Anda di halaman 1dari 13

DOMEMSTIKASI SAPI

MAKALAH

OLEH :

LOBERTO ALDI GIORDANO TUMANGGOR (190301116)

MOSES VAN DHE RAJA SIDABUTAR (1903011)

MIA PATRICIA (190301138)


MICHAEL ALEXANDER BOSS SITORUS
M. YAZID ZAIN SIREGAR (170301136)
AGROTEKNOLOGI 3

D A S A R P E T E R N A K A N
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
F A K U L T A S P E R T A N I A N
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2020
1. Sapi Beefmaster

Sejarah Domestikasi
Sapi andalan Amerika Serikat ini dikembangkan oleh Ed Lasater dan
anaknya Tom Lasater pada sekitar tahun 1930 an. Induk sapi ini adalah sapi
Brahman jantan dengan Hereford betina dan Shorthorn betina. Komposisi gen dari
ketiga induknya ini belum begitu jelas. Namun dipercaya bahwa Beefmaster
membawa 50 persen gen Brahman, 25 persen Hereford dan 25 persen Shorthorn.
Itulah mengapa secara penampilan fisik, Beefmaster masih lebih mirip dan
condong pada fisik Brahman
Sapi ini ditetapkan sebagai jenis atau varietas sapi baru sejak tahun 1954.
Sapi ini menghasilkan dua keuntungan yaitu dari daging dan susunya. Dagingnya
didapatkan dari Brahman dan Hereford sedang kualitas susunya didapatkan dari
Shorthorn.

Karakteristik Sapi Beefmaster


1. Mempunyai punuk seperti brahman
2. Umumnya berwarna coklat sampe merah, ada juga yang hitam. Bisa juga
ada bintik putih di mukannya
3. Umumnya tidak bertanduk
4. Beefmaster merupakan sapi dengan 2 tujuan, bisa jadi sapi
potong maupun sapi perah
5. Mempunyai susu yang banyak, bisa juga menjadi sapi perah
6. Karkas daging sapi cukup bagus
7. Berat bisa mencapai 800 –  1200 kg
8. Tahan terhadap serangga
Keunggulan Sapi Beefmaster
Ada beberapa keunggulan sapi hasil rekayasa genetik ini sehingga disukai banyak
peternakan, yaitu :

1. Sapi beefmaster sama baiknya diternak sebagai sapi potong dan sapi
ternak
2. Sapi ini tahan panas, bahkan susana kering sekalipun
3. Karkas (kandungan daging) bagus
4. Tahan penyakit, utamanya serangga
5. tidak terlalu tinggi jadi lebih mudah dikendalikan

2. Sapi Hereford

Sejarah Domestikasi
Leluhur Sapi Hereford asli telah hilang seiring waktu. Namun, Hereford
diperkirakan berasal dari sapi merah kecil milik warga Britania Romawi dan juga
keturunan Welsh besar yang dulu hidup di sepanjang perbatasan Inggris dan
Wales. Hereford diambil dari nama wilayah Herefordshire, yang menjadi tempat
pengembiangbiakkan mereka sejak awal abad ke-18, sekaligus peternakan
bersejarah di Inggris.
Di tahun 1742, Benjamin Tomkins, yang disebut-sebut sebagai pembentuk
trah Hereford, mengawalinya dengan seekor anak sapi jantan dari sapi Silver dan
dua sapi, Pidgeon dan Mottle. Sejak awal, Tomkins berniat untuk meningkatkan
nilai ekonomi sapi yang efisien dalam pemberian makan, tumbuh secara alami
dari biji-bijian dan rumput, kematangan awal, daya tahan, dan proliferasi.
Hereford yang hidup di tahun 1700-an dan 1800-an awal di Inggris,
berukuran jauh lebih besar dibandingkan Hereford modern. Pada masa itu,
Hereford dewasa bisa mencapai berat lebih dari 1500 kg. Namun, seiring waktu,
pengembangbiakkan lebih fokus pada efisiensi dan kualitas daging yang
dihasilkan, alih-alih pada ukuran.

Karakteristik Sapi Hereford


Hereford modern berwarna merah gelap hingga merah kekuningan,
dengan warna putih pada bagian dada, dada, perut, pergelangan kaki, dan ujung
ekor. Umumnya, mereka memiliki tanduk tebal dan pendek, yang melengkung ke
bawah di sisi kepala.Hereford jantan dewasa dapat mencapai berat 900 kg,
sementara betina dewasa sekitar 600 kg. Tubuh Hereford cenderung berotot dan
besar, namun cukup ramping. Tubuh mereka berkembang dengan baik juga pada
bagian-bagian penting saat pemotongan.
Hereford mudah beradaptasi dalam aneka bentang alam, baik berupa
hamparan salju Arktik Finlandia, panasnya Transvaal Utara, iklim ekstrem di
Uruguay utara, zona sub-tropis Brasil, dan sebagainya. Meski jinak dan tenang,
Hereford memiliki ketangguhan, keterampilan mencari makan, berumur panjang,
dengan masa produktif yang cukup lama.

Keunggulan Sapi Hereford


1. Berukuran relatif besar berdasarkan usia, dengan tingkat pertumbuhan
yang baik di padang rumput.
2. Harga jual tinggi, baik berupa daging, sapi potong, atau bibit (pedet).
3. Efisien dalam pemberian pakan.
4. Memerlukan biaya yang relatif rendah di musim dingin.
5. Patuh dan mudah diatur.
6. Kematangan awal, dengan umur yang panjang
3. Sapi Ongole

Sejarah Domestikasi
Sapi ongole berasal dari india dan diperhitungkan sebagai ternak yang
dijinakkan yang tertua di dunia. Sapi ongole masuk ke amerika pada awal tahun
1984, disilangkan dan menghasilkan keturunan sapi yang lebih besar, cepat
tumbuh da mudah perawatannya. Di belanda sapi onggole dikenal sebagai sapi
zebu. Sapi ongole masuk ke indonesia pada tahun 1897, dikenal dengan nama sapi
Benggala dan diternakkan secara intensif di Sumba (Burhan,2003), sehingga lebih
dikenal dengan nama sapi sumba ongole.
Pada tahun 1917, untuk pertama kali sapi ongole dikeluarkan dari pulau
sumba dengan tujuan sulawesi utara, kalimantan dan jawa. Namun sebenarnya
untuk pulau jawa dan sumatera, pemasukan sapi ongole sudah dimulai sejak tahun
1909 dalam rangka ‘ongolisasi’ sapi-sapi yang ada di kawasan barat Indonesia
(Siregar. 2008)

Karakteristik
Sapi onggole memiliki warna tubuh putih sedikit keabuan, terdapat gelambir
dari rahang bawah hingga ujung dada depan, badan besar, panjang, dan berpunuk
di atas bahu. Kepala panjang, telinga kecil dan tegak. Paha besar, kulit tebal dan
lepas. Temperamen tenang dengan mata besar, tanduk pendek dan hampir tidak
terlihat. Sapi onggole mampu bertahan terhadap panas serta endoparasit dan
ektoparasit. Mampu beradaptasi terhadap pakan yang jelek, pertumbuhan yang
relatif cepat dengan presentase karkas yang baik. Tinggi sapi jantan dapat
mencapai 150 cm dengan bobot badan 600-750 kg, sedangkan betina dewasa
dapat mencapai tinggi badan 135cm dengan bobot badan 450-600 kg.
Pertambahan bobot badan harian dapat mencapai 0,75 Kg. Persentase karkas
sekitar 58%.
Keunggulan Sapi Ongole
1. Sapi potong terbaik di daerah tropis

Bisa dikatakan bahwa Ongole menjadi sapi potong terbaik yang ada di daerah
tropis. Sapi ini sebenarnya tumbuh di Negara 4 musim.

Meskipun demikian, sapi ini bisa beradaptasi dengan sangat baik di lingkungan
yang baru. Hingga sekarang, sapi ini tahan hidup di daerah tropis yang cenderung
panas. Lebih dari itu, sapi ini juga tahan terhadap gigitan kutu.

2. Tahan terhadap penyakit

Beberapa jenis sapi rentan terhadap penyakit seperti penyakit antraks. Meskipun
demikian, sapi ini cukup baik dan tahan terhadap penyakit. Namun, peternak juga
harus rajin menjaga kesehatan sapinya.

Peternak bisa rutin memeriksakan kesehatan sapi agar dipastikan aman dan
terhindar dari berbagai penyakit. Dengan demikian, tidak ada sapi lain yang akan
tertular jika salah satu sapi terserang penyakit.

3. Cocok dijadikan sebagai hewan kurban

Salah Satu jenis hewan kurban yang paling sering dipilih oleh masyarakat muslim
adalah sapi. Seperti yang diketahui, mayoritas penduduk Indonesia adalah
beragama islam. Sapi jenis ini banyak dicari menjelang hari raya Idul Adha tiba.

Hal ini benar adanya karena sapi jenis Ongole merupakan jenis sapi yang baik dan
bisa dijadikan sebagai hewan kurban untuk Anda. Carilah sapi dewasa dan
memiliki tubuh yang gemuk dan bagus. Jangan lupa, pastikan sapi Ongole yang
dipilih tidak mengalami cacat dan telah dipastikan sehat oleh dokter hewan.

Sapi jenis Ongole juga pernah dijadikan sebagai sapi kurban bantuan dari
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo ke Masjid Alfatah yang berada di
Pulau Ambon. Hingga sekarang, Sapi RO ini terus dibudidayakan oleh banyak
peternak di Indonesia.
4. Sapi Brahman

Sejarah
Domestikasi
Sapi Brahman adalah turunan baru pengembangan dari sapi zebu yangberasal
dari negeri India, bila kita dengar dari namanya yaitu "Brahman" denganmudah
kita tebak bahwa sudah pasti sapi jenis ini adalah sapi dari negeri India,memang
benar adanya sapi ini berasal dari sana. Pada mulanya jenis sapi iniberukuran
tidak begitu besar, setelah hasil dari pengembanagan yang lebih baikmaka
ditemukanlah kwalitas yang bagus, barulah sapi ini mulai meramaikanekspor dan
impor sapi dunia termasuk juga di impor oleh Negara kita lIndones ia.Sapi
tersebut dikembangkan lebih lanjut lagi di Amerika.
Sapi Brahman hingga saat ini sudah banyak dipakai sebagai usaha
budidayasapi potong yang sudah banyak dikembangkan di berbagai tempat
peternakan sapipotong di Indonesia. Selain sapi nosin, sapi bali, dan sapi PO atau
peranakandari sapi ongole. Sapi Brahman erupakan salah satu dari sekian jenis
sapiunggul hingga saat ini
Pada -umumnya pemeliharaan di rakyat memakai tali hidung, dikandangkan
sendiri atau dalam kelompok kecil dalam tempat sempit, belum sepenuhnya
adaptasi, ditambah lagi dengan pemberian pakan yang kurang memadai, terjadilah
gangguan-gangguan reproduksi yang sering disebut sebagai slow
breeder.Terjadilah proses adaptasi yang memakan waktu cukup lama, hingga
berbulan bulan. Dengan adanya perubahan lingkungan, pakan, ditambah adanya
heat stress terjadilah keadaan yang disebut depresi reproduksi (reproductive
depression), sapi.tidak pernah menunjukkan gejala birahi pada sapi yang belum
bunting maupunsetelah beranak pertama (bunting bawaan). Rendahnya fertilitas
pada sapi Brahman disebabkan oleh pengamatan birahi yang kurang akurat
dengan Lama masa estrus 6,7H0,8 jam, nutrisi dan lamanya induk menyusui yang
dapatmenyebabkan terjadinya anestrus post partum pada sapi Brahman, lamanya
waktuyang diperlukan untk pengeluaran plasenta setelah beranak. dan adanya
infekstpada uterus yang dapal menpengaruhi jarak- beranak.
Masalah besar yang sering timbul pada peternakan sapi Brahman di daerah
tropis dan sub tropis adalah panjangnya masa anestrus post partus, hal ini
disebabkan oleh makanan yang diberikan kurang berkualitas, temperatur
lingkungan yang terlalu panas, infeksi parasit. penyakit reproduksi, kondisi
tubuhyang kurus, dan stress akibat menyusui (Aidilof, 2015).
Karakteristik Sapi Brahman
1. Berpunuk besar dan berkulit longgar, gelambir dibawah leher sampai perutlebar
dengan banyak lipatan-lipatan.
2. Telinga panjang menggantung dan berujung runcing.Sapi Brahman Cross mulai
di import Indonesia (Sulawesi) dari Australiapada tahun 1973.
Hasil pengamatan di Sulawesi Selatan menunjukkan persentaseberanak 40,91%.
Calf crops 42549% mortalitas pedet 5,93. mortalitas induk 2,929%, bobot sapih
(8-9 bulan) 141,5 Kg (jantan) dan 138,3 Kg betina,pertambahan bobot badan
sebelum disapih sebesar 0,38 Kg/ hari (Hardjopranjoto,1995).

Keunggulan Sapi Brahman


1. Ciri ciri dan keunggulan sapi brahman yang pertama adalah pertambahan
bobot badan setiap harinya memiliki rata rata paling tinggi dari jenis sapi lain.
2. Keunggulan sapi brahman yang kedua adalah sapi ini memiliki tingkat
adaptasi lingkungan yang baik sehingga peternak tidak perlu khawatir tentang
perubahan lingkungan ternak secara tiba tiba.
3. Karkas yang dihasilkan tinggi.
4. Keunggulan sapi brahman sebagai sapi ternak yang keempat adalah dari segi
pakan. Pakan sapi brahman tidak terlalu sulit, sapi ini bisa diberikan berbagai
macam rumput. Sebagai contoh rumput yang bisa dijadikan pakan yakni,
rumput lapang, jerami padi, rumput odot atupun rumput gajah. Untuk pakan
kering umumnya diberi polar, bungkil sawit, onggok, bungkil kompra, dan
kulit kopi.

5. Sapi Bali (Bos sundaicus)


Sejarah Domestikasi

Abidin (2002) mengatakan bahwa sapi bali merupakan sapi asli Indonesia
yang berasal dari pulau Bali. Asal usul sapi Bali ini adalah banteng
(Bos Sondaicus) yang telah mengalami proses domestikasi atau penjinakan
selama bertahun-tahun. Proses domestikasi yang cukup lama diduga sebagai
penyebab ukuran tubuh sapi Bali lebih kecil dibanding dengan Banteng. Sapi Bali
jantan dan betina dilahirkan dengan warna bulu merah bata dengan garis hitam
disepanjang punggung yang disebut dengan garis belut. Setelah dewasa kelamin,
warna sapi Bali jantan berubah menjadi kehitam-hitaman, sedangkan warna sapi
Bali betina relatif tetap. Pada umumnya Sapi Bali tidak berpunuk, keempat kaki
dan bagian pantatnya berwarna putih.
Sapi Bali (Bos sundaicus) merupakan sapi yang berdarah murni karena
merupakan hasil domestikasi (penjinakan) langsung dari banteng liar. Banteng liar
tersebut masih dapat ditemukan dihutan Taman Nasional Bali Barat, Ujung Wetan
(Jawa Timur), dan Ujung Kulon (Jawa Brat). Sapi Bali jantan dan betina dibagian
tulang kanonnya memiliki warna putih dan serta memliki setengah lingkaran
warna putih pada bagian pantatnya dan terdapat garis atau bulu hitam disepanjang
punggungnya (Bandini, 1999).
Sapi Bali telah menyebar luas diseluruh pelosok tanah air yang ada di
Indonesia. Meskipun masih tetap terkonsentrasi di pulau Bali. Sampai saat ini
kemurnian sapi Bali masih terjaga karena ada undang-undang yang mengatur
pembatasan masuknya jenis sapi lain ke pulau Bali. Sapi Bali merupakan sapi
lokal dengan kemampuan produksi yang cukup tinggi. Upaya peningkatan
produktifitas sapi Bali tidak dapat lepas dari upaya pengaturan dinamika populasi
seperti tingkat kelahiran, pemotongan dan kematian (Yuliani, 2001).
Karakteristik
Sapi Bali mempunyai ciri-ciri fisik yang seragam, dan hanya mengalami
perubahan kecil dibandingkan nenek moyangnya yaitu banteng. Warna sapi bali
jantan adalah coklat tetapi setelah berumur 12-18 bulan warnanya berubah
menjadi agak gelap sampai mendekati warna hitam pada saat dewasa, sapi jantan
yang dikastrasi akan tetap berwarna coklat. Warna sapi betina pada saat masih
muda biasanya coklat muda dengan garis hitam tipis terdapat disepanjang tengah
punggungnya dan warna sapi betina ini akan tetap tidak berubah hingga dewasa.
Perkembangan pada sapi Bali dapat dilihat dari ciri-ciri fenotipnya yang dapat
diamati atau dilihat secara langsung, seperti tinggi, panjang, berat dan panjang
bulu, warna dan pola warna tubuh, perkembangan tanduk dan sebagainya.
Hardjosubroto dan Astuti, (1993)
Menurut Sudarmono dan Sugeng (2008) menyatakan ciri-ciri sapi Bali
menyerupai banteng tetapi tubuhnya berukuran lebih kecil akibat proses
domestikasi diantaranya dalam dada, bentuk badannya kompak tidak berpunuk
seolah-olah tidak bergelambir, bertanduk agak pendek. Dibandingkan dengan
sapi-sapi lain, sapi Bali lebih agresif terutama sapi Bali jantan.

Keunggulan Sapi Bali

1. Tulangnya sedikit.
Tulang yang sedikit membuat kandungan daging sapi ini lebih banyak.
Kandungannya bisa mencapai 60%, padahal sapi biasa hanya 55%
2. Harganya murah sehingga lebh mudah terjual saat kurban
Harga sapi bali hanya 62.000 per kg, bandingkan dengan limosin yang
mencapai 80.000 per kg. Dengan harga ini, kita sudah bisa memperoleh
sapi bali dewasa dengan bermodal 14 juta rupiah. Harga yang murah
membuat sapi ini banyak dicari pekurban
3. Usia 2 tahun sudah siap beranak
Indukan sapi bali umur 2 tahun sudah siap kawin. Cocok untuk kita yang
mau untung berlipat dengan menambah anak sapi.
4. Sapi bali terkenal jinak
6. Sapi Madura

Domestikasi
Sapi madura memiliki persebaran terbatas di Pulau Madura, beberapa
pulau kecil disekitar Pulau Madura, dan Jawa Timur. Pulau Madura merupakan
salah satu pulau kecil di sebelah utara Jawa Timur yang memiliki luas sekitar

4497 km2. Di Pulau Madura tidak terdapat padang rumput ataupun makanan
ternak yang mencukupi, akan tetapi di wilayah tersebut terdapat kurang lebih
600000-700000 ekor sapi madura. Sapi-sapi madura tersebut beradaptasi dengan
kondisi lingkungan yang sangat minim makanan dan kondisi lingkungan yang
panas dan kering. Mereka mampu bertahan hidup walaupun peternak-peternak
hanya memberikan makan daun-daun kering. Kondisi ini menyebabkan sapi
madura hanya menghasilkan sedikit susu untuk anak sapi mereka dan berkembang
sangat lambat (Maksum 1993; Payne & Hodges 1997).
Sapi madura adalah sapi potong hibrida lokal asli Indonesia hasil
persilangan antara banteng dengan bos indicus (sapi zebu) yang secara genetik
memiliki sifat toleran terhadap iklim panas dan lingkungan marginal serta tahan
terhadap serangan penyakit
Sapi madura merupakan salah satu bangsa sapi lokal Indonesia yang telah
terseleksi secara alamiah dan dipertahankan keasliannya di Pulau Madura. Ciri-
ciri morfologi sapi madura antara lain memiliki tanduk yang lebih kecil daripada
sapi bali. Jantan dan betina memiliki warna yang sama yaitu coklat kemerahan.
Hampir sama dengan sapi bali, pada sapi madura juga memiliki wilayah berwarna
putih pada pantat dan agak putih pada bagian lutut hingga kuku. Pada sapi madura
warna putih ini tidak nampak terlalu jelas dibandingkan dengan sapi bali. Pada
jantan tubuh bagian depan lebih teguh daripada tubuh bagian belakang. Memiliki
berat sekitar 350 kg dengan tinggi sekitar 118 cm (Rouse 1972).
Karakteristik Sapi Madura
Sapi Madura mempunyai ciri khas yang berbeda dengan rumpun atau
galur sapi asli atau lokal lainnya dan merupakan kekayaan sumber daya genetik
ternak lokal Indonesia yang perlu dijaga dan dipelihara kelestariannya, sehingga
dapat memberikan manfaat dalam peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran

rakyat Indonesia
Keunggulan Sapi Madura
Terdapat beberapa keunggulan yang menyebabkan transaksi jual beli sapi Madura
cukup ramai, bila dibandingkan dengan jenis sapi lainnya, di antaranya adalah:

 Mudah dipelihara atau diternakan.


 Mudah dikembangbiakan.
 Tahan terhadap beberapa penyakit sapi.
 Mudah beradaptasi dengan lingkungan baru.
 Tetap dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, meski diberi pakan
dengan kualitas rendah sekalipun.
 Persentase karkas yang dihasilkan tergolong baik untuk sapi lokal, yakni
berkisar antara 50-60%.
 Bagi konsumen, harga sapi Madura ini jauh lebih terjangkau dibandingkan
jenis sapi lainnya dengan kualitas yang sama.

Anda mungkin juga menyukai