Latar Belakang
memenuhi kebutuhan tubuh akan zat gizi protein dimana protein daging
mengandung susunan asam amino yang lengkap. Secara umum konsumsi protein
harga protein hewani yang relatif lebih mahal dan sumber dayanya yang terbatas.
Daging juga merupakan semua bagian tubuh ternak yang dapat dan wajar dimakan
termasuk jaringan-jaringan dan organ tubuh bagian dalam seperti hati,ginjal dan
(jeroan) dan produk olahan seperti corned termasuk dalam kategori daging.
Namun demikian sering dalam kehidupan sehari-hari yang disebut dengan daging
penyusun daging adalah otot, tetapi tidaklah sama otot dengan daging.
Daging juga dapat dibedakan atas daging merah dan daging putih
tergantung perbedaan histologi, biokimia, dan asal ternak. Daging merah adalah
daging yang memiliki serat yang sempit, kaya akan pigmen daging (mioglobin),
serta kandungan glikogen yang rendah. Daging putih merupakan daging yang
berserat lebih besar dan lebar, sedikit mioglobin, mitokondria dan enzim respirasi
1
2
yang tinggi. Daging putih mempunyai kadar protein lebih tinggi dibanding daging
merah namun daging merah memiliki kadar lemak jenuh dan kolesterol lebih
mengkilap, dan tidak pucat. Secara fisik daging elastis, sedikit kaku dan tidak
lembek. Jika dipegang masih terasa basah dan tidak lengket di tangan. Dari segi
aroma.
yang umum digunakan untuk pembuatan abon adalah daging sapi atau kerbau.
Meskipun demikian, semua jenis daging termasuk daging ikan dapat digunakan
untuk pembuatan abon. Abon tergolong produk olahan daging yang awet. Untuk
plastik dan ditutup dengan rapat. Dengan cara demikian, abon dapat disimpan
sapi, kerbau, kambing domba dan babi dan berbagai spesies unggas seperti ayam,
beberapa spesies hewan seperti sapi, domba, babi dan ayam telah diseleksi khusus
sebahagian besar dari ransum yang dimakan untuk pertumbuhan jaringan otot.
Hewan-hewan yang demikian disebut tipe potong atau tipe daging mempunyai
bentuk badan yang menunjukkan pertumbuhan otot yang sempurna pada seluruh
kerangka kecuali urat daging dari bagian bibir, hidung dan telinga yang berasal
dari hewan sehat pada saat dipotong (Dewan Standarisasi Nasional, 1995). Daging
didefinisikan sebagai daging mentah atau flesh dari hewan yang digunakan
sebagai makanan. Disamping itu, daging juga merupakan bahan pangan yang
perusak.
Permukaan kulit hewan harus dalam keadaan bersih b. Hewan harus dalam
3
4
kondisi prima, tidak lelah, tidak kelaparan dan tenang c. Pengeluaran darah harus
menyebabkan terjadinya memar dan luka pada jaringan otot harus dihindari e.
yang biasanya terjadi jika jumlah mikroba menjadi jutaan atau ratusan juta sel
atau lebih per 1 cm luas permukaan daging. Kerusakan mikroba pada daging terutama
a. Pembentukan l e n d i r
b. P e r u b a h a n w a r n a
d. P e r u b a h a n r a s a m e n j a d i a s a m d a n p a h i t k a r e n a p e r t u m b u h a n
cepat dimasak, tetapi ditunggu beberapa lama atau dilayukan terlebih dahulu.
Untuk daging sapi atau daging kerbau dapat dimasak sesudah pelayuan selama 12-
untuk daging pedet (anak sapi) sesudah 4-8 jam. Usaha pengawetan
5
daging diperlukan untuk memenuhi selera atau kebutuhan konsumen serta dapat
yang umum digunakan untuk pembuatan abon adalah daging sapi atau kerbau.
Meskipun demikian, semua jenis daging termasuk daging ikan dapat digunakan
untuk pembuatan abon. Abon tergolong produk olahan daging yang awet. Untuk
plastik dan ditutup dengan rapat. Dengan cara demikian, abon dapat disimpan
pada suhu kamar selama beberapa bulan. Dari segi teknologi, pembuatan abon
relatif mudah, tidak memerlukan modal yang besar dan sudah lama dikenal dan
mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan sebagai industri kecil atau
yang digoreng maupun minyak gorengnya. Suhu penggorengan yang lebih tinggi
dari pada suhu normal (168-1960C) maka akan menyebabkan degradasi minyak
goreng yang berlangsung dengan cepat (antara lain penurunan titik asap). Proses
penggorengan pada suhu tinggi dapat mempercepat proses oksidasi. Lemak pada
daging dan pada abon sapi dapat menyebabkan terjadinya oksidasi. Hasil
pemecahan ikatan rangkap dari asam lemak tidak jenuh adalah asam lemak bebas
yang merupakan sumber bau tengik. Adanya antioksidan dalam lemak seperti
dengan adanya prooksidan seperti logam-logam berat (tembaga, besi, kobalt dan
mangan) serta logam porfirin seperti pada mioglobin, klorofil, dan enzim
dilakukan dengan 3 metode yaitu pengawetan secara fisik, biologi, dan kimia.
Pengawetan secara fisik meliputi proses pelayuan (penirisan darah selama 12-24
menjadi pengawetan menggunakan bahan kimia dari bahan aktif alamiah dan
bahan kimia (sintetis). Pengawetan menggunakan bahan aktif alamiah antara lain
laktat, sodium asetat, sendawa (kalium nitrat, kalsium nitrat, natrium nitrat), gula
pasir dan lain-lain dan lain-lain. Dengan jumlah penggunaan yang tepat,
(penirisan darah selama 12-24 jam setelah ternak disembelih), pemanasan (proses
membuatnya menjadi abon, dimana kita tahu sendiri bahwa abon dapat bertahan
lama dikarenakan adanya bahan-bahan pengawet secara alami yang terbentuk dari
fisikokimiawi baik pada bahan pangan yang digoreng maupun minyak gorengnya.
modal yang besar dan sudah lama dikenal dan digemari oleh semua golongan
7
DAFTAR PUSTAKA