sesudah pemingsanan. Untuk hewan lain interval antara pemingsanan dan
pemotongan harus dibuat sesingkat mungkin, biasanya dalam waktu di bawah
satu menit.
b. Kelambatan dalam pemotongan akan mengakibatkan bertambahnya tekanan
darah sehingga jaringan darah akan rusak akibatnya terjadilah perdarahan yang
meluas (haemorrhagie) pada otot. Darah yang berlebihan pada jaringan tubuh ini
akan meningkatkan kerusakan pada daging.

Menentukan Tingkat Kepingsanan pada Penjagalan


Adalah penting untuk mengetahui bila seekor binatang telah tak sadar
sesudah proses pemingsanan, karena pemotongan dan pengirisan tidak boleh
dimulai sebelum proses pemingsanan telah benar-benar terjadi. bila sapi,
domba,kambing dan babi dipingsankan dengan captive bolt/senapan, hewan itu
akan pingsan secara langsung. Hewan tetap bernafas seperti biasa. tidak reflek
kedipan bila matanya disentuh. Tanda-tanda belum pingsan harus diperhatikan
sebelum proses pemotongan, biasanya pada saat tubuh hewan digantung pada rel
pemotongan.
Pada hewan domba, kambing, babi dan burung onta yang dipingsankan
secara elektrik, serangan "Grand Mal" dapat menyebabkan pingsan yang
cepat. Serangan tiba-tiba "Grand Mal" adalah suatu tingkat epilepsi yang
berat, yang ditunjukkan oleh adanya gangguan paroxysmal pada aktivitas
elektrik dari otak. Hal ini mengakibatkan penderitaan penyakit sawan yang
kadang-kadang datang atau dikenal sebagai "periodic convulsion" atau
"epileptic fit". Hal ini menyebabkan kekejangan urat-uat yang berakhir sampai
30 detik. Hewan tidak boleh dikatakan pingsan selama 30 detik ini. Hewan
tidak mengeluarkan suara, seperti mengembek. Bersuara pertanda bahwa
hewan tersebut masih merasakan sakit. Tidaklah normal kalau hewan masih
menendang-nendang sesudah proses pemingsanan. Bila hewan memiliki gerakan
refleks menendang, kepalanya mengangguk-nganguk atau bila hewan berusaha

19
menggerak-gerakkan kepalanya, hal ini masih dapat dipakai sebagai ukuran
bahwa hewan masih sadar. Hewan yang menunjukkan gerakan-gerakan ini
hams dipingsankan ulang.
Petugas yang menilai tingkat kepingsanan ini hams berkonsentrasi dengan
melihat ke kepala hewan. Hembusan napas dapat diijinkan, ini adalah tanda-tanda
kematian otak Bilamana lidah menjulur ke luar, lembek dan lunglai, hewan itu
memang benar-benar pingsan.
Kepala unggas yang telah dipingsankan denganl istrik harus lunglai
sesudah pemingsanan. Unggas yang belum benar-benar pingsan akan
menunjukkan gerakan-gerakan, refleks,dan menaikkan kepalanya.

6 Menjaga Standar Perlakuan terhadap Hewan


Orang-orang yang menangani beratus-ratus penjagalan hewan, akan
menjadi tidak peka terhadap penderitaan, dan memiliki kecenderungan menjadi
kasar terhadap pekerjaannya, maka mereka harus selalu dimonitor. Para
manajer harus menjaga standar tinggi dalam pengoperasian terhadap perlakuan
binatang.

Lima Titik Kontrol Utama


Sangat dianjurkan untuk memakai sistem dengan tipe HACCP untuk
mengukur dan memonitor efesiensi dan pelaksanaan petugas penanganan
hewan dan pemotongannya. HACCP atau Hazard Analysis and Critial Control
Points adalah suatu sistem yang secara mendasar dipakai pada berbagai
perusahaan yang berkaitan dengan hewan potong untuk memastikan keamanan
bahan makanan. Dengan melaksanakan sistem ini dengan Critical Control Points
(CCPs) pada proses ini, berbagai tahap penting yang dilaksanakan oleh petugas
yang menangani dan memotong hewan dapat dimonitor untuk meyakinkan
bahwa hal ini dilaksanakan dengan baik, yang menuju perbaikan yang pasti pada
kualitas perlakuan terhadap binatang dan pengoperasiannya. Sistem penilaian
yang obyektif terhadap standar yang telah diterima dan juga antara penilai dapat
juga dibuat.
Lima kontrol utama dalam menangani dan pemotongan hewan secara
singkat dijelaskan disini.

20
Titik kontrol yang dianjurkan dalam pengawasan dan evaluasi adalah sebagai
berikut ini.
1. Kebersihan pemingsanan-persentase pingsannya hewan pada usaha yang
pertama (kebersihan dinilai sesuai kreteria)
a. pemingsanan captive bolt I senapan - penembakan yang benar.
b. pemingsanan jepitan listrik-penempatan yang benar
2. Tingkat Pingsan Pada rel pemotongan- presentasi binatang yang masih pingsan
yang masih atau sebelum pemotongan (memakai kriteria sesuai nomer 1)
3. Suara- Presentase sapi atau babi yang mengeluarkan suara selama proses
pemingsanan. Hal ini misalnya akibat dari tembakan yang meleset, pemakaian
jepitan listrik yang berlebihan, tekanan yang berlebihan, pemingsanan yang
tak berhasil, dan lain sebagainya. Skor suara untuk domba tidakdipakai karena
domba biasanya berbunyi pada pemingsanan dilakukan.
4. Terpeleset dan terjatuh-persentase hewan yang terpeleset atau terjatuh selama
penggiringan atau pemingsanan. Tempat-tempat tertentu harus dipilih untuk
penelitian.
5. Jepitan listrik - persentase hewan yang membutuhkan pecutan dengan
penghalau listrik
Pengawasan dan audit terhadap CCPs ini harus dilaksanakan secara berkala.

Penilaian Objektif terhadap Pelaksanaan Standar pada Titik Kontrol


Utama

1a. Captive Bolt/Senapan - ketepatan pemingsanan


(skor setiap hari minimum 20 ekor atau 20 % pada perusahaan besar)
 luar biasa : 99 - 100% langsung pingsan dengan satu tembakan.
 dapat diterima : 95 - 98%
 tak dapat diterima : 90 - 94 %
 masalah serius: kurang dari 90%
Langkah: jika ketepatan satu tembakan berada dibawah 95% tindakan
Iangsung harus dilaksanakan untuk meningkatkan persentase.
1b. Pemingsanan Elektrik - ketepatan penempatan jepitan. (skor semua babi,
domba, atau burung onta atau minimum 100 ekor pada perusahaan besar)

21
 luar biasa : 99,5 - 100% pemasangan jepitan listrik yang benar.
 dapat diterima: 99,4 - 99%
 tak dapat diterima : 98 - 95%
 masalah serius : kurang dari 95%
2. Titik Pingsan Sesudah Pemingsanan (skor minimum 20 hewan atau 20%
pada perusahaan besar)
 bila hewan dibasahi/direndam langsung sesudah pemingsanan,
perhatikan saat-saat sesudah pembasahan (kecuali kalau
memang benar-benar terlihat hewan masih sadar)
 jika hewan ditaruh di atas lantai, tunggu 15-30 detik . sebelum
mengevaluasi untuk membiarkan kejangan berhenti (khususnya
pada pemingsanan elektrik]
 setiap hewan yang menunjukkan bahwa mereka masih
sadar, harus segera dipingsankan lagi.
 luar biasa : sapi ( kurang dari 1 per 1000 atau 0,01 %) babi
(kurang dari 1 per 200 atau 0,05%)
 dapat diterima : sapi (kurang dari l per 500 atau 0,2%) Babi
(kurang dari 1 per 1000 atau 01%)

3a. Kreteria untuk Sapi yang Bersuara


Dalam kandang atau areal penampungan, kotak pemingsanan atau krangkeng -
krangkeng. Penghitungan skor diambil minimum dari 20 hewan atau 20% pada
perusahaan besar. Skor setiap hewan yang mengeluarkan suara dikatagorikan
sebagai YA dan yang tidak mengeluarkan suara sebagai TIDAK
 luar biasa : 0,05% atau kurang dari sapi YA
 dapat diterima: 3o/o atau kurang YA-nya
 tak dapat diterima: 4 -10% YA
 masalah serius: lebih dari 10°/o YA

3b. Kreteria untuk Babi yang Bersuara


Dalam krangkeng, tempat pemingsanan, atau selain pemingsanan. Penghitungan
skor diambil dari minimum 20 ekor babi atau 10% pada perusahaan besar. Skor

22
setiap hewan yang mengeluarkan suara dikatagorikan sebagaiYA dan TIDAK
untuk yang tidak mengeluarkan suara.
 luar biasa : 0% untuk babi YA
 dapat diterima: 1 % atau kurang untuk babi YA untuk yang dikrangkeng,
0% karena salah menempatkan jepitan
 tidak dapat diterima : 2% atau lebih YA dalarn kurungan atau
kandang
Catatan: Jangan memakai skor ini untuk domba.
4. Terpeleset atau Terjatuh dalam Area Pemingsanan
Termasuk pintu masuk kurungan, area kandang pengumpulan dan area
penurunan hewan. Penghitungan skor diambil dari minimum 20 ekor hewan atau
10% pada perusahaan besar. Skor YA menunjukkan sejumlah hewan yang
terpeleset/terjatuh dalam area pemingsanan, dan TIDAK untuk hewan yang tidak
terpeleset/terjatuh.
 luar biasa : tidak ada yang terpeleset atau terjatuh
 tidak dapat diterima : 1 % jatuh (atau badanmenyentuh lantai)
 masalah serius : apabila 5% terjatuh atau 15% terpeleset
5. Pelaksanaan Pecutan Listrik
Jika pecutan membuat hewan bersuara, aliran listrik berarti terlalu kuat.
Penghitungan skor untuk pelaksanan pecutan listrik diambil minimal dari 20
ekor hewan atau 10% pada perusahaan besar. Skor YA untuk yang bersuara dan
TIDAK untuk yang tidak bersuara selama pelaksanaan pemecutan dengan listrik.
a. Kriteria Skor Pecutan Listrik untuk Sapi
Area pengumpulan ke Pintu masuk Jumlah % sapi
kandang ke krangkeng yang dipecut
pemingsanan
Luar biasa Tidak ada ya 5%- kurang 5%- kurang
Dapat diterima Tidak ada ya 10%- kurang 10%- kurang
Tak dapat diterima - 20% - kurang 20% - kurang
Masalah serius - - 20% - kurang

23
b. Kriteria Skor Pecutan Listrik untuk Babi
Area pengumpulan ke Pintu masuk Jumlah % babi
kandang ke krangkeng yang dipecut
pemingsanan
Luar biasa Tidak ada ya 10%- kurang 10%- kurang
Dapat diterima Tidak ada ya 15%- kurang 15%- kurang
Tak dapat diterima - - 25% - kurang
Masalah serius - - 50% - kurang

24

Anda mungkin juga menyukai