Anda di halaman 1dari 35

1

LAPORAN ANATOMI DAN HISTOLOGI


TERNAK
Oleh:
Kelompok 16
Kelas B
Canggih Dwi Saputro 0710510081
Fany Firmandi 0710510082
Cahyo Hadi Utomo 0710510084
MuIti Wicaksono 0710510085
M.Natsir 0710510086
Sohibul Himam Haqiqi 0710510087
Kharis Alimoerdhoni 0710510090
AriI Tri Wahyu 0710510092
Gandhi Prasetyo CP 0710510094
Moh LutIi AlIan 0710510096
Yayan Dwi Jadmiko 0710520009
Ferdi Arlianta W 0710520032
Devit Nur Eriyanto 0710520034
Zainu RoIiq 0710520038
Derta Ingersa W 0710520044
Fikri Jauhari 0710540018
LABORATORIUM ANATOMI DAN HISTOLOGI TERNAK
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2008
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Daging sudah dikenal sebagai salah satu bahan makanan yang hampir
sempurna, karena mengandung gizi yang lengkap dan dibutuhkan oleh tubuh,
yaitu protein hewani, energi, air, mineral dan vitamin. Disamping itu, daging
memiliki rasa dan aroma yang enak, sehingga disukai hampir semua orang.
Industri daging dan produk olahannya adalah salah satu cabang
industri bahan makanan manusia yang penting dan saling terkait dengan ilmu
dan teknologi daging.
Daging adalah salah satu hasil ternak yang hampir tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan manusia. Selain penganekaragaman sumber
pangan, daging dapat menimbulkan kepuasan atau kenikmatan bagi yang
memakannya karena kandungan gizinya lengkap, sehingga keseimbangan gizi
untuk hidup dapat terpenuhi.
Daging dideIinisikan sebagai semua jaringan hewan dan semua produk
hasil pengolahan jaringan-jaringan tersebut yang sesuai untuk dimakan serta
tidak menimbulkan gangguan kesehatan bagi yang memakannya.
Hasil pemotongan ternak yaitu karkas dan nonkarkas dapat
dimanIaatkan untuk berbagai tujuan. Karkas merupakan hasil utama
pemotongan ternak dan mempunyai nilai ekonomi yang lebih tinggi dari pada
nonkarkas. Bagian nonkarkas atau yang lazim disebut oIIal terdiri dari bagian
yang layak dimakan dan bagian yang tidak layak dimakan. Komponenkomponen
yang tidak dimakan dapat diproses dan dimanIaatkan menjadi
produk yang bernilai ekonomi cukup tinggi. Beberapa komponen nonkarkas
yang diolah dengan menggunakan teknologi canggih dapat memberikan
keuntungan Iinancial yang besar. Hasil pengolahan komponen nonkarkas
termasuk komponen yang tidak layak dikonsumsi manusia antara lain adalah
tepung tulang, tepung hati, tepung darah, tepung daging dan sisa-sisa daging
dan alat yang tidak dimakan, pakan ternak yang berasal dari kotoran ternak
dan isi rumen dikeringkan serta hasil olahan yang berasal dari kulit, tanduk
3
dan kuku. Kulit ternak dapat diolah menjadi produk yang berguna seperti:
sepatu, jaket, peralatan olah raga dan seni, wayang kulit, hiasan dinding, tas,
lem, peralatan tidur dan kerupuk kulit. Lemak yang tidak termakan dapat
dimanIaatkan sebagai salah satu bahan dalam pembuatan sabun dana pakan
yang mengandung kalori tinggi untuk ayam broiler.
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui tentang bagaimana
proses pemotongan sampai pengolahan daging, struktur miologi, osteologi,
sistem respirasi, sistem pencernaan, sistem reproduksi, dan sistem urinaria dari
suatu ternak.
1.3 Rumusan Masalah
Ternak merupakan salah satu sumber penghasil gizi yang baik bagi
tubuh, sehingga diperlukan suatu pengolahan yang baik agar kandungan yang
ada didalamnya tidak rusak dan hilang. Dalam beternak sangat penting dalam
memahami segala sistem yang berhubungan dengan hewan-hewan ternak.
Baik dari segi Iisiologi maupun mekanisme yang terjadi dalam tubuh ternak
itu sendiri. Oleh karena itu dari sedikit pemahaman di atas dapat diambil
rumusan masalahnya yaitu bagaimana proses pemotongan sampai pengolahan
dari suatu ternak, struktur miologi, osteologi, sistem respirasi, sistem
pencernaan, sistem reproduksi, serta sistem urinaria dari hewan ternak.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pemotongan Ternak
Pada dasarnya ada dua cara atau tehnik pemotongan ternak, yaitu: (1)
tehnik pemotongan secara langsung, dan (2) tehnik pemotongan secara tidak
langsung. Pemotongan secara langsung dilakukan setelah ternak dinyatakan sehat,
dan dapat disembelih pada bagian leher dengan memotong arteri karotis dan vena
jugularis serta esophagus. Pemotongan ternak secara tidak langsung artinya,
ternak dipotong setelah dilakukan pemingsanan dan setelah ternak benar-benar
pingsan. Maksud pemingsanan ialah: (1) memudahkan pelaksanaan
penyembelihan ternak, (2) agar ternak tidak tersiksa dan terhindar dari resiko
perlakuan kasar, dan (3) agar kualitas kulit dan karkas yang dihasilkan lebih baik,
karena pada waktu menjatuhkan, ternak tidak banyak terbanting atau terbentur
benda keras, sehingga cacat pada kulit atau memar pada karkas seminimal
mungkin. (Soeparno, 1994)
Pemingsanan ternak dapat diilakukan dengan beberapa cara, yaitu: (1)
dengan alat pemingsan atau yang lazim disebut knocker, (2) dengan senjata
pemingsan atau yang lazim disebut stunning gun, (3) dengan cara pembiusan, dan
(4) dengan menggunakan arus listrik.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam penyembelihan ternak adalah: (1)
ternak harus sehat, yaitu berdasarkan hasil pemerikasaan dokter hewan atau
mantri hewan yang berwenang. Yang dimaksud dengan ternak sehat yaitu ternak
tersebut tidak menderita sakit, (2) ternak harus tidak dalam keadaan lelah atau
habis dipekerjakan, (3) ternak yang sudah tidak produktiI lagi, atau sudah tidak
dipergunakan sebagai bibit, dan (4) ternak yang disembelih dalam keadaan
darurat.(Soeparno, 1994)
2.1.1 Tehnik pemotongan
a. Tehnik pemotongan ternak ruminansia kecil
Pada prinsipnya, cara pemotongan ternak ruminansia kecil seperti
domba, kambing dan menjangan, sama dengan cara pemotongan ternak
5
ruminansia besar. Ternak ruminansia kecil jarang dipekerjakan, sehingga
sebelum dipotong tidak perlu diistirahatkan. Meskipun demikian, ternak
yang mengalami perjalanan jauh, sebelum dipotong harus diistirahatkan,
dan kemudian dipuasakan selama 12-18 jam. Cara pemotongan dapat
dilakukan secara langsung, yaitu tanpa pemingsanan atau secara tidak
langsung yaitu dengan pemingsanan.
Mekanisme urutan pemotongan ternak adalah sebagai berikut: (1)
Penyembelihan, secara islam, (2) Pengeluaran darah sebanyak-banyaknya,
(3) Pemisahan kepala dari tubuhnya setelah ternak benar-benar mati. (4)
Penyiapan karkas termasuk pengulitan.
Cara pengulitan yang banyak dilakuakn adalah dengan digantung,
kaki bagian belakang di atas dan bagian kepala sebelah bawah. Pada ternak
ruminansia kecil, kulit tidak melekat erat pada karkas, kecuali bagian
rusuk. Untuk mempermudah pengulitan, udara dimasukkan di antara kulit
dan kaki dengan cara meniup atau memompakan udara tersebut melalui
bagian persendian kaki yang disebut Carpus metacarpus dan
tarsusmetatarsus.
b. Tehnik pemotongan ternak nonruminansia
Pemotongan ternak nonruminansia (babi), kebanyakan
dilaksanakan secara tidak langsung. Ternak dipingsankan sebelum
disembelih. Babi dapat dipingsankan dengan aliran listrik pada bagian
belakang telinga dengan alat penjepit seperti tang yang dialiri arus listrik
voltase rendah kira-kira 70 volt atau lebih. Arus listrik akan melalui otak
dan babi akan pingsan. Sebelum dipingsankan, babi disiram dengan air
agar bersih dan memudahkan menjalarnya arus listrik. Setelah babi
dipingsankan, segera disembelih dengan cara menusuk bagian leher kearah
pembuluh-pembuluh darah besar dan jantung didekat ujung anterior
sternum sehingga darah keluar sebanyak-banyaknya. Pengulitan tidak
dilakukan karena lemak subkutan babi relative banyak dan harganya mahal
jika dijual sebagai daging. Karena tidak dikuliti, maka diadakan
6
pengerokan bulu. Pengerokan bulu dilakukan setelah babi yang mati
dimasukkan kedalam air hangat antara 60-70C selama 5-6 menit.
Dibeberapa rumah potong hewan, babi dapat dipingsankan dengan
udara yang mengandung CO2 65-70 persen.
c. Tehnik pemotongan ternak unggas
Untuk memperoleh hasil pemotongan yang baik, ternak unggas seperti
angsa, ayam, itik dan kalkun, sebaiknya diistirahatkan sebelum dipotong.
Cara pemotongan ternak unggas yang lazim digunakan di Indonesia adalah
cara Kosher, yaitu memotong arteri karotis, vena jugularis dan esophagus.
Pada saat penyembelihan, darah harus keluar sebanyak mungkin. Jika
darah dapat keluar secara sempurna, maka beratnya sekitar 4 persen dari
bobot tubuh. Proses pengeluaran darah pada ayam biasanya berlangsung
selama 50-120 detik, tergantung pada besar kecilnya ayam yang dipotong.
2.2 Myologi
Daging merupakan salah satu bahan makanan asal ternak yang kaya akan
protein, zat besi dan beberapa vitamin penting terutama vitamin B. Selain nilai
gizinya, masyarakat menilai daging tersebut dari siIat-siIatnya seperti keempukan,
rasa, aroma, warna dan sari minyaknya.
Daging dipasarkan dalam bentuk potongan-potongan tanpa tulang, baik
daging segar maupun daging beku, sehingga ada jenis daging has, sandung lamur,
gandik dan sebagainya. Pembagian potongan daging tersebut mengikuti aturan
tertentu dan masing-masing potongan mempunyai ciri khas dan kwalitas tersendiri
dalam pengolahan. Misalnya, daging yang berkwalitas baik seperti has dalam
(lulur) cocok untuk dibuat steak tetapi kurang baik untuk dibuat dendeng karena
pada proses penyayatan akan hancur.
Berdasarkan standar Perdagangan (SP) 144-1982 yang ditetapkan
Departemen Perdagangan Indonesia, penggolongan daging sapi/kerbau menurut
kelasnya adalah sebagai berikut:
Golongan (kelas) I, meliputi daging bagian
7
1. Has dalam (Fillet)
2. Tanjung (Rump)
3. Has luar (Sirloin)
4. Lemusir (Cube roll)
Kelapa (Inside)
Penutup (Top side)
Pendasar gandik (silver side)
Golongan (kelas) II, meliputi daging bagian
1. Paha depan
sengkel (Shank)
Daging paha depan (Chuck)
2. Daging iga (Rib meat)
3. Daging punuk (Blade)
Golongan (kelas) III, meliputi daging lainnya yang tidak termasuk golongan I dan
II, yaitu
1. Samcan (Flank)
2. Sandung lamur ( Brisket )
3. Daging bagian lainnya
Ada beberapa keistimewaan daging sapi dibandingkan jenis daging lain.
Di samping rasanya lezat, daging sapi memiliki lemak yang menyebar, sehingga
cocok dimasak untuk berbagai jenis hidangan dengan pelbagai cara. Namun,
untuk mendapatkan hasil maksimal, ada baiknya kita mengenali berbagai bagian
daging sapi dan jenis masakan yang cocok dibuat dengan bagian daging
tertentu.(Anonymous, 2002)
8
1. Leher atau neck. Kalau digodok secara perlahan, akan menghasilkan kuah
yang gurih
2. Clod. Biasa dipergunakan seperti halnya daging leher
3. Chuck. Daging paha depan yang perlu dimasak dalam waktu agak lama.
Cocok untuk dibuat kari, empal, sup, dan abon
4. Cube roll. Daging lemusir depan yang sangat enak dibuat sate, rendang,
atau empal
5. Blade. Daging punuk yang sangat cocok dibuat daging ungkep, empal,
kari, abon, dan sup. Bisa juga dibuat steak atau pie walaupun perlu
dimasak agak lama
6. Iga atau Ribs. Iga depan, yaitu empat iga pertama, biasanya dimasak atau
dipanggang bersama tulangnya. Iga belakang, tiga iga berikutnya, rasanya
sama sedapnya dengan iga depan. Sedangkan iga samping dan iga terakhir
merupakan potongan yang besar, mahal, dan empuk
7. Lemusir atau Sirloin. Dengan teksturnya yang lunak/lembut, daging jenis
ini sebaiknya tidak dimasak terlalu lama. Sangat baik dimasak untuk steak
barbeque, daging gulung, dan tumis-tumisan. Daging empuk ini biasa
dipanggang dalam oven atau di atas api
8. Pantat atau Rump. Bagian ini merupakan daging sapi kelas prima yang tak
berlemak. Cocok untuk steak, dipanggang, dan digoreng
9. Topside dan Silverside. Topside merupakan bagian tak berlemak dan
sangat cocok dimasak untuk steak, empal, rendang, dendeng, bakso, kari,
dan abon
9
10. Has dalam atau Tenderloin. Jenis daging ini tidak perlu dimasak terlalu
lama karena sudah empuk. Sangat cocok dibuat steak dan sukiyaki
11. Kaki belakang atau Leg. Dagingnya tidak berlemak dan sangat cocok
untuk dibuat kaserol
12. Flank. Daging berharga murah karena berurat kasar ini sangat cocok untuk
dibuat kornet, sate, rawon, sup, dan daging giling
13. Iga atas atau Top Ribs. Daging yang biasa dijual tanpa tulang ini tidak
berlemak. Cocok untuk dibuat daging ungkep
14. Ujung dada atau Brisket. Bagian ini berurat kasar dan berlemak. Cocok
untuk dibuat daging gulung, kornet, daging panggang, daging giling, dan
soto
15. Shin. Daging yang diambil dari kaki depan sapi ini memerlukan waktu
memasak yang lama
2.3 Osteologi
Osteologi adalah ilmu yang mempelajari tentang tulang-temulang.
Berdasarkan bentuk tulang dibagi menjadi:
1. Tulang pipa(ossa longa)
Ciri-ciri:bentuk silindris memanjang dan kedua ujung membesar(epiIise)
Contohnya:tulang paha(os Iemus) dan tulang lengan (os humerus)
2. Tulang pipih(Ossa plana)
Ciri-ciri:bentuk pipih,permukaan datar,dan bertugas melindungi bagian
tubuh yang lunak seperti otak dan alat-alat dalam
Contohnya:tulang belikat(os scapula) dan tulang panggul(os coxae)
3. Tulang pendek (ossa brevis)
Berdasarkan letak dan Iungsinya, tulang dibago dalam 3 kelompok :
1. Axial Skeleton (kerangka sumbu)
Meliputi : tulang belakang (columna vertebralis), tulang rusuk (os costae),
tulang dada (os sternum), tulang kepala (ossa cranii)
2. Appendicular skeleton (tulang anggota gerak), dibedakan menjadi :
a.extremitas anterior, b.extremitas posterior
10
3. Viesceral skeleton (tulang yang berkembang dalam organ dalam atau organ
lunak), seperti : os penis (tulang kelamin jantan pada anjing), os cardis
(tulang jantung pada sapi)
Pada dasarnya kerangka tubuh hewan dibagi menjadi beberapa bagian yaitu :
1. Ossa cranii, dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
a. bagian tengkorak : os ocipitale (tulang kepala belakang), os sphenoidale
(tulang baji), os othmoidale (tulang rapis), os parietale (tulang ubun-ubun),
os Irontale (tulang dahi), os temporale (tulang pelipis)
b. Pars splanehno cranii : os morale (tulang pipi), os lacrimale (tulang air
mata), os nasale (tulang hidung), os premaxillare (tulang rahang atas
muka), os maxillare (tulang rahang atas), os mandibulare (tulang rahang
bawah)
2. Columna vertebralis (susunan tulang belakang), yang terdiri dari :
a. vertebrae cervicalis (ruas tulang leher)
b. vert ebrae thoracales (ruas tulang punggung)
c. vertebrae lumbales (ruas tulang pinggang)
d. vertebrae sacrales (ruas tulang kemudi)
e. vertebrae coccygeales (ruas tulang ekor)
3. Ossa castae (tulang-tulang rusuk), turut membentuk dinding sebelah lateral dari
ruang dada. Terdapat berpasangan kiri dan kanan. Jumlahnya sebanyak
ruas tulang punggung : pemamahbiak 13 pasang, kuda 18 pasang, babi
14 15 pasang, carnivore 13 pasang.
4. Ossa sternum (tulang dada), meliputi :
a. Manubrium sterni
b. Processus xiphoideus
c. Carpus sterni
d. Crista sterni
5.Ossa ekstremitas, dibedakan menjadi 2 bagian yaitu :
a. Ossa ekstremitas thoracalis (tulang kaki muka) diantaranya : os scapula,
os humerus, os radius, os ulna, ossa carpi, ossa metacarpalia, digit (os
phalanx I, II,III)
11
b. Ossa ekstremitas pelvinae (tulang kaki belakang), diantaranya : os
coxae, os Iemur, os tibia, os Iibula, ossa tarsi, ossa metatarsalia, digit (os
phalanx I,II,III)
Pembentukan Tulang
Pembentukan tulang rangka berkembang selama masa pertumbuhan
karena kemampuan sel osteocytes untuk menyimpan bone salts (terutama garam
kalsium) pada lamellar.
Tulang padat
Tulang keras ditemukan hampir pada semua dinding tulang dari tubuh dan
pada bagian ini, lamella tersusun di sekitar pembuluh darah. Beberapa sel disebut
osteoclasts yang berIungsi membongkar tulang yang telah tua saat osteocytes
memproduksi tulang yang baru.
Tulang trabecular
Tulang trabecular ditemukan di dalam rongga tengah pada hampir semua
tulang, terutama dalam bagian akhir dari tulang panjang (ossa longa ). Tulang
trabecular memiliki dua Iungsi yakni :
- Memberikan kekuatan
- Memberikan jaringan
Tulang kerangka
Kerangka vertebrata terdiri dari bagian axial dan appendicular. Kerangka
appendicular meliputi tulang-tulang kedua kaki depan dan kedua kaki belakang.
Pada kerangka axial terdiri dari tulang vertebrae, tulang-tulang rusuk, tulang dada
dan tulang tengkorak.
Kerangka axial
Vertebrata diatur dalam vertebral column atau tulang belakang memanjang
dari dasar tulang tengkorak hingga ke ekor. Terdapat lima bagian yang dapat
dilihat dengan jelas dari vertebrae column.
12
1. Bagian Cervical
Cervical berIungsi khusus dalam pergerakan kepala ke segala arah.
Dua bagian pertama cervical vertebrae berIungsi khusus pada
pergerakan dorsoventral dan lateral. Bagian awal yang berperan
dalam pergerakan dorsoventral adalah atlas sedangkan bagian
depan yang berperan pergerakan lateral adalah axis.
2. Bagian Thoracic
Bagian ini berada pada gabungan atau ikatan antara tulang rusuk.
Pada mamalia, masing-masing tulang rusuk berhubungan dengan
dua tulang thoracic vertebrae. Pada bagian ventral ke belakang
(caudal), semua tulang rusuk tersambung dengan cartilagenous
costal arch pada tiap-tiap sisi. Costal arch bagian kanan dan kiri
menghubungkan bagian ventral dengan sternum (tulang dada) yang
mana juga menghubungkan persendian cartilago dengan semua
tulang rusuk cranial. Thorax memberikan perlindungan terhadap
thoracic dan organ abdominal bagian dalam serta ikatan otot-otot
yang penting bagi pernaIasan juga otot-otot extrinsic dari kaki
depan.
3. Bagian Lumbar
Lumbar vertebrae dapat membedakan menurut proses
melintangnya yang dibangun dengan baik.
4. Bagian Sacral
Bagian sacral vertebrae melebur ke dalam gabungan tulang yang
disebut sacrum.
5. Bagian Coccygeal
Caudal vertebrae adalah bagian yang semakin menurun. Bagian ini
berIungsi sebagai tempat untuk penyisispan dari otot-otot yang
berguna di dalam pergerakan ekor.
Rangka pada mamalia dewasa dan unggas terdiri dari tulang primer (keras)
pada hewan yang baru lahir, porsi rangkanya masih terdiri dari tulang rawan.
Rangka dewasa berkembang selama pertumbuhan karena kemampuan selyang
disebut osteocytes untuk mendepositkan garam-garam tulang (secara prinsipnya
13
garam kalsium) di lamellar atau bagian sheet selama tulang berkembang.
Pentingnya Iktor umum dalam mendirikan kekuatan yang menyebabkan
kebanyakan tulang berkembang dengan gravitasi yang sederhana. (Everett, etall.,
1985)
2.3.1 Tulang padat
Tulang padat ditemukan di kebanyakan dinding tulang tubuh dan disini
lamella dijelaskan mengelilingi silinder pada pembuluh darah pusat. Hal ini
pembuluh darah essensial unuk kehidupan esteocytes dan kandungn itu sendiri.
(Everett, etall., 1985)
2.3.2 Rangka Axial
Vertebatrae dibedakan menjadi vertebral column atau tulang belakang
yang memanjang dan dasar tengkorak (keseluruhan bagian caudal) sampai ekor.
Ada 5 bagian tertentu pada vertebral column, yakni bagian cervical, thoracic,
lumbar, sacral dan coccygeal. (Everett, etall., 1985)
2.3.3 Humerus
Humerus adalah tulang panjang, tulang dengan 2 ekstremias lebar.
Ekstremitas proximal humerus mempunyai keadaan yang terkemuka atau
tuberosities pada permukaan lateral dan medial untuk mengikat otot.
(Everett, etall., 1985)
2.3.4 Radius dan Ulna
Radius adalah slah satu tulang panjang. Kebanyakan pada livestock, radius
sumbu dengan lateral cudo ulna. (Everett, etall., 1985)
Ulna berkembang secara variabel pada spesies hewan tenak yang berbeda,
kecuali unggas yakni ulna berkembang lebih rendah daripada radius. (Everett,
etall., 1985)
2.3.5 Femur
Posisis Iemur analog dengan humerus, dijmana Iemur juga termasuk
tulang panjang. (Everett, etall., 1985)
2.3.6 Tibia dan Fibia
Tibia dan Iibula juga termasuk tulang panjang, dibedakan dari tulang panjang
yang lain dan antara spesies yang pada dasarnya oleh tepi proximo cranial yang
luas. (Everett, etall., 1985)
14
2.4 Sistem Respirasi
Respirasi yaitu suatu proses pembebasan energi yang tersimpan dalam zat
sumber energi melalui proses kimia dengan menggunakan oksigen dan respirasi
akan menghasilkan energi kimia ATP untuk kegiatan kehidupan, seperti sinesis
(anabolisme), gerak, pertumbuhan dan lain-lain.
(Anonymous
a
, 2008)
Respirasi pada Glukosa, reaksi sederhananya:
C6H,206 6 02 ~ 6 H2O 6 CO2 Energi (glukosa)
Reaksi pembongkaran glukosa sampai menjadi H20 CO2 Energi,
melalui tiga tahap : (Anonymous
a
, 2008)

Glikolisis
Peristiwa perubahan :
Glukosa Glulosa - 6 - IosIat Fruktosa 1,6 diIosIat

3 IosIogliseral dehid (PGAL) / Triosa IosIat Asam piravat
Jadi hasil dari glikolisis : (Anonymous
a
, 2008)
1. molekul asam piravat.
2. molekul NADH yang berIungsi sebagai sumber elektron berenergitinggi.
3. molekul ATP untuk setiap molekul glukosa.

Daur Krebs (daur trikarbekdlat)
Daur Krebs (daur trikarboksilat) atau daur asam sitrat merupakan
pembongkaran asam piravat secara aerob menjadi CO2 dan H2O serta energi
kimia.
15
Gbr. Bagan reaksi pada siklus Krebs
Rantai Transportasi Elektron Respiratori
Dari daur Krebs akan keluar elektron dan ion H yang dibawa sebagai
NADH2 (NADH H 1 elektron) dan FADH2, sehingga di dalam mitokondria
(dengan adanya siklus Krebs yang dilanjutkan dengan oksidasi melalui sistem
pengangkutan elektron) akan terbentuk air, sebagai hasil sampingan respirasi
selain CO2.
Produk sampingan respirasi tersebut pada akhirnya dibuang ke luar tubuh
melalui stomata pada tumbuhan dan melalui paru-paru pada peristiwa pernaIasan
hewan tingkat tinggi.
Ketiga proses respirasi yang penting tersebut dapat diringkas sebagai berikut:
PROSES AKSEPTOR ATP
1. Glikolisis:
Glukosa ~ 2 asam piruvat 2 NADH 2 ATP
2. Siklus Krebs:
2 asetil piruvat ~ 2 asetil KoA 2 C02 2 NADH 2
ATP
2 asetil KoA ~ 4 CO2 6 NADH 2PADH2
3. Rantai trsnspor elektron respirator:
10 NADH 502 ~ 10 NAD 10 H20 30
ATP
16
2 FADH2 O2 ~ 2 PAD 2 H20 4 ATP
Total 38 ATP
Kesimpulan :
Pembongkaran 1 mol glukosa (C6H1206) O2 ~ 6 H20 6 CO2
menghasilkan energi sebanyak 38 ATP.
Mekanisme Respirasi
Selama respirasi, terjadi gerakan dada (thorax) dan perut. Pada inspirasi
sternum coracoid , Iurcula, dan rusuk bergerak ke depan dan ke bawah. Rusuk
vertebral ditarik ke depan dan ke dalam. Jadi, pada inspirasi diameter vertikal
dada bertambah besar dan diameter melintangnya bertambah kecil. Paru-paru
membesar pada saat inspirasi, dan tulang rusuk serta dada tertarik ke arah dalam.
2.4.1 Rongga hidung
Rongga hidung dibagi dalam unit kanan dan kiri, dibatasi oleh suatu sekat
terdiri dari tulang rawan atau tulang. Kearah rostal langsung dibelakang lubang
hidung disebut vestibulum hidung, dan yang kearah kaudal adalah rongga hidung
sebenarnya.
2.4.2 NasoIarings
NasoIarings adalah bagian Iarings belahan dorsal, terletak dorsal dari
pallatum molle dan menjulur dari rongga hidung kearah laringoIarings. Epitel
daerah kaudodorsal dari pallatum molle, yang berhubungan dengan dinding dorsal
nasoIaring selama proses menelan, atau dengan menggunakan epiglotis, berbentuk
pipih banyak lapis.
2.4.3 Larings
Laring bermuara kearah rostal ke dalam laroIaring dan kearah kaudal dan
berlanjut dengan trakea. Dibalut oleh mukosa dan tulang rawan. Tulang rawan
larings berhubungan satu sama lain denngan trakea dan hiooid apparatus melalui
ligamen. Otot kerangka ekstrinsik menggerakan larings selama proses menelan
berlangsung, sedangkan otot kerangka intrinsik menggerakan tulang rawan larings
secara individu selama proses pernaIasan dan bersura.
2.4.4 Trakea
Trakea merupakan penyalur udara antara larings dan bronkus, berbentuk
buluh yang semiIleksibel dan semikolaps, terdapat dibagian ventral leher,
17
terbentang mulai larings sampai rongga dada. Secara histologi, dinding trakea
memliki empat lapis yaitu mukosa, otot, tulang rawan, dan adventisia. Mukosa
trakea terdiri dari epitel silinder banyak baris bersilia dan lamina propria.
2.4.5 Paru-paru
Hampir seluruh rongga dada diisi dengan paru-paru kanan dan kiri. Secara
umum paru-paru dibagi mennjadi sistem penyalur udara intrapulmonar, parenkim
atau sistem respirasi, dan pleura. Sistem penyalur udara intrapulmonar (brokus
dan bronkiolus) mencangkup sekitar 6dari paru-paru. Parenkim (sistem
respirasi) atau daerah prtukaran gas, terdiri dari ductus alveolaris, sakus alveolaris,
dan alveoli yang mencangkup kira-kira 85 dari seluruh paru-paru. Paru-paru
dibakut oleh jarinngan ikat dan sel-sel mesotel membentuk pleura viselaris.
Bersama dengan pleura, pembuluh darah, saraI dan brokiolus menbgisi sisanya
yang 9 sampai 10 dari paru-paru.
2.4.6 Brokus
Percabangan broncus terbentuk oleh bronkus primer, membentuk penyalur
udara. Penyalur udara intrapulmonar yang paling besar disebut brokus lobus,
masing-masing merupakan cabang langsung bronkus primer yang masuk lobus
paru-paru melalui hilus. Tiap bronkus bercabang dua dan selanjutnya bercabang
lagi. Percabangan berlanngsung terus sampai mencapai daerah pertukaran udara.
Secara histologi, bronkus mirip trakea, kecuali berbagai lapisannya yang lebih
tipis. Bronkus dibalut epitel silinder banyak lapis, terutama terdiri dari sel-sel
yang mampu bersekresi, sel bersilia, dan sel basal. Bronkus dibanding trakea
secara proposional memiliki jumlah sel lebih sedikit.
2.4.7 Brokiolus
Bagian distal saluran udara intrapulmonar adalah brokiolus. Brokiiolus
dimana sayatan mellintangnya berbentuk bulat kasar, secara histologi dapat di
bedakan dengan bronkus. Secara umum bronkiolus terdiri dari epitel, otot polos
dan sedikit jaringan ikat, tanpa adanya kelenjar dan tulang rawan.
2.5 Sistem Pencernaan
18
Sistem pencernaan adalah penghancuran bahan makanan
(mekanis/enzimatis, kimia dan mikrobia) dari bentuk komplek (molekul besar)
menjadi sederhana (bahan penyusun) dalam saluran cerna. Tujuan dari pencernaan
itu sendiri adalah untuk mengubah bahan komplek menjadi sederhana. Dan
kegunaanya adalah unuk mempermudah penyerapan oleh vili usus. (Anonymous,
2008)
Pada hewan bahan makanan yang diubah menjadi energi melalui
pencernaan adalah karbohidrat, lemak, protein. Sedangkan yang langsung diserap
berupa vitamin, mineral, hormon, air.
Hewan mempunyai 4 aktivitas makanan, yaitu : prehensi (mengambil
makanan), mastikasi (mengunyah), salivasi (mensekresikan air ludah), dan
deglutisi (menelan). Dalam hal ini deglutisi dipengaruhi oleh beberapa Iaktor,
antara lain : peristaltik (peristaltik esophagus mendorong bolus ke arah lambung),
tekanan buccopharyngeal (mendorong bolus ke soIagus), dan gravitasi (membantu
memudahkan jalannya bolus).(Anonymous, 2008)
Pada pencernaan terdapat lambung tunggal untuk hewan carnivora dan
omnivora, lambung komplek untuk hewan herbivora, dan pencernaan pada
unggas.
2.5.1 Alat-Alat Pencernaan (Apparatis Digestivus)
Pada hewan lambung tunggal pencernaannya terdiri dari : mulut
(cawar oris), tekak (pharyng), kerongkongan (esoIogus), gastrium
(lambung), intestinum tenue (usus halus : duodenum, ileum, dan jejenum).
Instestinum crasum (usus besar calon, keaekum, rektum), dan anus
Sedangkan pada hewan lambung komplek alat pencernaannya terdiri
dari : mulut, Iaring, esophagus, lambung (rumen, retikulum, omasum,
abomasum), usus halus (duodenum, ileum, jejenum), usus kasar (kaekum,
rektum) dan anus. Pencernaan pada lambung tunggal terjadi di mulut,
prosesnya dilakukan secara mekanis oleh gigi, makanan dicampurkan
dengan air ludah, menggunakan lidah sebagai alat pengecap dan mulut
sebagai alat prehensi.
19

Sedangkan pada lambung komplek, prosesnya terjadi di rumen.
Rumen mempunyai beberapa spesiIikasi, yaitu : berbentuk elastis, ukuran
besar (4 x omasum dan abomasum), terbagi beberapa ruang : ventral dorsal,
anterior, dan posterior, dibatasi dengan pilar-pilar, seperti rumah laba-laba
dan tidak berkelenjar, banyak terdapat mikroba (bak, jamur, protozoa,
amuba) sebagai Iermentator , tempat terjadi pencernaan mikroba melalui
proses Iermentasi, terbentuknya vitamin B12 dengan bantuan
Co.(Anonymous, 2008)
2.6 Sistem Reproduksi
2.6.1 Organ Reproduksi Jantan
Organ genitalia ternak jantan terdiri dari testes, scrotum, corda,
spermaticus, kelenjar tambahan (glandula accessoris), penis, preputium
dan sistem saluran reproduksi jantan. Sistem saluran ini terdiri daari vasa
eIIerentia yang berlokasi dalam testis, epididymis, vas diIIerens dan
urethra external yang bersambung ke penis.
1. Testis
Testis adalah organ reproduksi primer pada ternak jantan,
sebagaimana halnya ovarium pada ternak betina. Testis dikatakan sebagai
organ primer karena berIungsi menghasilkan gamet jantan (spermatozoa)
dan hormon kelamin jantan (androgens).
Testis pada sapi mempunyai panjang berkisar dari 10-13 cm, lebar
berkisar 6-6,5 cm dan beratnya 300-400 gr. Babi mempunyai ukuran
testis serupa pada sapi, tetapi domba dan kuda ukuran testisnya lebih
kecil. Pada semua jenis ternak, testisnya ditutupi oleh tunica vaginalis,
sebuah jaringan serous yang merupakan perluasan dari peritoneum.
20
2. Epididymis
Epididynis merupakan saluran eksternal pertama yang keluar dari
testis dibagian apeks testis menurun longitudinal pada permukaan testis,
dikurung oleh tunica vaginalis dan testis. Epididymis ini dapat dibagi
menjadi tiga bagian yaitu, caput (kepala), corpus (badan), dan cauda (ekor)
epididymis.
Caput epididymis nampak pipih dibagian apiks testis, terdapat 12-
15 buah saluran kecil, vasa eIIerentia yang menyatu menjadi satu saluran.
Corpus epididymis memanjang dari apeks menurun sepanjang
sumbu memanjang testis, merupakan saluran tunggal yang bersambungan
dengan cauda epididymis. Panjang total dari epididymis diperkirakan
mencapai 34 meter pada babi dan kuda. Lumen cauda epididymis dan
saluran eksternal lainnya, vas deIerens dan urethtra adalah serupa pada
saluran tubuler dari saluran reproduksi betina. Tunica serosa dibagian luar,
diikuti dengan otot daging licin pada bagian tengah dan lapisan paling
dalam adalah epithelial.(Nuryadi, 2000)
Fungsi dari epididymis
1. Transportasi
Epididymis sebagai sebuah saluran yang meninggalkan testis
mempunyai Iungsi pertama sebagai sarana transportasi bagi
spermatozoa.
Beberapa Iaktor yang menunjang perjalanan spermatozoa
dalam epididymis, di antaranya adalah Iaktor tekanan yang
diakibatkan oleh produksi spermatozoa baru dari dalam tubuli
seminiIeri. Hal ini menyebabkan tekanan pada rete testis, vasa
eIIerentia dan sampai pada epididymis.
2. Konsentrasi
Fungsi kedua dari epididymis adalah konsentrasi spermatozoa,
di mana sewaktu spermatozoa memasuki epididymis bersama cairan
asal testis dalam keadaan relatiI encer. Diperkirakan sejumlah 100 juta
per mililiter pada sapi, domba dan babi. Dalam spermatozoa
21
dikonsentrasikan menjadi kira-kira 4 milyar spermatozoa per
milimeter. Mekanisme terjadinya konsentrasi ini, karena sel-sel
epithel yang ada pada dinding epididymis mengabsorbsi cairan asal
testis. Absorbsi cairan ini sebagian besar terjadi pada caput dan ujung
proximal dari corpus epididymis.
3. Deposisi
Fungsi ketiga dari epididymis adalah sebagai tempat deposisi
(penyimpanan) spermatozoa. Sebagian besar spermatozoa disimpan di
bagian cauda, dimana spermatozoa terkonsentrasi di bagian yang
mempunyai lumen besar.
2.7 Sistem Urinaria
Systema urinaria meliputi : Ginjal, Vesicula urinaria dan saluran-salurannya.
1. Ginjal
Pada umumnya ginjal ada sepasang (dua buah) yang terdapat di
dalam rongga perut, mempunyai bentuk menyerupai kacang buncis dengan
hilus renalis yakni tempat masuknya pembuluh darah dan keluarnya ureter,
mempunyai permukaan yang rata, kecuali pada sapi ginjalnya berlobus.
Selubung ginjal (Ren) disebut kapsula ginjal, tersusun dari campuran
jaringan konektiI yakni serabut kolagen dan beberapa serabut
elastis.(Anonymous, 2008)
Struktur histologis pada berbagai jenis hewan piara tidak sama,
sehingga bentuk ginjal dibedakan menjadi:
1 Unilober atau unipiramidal: pada kelinci dan kucing mempunyai struktur
histologis sama yakni tidak dijumpai adanya percabangan pada kalik
renalis, papila renalis turun ke dalam pelvis renalis, dan duktus papilaris
bermuara pada kalik. Pada kuda, domba, kambing, dan anjing terjadi
peleburan dari beberapa lobus, sehingga terbentuk papila renalis tunggal
yang tersusun longitudinal.
2 Multilober atau multipiramidal: bentuk ini dijumpai pada babi, sapi, dan
kerbau. Lobus (piramid) dan papila renalis lebih dari satu jelas terlihat.
22
Fungsi ginjal secara umum adalah:
Membuang sisa-sisa hasil metabolisme dengan cara menyaring dari darah
berupa air seni (urin)

Mengatur kadar air, elektrolit tertentu serta bahan-bahan lain dari darah
Membuang bahan-bahan yang berlebihan atau tidak lagi dibutuhkan tubuh
Sebagai kelenjar endokrin (sel-sel jukstaglomeruli dan makula densa) yang
mengatur hemodinamika serta tekanan darah dengan menghasilhan zat
renin.
Fungsi ginjal erat hubungannya dengan paru-paru dan kulit dalam
mempertahankan volume dan komposisi darah terhadap zat-zat tertentu.
Pada darah zat tersebut mempunyai nilai ambang yang konstan, dan bila
melebihi nilai ambang, maka zat tersebut dibuang melalui ginjal, paru-paru,
maupun kulit.
Sinus renalis berisi :
a. Pelvis renal, dibentuk oleh calyx mayor dna calyx minor. Pelvis ini
merupakan bagian atas ureter yang melebar.
b. Arteri, vena dan nervus.
c. Lemak dengan jumlah sedikit dan tidak dijumpai jaringan konektiI.
Ginjal pada dasarnya dapat dibagi dua zone, yaitu : kortek (luar )
dan Medulla (dalam). Kortek meliputi daerah antara dasar malIigi pyramid
yang juga disebut pyramid medulla hingga ke daerah kapsula ginjal.
Daerah kortex antara pyramid-pyramid tadi membentuk suatu kolum
disebut Kolum Bertini Ginjal. Pada potongan ginjal yang masih segar,
daerah kortek terlihat bercak-bercak merah yang kecil (Petichie) yang
sebenarnya merupakan kumpulan veskuler khusus yang terpotong,
kumpulan ini dinamakan renal corpuscle atau badan malphigi. Kortek
ginjal terutama terdiri atas neIron pada bagian glomerulus, tubulus
Konvulatus proximalis, tubulus konvulatus distalis. Sedangkan pada
daerah medulla dijumpai sebagian besar neIron pada bagian loop oI
23
Henle s dan tubulus kolectivus. Tiap-tiap ginjal mempunyai 1-4 juta
Iiltrasi yang Iungsional dengan panjang antara 30-40 mm yang disebut
neIron.
2. Kandung Kemih
Kandung kemih (Buli-buli/bladder) merupakan sebuah kantong
yang terdiri atas otot halus, berIungsi menampung urine. Dalam kandung
kemih terdapat beberapa lapisan jaringan otot yang paling dalam,
memanjang ditengah, dan melingkar yang disebut sebagai destrusor,
berIungsi untuk mengeluarkan urine bila terjadi kontraksi.
Pada dasar kandung kemih terdapat lapisan tengan jaringan otot
berbentuk lingkaran bagian dalam atau disebut sebagai otot lingkar yang
berIungsi menjaga saluran antara kandung kemih dan uretra, sehingga
uretra dapat menyalurkan urine dari kandung kemih keluar tubuh.
Penyaluran ransangan kekandung kemih dan ransangan motoris ke
otot lingkar bagian dalam diatur oleh sistem simpatis. Akibat dari
ransangan ini, otot lingkar menjadi kendur dan terjadi kokntraksi sIingter
bagian dalam sehingga urine tetap tinggal dalam kandung kemih. Sistem
para simpatis menyalurkan ransangan motoris kandung kemih dan
ransangan penghalang ke bagian dalam otot lingkar. Rangansang aini dapat
menyebabkan terjadinya kontraksi otot destrusor dan kendurnya sIingter.
24
BAB III
MATERI DAN METODE
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini yakni:
Record (baik dari aluminium atau
plastik)
Meteran (untuk mengukur PB,
LD, LB, DD)
Pisau tajam
Tali
Ember
Tang
Plastik
ReIrigenerator
Kayu
3.1.2 Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini, yakni;
Kapas
Anti septik (betadine)
Air
Kaki kiri depan kambing
Kaki kiri belakang sapi
Seekor kambing jantan
Ginjal
Kepala kambing
Paru-paru
Organ pencernaan (mulai rumen
sampai rectum)
Organ reproduksi jantan (testis)
Organ reproduksi beatina
(Ovarium)
3.2 Prosedur kerja diagram alir
3.2.1 Teknik pemotongan hewan ternak
Kambing jantan


Diperuntukkan untuk kambing yang sehat
Dibaringkan
Dipegang kaki depan dan belakang
Disembelih secara islam dengan cara membaca basmalah
Dikeluarkan darah sebanyak-banyaknya
Ditunggu hingga ernak benar-benar mati
Dipisahkan kepala dari tubuhnya setelah ternak mati
Ditali dibagian kaki belakang dan dan digantung
25
Dikuliti dari kaki kanan belakang, kaki kiri belakang, badan serta terakhir
kaki kanan depan dan kaki kiri depan
Dibelah bagian medialnya
Dikeluarkan organ pencernaannya dan reproduksinya
Ditali
Dipotong bagian kaki depan dan belakang
Disisakan bagian vertebrae
Diamati
HASIL
3.2.2 Myologi
Kaki Kiri Depan Kambing
Dibekukan di ReIrigerator
Dithawing selama lebih kurang 10 menit
Ditiriskan
Diletakkan di atas lantai yang sudah dilapisi plastik
Diamati bagian-bagian otot yang melekat pada tulang
Hasil
26
3.2.3 Osteology
Kaki Kiri Depan Kambing Kaki Kiri belakang Sapi
Dibekukan di ReIrigerator Dibekukan di ReIrigerator
Dithawing 10 menit Dithawing 10 menit
Ditiriskan Ditiriskan
Diletakkan di atas lantai Diletakkan di atas lantai
Diamati tulang bagian kaki Diamati tulang bagian kaki
kiri depan kiri depan
Hasil Hasil
3.2.4 Organ Respirasi
ORGAN RESPIRASI

Dibekukan di ReIrigerator
Dithawing 10 menit
Ditiriskan
Diletakkan di atas lantai dilapisi plastik
Diamati bagian organ-organ respirasi dari mulut sampai paru-paru
Hasil
3.2.5 Organ Urinaria
ORGAN URINARIA

Dibekukan di ReIrigerator
Dithawing 10 menit
Ditiriskan
Diletakkan di atas lantai dilapisi plastik
Diamati bagian-bagian urinaria
Dicatat hal yang perlu
HASIL
27
3.2.6 Organ Pencernaan
ORGAN PENCERNAAN
Dibekukan di ReIrigerator
Dithawing 10 menit
Ditiriskan
Diletakkan di atas lantai dilapisi plastik
Diamati bagian organ pencernaan mulai dari mulut hingga rektum
Dicatat hal yang perlu
HASIL
3.2.7 Organ Reproduksi Ternak Jantan
ORGAN REPRODUKSI TERNAK JANTAN

Dibekukan di ReIrigerator
Dithawing 10 menit
Ditiriskan
Diletakkan di atas lantai dilapisi plastik
Diamati bagian organ reproduksi ternak jantan
Dicatat hal yang perlu
HASIL
3.2.8 Organ Reproduksi Ternak Betina
ORGAN REPRODUKSI TERNAK BETINA

Dibekukan di ReIrigerator
Dithawing 10 menit
Ditiriskan
Diletakkan di atas lantai dilapisi plastik
Diamati bagian organ reproduksi ternak betina
Dicatat hal yang perlu
HASIL
28
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Pemotongan ternak
4.1.2 Myologi
Myologi adalah ilmu yang mempelajari tentang otot (pada ternak hidup)
atau daging (pada ternak yang sudah mati).
Bagian-bagian daging yang sering dimanIaatkan:

NO Jenis Daging Sesuai Untuk Masakan
1 Daging punuk ( blade ) Empal, semur, sop, kari, abon dan
rendang.
2 Daging paha depan ( chuck) Empal, semur, sop, kari, abon dan
rendang.
3 Daging lemusir (cub roll) Bistik, sate, rendang, empal, sukiyaki.
4 Has luar ( sirloin) Bistik, roll.
29
5 Has dalam ( Iillet) Grill, steak, sate, sukiyaki.
6 Penutup tanjung (Top side
Rump)
Bistik, empal, rendang, dendeng,
baso, abon.
7 Pendasar Gandik ( Silver side) Bistik, rendang, empal, dendeng,
baso, abon
8 Daging Kelapa ( Inside) Cornet, sate, daging giling, sop,
rawon.
9 9. Sengkel ( Shank) Semur, sop, rawon, empal.
10 Samcan ( Flank) Cornet, sate, daging giling, sop,
rawon.
11 Daging iga ( Rib meat) Cornet, roll, rawon, sop, roast.
12 Sandung lamur ( Brisket) Cornet, roll, rawon, sop, roast.

4.1.3 Osteologi
Osteologi adalah ilmu yang mempelajari tentang tulang belulang yang
menyusun kerangka tubuh hewan. Pada praktikum kali ini, kami mempelajari
tentang anatomi tulang kaki depan kiri pada kambing, kaki belakang kiri pada
kambing dan tulang rusuk.
Gambar tulang

30
4.1.4 Sistem Pernapasan
4.1.5 Sistem Pencernaan
4.1.6 Sistem Reproduksi
4.1.7 Sistem Urinaria
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pemotongan
4.2.2 Myologi
Daging/otot yang diamati pada praktikum kami kali ini sebelumnya
ditowing terlebih dahulu setelah dibekukan. Pada saat setelah di towing, daging
akan mengeluarkan drip (cairan yang keluar dari daging yang masih mengandung
nutrisi daging) yang berwarna merah darah sehingga kualitas daging akan
berkurang setiap kali di towing.
Pada perbatasan daging dengan kulit, terdapat lemak marbling (lemak
yang melekat pada daging) yang membuat aroma daging sedap saat dibakar.
Tulang-Tulang Dada dan Kaki Depan
4.2.3 Ostoelogy
Tulang dada tersusun oleh tiga tulang yakni scapula, clavicle dan coracoid.
Scapula adalah termasuk ke dalam tulang triangular. Permukaan medialnya datar
sedangkan permukaan lateral memiliki spine yang memiliki arah vertikal dan
biasa disebut dengan scapular spine. Scapular spine berada di sepanjang tulang
scapula. Spine ini membagi permukaan lateral dari scapula menjadi dua bagian
yang rendah atau dangkal untuk pengikatan otot.
Berikut adalah tulang-tulang yang menyusun tulang kaki depan
- Tulang Humerus - Tulang Metacarpal
- Tulang Radius dan Ulna - Tulang Phalang
- Tulang Carpal
31
Humerus
Tulang humerus termasuk tulang panjang, tulang yang kokoh dengan dua
kaki yang meluas. Pada batas proximal dari tulang humerus terdapat bagian utama
atau tuberosities pada kedua lateral dan permukaan medial untuk ikatan otot-otot.
Radius dan Ulna
Radius merupakan salah satu tulang panjang dari bagian tubuh. Radius
berada di atas cranio-medial dari kaki depan. Perkembangan ulna berbeda-beda
pada masing-masing spesies ternak, kecuali pada unggas, ulna lambat berkembang
jika dibandingkan dengan dengan radius.
Carpus
Tulang kecil yang tersusun dalam tiga baris pada hewan yang sederhana.
Persendian carpal tersebut lebih Ilexibel dibandingkan dengan
persendianpersendian lain pada kaki depan. Baris proximal, yang mana bersambing
dengan
radius dan ulna, terdiri dari tiga tulang carpal yakni radial, intermediate dan ulnar.
Sedangkan baris distal bersambung dengan tulang metacarpal, dan memliki 4
carpal yang dinamakan carpal 1,2,3, dan 4.
Metacarpus
Metacarpus menjauhi tubuh menuju carpus dan secara sederhana terdiri
dari lima tulang. Hilangnya jari-jari kaki ternak pada sebagian besar peternakan
mempengaruhi hilangnya nomor dari metacarpal.
Phalank
32
Phalang adalah penomoran Iungsionil jari kaki. Tiga phalang yakni terdiri
dari proximal phalang (bersambung dengan metacarpal), distal phalang (terlampir
dalam kuku. Diantara metacarpal dan proximal phalang terdapat
metacarpophalangeal. Sendi yang terbentuk oleh proximal dan middle phalang
adalah
proximal interphalangeal dan diantara middle dan distal phalanges diketahui
sebagai distal interphalangeal.
Tulang-Tulang Pelvic dan Kaki Belakang
Pada hewan dewasa, terdapat tiga komponen tulang yang tetap dari tulang
pelvis. Yakni adalah dorsal ilium yang bersambung dengan satu atau lebih sacral
vertebrae, ventral pubis dan caudal ischium. Tiga tulang tersebut di satu sisi
biasanya melebur saat dewasa menjadi satu bentuk yakni tulang coxae. Tulang
coxae pada berbagai ternak dapat dibedakan dari perbedaan bentuk lokasi tuber
ischii di akhir caudal pada ischium.

Femur
Tulang pelvis menghubungan antara tulang pangkal paha dengan Iemur.
Seperti posisi humerus dengan tulang dada, Iemur juga merupakan tulang yang
panjang, tulang yang kokoh dengan bagian akhirnya yang meluas. Secara
proximal, kepala Iemur hampir berbentuk seperti bola. Secara proximal, rongga
tulang membawa dua atau tiga bagian besar utama. Paling besar adalah greater
trochanter, lesser trochanter dan third trochanter.
Daerah distal Iemur terdapat condyles(seperti pada humerus) yang
menghubungkannya dengan tibia. Di beberapa ruangan, pada sisi cranial dari
33
distal extrimity Iemur terdapat alur yang disebut trochlea yang terselip tulang
sesamoid, patella atau sumbat lutut.
Tibia dan Fibula
Tibia juga termasuk ke dalam tulang panjang, yang membedakannya dari
tulang panjang lain dan dari spesies lainnya adalah proximo-cranial ridge yang
berukuran besar yang disebut tibial crest. Seperti radius pada tulang dada dan kaki
depan, tibia memiliki peran yang besar. Fibula sampir sama seperti di ulna dari
tulang dada.
Tarsus
Pada mamalia, tulang ini terdiri dari 5 hingga 7 tulang tarsal pendek. Yang
terbesar di baris proximal adalah tibial tarsal bonedan Iibular tarsal bone.
Metatarsus
Tulang metatarsal mamalia lebih panjang dari tulang metacarpal, tetapi
lebih mirip ketika dibandingkan antar spesies. Tulang jari kaki belakang
menyerupai tulang jari kaki depan.

34
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Daging sudah dikenal sebagai salah satu bahan makanan yang hampir
sempurna, karena mengandung gizi yang lengkap dan dibutuhkan oleh tubuh,
yaitu protein hewani, energi, air, mineral dan vitamin. Disamping itu, daging
memiliki rasa dan aroma yang enak, sehingga disukai hampir semua orang.
Karkas merupakan hasil utama pemotongan ternak dan mempunyai nilai
ekonomi yang lebih tinggi dari pada nonkarkas.
5.2 Saran
Sebaiknya praktikum dilakukan oleh praktikan sendiri sehingga para
praktikan lebih mengerti dan preparatnya lebih diperbagus (langsung tidak
awetan) sehingga lebih jelas.
35

36
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. 2007. Organ Elminasi Urine.
(http://subhankadir.wordpress.com/2007/08/20/organ-elminasi-urine/.
Diakses 9 Juni 2008).
Anonymous. 2008. System Urinaria. (http://task
list.blogspot.com/2008/02/system-urinaria.html. Diakses 9 Juni 2008)
Anonymous. 2008. Sistem Pencernaan. (http://tasklist.blogspot.com/2008/03/sistem-
pencernaan.html Diakses 26 mei 2008)
Blakely, James and David, H. Bade. 1985. Ilmu Peternakan. Terjemahan oleh
Bambang Srigandono. 1991. Yogyakarta:Gadjah Mada University Press.
Lawrie, R.A. 1990. Ilmu Daging. Terjemahan oleh Aminuddin Parakkasi. 1995.
Jakarta:UI Indonesia.
Nuryadi. 2000. Dasar-Dasar Reproduksi Ternak. Fakultas Peternakan.
Universitas Brawijaya. Malang.
Soeparno. 1994. Ilmu Daging dan Teknologi Daging. Fakultas Peternakan.
Universitas Gadjah Mada. Gadjah Mada University Press:Yogyakarata.
Suryo, Imam. 1997. Pendinginan dan Pembukuan Daging. Program Studi
Teknologi Hasil Ternak. Fakultas Peternakan. Universitas Brawijaya.
Malang.

Anda mungkin juga menyukai