Anda di halaman 1dari 17

HALAMAN SAMPUL

PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT TRADISIONAL OLEH MASYARAKAT


KAMPUNG PUAY-YOKIWA, SENTANI TIMUR KABUPATEN JAYAPURA

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memeperoleh


Gelar Sarjana Sains Program Studi Biologi

OLEH:

NAOR WALLE
NIM. 0130540134

PROGRAM STUDI BIOLOGI


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2020

i
LEMBAR PERSETUJUAN

KATA PENGANTAR

ii
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,
Pengasih, dan Penolong atas berkat dan bimbingan-Nya sehingga proposal penelitian yang
berjudul “Pemanfaatan Tumbuhan Obat Tradisional Oleh Masyarakat Kampung Puay-
Yokiwa Distrik Sentani Timur Kabupaten Jayapura” dapat tersusun karena Kasih dan
pertolongan dari Tuhan. Dalam penyusunan proposal ini memiliki banyak keterbatasan
sehingga penulis mengharapan kritik, saran dan masukan yang bersifat membangun guna
kesempurnaan proposal ini.
Dalam menyusunan proposal ini, penulis mengalami banyak kesulitan dan tantangan,
namun Tuhan selalu membuka jalan dengan menghadirkan orang-orang yang baik dan selalu
siap membantu penulis berupa dukungan, doa, moril dan material. Untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih yang tulus dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Dr. Apolo Safanpo S.T., M.T. Selaku Rektor Universitas Cenderawasih
2. Dr. Dirk Y. P. Runtuboi M. Kes. Selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Cenderawasih
3. Dr. Ign Joko Suyono, M. Si. Selaku Ketua Jurusan Biologi
4. Dr. ret.nat. Henderina J. Keiluhu, M.Si. Selaku Ketua Program Studi Biologi
5. Dra. Supeni Sufaati, M.Sc., S.Sc. Selaku Dosen Wali
6. Dr. Lisye Iriana Zebua, M.Si selaku Dosen Pembimbing I atas kesabaran, tenaga
dukungan, doa, dorongan, masukan nasehat dalam selama menyusun proposal.
7. Drs. I. Made Budi, M. Si selaku Dosen Pembimbing II atas bimbingan, kesabaran tenaga,
nasehat, dorongan selama menyusun proposal
8. Kepada semua staf Dosen Jurusan Biologi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Cenderawasih.
9. Orang tua tercinta (mama dan bapa) serta kakak berdua, Eddy dan Addy dan adik-adikku
tersayang Luter, Saliminna dan Dobleng, yang telah banyak perhatian dan meberikan
dukungan doa, dana, nasihat dan kasih sayang sehingga penulis bisa tersusun proposal
penelitian ini.
10. Teman-teman angkatan 2013 yang saya bangakan atas dukungan doa, dorongan, kerja
sama serta suka duka yang kita mengalami bersama-sama.

iii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL...............................................................................................................i
ABSTRAK.................................................................................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN.....................................................................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................................iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN................................................................................................v
PEDOMAN PENGGUNAAN SKRIPSI..................................................................................vi
KATA PENGANTAR.............................................................................................................vii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................viii
BAB I. PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumuasan Masalah.........................................................................................................3
C. Batasan Masalah Penelitian.............................................................................................4
D. Tujuan Penelitian............................................................................................................4
E. Manfaat Penelitian..........................................................................................................5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................................6
2.1. Pengertian Etnobotani.................................................................................................6
2.2. Pengertian Tumbuhan Obat Dan Defenisi Obat Tradisional.......................................6
2.3. Sejarah Penggunaan Tumbuhan Obat-Obatan.............................................................7
2.4. Definisi Tumbuhan Obat Tradisional..........................................................................8
2.5. Pemanfaatan Tumbuhan Obat Tradisional..................................................................9
2.6. Bagian Tumbuhan Yang Dimanfaatkan Dalam Pengobatan Tradisional Dapat Di Bagi
Menjadi Beberapa Bagian, Yaitu...................................................................................9
BAB III. METODE PENELITIAN..........................................................................................11
3.1. Waktu Dan Lokasi Penelitian....................................................................................11
3.2. Populasi Dan Sampel.................................................................................................11
3.2.1. Populasi penelitian..................................................................................................11
3.2.2. Sampel Penelitian...................................................................................................11
3.3. Metode Penelitian......................................................................................................11
3.3.1. Metode Observasi Langsung..................................................................................11
3.3.2. Metode Wawancara................................................................................................11

iv
3.3.3. Metode Dokumentasi..............................................................................................11
3.3.4. Metode Kepustakaan...............................................................................................12
3.4. Alat dan Bahan..........................................................................................................12
3.4.1. Alat..........................................................................................................................12
3.4.2. Bahan......................................................................................................................12
3.5. Prosedur Penelitian....................................................................................................12
3.6. Analisa Data.............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia adalah negara kepulauan dengan hutan tropiknya yang luas. Hutan
tropik Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Indonesia sangat kaya
dengan berbagai jenis tumbuhan yaitu terdapat kurang lebih 30 ribu jenis dari 40 ribu
jenis tumbuhan yang ada di dunia. Sekitar 26% dari tumbuhan tersebut telah
dibudidayakan dan sekitar 74% masih tumbuh liar di hutan. Luas hutan tropik
Indonesia diperkirakan mencapai 143 juta ha, dan 80% dari luasan tersebut ditumbuhi
tanaman obat. Dalam hutan tropik tersebut kurang lebih 28.000 spesies tumbuhan telah
teridentifikasi, dan 1.000 spesies diantaranya telah digunakan sebagai tanaman obat
(Fahrurozi, 2014).
Pemanfaatan tumbuhan obat tersebut dilakukan secara tradisional dan telah
diwariskan turun-temurun dari nenek moyang sehingga berakar kuat dalam budaya
bangsa, oleh karena itu baik dalam ramuan maupun dalam penggunaannya sebagai
obat tradisional masih berdasarkan pengalaman yang diturunkan dari generasi ke
generasi baik secara lisan maupun tulisan (Takarasel, 2010).
Papua memiliki keanekaragaman flora dan fauna yang tinggi, namun
pemanfaatannya masih terbatas serta kurangnya kajian terhadap jenis tumbuhan obat
yang sudah dimanfaatkan oleh suku-suku di Papua. Sebagai salah satu provinsi terluas
di Indonesia, Papua memiliki banyak sumber daya alam atau kekayaan alam
diantaranya Tumbuhan Berkhasiat Obat. Hasil penelitian di berbagai wilayah di Papua
menunjukkan bahwa pemanfaatan tumbuhan sebagai bahan obat tradisional di Papua
cukup tinggi, dan setiap daerah mempunyai potensi yang berbeda. Keragaman
tumbuhan menurut Kawengian & Rumahorbo (2009) dan Haperi (2002) khususnya
vegetasi nonkayu dimanfaatkan oleh masyarakat untuk berbagai keperluan termasuk
bahan pangan, bangunan, perabot rumah tangga, dan obat-obatan.
Menurut Mikan & Runtuboi (2019), orang Papua memanfaatkan 650 jenis
tumbuhan, 134 famili dan 378 genera sebagai obat, bahan tali-temali, bahan membuat
perahu, bahan ukiran dan bahan makanan. Fakta menunjukkan bahwa masyarakat
tradisional telah mampu memanfaatkan aneka jenis tumbuhan untuk tujuan
pengobatan secara turun-temurun walaupun data ilmiah tentang bahan obat ini belum

1
banyak diteliti. Menurut Muhlisah (2004) selain murah dan mudah didapat, obat
tradisional yang berasal dari tumbuhan pun tidak memiliki efek kimia, hal ini
disebabkan efek dari obat yang bersifat alamiah, tidak sekeras dari obat-obatan kimia.
Obat tradisional adalah ramuan dari berbagai jenis bagian tanaman yang
mempunyai khasiat menyembuhkan berbagai macam penyakit yang sudah dilakukan
sejak zaman dahulu secara turun-menurun. Obat tradisional sendiri masih mempunyai
beragam variasi dari senyawa, sehingga obat tradisional mungkin terjadi dengan
adanya interaksi antar senyawa yang mempunyai pengaruh lebih kuat. Namun dapat
terjadi sebaliknya yaitu interaksi tersebut akan berubah menjadi toksin, sedangkan obat
paten adalah obat yang telah diakui khasiatnya melalui uji klinis, uji keamanan dan
manfaat obat modern biasanya berhubungan dengan senyawa yang dikenal dapat
memberantas penyakit dan obat inilah yang dipakai oleh dokter untuk mengobati
pasiennya dengan memberikan sebuah resep (Siswoyo, 2004).
Tumbuhan obat adalah tumbuhan yang salah satu atau seluruh bagian pada
tumbuhan tersebut mengandung zat aktif yang berkhasiat bagi kesehatan yang dapat
dimanfaatkan sebagai penyembuh penyakit (Dalimarta, 2000; Wijayakusuma, 2008).
Bagian tumbuhan yang dimaksud adalah daun, buah, bunga, akar, rimpang, batang
(kulit) dan getah (resin). Ada dua cara membuat ramuan obat dari tumbuhan yaitu
dengan cara direbus dan ditumbuk (diperas). Sementara itu, penggunaan ramuan obat
ada tiga cara yaitu diminum, ditempelkan, atau dibasuhkan dengan air pencuci.
Penggunaan dengan cara diminum biasanya untuk pengobatan organ tubuh bagian
dalam, sedangkan dua cara lainnya untuk pengobatan tubuh bagian luar (Kusuma &
Zaky, 2005).
Beberapa hasil kajian pemanfaatan tumbuhan obat di Papua telah dilakukan,
diantaranya kajian tentang pemanfaatan tumbuhan obat tradisional oleh masyarakat
kepulauan Mansinam (Hamzah dkk., 2003); Inventarisasi tanaman obat di Kabupaten
Jayapura Provinsi Papua (Widiyastuti & Widayat, 2013); pemanfaatan tumbuhan obat
oleh Suku Kanum di Taman Nasional Wasur (Winara & Mukhtar, 2016); identifikasi
dan pemanfaatan tumbuhan obat Suku Dani di Kabupaten Jayawijaya Papua (Mabel
dkk., 2016); pemanfaatan jenis tumbuhan sebagai obat tradisional berbasis
ethnomedical knowledge pada masyarakat suku Mandobo (Mikan & Runtuboi, 2019);
dan pemanfaatan tumbuhan obat tradisional oleh suku Mee Distrik Kamuu (Dogomo
dkk., 2020).

2
Kampung Puay-Yokiwa, merupakan salah satu dari lima pembagian wilayah
adat Papua yaitu wilayah Manta yang terdapat di wilayah Sentani Timur. Berdasarkan
hasil observasi awal di Kampung Puay-Yokiwa, sudah sejak lama masyarakatnya
secara tradisional menggunakan atau memanfaatkan berbagai jenis tumbuh-tumbuhan
sebagai obat. Pemanfaatan jenis tumbuhan sebagai obat telah digunakan masyarakat
secara turun temurun, hal ini dilakukan sebagai salah satu upaya untuk tetap
melestarikan budidaya tumbuhan dalam bidang pengobatan tradisional. Sebagian besar
tanaman obat tersebut langsung diambil dari hutan atau kebun, dipekarangan rumah
atau tanaman hias dan ada juga yang diambil dari pinggiran sungai. Adapun alasan
masyarakat menggunakan tanaman obat tradisional yaitu karena tanaman obat mudah
dicari dan tidak menimbulkan efek samping yang besar. Penelitian tentang tanaman
obat di Kampung Puay-Yokiwa belum pernah dilakukan, sehingga peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian tentang: “Pemanfaatan Tumbuhan Obat Tradisional Di
Kampung Puay-Yokiwa Distrik Sentani Timur Kabupaten Jayapura”.

B. Rumuasan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permasalahan


Sebagai berikut :
1) Jenis tumbuhan obat apa saja yang dimanfaatkan oleh masyarakat Kampung Puai-
Yokiwa Distrik Sentani Timur Kabupaten Jayapura?
2) Organ tumbuhan apa saja yang digunakan untuk obat oleh masyarakat Kampung
Puay-Yokiwa Distrik Sentani Timur ?
3) Bagaimana cara pengelolaan tumbuhan obat tradisional oleh masyarakat Kampung
Puay-Yokiwa Distrik Sentani Timur ?

C. Batasan Masalah Penelitian

Dalam penelitian ini pemanfaatan jenis tumbuhan yang digunakan sebagai obat-
obatan tradisional, dibatasi pada masalah pengenalan berbagai jenis tumbuhan yang
dimanfaatkan sebagai obat tradisional (baik tumbuhan asli maupun introduksi) yang
digunakan oleh masyarakat Kampung Puay-Yokiwa.

D. Tujuan Penelitian

Penelitian dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:


3
1) Untuk mengetahui jenis tumbuhan obat tradisional yang dimanfaatkan oleh
masyarakat Kampung Puai-Yokiwa Distrik Sentani Timur Kabupaten Jayapura .
2) Untuk mengetahui bagian organ tumbuhan yang dapat digunakan sebagai obat oleh
masyarakat Kampung Puay-Yokiwa, Kabupaten Jayapura Sentani Timur.
3) Untuk mengetahui cara pengelolaan tumbuhan obat tradisional oleh masyarakat
Kampung Puay-Yokiwa Distrik Sentani Timur?

E. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat:


1) Memberi informasi tentang tumbuhan obat tradisional yang dimanfaatkan
masyarakat di Kampung Puay-Yokiwa Distrik Sentani Timur, Kabupaten
Jayapura.
2) Sebagai salah satu upaya untuk menggali kekayaan alam dan melestarikan budaya
tradisional yang memiliki manfaat yang besar.
3) Sebagai salah bahan penunjang dalam mata kuliah Etnobotani.
4) Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan yang perlu untuk
penelitian-penelitian selanjutnya dalam pengembangan dan pelestarian tumbuhan
obat tradisional di Kampung Yokiwa Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Tumbuhan Obat

Tumbuhan obat tradisional merupakan berbagai tumbuhan obat yang beberapa dan
seluruh bagian tumbuhan tersebut mengandung zat aktif, yang berkhasiat bagi (penyembuhan
penyakit). Pengobatan tergantung pada kegunaan preventif dari persediaan tanaman dan
berperan untuk menghindari dan menjaga kesehatan serta tenaganya (Erwati dan dkk. 1998).

Dalam pemanfaatan obat tradisional erat kaitannya dengan aspek budaya masyarakat
yang perhubungan dengan pewarisan nenek moyang mereka secara turun-temurun.
Tumbuhan atau tanaman yang di jadikan ramuan tradisional adalah tanaman yang di yakini
dan telah terbukti berkhasiat untuk mengobati suatu penyakit tertentu. Hampir semua bagian
tanaman atau tumbuhan dapat suatu dimanfaatkan sebagai bahan ramuan tradisional, dari
bagian daun, batang, kulit batang, buah, biji, bahkan akar dan rimpangnya (Redaksi
Agromedia, 2003).

2.1. Sejarah Penggunaan Tumbuhan Obat-Obatan

Penggunaan tumbuhan sebagai obat-obatan telah sejak berlangsung ribuan tahun


yang lalu. Para ahli kesehatan bangsa Mesir kuno pada 2500 tahun sebelum masehi telah
menggunakan tumbuhan obat-obatan. Sejumlah besar resep penggunaan produk
tumbuhan untuk pengobatan berbagai penyakit, gejala-gejala penyakit dan diagnosanya
tercantum dalam Papryrus Ehers.

Bangsa Yunani kuno juga banyak menyimpan catatan mengenai penggunaan


tumbuhan obat Hyppocrates (372 tahun sebelum masehi) dan Pedanios Dioscorides 100
tahun sebelum masehi) membuat himpunan keterangan terinci mengenai ribuan tumbuhan
obat dalam De Materia Medica.

Di Indonesia, pemanfaatan tumbuhan sebagai obat-obatan juga berlangsung


ribuan tahun yang lalu. Tetapi penggunaan belum terdokumentasi dengan baik. Pada
pertengahan abad ke XVII seorang botanikus bernama Jacobus Rontius (1592-1631)
mengumkan khasiat tumbuh-tumbuhan dalam bukunya De Indiae Untriusquera Naturali
et Medica. Meskipun hanya 60 jenis tumbuh-tumbuhan yang diteliti, tetapi buku ini

5
merupakan dasar dari penelitian tumbuh-tumbuhan obat oleh N.A. van Rheede tot
Draakestein (1637-1691) dalam bukunya Hordus Indicus Malabaricus. Pada tahun 1888
di Bogor didirikan Chemis Pharmacologisch Laboratorium sebagai bagian dari Kebun
Raya Bogor dengan tujuan menyelidiki bahan-bahan atau zat-zat yang dapat dalam
tumbuh-tumbuhan yangdapat digunakan untuk obat-obatan. Selanjutnya penelitian dan
publikasi mengenai khasiat tumbuhan obat-obatan semakin berkembang.

Menurut Zein (2005), Kelemahan tumbuhan obat-obatan sebagai berikut:


1. Sulitnya mengenali jenis tumbuhan dan bedanya nama tumbuhan berdasarkan daerah
tempatnya tumbuh.
2. Kurangnya sosialisasi tentang manfaat tumbuhan obat terutama di kalangan dokter.
3. Penambilan tumbuhan obat yang berkhasiat berupa fitofarmaka kurang menarik
dibandingkan obat-obatan paten.
4. Kurangnya penelitian komprenshif dan terintegrasi dari tumbuhan obat.
5. Belum ada upaya pengenalan dini terhadap tumbuhan obat.
Secara umum dapat diketahui bahwa tidak kurang 82% dari total jenis
tumbuhan obat hidup di ekosistem tropika dataran rendah pada ketinggian dibawa 100
meter dari permukaan laut. Saat ini ekosistem hutan dataran rendah adalah kawasan hutan
yang paling banyak rusak dan punah karena berbagai kegiatan eksploitasi kayu oleh
manusia (Zuhud, 2009).
Menurut UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan, obat tradisional adalah bahan
atau ramuan bahan berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian
(galenik) atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun-temurun telah digunakan
untuk pengobatan. Sediaan obat traduisional yang digunakan masyarakat saat ini disebut
sebagai herbal Medicine atau fitofarmaka yang di teliti dan di kembangkan lebih lanjut.
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 761 tahun 1961 menyatakan bahwa fitofarmaka
adalah sediaan obat yang dibuktikan keamanan dan khasiatnya, bahkan bakunya terdiri
dari simplisia atau sediaan galenik yang memenuhi persyaratan yang berlaku.

2.2. Definisi Tumbuhan Obat Tradisional

Obat tradisional adalah ramuan dari tumbuh-tumbuhan yang berkhasiat atau


diperkirakan berkhasiat obat dan diketahui berdasarkan penurunan orang-orang tua atau
dengan pengalaman yang ada tentang tumbuhan obat itu sendiri. Perbedaan antara obat
tradisional dan obat modern adalah pemanfaatan dan pengolahan obat tradisional tidak

6
memerlukan campuran bahan kimia atau bahan lain yang dapat menyembuhkan penyakit
namun hanya memerlukan air panas sebagai penyeduh, walaupun zat-zat yang terkandung
dalam tumbuhan obat tradisional tersebut belum diketahui. Sedangkan obat modern
berbeda dengan obat tradisional karena sudah diolah dan di kemas dengan bahan-bahan
kimia sintetik yang dianggap mampu menyembuhkan penyakit sehingga lebih mudah
untuk dikonsumsi (Tampubolon). Tumbuhan obat adalah tumbuhan yang salah satu atau
seluruh bagian pada tumbuhan tersebut mengandung zat atau bahan aktif yang berkhasiat
bagi kesehatan dan dapat dimanfaatkan sebagai penyembuh. Bagian tumbuhan yang
dimaksud adalah piji, daun, buah, akar, batang, (kulit batang), rimpang (umbi-umbian),
dan getah (resi). Pengunaan tumbuhan obat secara tradisional terbagi atas dua cara yaitu
pengobatan yang dilakukan dari dalam tubuh dan pengobatan yang di lakukan darib luar
tubuh (Rksodikardjo, 1991 dalam Piogome, 2004).

2.3. Pemanfaatan Tumbuhan Obat Tradisional

Sejarah pengobatan tradisional yang telah dikenal sejak lama sebagai warisan
budaya dan tetap diteruskan sehingga kini menjadi potensi dan modal dasar untuk
mengembangkan obat-obatan tradisional yang berasal dari tumbuhan. Menurut WHO,
diperkirakan sekitar 4 milyar penduduk dunia (± 80%) menggunakan obat-obatan yang
berasal dari tumbuhan. Bahkan banyak obat-obatan modern yang digunakan sekarang ini
berasal dan dikembangkan dari tumbuhan obat. WHO mencatat terdapat 119 jenis bahan
aktif obat modern berasal dari tumbuhan obat (Suganda, 2002).
Pada tahun 2008 telah menjadi 1166 industri yang terdiri dari 1037 IKOT
(Industri Kecil Obat Trafdisional) dan 129 IOT (Industri Obat Tradisional). Dengan
meningkatkan jumlah industry dan produksi obat tradisional secara langsung
meningkatkan penggunaan bahan baku tumbuhan obat (Balitro, 2010).
Pengetahuan tentang tumbuhan berkhasiat obat ini sudah lama dimiliki oleh nenek
moyang kita dan hingga saat ini telah banyak yang terbukti secara ilmiah. Pemanfaatan
tumbuhan obat Indonesia akan terus meningkat mengingat kuatnya keterkaitan bangsa
Indonesia terhadap tradisi kebudayaan memakai jamu.

2.4. Bagian Tumbuhan Yang Dimanfaatkan Dalam Pengobatan Tradisional Dapat Di


Bagi Menjadi Beberapa Bagian, Yaitu
1. Daun
Umumnya daun berstruktur lunak karena kandunagan airnya tinggi, antara 70%-

7
80%. Pada permukaan daun terkadang terdapat dijumpai lapisan semacam lilin,
mengkilat dan ada pula yang berbulu halus atau berambut dengan bentuk yang
beragam. Beberapa jenis simpkisia daun tumbuhan obat di panen pada waktu masih
muda atau masih berbentuk tunas. Namun, ada pula daun yang dipanen pada saat
daun mengalami petumbuhan maksimal atau tua.
2. Buah
Buah juga memiliki kandungan air yang cukup tinggi, yaitu antara 70%-80%.
Buah-buah yang lunak kecuali mengandung air, juga mengandung lemak, protein atau
zat-zat lain sehingga membutuhkan tindakan yang khusus pada saat pengolahan agar
kandungan zat didalamnya tidak ikut hilang. Buah dapat dipanen ketika buahnya
masak, karena diperkirakan memiliki kandungan senyawa aktif maksimal, terutama
pada buah yang memiliki kandunagan minyak asiri.
3. Bunga
Kandungan air dalam bunga 70%, bersifat lunak dan mudah rusak. Apabila telah
melewati proses pengeringan, bunga akan mengalami perubahan karena reaksi
oksidasi dan fermentasi. Pengolahannya pun sangat hati-hati karena keadaan bunga
yang trdiri dari bagian-bagian yang rapuh serta muda rontok.
4. Batang dan Kulit Batang
Batang dan Kulit Batang memiliki fifat yang hampir sama, yaitu kayu keras dan
ult. Karena keduanya memiliki kandungan serat selulosa serta lignin yang tinggi.
Pengolahan terhadap kedua jenis ini harus sesuai dengan anjuran dengan
memperhatikan sifat yang di miliki oleh simplisia tersebut.
5. Akar
Akar berbagai produk tanaman obat dipedakan dalam dua golongan menurut asal
dan jenis tanamannya, yaitu akar lunak (mengandung banyak air) dan akar keras
(memiliki kandungan serat yang tinggi). Pada pengolahan akar lunak memerlukan
waktu yang sangat efisien akar dapat menghindari pembusukkan dan fermentasi.
Sedangkan pada akar keras penanganannya hambir sama dengan simplisia batang dan
kulit batang.
6. Rimbang Dan Umbi-Umbian
Rimbang umbi batang, dan umbi lapis dan umbi akar umumnya memiliki sifat
yang hampir sama, yakni keras dan agak rupuh. Disebabkan oleh zat pati, protein
yang tinggi dan kandungan air yang tinggi pula. Pengolahn untuk produk
tumbuhanobat berupa rimpang dan umbi-umbian ini harus sesuai dan memperhatiakn
8
sifat umum yang di miliki.
7. Biji-bijian.
Biji-bijian ada yang keras dan ada pula yang lunak. Biji banyak mengandung zat
tepung, protein dan minyak. Selain itu biji-bijian memiliki kadar air yang bervariasi
terkandung pada saat biji tersebut di panen. Semakin tua umur biji maka kadar airnya
pun semakin rendah. Untuk itu pengolahannya harus memperhatiakn sifat umum biji
agar tidak muda hancur dan rusak.

9
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian


Waktu pengambilan data dilakukan selama dua bulan (April-Mei 2021). Lokasi
pengampilan data dilaksanakan di Kampung Puay-Yokiwa Distrik Sentani Timur,
Kabupaten Jayapura (Lampiran 1…buat peta lokasi penelitian)

3.2. Populasi dan Sampel


3.2.1. Populasi penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah tumbuhan-tumbuhan yang tumbuh di
kampung Puay-Yokiwa Distrik Sentani Timur Kabupaten Jayapura, serta jenis-jenis
tumbuhan pada lokasi tersebut.
3.2.2. Sampel Penelitian
Sampel penelitian adalah tumbuhan yang dimanfaat sebagai obat oleh masyarakat
kampong Puay-Yokiwa Distrik Sentani Timur Kabupaten Jayapura.
3.3 Metode Penelitian
Dalam mengkaji pemanfaatan tumbuhan obat tradisional pada masyarakat Kampung
Puay-Yokiwa Distrik Sentani Timur Kabupaten Jayapura akan menggunakan dua
pendekatan yaitu pendekatan Emik dan Etik, sedangkan metode yang digunakan dalam
pengumpulan data adalah metode deskriptif kualitatif dengan teknik :
3.3.1 Observasi
Pelaksanaan observasi akan dilakukan dilokasi lokasi penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui data awal tentang objek penelitian, serta untuk
mendapatkan sumber informan, yaitu informan pangkal, informan kunci, dan
informan pelengkap.
3.3.2 Wawancara
Teknik wawancara yang akan dilakukan menggunakan teknik wawancara
terbuka kepada informan, yaitu informan pangkal, informan kunci, dan informan
pelengkap. Peneliti akan menggunakan panduan wawancara tentang tumbuhan obat
tradisional yang dimanfaatkan oleh masyarakat kampong Puay-Yokiwa Distrik
Sentani Timur, Kabupaten Jayapura (Lampiran 2….panduan wawancara).
3.3.3 Dokumentasi

10
Data-data yang diperoleh akan didokumentasikan dalam bentuk foto atau
gambar, kemudian akan dilakukan pembuatan specimen herbarium untuk proses
identifikasi tumbuhan.
3.3.3 Kepustakaan
Dalam proses identifikasi tumbuhan obat, peneliti akan menggunakan teknik
studi pustaka dengan menggunakan jurnal-jurnal ilmiah, buku, serta sumber pustaka
lainnya yang relevan dengan topik penelitian.

3.4 Alat dan Bahan


3.4.1 Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain pisau cuter, JPS, parang, kamera,
digital, kantong plastic, spesimen, hekter, kertas label, alat tulis dan buku identifikasi.
3.4.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tumbuhan yang dimanfaatkan
sebagai tumbuhan obat tradisional.
3.5 Prosedur Penelitian
Dalam penelitian ini diperlukan langkah-langkah awal yaitu penijauan awal ke lokasi
penelitian yang terletak di Kampung Yokiwa Distrik Sentani Timur Kabupaten Jayapura.
Pengambilan data dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Mengetahui terlebih dahulu informasi awal mengenai pemanfaatan tumbuh-
tumbuhan obat yang masih digunakan dalam pengobatan oleh masyarakat tersebut.
2. Mencari informasi pangkal, informan kunci dan informan pelengkap pada
masyarakat.
3. Mewawancarai informan-informan tersebut dengan pola semi struktural.
4. Mencatat seluruh infomasi dari para informan-informan.
5. Melakukan pengamatan terhadap sampel yang menjadi objek hasil wawancara.
6. Membuat dokumendasi dari sampel-sampel tersebut.
7. Mengamati dan menganalisa data dengan menggunakan literatur yang ada.

3.6 Analisa Data


Penelitian ini bersifat deskriptif dengan tujuan untuk mengambarkan keadaan objek
penelitian. Data yang diperoleh dianalisa secara kualitatif, dengan mengumpulkan,
mengurutkan dan mengelompokkan data dalam bentuk tabel, gambar, maupun uraian.

11
DAFTAR PUSTAKA

Arsyah Disca Cahyari, Kajian Etnobotani Tanaman Obat (Herbal) Dan Pemanfaatannya
Dalam Usaha menunjang Kesehatan Keluarga Di Dusun Turgo, Purwobinangun,
Pakem, Sleman, Skripsi, Yogyakarta: Universitas Negeri Sunan Kalijaga, Program
Studi Biologi Fakultas Sains dan
Teknologi, 2014
A.N.S Thomas. Tanaman Obat Tradisional 2, Yogjakarta: Penerbit Kanisius, 1992
Ariati, Jenis tumbuhan berkhasiat obat di kelurahan muara tuhup, Skripsi, Palangka Raya:
Fakultas Keguruan dan ilmu pendidikan jurusan pendidikan mipa program studi
pendidikan biologi Universitas Palangka Raya, 2015
Azham Zikri, Biantary Maya Preva, Laporan Penemlitian Inventarisasi Jenis Tumbuhan
Berkhasiat Sebagai Obat Pada Plot KonservasiTumbuhan Obat Di KHDTK Samboja
Kabupaten Kutai Kartanegara, Samarinsa: Fakultas Pertanian Universitas 17
Agustus !945, 2012
Azwar, Agoes, Tanaman obat Indonesia buku 2, Jakarta: Salemba Medika, 2010
Dalimartha Setiawan, Atlas tumbuhan Obat Indonesia. Jakatrta: Trubus Agriwidya, 2008
Dalimartha Setiawan, Tanaman Obat dilingkungan sekitar, Jakarta: Puspa Swara, Anggota
Ikapi, 2007
Dewi Eri Asworo Weni, Pengaruh Ekstrak Pandan Wangi Pandanus amaryllifolius Roxb
6 mg/ grBB Terhadap Waktu Induksi Tidur Dan Lama Waktu Tidur Mencit BALB,
Skripsi, Semarang: Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, 2009
Hardian Ningsih, Studi Kromosom Tanaman Mata Kucing Dalam Upaya Peningkatan
Kualitas Dimocarpus malesianus Leenh buah, Surakarta: Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret, 2011
Ipteknet. 2005f. Tanaman Obat Indonesia :Ubi Kayu (on-line)
http://www.iptek.net.id/ind/pd/tanobat/view.php?mnu=2&id=7 diakses 18 juni 2008

12

Anda mungkin juga menyukai