DOSEN PENGAMPUH :
MUSDALIFAH MANSUR, SPt., Msi
KELOMPOK 2 :
RAHMAT ALDIANSYAH
AGUSTAN SAINI
GIFAR ANANTA SYAM
ABDURRAHMAN SYUAIB
ARDIAN SAPUTRA
A. Latar Belakang
Domba potong merupakan jenis hewan ternak yang dengan tujuan utama untuk
menghasilkan daging. Usaha peternakan dibidang penggemukan domba sudah dikenal
diseluruh dunia maupun dalam negeri sejak lama. Perawatan yang mudah dengan
karakter dapat beradaptasi diiklim manapun dapat memotivasi para peternak mandiri
maupun para perusahaan besar untuk berlomba lomba membudidayakan salah satu jenis
hewan ternak yang satu ini. Bangsa domba yang di budidayakan di dalam negri beraneka
ragam meliputi Domba garut, Dormas, Sapudi/ekor gemuk, Texel,dombos, Merino cross.
Kambing yang diternakkan dengan tujuan untuk produksi daging dinamakan
kambing pedaging atau kambing potong. Untuk meningkatkan produksi daging kambing,
biasanya peternak memiliki kambing unggul untuk menghasilkan daging. Kambing
potong merupakan salah satu jenis ternak ruminansia kecil ysng dapat dijumpai di
indonesia. Ternak kambing potong di indonesia memiliki potensi pruduktivitas cukup
tinggi sebagai penghasil daging. Serta kulitnya dapat memiliki nilai ekonomis. Pada
umumnya usaha ternak kambing potong di indonesia masi dilakukan secara tradisional
dengan manajemen pemberian pakan yang belum baik karena masih bersifat usaha
sambilan bagi peternak sehingga produksi yang dihasilkan belum maksimal.
B. Rumusan masalah
1) Jenis dan karakteristik domba potong
2) Jenis dan karakteristik kambing potong
3) Sistem perkandangan domba dan kambing
C. Tujuan
1) Untuk mengetahui jenis dan karakteristik domba potong
2) Untuk mengetahui jenis dan karakteristik kambing potong
3) Untuk mengetahui bagaimana sistem perkandangan domba dan kambing
BAB II
PEMBAHASAN
1. Domba garut
Jenis domba potong/pedaging unggulan yang pertama yaitu domba garut. Berbagai
sumber menyatakan bahwa domba garut ini merupakan hasil domba persilangan segitiga
antara domba lokal asli indonesia, dengan domba merino, dan domba ekor gemuk dari
afrika selatan. Adipati limbangan garut merintis persilangan ini sekitar pertengahan abad
ke 19. Domba garut telah secara turun temurun berkmbang di indonesia khususnya di
daerah garut, jawa barat.
Di daerah asalnya, domba ini banyak dimanfaatkan untuk di adukan sebagai acara
kebudayaan karena memang memiliki tubuh besar, leher kuat, tanduk si pejantan yang
besar dan melingkar spiral tetapi tidak menutup kemungkinan dapat dimanfaatkan
dagingnya juga. Baik domba garut jantan maupun betina merupakan tipe penghasil
daging daging yang berkualitas. Ia mempunyai bobot diatas rata-rata jenis domba lokal
lain di indonesia. Yakni bisa mencapai sekitar 60-80 kg lebih untuk pejantanya.
Sementara domba garut betina memiliki bobot 30-50 kg.
Keunggulan lainnya angka produktivitasnya tinggi dan mampu beranak sepanjang
tahun dan terbilang cukup adaptif dengan lingkungan. Dengan berbagai keunggulan
tersebut, membuat skala budidaya domba garut kini tidak hanya di jawa barat saja tetapi
meluas hingga di seluruh wilayah indonesia.
1. Kambing kacang
Kambing kacang adalah jenis kambing yang paling populer di Indonesia. Alasan
kambing kacang banyak dipilih sebagai hewan ternak adalah kemampuannya
beradaptasi terhadap berbagai macam kondisi alam. Selain itu, kambing kacang juga
cepat berkembang biak.
Karakteristik kambing kacang adalah bentuk tubuh yang ramping dengan kepala kecil
dan telinga tegak. Bulu kambing kacang pendek berwarna hitam, putih, dan cokelat
dengan bobot 25 hingga 30 kilogram serta tanduk pendek
2. Kambing jawarandu
Kambing jawarandu juga sering disebut sebagai kambing bligon, gumbolo, atau
kacukan. Jenis kambing ini adalah persilangan antara kambing peranakan etawa (PE)
dan kambing kacang.
Peternak memilih kambing jenis ini karena ukuran tubuhnya yang besar. Selain itu,
kambing jawarandu mudah mengonsumsi berbagai jenis tumbuhan. Kambing
jawarandu memiliki bobot lebih dari 40 kilogram dengan bentuk telinga yang lebar
terbuka.
3. Kambing etawa
Kambing etawa terkenal karena susunya. Namanya berasal dari sebuah wilayah di
India, yaitu Etawah. Kambing jenis ini dibawa oleh pemerintah Hindia Belanda pada
sekitar 1930-an sebagai penghasil susu.
Ciri kambing etawa adalah tubuh besar hingga 91 kilogram untuk kambing jantan
dengan tinggi hingga 127 centimeter. Telinga kambing jenis ini terkulai ke bawah
dengan hidung cembung
Kambing PE atau peranakan etawa adalah persilangan antara kambing etawa dengan
kambing kacang. Bentuk tubuhnya menyerupai kambing etawa tetapi dengan
kemampuan reproduksi seperti kambing kacang.Karakter kambing PE adalah warna
bulu belang hitam, putih, merah, dan cokelat dengan telinga lebar terkulai.
5. Kambing saanen
Kambing saanen adalah kambing yang berasal dari Swiss. Di Indonesia yang tropis,
kambing jenis ini biasanya dikawinsilangkan dengan jenis kambing lain agar bisa
bertahan di bawah terik sinar matahari.
Ciri fisik kambing saanen adalah bulu pendek warna putih atau krem dengan titik
hitam di telinga dan hidung dengan wajah segitiga serta ekor tipis. Bobot kambing
saanen berkisar antara 36 hingga 91 kilogram.
6. Kambing boer
Nama kambing Boer berasal dari suatu wilayah di Afrika Selatan. Jenis kambing ini
dikenal sebagai kambing pedaging karena tubuhnya yang bongsor. Bahkan, berat
kambing boer bisa mencapai 45 kilogram hanya dalam usia 6 bulan.
Daging kambing boer bisa mencapai 50 persen lebih banyak dibanding kambing jenis
lain. Karena fisiknya yang sangat besar, kambing boer bisa bertahan di suhu dingin
maupun panas.
7. Kambing samosir
Seperti namanya, kambing samosir adalah hewan ternak khas masyarakat di Pulau
Samosir, yang lokasinya ada di tengah Danau Toba, Sumatra Utara.Bulu kambing
samosir putih bersih dengan ciri fisik menyerupai kambing kacang.
Perbedaannya kambing samosir cenderung dominan warna putih
8. Kambing kosta
Kambing kosta biasa ditemukan tersebar di area Jakarta dan Banten, yang rupanya
menyerupai kambing kacang karena adalah persilangan dari kambing kacang dan
kambing kashmir.Perbedaaan kambing kosta dan kambing kacang adalah motif garis
sejajar pada bagiakan kanan dan kiri wajah dengan bulu lebat di kaki belakang. Dengan
tubuh lebih besar, kambing kosta cocok untuk diternak dan dimanfaatkan dagingnya.
Produktivitasnya pun hampir mirip, tetapi ada perbedaan fisik signifikan yang bisa
dilihat. Misalnya, adanya motif garis sejajar pada bagian kanan dan kiri wajah dan bulu
lebat berantakan pada bagian kaki belakang. Sayangnya, populasi kambing kosta terus
berkurang, padahal bentuk tubuhnya yang besar dari depan hingga ke belakang sangat
cocok untuk dimanfaatkan dagingnya.
9. Kambing gembrong
Kambing ini mempunyai tanduk kecil dan warna tubuh cokelat, cokelat muda, atau
putih. Beratnya berkisar antara 32 hingga 45 kilogram menyesuaikan dengan jenis
kelaminnya.
Model Kandang:
A. Kandang Panggung
Kelebihan: Kandang relative lebih bersih karena kotoran, sampah dan air kencing
jatuh ke bawah; kebersihan kandang lebih terjamin; lantai kandang lebih kering dan
tidak becek; kuman , penyakit, dan jamur yang hidup dilantai kandang dapat ditekan
perkembangannya.
Kelemahannya : Biaya pembuatan relative mahal;resiko kecelakaan karena
terperosok/jatuh lebih besar; kandang memikul beban berat dari ternak yang ada
diatasnya.
B. Kandang Berlantai Tanah
Kelebihan : Biaya pembuatannya lebih murah, konstruksi kandang lebih
sederhana, resiko kecelakaan dapat dihindari, menahan berat ternak.
Kelemahan : Kebersihan kurang terjamin karena kotoran,kencing; dan sisa
makanan bercampur diatas lantai; kebersihan ternak tidak terjamin,;lantai sering
becek dan lembab, kuman penyakit, parasite dan jamur berkembang subur;
kesehatan ternak kurang terjamin. Kandang lantai tanah tidak dianjurkan karena
kurang memenuhi persyaratan.
Ukuran kandang dibuat sesuai kebutuhan dalam beternak kambing, agar mudah
dalam melakukan pembersihan dan perawatan kendang. Jarak kandang dengan
rumah sebaiknya memiliki jarak yang cukup, yakni tidak kurang dari ± 10 meter.
Kandang sebaiknya dibuat mememanjang dari timur ke barat, agar terhindar dari
paparan langsung yang terlampau tinggi dari sinar matahari.
Kambing jantan dan betina sebaiknya dipelihara secara terpisah. Begitu pula anak-
anak kambing setelah lepas sapih. Kandang untuk pejantan dibuat khusus dengan
ukuran 125 cm x 150 cm per ekor atau minimal 150 cm2 luas kandang. Kandang
dengan ruangan cukup luas akan membuat kambing bisa bergerak leluasa sehingga
kondisinya tetap kuat dan aktif. Kandang untuk pejantan sebaiknya diletakkan
terpisah jauh dari betinanya agar tidak mengganggu induk yang sedang bunting atau
beranak.
Kandang untuk betina yang belum beranak dibuat dengan ukuran 100 cm x 125 cm
per ekor. Jika kambing-kambing betina dipelihara secara berkelompok, misalnya 4
ekor, sebaiknya kandang dibuat dengan ukuran panjang 300 cm, lebar 150 cm, dan
tinggi 175 - 225 cm. Untuk induk betina yang sedang bunting tua atau siap beranak,
sebaiknya ditempatkan di kandang khusus yang berukuran 125 cm x 150 cm x 175
cm per ekor. Satu ekor anak domba memerlukan luasan kandang yang berukuran
100 cm x75cm.
BAB III
penutup
A. Kesimpulan
Domba potong merupakan jenis hewan ternak yang dengan tujuan utama untuk menghasilkan
daging. Usaha peternakan dibidang penggemukan domba sudah dikenal diseluruh dunia maupun
dalam negeri sejak lama. Perawatan yang mudah dengan karakter dapat beradaptasi diiklim
manapun dapat memotivasi para peternak mandiri maupun para perusahaan besar untuk
berlomba lomba membudidayakan salah satu jenis hewan ternak yang satu ini. Bangsa domba
yang di budidayakan di dalam negri beraneka ragam meliputi Domba garut, Dormas,
Sapudi/ekor gemuk, Texel,dombos, Merino cross.
Kambing yang diternakkan dengan tujuan untuk produksi daging dinamakan kambing
pedaging atau kambing potong. Untuk meningkatkan produksi daging kambing, biasanya
peternak memiliki kambing unggul untuk menghasilkan daging. Kambing potong merupakan
salah satu jenis ternak ruminansia kecil ysng dapat dijumpai di indonesia. Ternak kambing
potong di indonesia memiliki potensi pruduktivitas cukup tinggi sebagai penghasil daging. Serta
kulitnya dapat memiliki nilai ekonomis. Pada umumnya usaha ternak kambing potong di
indonesia masi dilakukan secara tradisional dengan manajemen pemberian pakan yang belum
baik karena masih bersifat usaha sambilan bagi peternak sehingga produksi yang dihasilkan
belum maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
https://jatimulyo.kec-petanahan.kebumenkab.go.id/index.php/web/artikel/118/1211
https://www.cnbcindonesia.com/tech/20230628125530-37-449939/9-jenis-kambing-yang-
populer-di-ri-beserta-karakteristiknya
https://bimafeed.com/artikel/jenis-domba-potong-terbaik-untuk-dibudidayakan-di-indonesia/