Anda di halaman 1dari 12

Jenis-jenis kambing perah

sub tropis

1.Kambing Perah British


Alpine.

Bangsa kambing ini berasal dari Swiss dan pegunungan Alpine


Austria. British Alpine merupakan kambing yang dideveloped menjadi
produsen susu yang baik. Sebagian besar kambing asli di Eropa
adalah grup bangsa Alpine dan penyebarannya luas keseluruh Eropa.
Kambing-kambing Swiss, French dan Italian Alpine merupakan tipe-
tipe kambing Alpine dan banyak dijumpai di Eropa Tengah dan Utara.
Mereka biasa dipelihara dalam jumlah yang kecil dan ditumbatkan
dengan system feedingstall. British alpine telah dimasukkan di India
barat, Guyana, Madagaskar, Mauritius, dan Malaysia. Kambing ini
mempunyai daya klimatisasi lebih baik daripada kambing Saanen
(Prihadi,1997). Di India barat pernah tercatat produksi lebih dari 4,5
kg perhari pada laktasi kedua dan ketiga, tetapi di Malaysia dan
Mauritikus pengembangan kambing ini gagal antara lain karena
kelembaban yang tinggi (Prihadi,1997).
2. Kambing perah Anglo Nubian

Bangsa kambing Anglo Nubian merupakan persilangan

antara kambing Jamnampari dari India dan Nubian.

Kambing tersebut merupakan kambing yang besar,

mempunyai kaki yang tinggi dengan kulit yang baik dan

bulu mengkilap. Mempunyi telinga panjang dan

menggantung, profil mukanya konveks (cembung) yang

biasanya disebut Roman Nose. Jadi bentuk kepala

kambing tersebut keseluruhan seperti kepala unta dan

biasanya tidak bertanduk. Warna bulu sangat bervariasi.

Pada puncak laktasi produksi susu mencapai 2-4 kg per

hari dengan rata-rata 1-2 kg per hari. Susu kambing Anglo

Nubian mempunyai kadar lemak yang tinggi, rata-rata

5,6% (Prihadi,1997).
3. Kambing perah Saanen

Bangsa kambing Saanen berasal dari lembah Saanen

di Swiss bagian barat kambing ini sangat terkenal,

berwarna putih dengan bulu yang panjang atau

pendek. Telinganya tegak dan tajam. Kambing ini

merupakan kambing bangsa Swiss yang tersebar

dengan berat lebih dari 65 kg pada saat dewasa

kelamin. Menonjol karena jumlah (produksi) susunya

banyak, tetapi lemak susunya agak rendah

(Blakely,1991)
4. Kambing perah
Toggenburg

Bangsa kambing Toggenburg atau bangsa


Togg berasal dari pegunungan Alpen di Swiss.
Kambing ini adalah jenis kambing kecil dengan
badan pendek dan kompak. Kambing betina
mempunyai berat 45 kg saat dewas kelamin.
Kambing Togg berwarna coklat dibagian
badannya dengan warna putih di kaki bagian
bawah, dasar ekor dan sisi wajah bagian
bawah. Kambing ini berambut panjang atau
sedang berjenggot. Kambing Toggenburg
merupakan kambing penghasil susu yang baik
(Blakely,1991). Kepala kambing Toggenburg
mempunyai ukuran sedang dan garis profilnya
sedikit konkav (cekung). Telinganya berdiri dari
mengarah kedepan (Prihadi,1997).
5. Kambing Perah
Nubian

Kambing Nubian berasal dari Afrika. Ciri-ciri kambing


penghasil susu ini yaitu berbulu pendek, mengkilap dan
kebanyakan berwarna hitam dan coklat, kambing perah ini
memiliki telinga yang panjang dan jatuh atau terkulai.
Kambing perah ini bersifat sangat lembut, dari segi produksi
susunya lebih sedikit jika dibandingkan dengan kambing yg
berasal dari negara Swiss, namun persentase lemak susu
tinggi. Kambing perah jenis ini akan mencapai dewasa
kelamin pada saat bobot tubuhnya kira-kira 60 kg. kambing
penghasil susu ini cenderung lebih banyak dagingnya bila
dibandingkan bangsa kambing perah jenis lainnya
6.Kambing perah Beetal

Berasal dari Punjab India,


Rawalpindi dan Lahore
(Pakistan). Diduga merupakan
hasil persilangan antara
kambing Etawa dengan
kambing local karena ciri
fisiknya sangat menyerupai
Etawa. Produksi susu 190
kg/ms laktasi.
7. Kambing Etawa

Berasal dari wilayah Jamnapari India. Kambing ini paling


popular di Asia Tenggara, termasuk tipe dwiguna yaitu
penghasil susu dan penghasil daging. Ciri-cirinya postur
tubuh besar, telinga panjang menggantung, bentuk muka
cembung, bulu bagian paha sangat lebat, BB jantan
mencapai 90 kg, BB betina 60 kg. produksi susu
mencapai 235 kg/ms laktasi.
Jenis-jenis kambing perah tropis

1. PE kaligesing

PE kaligesing merupakan hasil persilangan antara kambing jamnapari


atau etawa, yang masuk ke Indonesi  dari India pada tahun 1930,
dengan kambing lokal didaerah kaligesing, puworejo, Jawa tengah. PE
kaligesing kemudian ditetapkan sebagai kambing galur lokal Jawa
Tengah.
PE kaligesing mampu memproduksi susu antara 0,5-3 liter per hari.
Dalam hal reproduksi , kambing ini memiliki kecenderungan melahirkan
anak kembar atau lebih dari satu. Angka kelahirannya tinggi, bisa
mencapai 85%. Kambing PE kaligesing mulai berahi sekitar umur 10
bulan.Lama kebuntingannya 149-154 hari atau 5 bulan. Kidding interval
atau jarak beranak sekitar 8 bulan. Kambing kaligesing mudah diternak
karena mudah beradaptasi dengan lingkungan dan tidak pilih-pilih pakan.

PE kaligesing memiliki ciri fisik antara lain postur tubuh besar, tegap, dan kokoh. Warna bulunya merupakan kombinasi
hitam dan putih, bagian kepalanya tegak dengan muka cembung. Kambing ini memiliki tanduk yang kecil melengkung
kebelakang. Telinganya lebar, panjang, menggantung, dan ujung nya melipat. Ekornya pendek dan mengarah ke atas atau
ke belakang. Kaki belakangnya berbulu lebat dan panjang.
2. PE senduro

Tahun 1947, kambing jamnapari dari etawa, Uttar Pradesh, India, dimasukkan
ke Indonesia untuk disilangkan dengan kambing menggolo. Kambing
menggolo merupakan kambing lokal di daerah Senduro, Lumajang, Jawa
Timur, yang terletak dikaki Gunung Semeru. Hasil persilangan ini
menghasilkan kambing etawa ras senduro atau disebut PE senduro.

PE senduro memiliki kemampuan produksi susu yang sama dengan PE


kaligesing, begitu juga dengan reproduksinya. Ciri fisiknya pun hampir sama,
hanya pola warna pada tubuh yang berbeda. Bulu kambing PE senduro
didominasi warna putih sehingga sering disebut senduro putih.
3. PE Jawarandu

Kambing PE jawarandu merupakan hasil

persilangan antara kambing jamnapari atau etawa

dengan kambing kacang, yang juga dikenal dengan

nama kambing bligon, gumbolo, atau koplo. Ciri

fisiknya memperlihatkan kemiripan dengan kambing

PE kaligesing maupun PE senduro. Hanya saja,

kambing PE jawarandu memiliki warna bulu

kombinasi putih dan coklat.Potensi produksi susu PE

jawarandu bisa mencapai 1, 5 liter per hari.


4.Kambing Sampera

Kambing ini merupakan hasil persilangan antara kambing saenen dengan


kambing PE. Nama sapera merupakan singkatan dari "saenen-peranakan
etawa". Seperti halnya PE, saera juga bisa dibilang sebagai ras kambing
perah Indonesia karena pengembangannya dilakukan oleh anak negeri ini.

Kambing sapera memiliki postur tubuh mendekati kambing PE. Hasil


produksi susunya bisa mencapai 4-5 liter per hari. Namun, masih sulit
untuk menemukan bibit kambing ini karena upaya persilangannya masih
ditahap awal sehingga masih membutuhkan upaya dan waktu lebih untuk
mengembangkannya.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai