PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui penerapan K3 dan lingkungan PT. Gunung Sugih,
Lampung Tengah.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui K3 di PT. Gunung Sugih, Lampung Tengah.
b. Untuk mengetahui tingkat kebisingan di PT. Gunung Sugih, Lampung
Tengah.
c. Untuk mengetahui tingkat pencahayaan di PT. Gunung Sugih,
Lampung Tengah.
d. Untuk mengetahui IPAL domestik dan IPAL produksi di PT. Gunung
Sugih, Lampung Tengah.
1.3 Manfaat
1. Manfaat bagi mahasiswa
a. Meningkatkan wawasan mahasiswa pada bidang Pengelolaan
Lingkungan dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja PT. Gunung Sugih,
Lampung Tengah.
b. Melatih dan meningkatkan keterampilan mahasiswa pada bidang-
bidang Pengelolaan Lingkungan dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
PT. Gunung Sugih, Lampung Tengah dengan berdasarkan pengetahuan
yang diperoleh dari proses perkuliahan.
c. Melatih berpikir kritis dan memecahkan masalah yang terkait dengan
bidang Lingkungan dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja PT. Gunung
Sugih, Lampung Tengah.
2. Manfaat bagi Perusahan/Industri
a. Menumbuhkan kerja sama yang saling menguntungkan, dinamis dan
bermanfaat dengan institusi pendidikan.
b. Memberikan masukan kompetensi yang sesuai, sehingga akan
membantu meningkatkan kemamapuan lulusan yang dibutuhkan dunia
kerja.
c. Memeperoleh tenaga kerja yang diharapkan dapat berperan serta dalam
pelakasanaan pekerjaan dan pemecahan permasalahan.
3. Manfaat bagi Prodi
a. Memperoleh umpan balik (feedback) untuk menyempurnakan
kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan pengguna (stakeholder)
dilingkungan pemerintah dan swasta.
b. Membangun jejaring (networking) dengan pihak pengguna lulusan.
2. Direktur Komersial
Direktur komersial bertanggung jawab terhadap pemasukan dan pengeluran
keuangan dan barang perusahaan secara menyeluruh.pada umumnya Direktur
memiliki tugas antara lain:
a. Mengembangkan dan menerapkan strategi komersial untuk perusahaan.
b. Bekerjasama dengan para manajer senior lainnya.
c. Mendukung tender dan proses kontrak.
d. Merundingkan, mengembangkan dan mengelola semua perjanjian komersial
untuk mengoptimalkan kepetingan komersial peusahaan.
e. Memberikan dukungan komersial pada semua operasi & pembangunan.
f. Memastikan praktek komersial sesuai dengan kebutuhan industri dan peraturan
terkait.
g. Mengidentifikasi dan mengembangkan peluang pertumbuhan bagi perusahaan.
h. Mendukung pengembangan peluang bisnis baru.
i. Mengelola tim kontrak komersial dan staf hukum yang efektif.
3. Direktur Produksi
Bertugas memberikan saran dan nasihat serta penilaian terhadap kinerja
bawahannya. Pada umumnya tugas direktur produksi adalah:
a. Memberikan sanksi terhadap kesalahan dan pelanggaran bawahan.
b. Meminta nasehat, petunjuk dan bimbingan dari atasnya.
c. Membuat inovasi baru dalam pengerjaan produksi.
4. Direktur Keuangan
Salah satu kepentingan di dalam manajemen yang merencanakan,
melaksanakan dan mengendalikan pemanfaatan sumber daya keuangan dalam
kegiatan entitas secara efisien dan efektif, dalam kerjasama secara terpadu dengan
fungsi-fungsi lainnya seperti riset dan penelitian, produksi, pemasaran dan sumber
daya manusia.
5. Internal Audit
Bertanggung jawab atas pemeriksaan/audit internal untuk laporan keuangan
kantor cabang dan depo serta pemeriksaan terhadap Sistem Prosedur yang
diterapkan minimal 2 kali dalam setahun.
Sedangkan untuk Tugas dan wewenang pada bagian struktual organisasi biro
produksi di PT. Gunung Sugih adalah sebagai berikut:
1. Departemen Produksi
Merencanakan, melaksanakan, mengendalikan serta mengkoordinasi kegiatan
operasional proses produksi pabrik panjang mulai dari pengupasan sampai dengan
pengepakan sesuai dengan target yang telah ditetapkan dan kegiatan pemeliharaan
serta mengendalikan kegiatan operasional produksi efektif dan efisien serta
bertanggung jawab atas pembinaan personil dilingkungan unit kerjanya.
Wewenang:
1. Berwenang menentukan target dan pola operasi produksi singkong PT. Gunung
Sugih.
2. Berwenang menghentikan operasi pabrik singkong PT. Gunung Sugih dalam
keadaan emergency.
3. Berwenang memberikan saran mengenai kebijakan dasar.
4. Berwenang memberikan saran mengenai perubahan sistem dan prosedur yang
berpengaruh terhadap kebijakan perusahaan.
5. Berwenang memberikan peringatan lisan dan tertulis kepada karyawan yang
melakukan pelanggaran peraturan/ketentuan yang berlaku.
6. Berwenang mengusulkan promosi, demosi, mutasi, kenaikan golongan/pangkat
karyawan yang menjadi binaannya ke direksi sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
Wewenang:
1. Berwenang menyusun rencana perawatan dan perbaikan peralatan pabrik.
2. Berwenang melakukan tindakan mengatasi kondisi peralatan pabrik dalam
kondisi emergency.
3. Berwenang memberikan saran mengenai perubahan sistem dan prosedur yang
berpengaruh terhadap kebijakan perusahaan.
4. Berwenang memberikan peringatan lisan dan tertulis kepada karyawan yang
melakukan pelanggaran peraturan/ketentuan yang berlaku.
5. Berwenang mengusulkan promosi, demosi, mutasi,kenaikan golongan/pangkat
karyawan yang menjadi binaannya kedireksi sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
Wewenang:
1. Berwenang mengatasi gangguan dan menghentikan operasional proses
produksi dalam kondisi emergency.
2. Berwenang memberikan saran mengenai perubahan sistem dan prosedur proses
produksi pabrik yang berpengaruh terhadap kebijakan perusahaan.
3. Berwenang memberikan peringatan lisan dan tulisan kepada karyawan
binaannya yang melakukan pelanggaran peraturan/ketentuan yang berlaku.
4. Berwenang mengusulkan promosi, demosi, mutasi, kenaikan golongan/pangkat
karyawan yang menjadi binaannya kedireksi sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
Gambar 3.1 Struktur Organisasi (PT. Gunung Sugih, September 2016)
Sistem kerja yang digunakan oleh PT. Gunung Sugih adalah sistem kerja non
shift dan shift. Pekerja non shift meliputi para karyawan administrasi perusahaan
kepala bagian, kepala seksi serta para manajer, sedangkan karyawan shift meliputi
operator, satpam dan karyawan pembantu.
Sistem penggajian karyawan meliputi dua jenis, yaitu fix salary atau gaji
tetap dan variable salary meliputi lembur, shift dan pegawai call out. Selain gaji
yang diberikan oleh perusahaan, karyawan juga diberi tunjangan, berupa
tunjangan shift, tunjangan proporsional, tunjangan cuti, tunjangan tahunan dan
tunjangan pengobatan.
3.6.1. Kepersonaliaan
Biro Personalia PT. Gunung Sugih mempunyai tanggung jawab yang besar
terhadap kelancaran, kelangsungan serta maju mundurnya perusahaan. Tugas dan
tanggung jawab Biro Personalia mengenai:
a. Penerimaan tenaga kerja untuk mendapatkan tenaga kerja yang baik juga
berkualitas.
b. Penempatan tenaga kerja sesuai skill dan keahlian.
c. Melakukan pemutusan hubungan kerja.
d. Memberikan nilai terhadap prestasi karyawan.
e. Mengeluarkan peraturan kepegawaian bagai karyawan.
Untuk mendapatkan tenaga kerja yang baik dan berkualitas, maka dalam
melakukan penerimaan tenaga kerja harus sesuai dngan spesifikasi jabatan (latar
belakang pendidikan dan usia) serta melalui serangkaian tes. Sebagian besar
tenaga kerja PT. Gunung Sugih ±80% adalah masyarakat disekitar pabrik dengan
jumlah tenaga kerja 119 orang. Distribusi tenaga kerja PT. Gunung Sugih sebagai
berikut:
2. Gaji Variabel
Gaji variabel ditentukan kepada prestasi kerja karyawan dan prestasi dari
perusahaan Berdasarkan pembagian karyawan staff dan non staff maka sistem
pengajiannya sebagai berikut:
Staff Karyawan
Gaji Tetap Gaji Tetap
Gaji Pokok Gaji Pokok
Tunjangan-Tunjangan Tunjangan-Tunjangan
Pengabdian Pengabdian
Jabatan Jabatan
Keluarga Keluarga
Lokasi Lokasi
Rumah Rumah
Pengobatan Rumah sakit -
Gaji Variabel Gaji Variabel
- Tunjangan Shiff
Call out Pengobatan Rumah Sakit
Bonus Bonus
Tunjangan Kehadiran
Lembur
Sumber: Bagian Personalia PT. Gunung Sugih.
3.6.3. Peraturan Perusahaan
Peraturan perusahaan adalah sesuatu yang memuat berbagai kebijaksanaan,
prosedur, serta pelaksanaan yang telah ditertibkan oleh perusahaan yang mana
kemudian disahkan oleh Departemen Tenaga Kerja yang berlaku di Indonesia.
Beberapa peraturan umum yang ditetapkan oleh PT. Gunung Sugih adalah:
1. Melalukan Absen baik waktu berangkat kerja maupun pulang kerja.
2. Memakai seragam yang disediakan oleh PT. Gunung Sugih.
3. Jumlah cuti tahuhan adalah 14 hari bagi setiap karyawan.
4. Setiap orang berkewajiban melaksanakan tugas dengan baik dan membersikan
tempat pekerjaan.
5. Dilarang membawa obat-obatan terlarang ke dalam wilayah perusahaan dan
dilarang meminum minuman yang mengandung alkohol selama jam kerja.
6. Setiap karyawan wajib masuk dan pulang kerja tepat pada waktunya.
2. Pengupasan
Pengupasan dilakukan oleh mesin shacker untuk diturunkan secara bertahap
dan di transfer oleh conveyor menuju mesin root feller untuk dibuang kulit
luarnya, akar ubi kayu dan tanah yang melekat pada singkong. dalam kegiatan-
kegiatan pengupasan kulit dihasilkan limbah padat berupa kulit dan tanah.
3. Pencucian
Singkong yang telah dikupas kulitnya, dicuci menggunakan mesin pencuci
(washing) dengan proses pembalikan sehingga sisa kulit yang masih melekat pada
singkong tertinggal bersama air yang kemudian dialirkan ke bak penampungan.
Air yang digunakan pada tahap ini sebagian berasal dari daur ulang pada tahap
separator dan centrifugasi, sehingga dapat menghemat penggunaan air.
4. Penyortiran
Penyortiran dilakukan pada conveyor to chooper untuk memisahkan antara
bonggol dengan singkong yang setelah itu dilakukan pencacahan. Pada tahap ini
menghasilkan bonggol singkong.
5. Pencacahan
Proses ini dilakukan pada mesin chooper untuk memotong atau mencacah
singkong menjadi bagian kecil-kecil selanjutnya masuk kedalam proses
pemarutan, maka pada proses ini para pekerja harus teliti melihat sungkong yang
masih berkulit dan masih perlu dicacah kembali, dalam hal ini para pekerja
ditugaskan beberapa orang dan tahap ini menghasilkan getaran dan kebisingan.
6. Pemarutan
Pemarutan dilakukan pada mesin rasper yang di dalamnya terdapat
komponen berupa silinder berputar dengan pisau-pisau gergaji yang memiliki
saringan dari bahan baja, pipa air, dan bak penampungan.
Cacahan singkong diparut dengan pisau-pisau pada silinder dengan gerakan
maju dan mundur dengan bantuan air. Hasil parutan disaring untuk memisahkan
kotoran dan milk singkong.
Milk singkong ditampung pada tangki dan diberikan air belerang dengan
tujuan membunuh kuman atau bakteri pada milk tersebut. Selanjutnya milk
singkong masuk ke dalam estraktor. Pada proses ini menghasilkan getaran dan
kebisingan.
7. Ekstraktor
Proses ini dilakukan pada mesin jet ekstraktor dengan bantuan air. Milk
dipres untuk dipisahkan milk dan ampas. Milk diproses di mesin separator,
sedangkan ampas diproses untuk dipisahkan air dan ampasnya. Pada tahap ini
menghasilkan ampas (onggok) dimana ampas dipres untuk dipisahkan limbah cair
dan onggok basah.
8. Separator
Proses ini dilakukan menggunakan mesin separator. Milk dipisahkan dengan
cara dipres dengan bantuan air untuk memisahkan milk dari getah, fiber, kotoran,
dan sampah-sampah. Hasil proses ini mengasilkan sari pati milk yang sudah bersih
dan selanjutnya diproses kedalam centrifugasi.
9. Centrifugasi
Proses ini dilakukan pada mesin centrifugasi. Mesin ini bertujuan untuk
memekatkan pasta tapioka yang didapat dari proses ekstraksi.
10. Pengovenan
Proses ini dilakukan pada mesin oven yang bertujuan untuk pengeringan
pasta tapioka. Setelah proses pengovenan tepung tapioka masih dalam keadaan
lembab, maka setelah ini dilakukan proses pengayakan supaya terpisah antara
yang masih menggumpal yang kering terpisah.
11. Pengayakan
Proses ini dilakukan pada mesin bagging (shifter) yang bertujuan untuk
memisahkan tepung halus dengan tepung yang kasar. Tepung kasar diproses ulang
ke dalam ekstraktor. Maka tepung yang halus akan mengarah kerah pengarungan
yang akan dilakukan pengepakan, sedangkan yang kasar akan dibuang kearah
belakang proses pengepakan yang telah diletakan karung supaya bisa
dikumpulkan dan diproses kembali.
12. Pengepakan
Pada proses ini PT. Gunung Sugih masih melakukannya dengan manual yaitu
masih mengguankan tenaga manusia, ditahap ini para pengepakan pekerja
memasukan menampung tepung yang keluar dari pengayakan, setelah diangkat
menuju timbangan yang akan dilakukan oleh pekeja yang lain. PT. Gunung Sugih
mengeluarkan produk tapioka dengan cap delman, waluh dan kamboja.
Setelah uraian dari proses produksi diatas maka kita diharapkan bisa belajar,
setidaknya memahami alur proses pembuatan singkong menjadi tepung tapioka.
3.8. Flow chart Proses Produksi Tepung Tapioka
UBI KAYU
(SINGKONG)
PENGOVENAN LIMBAH B3
PENGAYAKAN
PENGEPAKAN
END
Gambar 3.2. Flowchart Proses Produksi Tepung Tapioka PT. Gunung Sugih.