Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN KULIAH LAPANGAN

PT Great Giant Pineapple (GGP), Terbanggi Besar, Lampung Tengah,


Lampung
(Pemanfaatan Limbah Industri)

Oleh :
Nadia Fakhirah Nurramdhani (25117008)

Dosen Pengampu :
Br. Ir. Endang Setiawati, M.T.
Sillak Hasiany Siregar, S.Si., M.Si.
Andika Munandar, S.Si., M.Eng.

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


JURUSAN TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR DAN KEWILAYAHAN
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..........................................................................................................................................I
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................1
1.2 Manfaat.......................................................................................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................................................................1
BAB II SEJARAH SINGKAT PERUSAHAAN....................................................................................2
BAB III HASIL KUNJUNGAN dan OBSERVASI LAPANGAN....................................................4
3.1 Waktu dan Tempat.....................................................................................................................4
3.2 Hasil Pengamatan.......................................................................................................................4
3.2.1 Proses Pembuatan Biogas...................................................................................................4
3.2.2 Pembuatan Kompos............................................................................................................5
3.2.3 IPAL UJA............................................................................................................................6
3.2.4 Treatment IPAL Nanas.......................................................................................................7
BAB IV PENUTUP..............................................................................................................................8
4.1 Kesimpulan.................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................9

I
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu kegiatan dari mahasiswa yang harus dilakukan adalah mengkuti kuliah
lapangan. Kuliah lapangan membantu para mahasiswa untuk lebih memahami dalam
penyelasaran antara teori yang dipelajari dalam kelas dengan keadaan di lapangan. Kuliah
lapangan yang diikuti oleh mahasiswa Teknik Lingkungan Institut Teknologi Sumatera
tersebut merupakan salah satu agenda rutin tiap tahunnya yang dilaksanakan oleh setiap
angkatan sesuai dengan matakuliah yang tengah dijalani. Dengan adanya kuliah lapangan
mahasiswa mampu mengetahui fakta-fakta yang ada di lapangan.

Dalam kesempatan ini saya berkunjung ke perusahaan yang cukup besar yaitu PT. Great
Giant Fruits (GGF) Lampung Tengah. Alasan dalam kunjungan kuliah lapangan kali ini
karena PT. Great Giant Fruits (GGF) sebagai produsen nanas terbesar di Indonesia, dan
produknya diekspor ke banyak negara di belahan dunia, sehingga menjadikan devisa atau
pemasukkan bagi negara. Selain itu PT. Great Giant Fruits (GGF) juga menerapkan zero
waste, dimana tidak ada limbah yang terbuang begitu saja tanpa dimanfaatkan dan diolah
terlebih dahulu.

Dari perusahaan yang bergerak di bidang pertanian maka semkain menambah ilmu
pengetahuan yang sangat berkaitan dengan disiplin ilmu yang kami pelajari. Dengan
adanya
kegiatan seperti ini siswa dapat mempelajarin, memperoleh informasi serta pengalaman
tentang pemanfaatan limbah dari PT. Great Giant Fruits (GGF) seperti memanfaatkan
limbah menjadi biogas serta kompos.

1.2 Manfaat
Berdasarkan maksud yang telah dipaparkan, hal ini bertujuan untuk memperluas wawasan
dan pengetahuan mahasiswa atau penulis mengenai apa yang telah didapatkan dalam
perkuliahan.

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari dilakukannya kunjungan ini adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa mengerti konsep dari zero waste.
2. Mahasiswa mengerti pemanfaatan limbah menjadi biogas.
3. Mahasiswa mengerti pemanfaatan limbah menjadi kompos.

1
BAB II
SEJARAH SINGKAT PERUSAHAAN

PT Great Giant Pineapple atau yang sering di singkat dengan sebutan GGP merupakan
perusahaan yang berdiri pada tanggal 14 Mei tahun 1979. Sehingga dapat dikatakan bahwa
PT Great Giant Pineapple merupakan perusahaan yang umurnya cukup lama yaitu 36
tahun.Pada awalnya PT Great Giant Pineapple yang di pelopori PT Umas Jaya Farm bergerak
dalam bidang usaha tanaman singkong dan pabrik pembuatan tepung tapioka di Terbanggi
Besar yang berdiri sejak tahun 1973 dengan di pelopori 20 orang perintis. PT Umas Jaya
Farm telah banyak melakukan terobosan. Salah satu terobosan lain yang dikelola sendiri oleh
PT Umas Jaya Farm adalah melakukan pembangunan pabrik pengolahan tepung singkong
dengan luas lahan yang diolah yaitu 1000 ha. Pada produk pengolahan tepung singkong ini,
PT Umas Jaya Farm telah memiliki nama dagang abadi sampai sekarang yaitu Tepung
Tapioka Cap Kodok yang kemudian berhenti dan akhirnya mulai menanam nanas. PT Great
Giant Pineapple dinyatakan resmi berdiri dengan fasilitas Penanaman Modal Dalam Negeri
(PMDN), saat itu yang menjadi notaris peresmian tersebut adalah Koesbiono Sarmanhadi,
S.H. Pada tanggal 21 Juli 1980 dibuat surat perjanjian tetap (SPT) No.102BPKPM/5/PMDM
tentang berdirinya PT Great Giant Pineapple co dengan status tanah yang digunakan adalah
Hak Guna Usaha (HGU) dengan luas tanah 9.118 ha dalam jangka waktu 20 tahun dan dapat
di perpanjang apabila perusahaan mampu memanfaatkan sumber daya dengan baik dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar perusahaan. PT. Great Giant Pineapple
memulai aktivitas menanam nanas pada tahun 1979.Saat iru jenis nanas yang ditanam di lahan
perusahaan adalah nanas tanpa duri yang sering diistilahkan dengan sebutan Smooth cayenne.
Tahun 1983-1984 PT. Great Giant Pineapple mulai membangun pabrik dan mengekspor
nanas kaleng hasil olahan untuk pertama kalinya sebanyak 4 kontainer pada tahun 1984 ke
beberapa negara tetangga. Kegiatan ekspor nanas kalengan sangat menguntungkan. Lahan
penanaman nanas pada PT Great Giant Pineapple terus meluas dan bertambah besar. Hingga
saat ini, luas lahan PT Great Giant Pineapple sudah mencapai kurang lebih 32.200 ha dengan
luas efektif penanaman yaitu 26.421,35 ha. PT. Great Giant Pineapple telah mengekspor
sekitar 99,8 persen hasil produksi nanansnya ke 50 negara di dunia termasuk negara-negara di
Eropa,Asia, Amerika, dan Australia dalam bentuk nanas segar, nanas kalengan dan
consentrat. PT Great Giant Pineapple telah mendapatkan ISO 9002 dari Lyod Register yang
artinya sistem kualitas yang diterapkan oleh perusahaan telah memenuhi standar internasional.
Pada tahun 1990 didirikan PT Great Giant Pineapple Livestock. Berdirinya PT Great Giant
Pineapple Livestock ini dimaksudkan media pemanfaataan limbah pabrik kulit nanas menjadi

2
pakan utama hewan sapi pengganti rumput dan untuk menghindari adanya dampak limbah
terhadap lingkungan. Selain itu, adanya PT Great Giant Pineapple Livestock juga bertujuan
mendukung program pemerintah dalam upaya meningkatkan pendapatan masyarakat yang
hidup disekitar perusahaan khusunya petani dalam pola Perkebunan Inti Rakyat (PIR).

3
BAB III
HASIL KUNJUNGAN dan OBSERVASI LAPANGAN

3.1 Waktu dan Tempat


Tanggal : Selasa , 22 Oktober 2019
Waktu : 09.00 WIB s.d selesai
Tempat : Terbanggi Besar, KM. 77, Lampung Tengah, Lampung, Indonesia.
3.2 Hasil Pengamatan
3.2.1 Proses Pembuatan Biogas
Sebelum pengolahan biogas limbah cair ditambung pada kolam kolam seperti
lagoon sebanyak 44 unit. Sistem pengolahan bolak-balik. Pada bak equalisasi ada
mixing dari nanas, milk jus, bromelin enzyme. Kolam Asidifikasi memiliki HRT 4
jam dan kedalaman kolam 3,5 m. Kemudian limbah dimasukka kedalam kolam
choloform

Proses pembuatan biogas dilakukan secara fermentasi yaitu proses terbentuknya


gas metana dalam kondisi anaerob dengan bantuan bakteri anaerob di dalam suatu
digester sehingga akan dihasilkan gas metana (CH4) dan gas karbon dioksida
(CO2) yang volumenya lebih besar dari gas hidrogen (H2), gas nitrogen (N2) dan
gas hydrogen sulfida (H2S). Proses fermentasi memerlukan waktu 7 sampai 10 hari
untuk menghasilkan biogas dengan suhu optimum 35°C dan pH optimum pada
range 6,4 – 7,9. Bakteri pembentuk biogas yang digunakan yaitu bakteri anaerob
seperti Methanobacterium, Methanobacillus, Methanococcus dan Methanosarcina .
Kandungan gas CH4 dari biogas dapat ditingkatkan dengan memisahkan gas CO2
dan gas H2S yang bersifat korosif. Reaksi pembentukan metana dari bahan-bahan
organik yang dapat terdegradasi dengan bantuan enzim maupun bakteri.

Makro gas dalam pengolahan yakni : sreening, clarifier, reactor.


Reaksi kimia pembuatan biogas secara mikro (gas metana) ada 3 tahap, yaitu :
a. Reaksi Hidrolisa/Tahap pelarutan
Pada tahap ini bahan yang tidak larut seperti selulosa, polisakarida dan lemak
diubah menjadi bahan yang larut dalam air seperti karbohidrat dan asam
lemak. Tahap pelarutan berlangsung pada suhu 25°C di digester.
b. Reaksi Asidogenik/Tahap pengasaman
Pada tahap ini, bakteri asam menghasilkan asam asetat dalam suasana
anaerob. Tahap ini berlangsung pada suhu 25°C di digester.

4
c. Asedogenesis.
d. Reaksi Metanogenik/Tahap gasifikasi
Pada tahap ini, bakteri metana membentuk gas metana secara perlahan secara
anaerob. Proses ini berlangsung selama 14 hari dengan suhu 25°C di dalam
digester. Pada proses ini akan dihasilkan 70% CH4, 30% CO2, sedikit H2 dan
H2S. tahap ini menggunakan CH3COOH. Pada tahapan ini apa bila PH kurang
dari 6,5 maka akan membentuk alcohol. Jika PH kurang maka akan ditambahkan
soda dan alkalinitas (HCO3-, CO3-2, OH-).
Sistem pengolahan menggunakan UASB (Upflow Anaerobiv Sludge Blanket).
Dengan kapasitas reactor 7200/hari atau 300m3/ jam, dan HRT 16 jam. Kapasitas
COD reaktor 64 ton akan menghasilkan gas 30 ton gas/ hari.
Gas yang dihasilkan dimanfaatkan menjadi :
 HFO (residu) dimanfaatkan untuk mengeringkan tapioca sebesar 30%
 Sebagai pengganti batu bara 70%

Selanjutnya masuk pada UASB


Pada proses ini akan ada pompa triple separator untuk pemisahan Biogas, O2,
dan bakteri. Bakteri pada UASB berukuan besar dan berbentuk granurar. Bakteri
dapat dilihat dan di pegang karena ada penambahan kapur Ca(OH)2, selain untuk
membentuk bakteri granular, Ca(OH)2 juga berfungsi untuk menaikkan PH.

Pada tahap akhir, gas yang dihasilkan akan digunakan sebagai biogas, air dan
bakteri dialirkan untuk pupuk.

NB: semakin tinggi TSS makan COD tinggi sehingga Gas yang dihasilkan pun
semakin banyak.
3.2.2 Pembuatan Kompos
Tahapan Pembuatan Kompos, diantaranya adalah:

a. Material (kotoran sapi murni) dari GGLC dialirkan melalui jalan khusus yg
sudah di buat menuju dumping.
b. Kemudian ketika material (fresh manure) sudah berada di dumping, akan di
alirkan ke sumtank 10 dan sumtank 7 (PLANT 1). Dari sumtank 10 akan
mengalirkan material ke sumtank 8 (PLANT 2) melalui pipa penyalur.
c. Kemudian setelah sampai di masing-masing sumtank material fresh menur
akan
masuk kedalam sumur yg tersedia di masing-masing sumtank. Di sumtank 10
diameter sumur 10m dan pada sumtank 7 diameter sumur 7 m. Di dalam sumur
5
terdapat pengaduk, yang nantinya akan mengaduk bahan (kotoran sapi & air)
agar homogen.
d. Kemudian setelah homogen material akan di sedot oleh mesin separator untuk
memisahkan antara padatan (solid manure) dan cairan (liquid manure).
e. Kemudian dari mesin separator solid manure di gunakan untuk bahan kompos
sedangkan liquid digunakan untuk merendam predecompost. Predecompost
adalah campuran dari bromelin & ampas bambu. Yg akan di campur dengan
solid manure pada pembuatan kompos. Komposisi pembuatan kompos 3 : 1.
Solid manure 3 predecompost 1.
f. Kemudian material siap di input kedalam batch dengan bantuan mesin bobcat.
g. Setelah material sudah masuk bath, material akan di aduk oleh tunner.
h. Material akan mengalami pengadukan dengan mesin tunner selama kurang
lebih
satu bulan hingga kompos matang. Setiap 5 hari sekali sample kompos diambil
untuk pengecekan kadar air.
i. Pengukuran suhu setiap 2 hari sekali dengan alat thermometer
j. Penimbangan sampel untuk mengetahui kadar air k. Kemudian sample yg
sudah di
timbang dan di ketahui kadar air, sample di oven selama 24 jam. Kemudian di
timbang kembali untuk di uji pH, C-organik dan N (nitrogen).

3.2.3 IPAL UJA


IPAL UJA merupakan IPAL yang mengolah air limbah dari pabrik singkong.
Treatment IPAL UJA meliputi:

1. Screening
Pemisahan limbah padat dan cair.
2. Sedimentasi
Padatan yang terbentuk di kolam dilakukan pengurasan dengan sistem drying batch,
yaitu padatan di sedot menggunakan pompa ke dalam kolam penampungan
kemudian di keringkan.
3. Anaerob
Proses ini bertujuan untuk merombak bahan organik dalam air limbah menjadi
bahan yang lebih sedrhana dan tidak berbahaya. Pada proses ini akan dihasilkan
gas-gas seperti gas CH4 dan CO2. Proses ini dapat diaplikasikan untuk air limbah
organik dengan beban bahan organik (COD) yang tinggi.

6
4. Aerob
Merupakan pemanfaatan aktivitas mikroba aerob dalam kondisi aerob untuk
menguraikan zat organik yang terdapat dalam air limbah menjadi zat inorganik
yang stabil dan tidak memberikan dampak pencemaran terhadap lingkungan.
5. Absorbsi dan Penjernihan
Penanaman tanaman eceng gondok di pilih untuk menyerap polutan mineral dan
organik
yang masih tersisa sehingga air limbah menjadi bening.

3.2.4 Treatment IPAL Nanas


1. Equalisasi
Mixing Limbah dan Biogas

2. Sedimentasi

Pengendapan partikel padat dengan HRT 3 bulan menggunakan excavator dan


pompa submersible

3. Anaerob
* Reduksi Sulfat
Mengoptimalkan bakteri SRB yang akan menaikkan PH air limbah
*Acetogen dan Methanogen
Akan berkerja dengan baik apabila konsentrasi sulfat limbah <800 mg/l

4. Penjernihan dan Penyerapan


Dengan menggunakan PAC (Poly Aluminium Chloride)

7
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Biogas merupakan bahan bakar gas (biofuel) dan bahan bakar yang dapat diperbaharui
(renewable fuel) yang dihasilkan secara anaerobic digestion atau fermentasi anaerob dari
bahan organik dengan bantuan bakteri metana seperti Methanobacterium sp. Bahan yang
dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan biogas yaitu bahan biodegradable seperti
biomassa (bahanorganik bukan fosil), kotoran, sampah padat hasil aktivitas perkotaan dan
lain-lain.

Pupuk Kompos adalah salah satu pupuk organik buatan manusia yang dibuat dari
proses pembusukan sisa-sisa bahan organik (tanaman maupun hewan). Proses
pengomposan dapat berlangsung secara aerobik dan anaerobik yang saling menunjang
pada kondisi lingkungan tertentu. Proses ini disebut juga dekomposisi atau penguraian.
Bahan dari pupuk kompos antara lain kotoran sapi, bromelin, bambu yang dicacah, ampas
singkong dan kulit singkong. Limbah sapi, di dalamnya ada padatan dan cairan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Julius S. 2009. (Julius@ggpc.co.id). 21 Februari 2009. Kualitas Fisik Kimia IPAL PT Great
Green Pineapple Lampung.
Susanto, Agus. 2018. Zerro Waste Management PT Great Giant Pinapple (GGP) Lampung Indonesia.
Universitas Muhammadiyah Metro. Lampung

Anda mungkin juga menyukai