Dosen Pengampu :
Disusun Oleh:
Nia Widyana
21103310056
FAKULTAS PETERNAKAN
BLITAR
I. SAPI
Sumber: eraniki.com
Perkawinan silang antara Bos sundaicus dan Zebu menghasilkan genetik baru, yaitu
sapi aceh. Gelambir dan punuk di punggung menjadi ciri khas sapi ini. Sapi aceh
mudah beradaptasi dengan lingkungannya dan daya tahan tubuhnya kuat. Di samping
itu, sapi aceh mampu bertahan hidup meskipun kualitas pakannya jelek.
Sapi Aceh umumnya bertanduk dengan moncong berwarna hitam atau putih. Bentuk
punggung sapi Aceh umumnya cekung, bertelinga kecil, tegak dan menyamping.
Profil muka sapi Aceh berbentuk cekung, kecil dan panjang. Sapi Aceh baik jantan
dan betina umumnya bergelambir dan hanya sapi jantan yang memiliki punuk.
1.2. Simpo
Sumber: eraniki.com
Karakteristik fisik sapi simpo mewarisi indukannya. Sapi terdiri dari warna merah
bata, merah, dan cokelat muda. Uniknya, di bagian dahinya terdapat segitiga berwarna
putih. Dinamakan simpo karena berasal dari perkawinan silang antara simmental dan
PO.
Ciri-ciri Simpo memiliki bulu berwana coklat keemasan, bulu sekitar mulut dan dahi
berwarna putih, mata dan kepala pada sapi jantan besar serta bulat, telinga dan tanduk
kecil, sedikit bergelambir, berpunuk, dan perototan bagus, serta memiliki bentuk
badan yang kompak (Nurfitri, 2008).
1.3. Beefalo
Sumber: eraniki.com
Beefalo sangat populer di Benua Amerika. Bentuknya besar dengan daging padat,
rendah lemak, bebas kolesterol jahat, dan mengandung protein tinggi. Beefalo mampu
bertahan dalam cuaca ekstrim dan cepat beradaptasi dengan lingkungannya.
Daging dari jenis sapi ini mempunyai kandungan yang rendah lemak, rendah
kolesterol jahat, dan tinggi protein dibandingkan jenis sapi lainnya. Selain itu, sapi
beefalo mempunyai kulit yang tebal sehingga mampu beradaptasi dengan baik di
cuaca dingin hingga ekstrem.
1.4. Braford
Sumber: eraniki.com
Sapi braford memiliki daya tahan yang kuat ketika diternakan di kawasan beriklim
panas. Sapi persilangan brahman dan hereford ini termasuk sapi unggulan. Produksi
sapi braford diekspor ke negara Cina, Malaysia, Selandia Baru, dan Afrika Selatan.
ciri-ciri fisik dari sapi jenis Braford yang perlu Anda ketahui, yaitu :
1. Tubuh Besar dan Kuat
Sapi jenis Braford memiliki ukuran tubuh yang besar dan kuat. Sapi ini memiliki
karakter kedua orang tuanya yaitu berotot dan tangguh. Tubuhnya terbilang kekar dan
karena itulah pula sapi ini sering dipakai dalam rodeo.
2. Warna kulit
Sapi ini memiliki karakter warna tubuh seperti induknya Hereford yaitu berwarna
merah. Pada bagian perut, kepala, ekor dan kaki, warnanya adalah putih. Pada bagian
punggung, terdapat sedikit semburat warna putih.
3. Tidak bertanduk
Sapi Braford adalah jenis sapi yang memang diciptakan untuk tidak memiliki tanduk.
Seperti yang kita ketahui bahwa tanduk sapi seringkali membahayakan anak-anaknya.
Saat induk bersikap spontan dan impulsif, tanduk akan melukai anak sapi.
Braford terbilang jenis sapi bertubuh besar dan kokoh. Tubuhnya pada berotot dan
nampak kompak. Lehernya cukup pendek dengan gelambir panjang mencapai bagian
dadanya.
1.5. Hereford
Sumber: eraniki.com
Sebagai sapi berkualitas, hereford memiliki bobot badan hingga 1,8 ton. Lambat
laun, sapi dari Inggris ini mengalami penurunan potensi genetik. Bobotnya pun
menjadi 1,2 ton sampai 1,8 ton.
Sumber: Wekipedia
Keunggulan lain dari domba ini adalah efisiensi dalam penggunaan pakan, bisa
mencapai 60%. Mengenai bobot maksimal, domba jenis ini untuk pejantan bisa
mencapai 60-70 kg.
Tak hanya itu, domba ini sangat baik untuk dipelihara dalam sistem kandang
gembala karena tidak selekif terhadap pakan tertentu. Domba Barbados Cross juga
lebih tahan panas karena genetik dari Barbados yang di lingkungan aslinya mampu
beradaptasi dalam kondisi panas dan tandus.
2.2. Domba Hampshire
Sumber: petkeen.com
The Hampshire atau Hampshire Bawah adalah jenis domba yang berasal sekitar
1829 dari salib Southdowns dengan Old Hampshire berkembang biak, yang Wiltshire
Horn , dan Berkshire Nott, semua bertanduk, domba berwajah putih - ini adalah asli
terbuka, untilled , hamparan tanah berbukit yang dikenal sebagai Hampshire Downs.
Hampshire Down adalah breed pejantan terminal terkemuka di dunia.
Southdowns memiliki kaki panjang berwarna coklat tua atau hitam, matang lebih
awal, menghasilkan daging kambing terbaik dan wol medium berkualitas baik..
Hampshire asli lebih besar, lebih kasar, tetapi lebih keras, lebih lambat untuk matang,
dengan daging yang lebih rendah, dan wol yang lebih panjang tetapi lebih kasar.
Southdown selalu luar biasa karena kekuatannya dalam mentransmisikan karakteristik
khusus kepada keturunannya oleh jenis domba lain, dan karenanya segera
mengesankan karakteristiknya sendiri pada keturunannya oleh Hampshire. Tanduk
dari jenis asli telah menghilang; wajah dan kaki menjadi gelap, bingkai menjadi lebih
kompak, tulang lebih kecil, punggung lebih lebar dan lurus, kaki lebih pendek, dan
kualitas daging dan wol lebih baik, sedangkan kekerasan superior dan ukuran lebih
besar, serta kepala besar dan hidung Romawi dari jenis lama, masih ada. Hampshires
tahun 1890-an matang lebih awal dan mudah digemukkan. Mereka memotong 6
sampai 7 pon wol, cocok untuk menyisir,yang lebih panjang dari wol Southdown, tapi
kurang halus.
Daging kambing yang dihasilkan memiliki proporsi lemak dan tanpa lemak yang
diinginkan, serta berair dan beraroma halus; domba-domba itu besar dan biasanya
dijatuhkan lebih awal dan diberi makan untuk pasar. Memang, Hampshire dapat
dianggap sebagai Southdown yang lebih besar dan sedikit lebih kasar dan lebih keras.
Trah ini kadang-kadang disilangkan dengan Cotswolds, ketika menghasilkan wol
yang lebih berharga bagi produsen wol daripada Cotswold murni. Selain Southdown,
Hampshire kemungkinan memiliki sedikit darah Cotswold dalam komposisinya.
Impor breed yang cukup besar dilakukan ke Amerika Serikat pada abad ke-18, tetapi
tidak menjadi begitu populer seperti Southdown dan beberapa breed Inggris lainnya.
Domba dewasa harus memiliki berat 300 pon atau lebih dan domba dewasa harus
memiliki berat 200 pon atau lebih dalam kondisi berkembang biak. [1] Domba dewasa
menghasilkan rata-rata 6 lbs(2,7 kg) hingga 10 lbs (4,5 kg) bulu domba yaitu 25,0
hingga 33,0 mikron [2] dan jumlah pemintalan 46 hingga 58. Panjang stapel bulu
domba adalah 2,0 hingga 3,5 inci ( 5-9 cm) dengan rendemen 50% sampai 62%.
III. KAMBING
3.1. Kambing Jawarandu
Sumber: hewanpedia.com
Kambing Jawarandu (Jawa Randu) memiliki nama lain Bligon, Gumbolo, Koplo dan
Kacukan. Merupakan hasil silangan dari kambing peranakan etawa dengan kambing
kacang, namun sifat fisik kambing kacangnya yang lebih dominan. Untuk menghemat
biasanya peternak susu kambing memilih kambing ini untuk diternakkan guna diambil
susunya. Kambing ini dapat menghasilkan susu sebanyak 1,5 liter per hari.
Ciri-cirinya adalah :
1. Memiliki tubuh lebih kecil dari kambing ettawa, dengan bobot kambing jantan
dewasa dapat lebih dari 40 kg, sedangkan betina dapat mencapai bobot 40 kg.
2. Baik jantan maupun betina bertanduk.
3. Memiliki telinga lebar terbuka, panjang dan terkulai.
4. Baik jantan maupun betina merupakan tipe pedaging dan penghasil susu.
3.2. Kambing Muara
Sumber:
http://disnak.jatimprov.go.id/web/beritautama/read/649/peternak-di-indonesia-membudidayakan-12-
jenis-kambing
Kambing jenis ini dapat dijumpai di daerah Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli
Utara Provinsi Sumatera Utara. Dari segi penampilannya kambing ini nampak gagah,
tubuhnya kompak dan sebaran warna bulu bervariasi antara warna bulu coklat
kemerahan, putih dan ada juga berwarna bulu hitam. Bobot kambing Muara ini lebih
besar dari pada kambing Kacang dan kelihatan prolifik. Kambing Muara ini sering
juga beranak dua sampai empat sekelahiran (prolifik). Walaupun anaknya empat
ternyata dapat hidup sampai besar tanpa pakai susu tambahan dan pakan tambahan
tetapi penampilan anak cukup sehat, tidak terlalu jauh berbeda dengan penampilan
anak tunggal saat dilahirkan. Hal ini diduga disebabkan oleh produksi susu kambing
relatif baik untuk kebutuhan anak kambing 4 ekor.
Rata-rata bobot badan dewasa atau induk kambing ini adalah sekitar 49,4 Kg.
Sedangkan untuk pejantan dewasa memiliki bobot sekitar 68,3 Kg. Postur tubuh yang
besar inilah seringkali dimanfaatkan peternak untuk menghasilkan daging.
Tinggi pundak untuk kambing betina bisa mencapai ukuran tinggi 69,7 cm.
Sedangkan pada kambing jantan. tingginya bisa sampai 87,6 cm. Kenyataannya,
tinggi tubuh kambing ini sebanding dengan kambing PE dengan kualitas grade B dan
C. Artinya, kambing jenis Muara masih bisa dibandingkan dengan peranakan Etawa.
Tinggi pinggul kambing betina bisa sampai 72,2 cm dan sedangkan untuk kambing
jantan bisa setinggi 89,2 cm. Kambing ini memiliki bulu yang bervariasi warnanya.
Ada yang coklat, coklat kemerahan, putih, hingga putih kehitaman.
2. Karakter
Kambing ini memiliki karakter yang baik, tenang dan jinak. Mereka juga merupakan
induk yang sangat baik dan mampu menggembala anak-anaknya. Saat lahir, anak-
anak kambing mungkin berukuran sangat kecil, namun dalam waktu singkat mereka
akan segera tumbuh besar.
Hal ini dikarenakan kualitas susu induknya yang bisa dibilang cukup mumpuni.
Induknya dapat menyusui hingga empat anak dengan baik. Inilah sebabnya, peternak
memanfaatkan kambing ini untuk diambil hasil susunya.
Selain diambil susunya, kambing Muara juga banyak dipelihara untuk hewan
pedaging. Bagian dadanya besar dan penuh sebagai indikasi tingginya komposisi
karkas. Selain itu, bobotnya juga lebih baik dari pada jenis kambing kacang.
3.3. Kambing Marica
Sumber: starfarm.co.id
Kambing Marica merupakan salah satu jenis atau variasi lokal yang didapatkan dari
Kambing Kacang. Kambing ini dapat ditemui di daerah sekitar Provinsi Sulawesi
Selatan. Hewan yang satu ini menjadi salah satu genotipe kambing asli Indonesia.
Bentuk tubuhnya cukup unik dan menarik. Namun sayangnya, populasi kambing ini
menurun drastis setiap tahunnya. Bahkan, sumber data menyebutkan bahwa kambing
genotipe ini terancam mengalami kepunahan.
Daerah populasi kambing ini bisa Anda dijumpai yaitu di sekitar Kabupaten Maros,
Kabupaten Jeneponto, Kabupaten Sopeng dan daerah Makassar di Propinsi Sulawesi
Selatan. Namun, jumlahnya sudah sangat terbatas dan tidak banyak nampak dengan
mudah.
2. Bentuk Tubuh
Kambing asli Sulawesi ini tidak memiliki tanduk dan bentuk tubuhnya relatif kecil.
Mereka adalah sumber plasma nutfah nasional yang memiliki bentuk tidak jauh dari
jenis kambing jawa lokal yaitu kambing kacang. Kambing ini memiliki bentuk telinga
yang unik. Telinganya tegak dan pendek sehingga sekilas nampak seperti rusa.
Kambing ini juga mempunyai karakter lincah dan gesit. Mereka bisa bergerak dengan
cepat dan terkadang agresif.
3. Produktivitas Kambing
Kambing ini memiliki tingkat produktivitas yang sebenarnya cukup tinggi. Prosentase
memiliki anak dari induk-induk kambing adalah sekitar 15 sampai 48 persen. Tentu
saja, hal ini tergantung pada pola perawatan dan usaha peternaknya
IV. DAFTAR PUSTAKA
https://erakini.com/jenis-sapi-potong/
http://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/69199
https://starfarm.co.id/sapi-braford/
http://disnak.jatimprov.go.id/web/beritautama/read/649/peternak-di-indonesia-
membudidayakan-12-jenis-kambing
https://okdogi.com/jenis-jenis-kambing/
https://starfarm.co.id/kambing-marica/
https://cvpradiptaparamita.com/2021/04/07/jenis-jenis-domba-di-indonesia/
https://tabloidsinartani.com/detail/indeks/inovasi-teknologi/5590-barbados-
cross-dan-komposit-garut-domba-generasi-baru-dari-balitnak
https://www.google.com/search?q=domba+hampshire&tbm=isc
https://en-m-wikipedia-org.translate.goog/wiki/Lincoln_sheep?
_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=nui,tc,sc
https://petkeen.com/hampshire-sheep/
http://disnak.jatimprov.go.id/web/beritautama/read/649/peternak-di-indonesia-
membudidayakan-12-jenis-kambing
https://starfarm.co.id/kambing-marica/