LAPORAN
OLEH:
KRISTINA PASARIBU
170301141
AGRONOMI
Latar Belakang
pemerintah sejak 2017 dalam rangka perbaikan tata kelola perkebunan kelapa
Program peremajaan dinilai penting karena saat ini 2,4 juta hektar dari 5,6 juta
2017 dan Keputusan Direktur Jenderal Perkebunan Nomor 240 Tahun 2018.
dilakukan dengan mengganti tanaman tua yang telah melewati umur ekonomis 25
tahun; atau memiliki produktivitas kurang dari sepuluh ton TBS per hektar per
tahun pada umur minimal tujuh tahun; atau menggunakan bibit tidak bersertifikat
biaya peremajaan kepada pekebun rakyat sebesar 25 juta rupiah per hektar dengan
maksimum empat hektar kebun untuk setiap kepala keluarga (KK). Komponen
terdiri dari biaya pendampingan dan fasilitasi kepada pekebun, bertujuan untuk
dilanjutkan dengan 185.000 hektar lahan tambahan di 2018 (Laoli, 2018). Namun
areal atau kebun yang sama. Tujuan replanting diantaranya adalah mengganti
tanaman yang sudah tua atau tidak produktif, melakukan penanaman ulang
kerapatan tanaman per hektar dan serangan hama penyakit. Apabila produktivitas
tanaman di bawah standar yang telah ditetapkan perusahaan, maka perlu diadakan
Peremajaan model underplanting telah dinilai lebih efektif dan efisien. Model ini
menebang tanaman tua secara bertahap atau tidak secara keseluruhan sehingga
Model replanting yang dilakukan di kebun ini yaitu; Model tanam ulang
atau 50% dari luas lahan yang sudah mengalami penurunan produksi dan
selanjutnya akan dilakukan penanaman pada tahap I. Setelah tanaman pada Tahap
tanaman tua (Tahap II). Seluruh proses pada tahap pertama dilakukan kembali
tanaman yang belum diremajakan. Kelemahan model ini adalah umur tanaman
(Suwondo and Saputra, 2012). Model tanam ulang intercropping lebih bertujuan
tanaman kelapa sawit menghasilkan (0-3 tahun), dimana kanopi dan perakaran
tanaman masih relatif belum berkembang. Lahan yang diremajakan akan terbuka
untuk tanaman sela dalam pola tumpangsari. Lahan yang sebelumnya memiliki
pendapatan dari tanaman kelapa sawit tergantikan oleh adanya tanaman pangan,
meskipun besarnya pendapatan dari tanaman pangan lebih rendah dari tanaman
kelapa sawit.
BAHAN DAN METODE
- Dipisahkan TBS yang matang dan mentah agar mudah dalam proses
pengangkutan
pelepah untuk ditimbun ke dalam tanah agar lahan bersih dan rata
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
produksi per luasan lahan sudah menurun dan umur tanaman kelapa sawit sudah
adalah: mengganti tanaman yang sudah tua atau tidak produktif, melakukan
penanaman ulang kembali dengan tanaman yang sama, untuk
Model replanting yang dilakukan di kebun ini yaitu; Model tanam ulang
kebun ini bertujuan untuk menekan biaya peremajaan dan perusahaan masih
mendapat penghasilan dari tanaman sawit yang belum di replanting dan dari
tanaman sela. Penelitian yang dilakukan Susanti et al. (2014) menyatakan bahwa
Peremajaan model underplanting telah dinilai lebih efektif dan efisien. Model ini
menebang tanaman tua secara bertahap atau tidak secara keseluruhan sehingga
suatu rangkaian yang tidak terpisahkan karena ketiga kegiatan tersebut dilakukan
langsung secara berurutan di lapangan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang
sawit tumbang dengan menggunakan bucket pisau yang telah dipasang pada
pelepah. Batang kelapa sawit yang telah dicincang akan disusun rapi sesuai
bertujuan untuk merapikan baris tanaman, sebagai mulsa tanaman, dan bermanfaat
Alat yang digunakan dalam kegiatan peremajaan kelapa sawit ini yaitu
pokok kelapa sawit dalam satu hari kerja. Jam kerja excavator normalnya adalah
terjadi hujan. Kondisi lahan yang becek dapat memperberat kinerja mesin dan
Kumparan. 2018. “2,1 Juta Hektare Lahan Sawit Terindikasi Hasil Benih Ilegal.”
https://kumparan.com/@kumparanbisnis/lahan-2-1-juta-hektaresawit-
terindikasi-hasil-benih-ilegal.