Anda di halaman 1dari 13

Bangsa-bangsa kambing perah dan

persilangannya di Indonesia
MUHAMMAD HAIKAL PUTRA
1710612025
Bangsa-bangsa Kambing Perah

 Kambing Saanen
Bangsa kambing ini berasal dari switzerland, tepatnya di Lembah Saanen. Kambing
Saanen merupakan kambing penghasil susu. Ciri khususnya diantaranya adalah bermuka
segitiga dan hidung yang lurus, telinga tegak kesamping dan kedepan, memiliki bulu pendek
berwarna putih atau krem, umumnya terdapat titik hitam di daerah hidung, telinga dan ambing,
ekor tipis dan pendek. Kambing saanen memiliki tanduk baik kambing jantan maupun betina.
Umumnya mempunyai kapasitas ambing yang besar dan popular karena menurut Thomas
Saputro (2015) produksi susu di daerah asalnya rata-rata 3-4 liter per hari (dengan kadar lemak
3-4%. Kambing saanen sangat sensitif dan performanya akan bagus jika berada di lingkungan
bersuhu dingin. Kambing saanen memiliki ciri Bobot kambing jantan dewasa berkisar 68-91
kg sedangkan untuk betina sekitar 36-63 kg (Setiawan dan Mt Farm, 2011).
 Kambing Toggenburg
Bangsa kambing ini berasal dari switzerland, Lembah Toggenburg. Kambing ini
adalah jenis kambing kecil dengan badan pendek dan kompak. Kambing betina mempunyai
berat 45 kg saat dewasa kelamin. Kambing Togg berwarna coklat dibagian badannya dengan
warna putih di kaki bagian bawah, dasar ekor dan sisi wajah bagian bawah. Kambing ini
berambut panjang atau sedang dan berjenggot, kakinya berukuran pendek, telinga berdiri
tegak, memiliki perkembangan ambing yang istimewa, dan produksi susunya tinggi dengan
kadar lemak sekitar 3,7%. Kambing Toggenburg merupakan kambing penghasil susu yang
baik (Blakely,1991).
 Kambing Nubian
Bangsa kambing Nubian berasal dari Afrika. Berbulu pendek, mengkilap dan
kebanyakan berwarna hitam dan coklat dengan telinga yang panjang dan jatuh (terkulai).
Kambing bersifat sangat lembut, produksi susunya lebih sedikit bila dibandingkan dengan
kambing yang berasal dari Swiss, tetapi persentase lemak susu tinggi. Kambing betina
mencapai dewasa kelamin pada saat beratnya kira-kira 60 kg. kambing Nubian cenderung lebih
banyak dagingnya dibandingkan bangsa kambing perah lainnya (Blakely,1991).
 Kambing Etawa
Bangsa kambing perah Etawa atau Jamnapari merupakan kambing popular dan
tersebar luas sebagai kambing perah (susu) di India, Asia Tenggara dan di daerah-daerah lain.
Kambing ini mempunyai telinga yang lebar dan panjang serta menggantung. Kambing perah
Etawa merupakan kambing perah yang baik dan juga sering digunakan sebagai produsen
daging. Warna bulunya bervariasi dengan warna dasarnya putih, coklat dan hitam. Telinga
menggantung dan panjangnya ± 30 cm. Ambing biasanya berkembang baik. Berat badannya
yang jantan 68-91 kg, sedang yang betina 36-63 kg. Produksi susu dapat mencapai 235 kg
dalam periode laktasi 261 hari dan produksi susu tertinggi tercatat 569 kg. Kadar lemak rata-
rata 5,2% karkas kambing jantan dan betina umur 12 bulan dapat mencapai 44-45% berat
hidup (Blakely,1991)
 Kambing Alpine
Kambing alpine berasal dari pegunungan alpine yang dibawa ke amerika serikat dari
prancis. Bangsa kambing ini merupakan kambing tipe medium sampai besar dengan bobot
badan betina sekitar 65 kg dan pejantan 85 kg. Warna bulunya bervariasi, dari putih, cokelat,
abu-abu, hitam dan merah atau kombinasi. Telinga berdiri tegak dan sangat populer karena
produksi susunya tinggi, mampu menghasilkan susu 4,5 kg per hari, terutama dalam masa
laktasi kedua dan ketiga. Sesuai dengan pendapat Blakely (1991) kambing ini menonjol
kemampuan untuk menyusui anaknya karena mempunyai ambing yang besar. Selain itu
kambing ini dapat beradaptasi dengan baik di daerah tropis yang beriklim kering.
 Kambing Damaskus
Kambing bangsa ini merupakan kambing yang banyak dipelihara di Libang,
Syria,Cyprus. Kambing tersebut baik yang jantan maupun betina tidak bertanduk., warna pada
umumnya merah, atau merah dan putih, daun telinga panjang dan menggantung, berat badan
antara 40-60 kg, produksi susu 3-4 liter perhari dapat mencapai 6 liter, dengan jumlah produksi
300-600 liter dalam 8 bulan. (Prihadi,1997).
 Kambing Beetal
Bangsa kambing ini banyak dijumpai di beberapa distrik di Punyab India,
Rawalpindi dan Lahore di Pakistan barat. Sepintas kambing ini seperti Jamnampari, antara lain
profil mukanya Roman Nose, telinga panjang tetapi jauh lebih kecil dibandingkan telinga
kambing Etawah (Prihadi,1997).
Kambing ini biasanya berwarna merah coklat dengan bercak atau belang-belang
putih. Kambing betina dewasa mencapai berat hidup kira-kira 45 kg. rata-rata selama laktasi
kambing ini dapat menghasilkan susu 105 kg susu dalam waktu 224 hari, dan beranak rata-rata
setahun sekali dengan rata-rata anaknya tunggal atau twin (kembar dua) (Prihadi,1997).
 Kambing Barbari
Bangsa kambing Barbari banyak dijumpai di India bagian Pakistan barat. Kambing
ini mempunyai bulu-bulu yang pendek, umumnya berwarna putih dengan bercak-bercak
coklat. Kambing betina dewasa berat hidupnya antara 27-36 kg. Kambing ini biasanya
digunakan untuk produksi susu dan ambingnya pada umumnya berkembang dengan baik.
Pernah tercatat produksi susu selama dalam periode laktasi 235 hari mencapai 144 kg. Bangsa
kambing ini telah dikembangkan di India karena produksi susu dan area tubuhnya relative
kecil, sedang produksi cukup banyak menyebabkan ternak ini dipandang sebagai produsen
susu yang ekonomis
Bangsa-bangsa Kambing perah
persilangan di Indonesia
 Kambing PE (Peranakan Etawa)
Bangsa kambing Peranakan Etawa (PE) merupakan hasil kawin antara kambing
kacang dengan kambing ettawa, sehingga mempunyai sifat diantara tetuanya. Kambing PE
merupakan kambing tipe dwiguna yaitu dapat menghasilkan daging dan susu. Mulyono (2003)
menyatakan bahwa kambing PE lebih cocok diusahakan di dataran sedang dengan ketinggian
500 – 700 m diatas permukaan laut sampai dataran rendah yang panas dengan suhu 21-25 oC.
Keunggulan kambing PE dibandingkan ternak lokal sejenis adalah kambing PE betina mampu
menghasilkan susu 1,2 liter/ekor/hari selama masa laktasi (Atabany, 2001). Sarwono (2012)
menyatakan bahwa kambing PE mempunyai ciri-ciri antara kambing kacang dengan kambing
Etawa, yaitu bagian hidung atas melengkung, panjang telinga antara 15-30 cm menggantung
kebawah, sedikit kaku, warna bulu bervariasi antara hitam, putih, dan coklat. Kambing jantan
mempunyai bulu yang tebal dan agak panjang dibawah leher dan pundak, sedangkan bulu
kambing betina agak panjang terdapat di bagian bawah ekor kearah garis kaki.
 Kambing Anglo Nubian
Bangsa kambing Anglo Nubian dikembangkan di Inggris, merupakan hasil
persilangan dari kambing perah dari Inggris dengan pejantan nubian dari Afrika dan kambing
jamnapari dari India. Di beberapa negara tropis, bangsa bangsa kambing ini digunakan untuk
program grading up untuk meningkatkan produksi susu dan daging bangsa kambing lokal.
Kambing anglo nubian merupakan kambing dwi fungsi, selain menghasilkan produksi daging
yang baik, juga memiliki produksi susu tinggi. Karakteristik kambing ini yaitu mempunyai
kaki yang tinggi dengan kulit yang baik dan bulu mengkilap. Mempunyi telinga panjang dan
menggantung, profil mukanya konveks (cembung) yang biasanya disebut Roman Nose. Jadi
bentuk kepala kambing tersebut keseluruhan seperti kepala unta dan biasanya tidak bertanduk.
Warna bulu sangat bervariasi. Pada puncak laktasi produksi susu mencapai 2-4 kg per hari
dengan rata-rata 1-2 kg per hari. Susu kambing Anglo Nubian mempunyai kadar lemak yang
tinggi, rata-rata 5,6%
 Kambing Peranakan Ettawa/PE Kaligesing
 PE kaligesing merupakan hasil persilangan antara kambing jamnapari atau etawa,
yang masuk ke Indonesia dari India pada tahun 1930, dengan kambing lokal didaerah
Kaligesing, Puworejo, Jawa tengah.. PE kaligesing mampu memproduksi susu antara 0,5-3
liter per hari. Dalam hal reproduksi , kambing ini memiliki kecenderungan melahirkan anak
kembar atau lebih dari satu. Angka kelahirannya tinggi, bisa mencapai 85%. Kambing PE
kaligesing mulai berahi sekitar umur 10 bulan. Lama kebuntingannya 149-154 hari atau 5
bulan. Kidding interval atau jarak beranak sekitar 8 bulan. Kambing kaligesing mudah
diternak karena mudah beradaptasi dengan lingkungan dan tidak pilih-pilih pakan. PE
kaligesing memiliki ciri fisik antara lain postur tubuh besar, tegap, dan kokoh. Warna
bulunya merupakan kombinasi hitam dan putih, bagian kepalanya tegak dengan muka
cembung. Kambing ini memiliki tanduk yang kecil melengkung kebelakang. Telinganya
lebar, panjang, menggantung, dan ujung nya melipat. Ekornya pendek dan mengarah ke atas
atau ke belakang. Kaki belakangnya berbulu lebat dan panjang.
 Kambing Sapera
Kambing ini merupakan hasil persilangan antara kambing saenen dengan kambing
PE. Nama sapera merupakan singkatan dari "saenen-peranakan etawa". Seperti halnya PE,
sapera juga bisa dibilang sebagai ras kambing perah Indonesia karena pengembangannya
dilakukan oleh anak negeri ini. Kambing sapera memiliki postur tubuh mendekati kambing PE.
Hasil produksi susunya bisa mencapai 4-5 liter per hari. Namun, masih sulit untuk menemukan
bibit kambing ini karena upaya persilangannya masih ditahap awal sehingga masih
membutuhkan upaya dan waktu lebih untuk mengembangkannya.

Anda mungkin juga menyukai