Anda di halaman 1dari 12

TUGAS ILMU PRODUKSI TERNAK POTONG

“KLASIFIKASI KAMBING DAN DOMBA BERDASARKAN KETURUNAN”

Oleh :

ENGGAR ADHI SETIONO


O 121 21 031

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN DAN
PERIKANAN UNIVERSITAS TADULAKO
2023
A. Jenis-jenis Ternak Kambing
Kambing merupakan salah satu jenis ternak yang cukup digemari dan telah

menyatu dengan kehidupan masyarakat, namun skala usahanya masih terbatas

dengan sistem pemeliharaan dan perkembangbiakan yang masih tradisional.

Meskipun secara tradisional telah memberikan hasil yang lumayan, jika

pemeliharaannya ditingkatkan (menjadi semi intensif atau intensif), pertambahan

berat badannya dapat mencapai 50-150 gr/hari maka hasilnya akan meningkat dan

dapat dijadikan cabang usaha tani ataupun usaha pokok di mana Produksi yang

dihasilkan dari ternak kambing atau domba yaitu daging, susu, kulit, bulu, dan

kotoran sebagi pupuk yang sangat bermanfaat. Dengan mengelompokkan bangsa-

bangsa kambing dan dengan mengetahui karakteristik dari masing-masing ternak

maka kita dapat meningkatkan produksi ternak dan menjadikan peternak yang

sukses maka hal inilah yang melatarbelakangi di buatnya makalah ternak

kambing.

1. Kambing Kacang

Kambing Kacang adalah ras unggul yang pertama dikembangkan di

Indonesia (Purnama,B.2008).

Menurut Purnama,B (2008) yaiut ciri-ciri kambing kacang :

1) Tubuh kambing relatif kecil dengan kepala ringan dan kecil.

2) Telinganya tegak, berbulu lurus dan pendek.

3) Pada umumnya memiliki warna bulu tunggal putih, hitam, coklat, atau

kombinasi ketiganya.
4) Kambing jantan maupun betina memiliki dua tanduk pendek.

5) Berat tubuh jantan dewasa dapat mencapai 30 kg, serta betina dewasa

mencapai 25 kg.

6) Tinggi yang jantan 60 – 65 cm, sedangkan yang betina 56 cm.

7) Memiliki bulu pendek pada seluruh tubuh, kecuali pada ekor dan dagu, pada

kambing jantan juga tumbuh bulu panjang sepanjang garis leher, pundak dan

punggung sampai ekor dan pantat.

2. Kambing PE (Peranakan Etawa)

Kambing ini merupakan hasil persilangan kambing Etawa (asal India)

dengan kambing lokal / Kacang. Kambing PE dimanfaatkan sebagai penghasil

daging dan susu (perah). Penampilan kambing PE mirip dengan kambing ettawa,

tetapi peranakan tubuhnya lebih kecil. Peranakan yang penampilannya mirip

kambing kacang disebut bligon atau  jawarandu yang merupakan tipe bligon atau 

jawarandu yang merupakan tipe pedaging (Nursiam,I.2010).


Karakteristik kambing PE, antara lain bentuk muka cembung melengkung

dan dagu berjanggut, terdapat gelambir di bawah leher yang tumbuh dari sudut

janggut, telinga panjang, lembek, menggantung, dan ujungnya agak berlipat,

ujung tanduk agak melengkung, tubuh tinggi, pipih, bentuk garis punggung

mengombak ke belakang sedangkan bulu tumbuh panjang di bagian leher,

pundak, punggung, dan paha. Bulu paha panjang dan tebal (Nursiam,I.2010).

Ciri-ciri kambing Peranakan Etawa (PE) yaitu :

1. Warna bulu belang hitam, putih, merah, coklat dan kadang putih.

2. Badannya besar sebagaimana Etawa, bobot yang jantan bisa mencapai 91 kg,

sedangkan betina mencapai 63 kg.

3. Telinganya panjang dan terkulai ke bawah, bergelambir yang cukup besar

4. Dahi dan hidungnya cembung.

5. Kambing jantan maupun betina bertanduk kecil/pendek.

6. Daerah belakang paha, ekor dan dagu berbulu panjang

7. Kambing Etawa mampu menghasilkan susu hingga tiga liter per hari.

3. Kambing Boer
Kambing Boer aslinya berasal dari Afrika Selatan dan telah menjadi

ternak teregristrasi selama lebih dari 65 tahun. Kata “Boer” artinya petani.

Kambing Boer merupakan kambing pedaging yang sesungguhnya karena

pertumbuhannya yang sangat cepat. Pada umur 5-6 bulan, berat badan kambing

ini sudah mencapai 35-45 kg dan sudah siap untuk dipasarkan. Namun, jika

dibiarkan sampai usia dewasa (2-3 tahun), bobot badan kambing jantan bisa

mencapai 120 kg (Nursiam,I.2010).

Kambing boer bertubuh panjang dan lebar, keempat kaki sangat

pendek, warna kulit cokelat, berbulu putih, berkaki pendek, berhidung

cembung, bertelinga panjang menggantung, serta kepala berwarna cokelat

kemerahan atau cokelat muda hingga cokelat tua. Beberapa kambing boer

memiliki garis putih ke bawah di wajahnya. Kambing ini mudah beradaptasi

dengan lingkungan baru, dan memiliki daya tahan tubuh yang sangat bagus

(Nursiam,I.2010).

Kambing boer yang ada di Indonesia sudah banyak mengalami

persilangan dengan kambing lokal Indonesia. Istilah “kambing boer bangsa

murni” akan digunakan oleh registrasi kambing boer Indonesia jika seekor

kambing sudah mencapai paling tidak generasi kelima baik dari sisi induk

maupun pejantan, berdasarkan catatan silsilahnya. Salah satu contoh hasil

persilangan kambing boer adalah boerka yang merupakan hasil persilangan

dengan kambing kacang (Nursiam,I.2010).


4. Kambing merica
Kambing merica juga merupakan kambing asli Indonesia.
Kambing merica mempunyai ukuran badan yang relatif kecil dibandingkan
dengan kambing kacang. Kambing ini banyak terdapat di Pulau Sulawesi

5. Kambing Gembrong
Kambing gembrong juga termasuk kambing lokal Indonesia yang banyak
ditemukan di Pulau Bali. Ukuran dan bentuk badannya relatif lebih besar
daripada kambing kacang. Tanda yang khas kambing gembrong adalah bulu-
bulu relatif lebih panjang, terutama yang jantan.dewasa antara 15—20 kg.
6. Kambing Etawa (Jamnapari)
Kambing ini mempunyai kelebihan pada produksi susunya. Kambing
etawa berasal dari India. Ciri-ciri kambing etawa sebagai berikut.
 Bagian hidung ke atas (dahi) melengkung.
 Telinga panjang (sampai 30 cm) terkulai ke bawah.
 Baik jantan maupun betina bertanduk.
 Kaki panjang serta terdapat bulu panjang pada kaki belakang, mulai
dari bawah ekor ke arah garis kaki.
 Warna bulu belang, antara hitam-putih atau cokelat putih.
 Betina yang habis melahirkan mempunyai produksi susu yang sangat
baik (3 l/hari/ekor).
 Ambing besar dan panjang seperti botol.
 Tinggi badan ternak jantan antara 90—130 cm dan tinggi
betina/induk 75—95 cm.
 Bobot hidup kambing jantan antara 50—95 kg dan betina 30—65
kg.
7. Kambing Saanen

Kambing saanen berasal dari dataran Eropa, yaitu Lembah Saanen,


Switzerland. Kambing ini juga termasuk tipe perah, walaupun tidak sebagus
kambing etawa. Ciri-ciri kambing saanen sebagai berikut.

 Baik jantan maupun betina tidak bertanduk.


 Warna bulu putih atau krem pucat/muda.
 Pada umumnya, warna di daerah hidung, telinga, dan ambing belang
(hitam/krem-putih).
 Telinga relatif kecil dan tegak sehingga dahinya terlihat lebar.

B. Jenis-jenis Ternak Domba

Domba merupakan salah satu komoditas ternak penghasil daging yang


menyebar di seluruh Indonesia. Salah satu kelebihan yang dimiliki oleh
ternak domba adalah kemampuan adaptasi terhadap lingkungan yang cukup
tinggi sehingga mudah dipelihara. Di Indonesia terdapat beberapa bangsa
domba, antara lain domba ekor tipis (DET), domba ekor gemuk (DEG),
domba garut dan lainya. Populasi DEG tersebar di beberapa daerah di
Indonesia seperti Jawa Timur, Madura, Nusa Tenggara dan di Sulawesi
Selatan yang dikenal dengan nama domba donggala. Ciri-ciri dari DEG
adalah bulu berwarna putih, bulu wol bertekstur kasar dan tidak memiliki
tanduk. Ukuran tubuh DEG lebih besar dan gemuk dari pada DET serta
mempunyai ekor yang lebar dan panjang.
1. Domba Garut

Domba Garut telah dibudidayakan masyarakat Garut sejak lama. Domba


yang memiliki fisik yang besar dan kuat ini, melahirkan seni atraksi laga
domba yang di daerah Bayongbong Garut. Domba Garut merupakan hasil
persilangan segitiga antara domba asli Indonesia, domba Merino dari Asia
Kecil dan domba ekor gemuk dari Afrika. Domba ini dikenal oleh masyarakat
dengan sebutan Domba Garut, yang dikenal juga dengan sebutan domba
priangan.

Ciri-ciri fisiknya antara lain:

 Badan agak besar. Domba jantan dewasa mempunyai bobot 60-80


kg, sedangkan yang betina mempunyai bobot 30-40 kg.
 Domba jantan memiliki tanduk yang cukup besar, melengkung
kearah belakang, dan ujungnya mengarah kedepan sehingga
berbentuk seperti spiral. Pangkal tanduk kanan dan kiri hampir
bersatu.
 Domba betina tidak memiliki tanduk.
 Ekornya pendek dan pangkalnya agak besar (gemuk).
 Lehernya agak kuat.
 Bentuk telinganya ada yang panjang, pendek dan sedang yang
terletak dibelakang pangkal tanduk.
 Bulunya lebih panjang dan halus jika dibandingkan dengan domba
asli, berwarna putih, hitam, cokelat, atau kombinasi dari ketiga
warna tersebut.

 Domba ini baik untuk penghasil daging.

2. Domba Ekor Tipis

Domba ekor tipis merupakan domba asli Indonesia. Sekitar 80%


populasinya ada di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Domba ini mampu hidup di
daerah yang gersang. Tubuhnya kecil sehingga disebut domba kacang atau
domba jawa. Tubuh domba ini tidak berlemak sehingga daging yang
dihasilkan pun sedikit. Namun, beberapa orang menyatakan bahwa daging
domba kacang ini lebih enak dari domba lainnya. Ciri-ciri lain dari domba
ekor tipis sebagai berikut.

 Ekor relatif kecil dan tipis.

 Biasanya bulu badan berwarna putih, hanya kadang-kadang ada


warna lain, misalnya belang-belang hitam di sekitar mata, hidung, atau
bagian lainnya.
 Domba betina umumnya tidak bertanduk, sedangkan domba jantan
bertanduk kecil dan melingkar.

 Berat domba jantan dewasa berkisar 30—40 kg dan berat domba


betina dewasa sekitar 15—20 kg.

3. Domba Ekor Gemuk

Domba ekor gemuk (DEG) banyak ditemui di Jawa Timur, Madura,


Sulawesi, dan Lombok. Ciri khas dari DEG ini adalah bentuk ekor yang
panjang, lebar, tebal, besar, dan semakin ke ujung makin kecil. Ekor ini
digunakan sebagai tempat penimbunan lemak (cadangan energi). Pada saat
banyak pakan, ekor domba ini penuh dengan lemak sehingga terlihat
membesar. Namun, bila pakan kurang, ekornya akan mengecil karena
cadangan energinya dibongkar untuk menyuplai energi yang diperlukan
tubuh. Ciri lain dari DEG sebagai berikut.

 Domba jantan dan domba betina tidak mempunyai tanduk.


 Sebagian besar domba berwarna putih, tetapi ada beberapa pada
berwarna hitam atau kecokelatan.
 Domba jantan mampu mencapai berat sekitar 50—70 kg, sedangkan
berat domba betina sekitar 25—40 kg.

Anda mungkin juga menyukai