Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH

Ekosistem
Diajukan untuk memenuhi mata kuliah Dasar- Dasar Ekologi
Dosen Pengampu :
Desi Kartikasari, M.Si.

Disusun Oleh :
1. Muhammad Iqbal Maulana (126208211026)
2. Muhammad Hamsa Al Ahsin (126208211025)
3. Vivit Nur Habibah (126208211041)

SEMESTER 3
PROGRAM STUDY TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATUALLAH TULUNGAGUNG
OKTOBER 2022

i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb.

Puji syukur kepada Allah swt. atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah
mata kuliah Dasar- Dasar Ekologi yang membahas tentang “Ekosistem” dapat terselesaikan.
Dan tidak lupa saya ucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu
dan mendukung dalam penulisan dan penyelesaian makalah ini, kepada :

1. Bapak Dr. Maftukhin, M.Ag, selaku Rektor UIN Sayyid Ali Rahmatuallah
Tulungagung.
2. Dewan Pimpinan Kampus dan seluruh jajaran staff pengajar di UIN Sayyid Ali
Rahmatuallah Tulungagung .
3. Desi Kartika Sari, M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah Dasar- Dasar Ekologi yang
telah memberi materi pendukung dan masukan serta bimbingannya.
4. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini sangat lah banyak kekurangan dan ke tidak sempurnaan. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun dari pembaca sangat diperlukan untuk menyempurnakan makalah
ini. Semoga makalah ini berguna dan bermanfaat bagi pembacanya.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

Tulungagung, 23 Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Cover ................................................................................................................................. i
Kata Pengantar ................................................................................................................. ii
Daftar Isi ......................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 1
1.3 Tujuan ................................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................. 3
2.1 Konsep dan Komponen dalam Ekosistem .......................................................... 3
A. Pengertian dan Definisi Ekosistem ................................................................ 3
B. Komponen Ekosistem .................................................................................... 4
C. Tipe Ekosistem............................................................................................... 6
D. Contoh Ekosistem .......................................................................................... 8
E. Daerah Aliran Sungai (DAS) ....................................................................... 11
F. Homeostasis Ekosistem ............................................................................... 12
2.2 Parameter- Parameter Ekosistem ...................................................................... 13
2.3 Konsep Ekoenergetika ...................................................................................... 14
2.4 Konsep Hukum Termodinamika I dan II .......................................................... 17
2.5 Komponen Penyusun Rantai Makanan dan Jenis-Jenis Rantai Makanan ........ 18
2.6 Jaring- Jaring Makanan ..................................................................................... 21
2.7 Konsep Piramida Makanan ............................................................................... 23
2.8 Aliran Energi dalam Ekosistem ........................................................................ 28
2.9 Keterkaitan Al-Quran dengan Ekosistem ......................................................... 30
BAB III PENUTUP ....................................................................................................... 32
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 32
3.2 Saran .................................................................................................................. 32
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 33

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Makhluk hidup di alam ini menempati tempat-tempat tertentu sesuai dengan habitatnya.
Ada yang hidup di air, di tanah/darat, maupun di udara. Tempat hidup di dunia ini tidak
bertambah luas, sementara pertambahan jumlah makhluk hidup relatif bertambah. Hal ini
menyebabkan makin banyaknya makhluk hidup yang menempati permukaan bumi sehingga
ekosistem di muka bumi ini semakin sempit.

Makhluk hidup akan menjalin hubungan saling ketergantungan antar makhluk hidup di
dalam komunitas. Selain itu, makhluk hidup juga akan menjalin hubungan dengan
lingkungannya. Makhluk hidup sangat bergantung kepada lingkungan. Hubungan antara
makhluk hidup dengan lingkungannya akan membentuk ekosistem. Ekosistem merupakan
tempat berlangsungnya hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Oleh
karena itu, sangat perlu memahami konsep tentang ekosistem, komponennya dan cara untuk
menjaga dan melestarikannya agar makhluk hidup dan lingkungannya dapat tetap
melangsungkan hidupnya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu Konsep dan Komponen dalam Ekosistem ?
2. Apa itu Parameter-Parameter Ekosistem ?
3. Apa itu Konsep Ekoenergetika ?
4. Apa itu Konsep Termodinamika I dan II ?
5. Apa saja Komponen Penyusun Rantai Makanan dan Jenis-Jenis Rantai Makanan ?
6. Apa itu Jaring- Jaring Makanan ?
7. Apa itu Konsep Piramida Makanan ?
8. Apa itu Aliran Energi dalam Ekosistem ?
9. Bagaimana Keterkaitannya Al- Quran dengan Ekosistem ?
1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Konsep dan Komponen dalam Ekosistem.
2. Untuk Mengetahui Parameter-Parameter Ekosistem.
3. Untuk Mengetahui Konsep Ekoenergetika.
4. Untuk Mengetahui Termodinamika I dan II.

1
5. Untuk Mengetahui Komponen Penyusun Rantai Makanan dan Jenis-Jenis Rantai
Makanan.
6. Untuk Mengetahui Jaring- Jaring Makanan.
7. Untuk Mengetahui Konsep Piramida Makanan.
8. Untuk Mengetahui Aliran Energi dalam Ekosistem.
9. Untuk Mengetahui Keterkaitannya Al- Quran dengan Ekosistem.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 KONSEP DAN KOMPONEN DALAM EKOSISTEM

A. Pengertian dan definisi Ekosistem


Di dalam ekosistem, organisme yang ada selalu berinteraksi secara timbal balik dengan
lingkungannya. Interaksi timbal balik ini membentuk suatu sistem yang kemudian kita kenal
sebagai sistem ekologi atau ekosistem. Dengan kata lain ekosistem merupakan suatu satuan
fungsional dasar yang menyangkut proses interaksi organisme hidup dengan lingkungannya.
Lingkungan yang dimaksud dapat berupa lingkungan biotik (makhluk hidup) maupun abiotik
(non makhluk hidup). Sebagai suatu sistem, di dalam suatu ekosistem selalu dijumpai proses
interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungannya, antara lain dapat berupa adanya aliran
energi, rantai makanan, siklus biogeokimiawi, perkembangan, dan pengendalian. Ekosistem
juga dapat didefinisikan sebagai suatu satuan lingkungan yang melibatkan unsur-unsur biotik
(jenis-jenis makhluk) dan faktor-faktor fisik (iklim, air, dan tanah) serta kimia (keasaman dan
salinitas) yang saling berinteraksi satu sama lainnya. Gatra yang dapat digunakan sebagai ciri
keseutuhan ekosistem adalah energetika (taraf trofi atau makanan, produsen, konsumen, dan
redusen), pendauran hara (peran pelaksana taraf trofi), dan produktivitas (hasil keseluruhan
sistem). Jika dilihat komponen biotanya, jenis yang dapat hidup dalam ekosistem ditentukan
oleh hubungannya dengan jenis lain yang tinggal dalam ekosistem tersebut. Selain itu
keberadaannya ditentukan juga oleh keseluruhan jenis dan faktor-faktor fisik serta kimia yang
menyusun ekosistem tersebut. Berbagai konsep ekosistem pada dasarnya sudah mulai dirintis
oleh beberapa pakar ekologi. Pada tahun 1877, Karl Mobius (Jerman) menggunakan istilah
biocoenosis. Kemudian pada tahun 1887, S.A.Forbes (Amerika) menggunakan istilah
mikrokosmos. Di Rusia pada mulanya lebih banyak digunakan istilah biocoenosis, ataupun
geobiocoenosis. Istilah ekosistem mula-mula diperkenalkan oleh seorang pakar ekologi dari
Inggris, A.G.Tansley, pada tahun 1935. Pada akhirnya ist0ilah ekosistem lebih banyak
digunakan dan dapat diterima secara luas sampai sekarang.

Struktur Ekosistem
Bila kita memasuki suatu ekosistem, baik ekosistem daratan maupun perairan, akan
dijumpai adanya dua macam organisme hidup yang merupakan komponen biotik ekosistem.
Kedua macam komponen biotik tersebut adalah autotrofik dan heterotrofik.

3
a. autotrofik,
terdiri atas organisme yang mampu menghasilkan (energi) makanan dari bahan-bahan
anorganik dengan proses fotosintesis ataupun kemosintesis. Organisme ini tergolong mampu
memenuhi kebutuhan dirinya sendiri. Organisme ini sering disebut produsen.
b. heterotrofik,
terdiri atas organisme yang menggunakan, mengubah atau memecah bahan organik
kompleks yang telah ada yang dihasilkan oleh komponen autotrofik. Organisme ini termasuk
golongan konsumen, baik makrokonsumen maupun mikrokonsumen.
B. KOMPONEN EKOSISTEM
Secara struktural ekosistem mempunyai enam komponen sebagai berikut:
1. Bahan anorganik
Meliputi C(karbon), N(nitrogen), CO2, H2O, dan lain-lain. Bahan bahan ini akan
mengalami daur ulang.
2. Bahan organik
Meliputi karbohidrat, lemak, protein, bahan humus, dan lain-lain. Bahan-bahan organik
ini merupakan penghubung antara komponen biotik dan abiotik.
3. Kondisi iklim
Meliputi faktor-faktor iklim, misalnya angin, curah hujan, dan suhu.
4. Produsen
Adalah organisme-organisme autotrof, terutama tumbuhan berhijau daun (berklorofil).
Organisme-organisme ini mampu hidup hanya dengan bahan anorganik, karena mampu
menghasilkan energi makanan sendiri, misalnya dengan fotosistesis. Selain tumbuhan
berklorofil, juga ada bakteri kemosintetik yang mampu menghasilkan energi kimia melalui
reaksi kimia. Tetapi peranan bakteri kemosintetik ini tidak begitu besar jika dibandingkan
dengan tumbuhan fotosintetik.
5. Makrokonsumen
Adalah organisme heterotrof, terutama hewan-hewan seperti kambing, ular, serangga,
dan udang. Organisme ini hidupnya tergantung pada organisme lain, dan hidup dengan
memakan materi organik.
6. Mikrokonsumen
Adalah organisme-organisme heterotrof, saprotrof, dan osmotrof, terutama bakteri dan
fungi. Mereka inilah yang memecah materi organik yang berupa sampah dan bangkai,

4
menguraikannya sehingga terurai menjadi unsur-unsurnya (bahan anorganik). Kelompok ini
juga disebut sebagai organisme pengurai atau dekomposer.
Komponen-komponen 1, 2, dan 3, merupakan komponen abiotik/ nonbiotik, atau
komponen yang tidak hidup, sedangkan komponenkomponen 4, 5, 6, merupakan komponen
yang hidup atau komponen biotik. Secara fungsional ekosistem dapat dipelajari menurut enam
proses yang berlangsung di dalamnya, yaitu:
1. Lintasan atau aliran energi.
2. Rantai makanan.
3. Pola keragaman berdasar waktu dan ruang.
4. Daur ulang (siklus) biogeokimiawi.
5. Perkembangan dan evolusi.
6. Pengendalian atau sibernetika.
Konsep ekosistem merupakan konsep yang luas, yang merupakan konsep dasar dalam
ekologi. Konsep ini menekankan pada hubungan timbal balik dan saling keterkaitan antara
organisme hidup dengan lingkungannya yang tidak hidup. Setiap ekosistem di dunia ini
mempunyai struktur umum yang sama, yaitu adanya enam komponen seperti tersebut di atas,
dan adanya interaksi antar komponen-komponen tersebut. Jadi baik itu ekosistem alami
(daratan, perairan) maupun ekosistem buatan (pertanian, perkebunan), semuanya mempunyai
kesamaan.
Sering terjadi bahwa proses autotrofik dan heterotrofik, serta organisme yang
bertanggung jawab atas berbagai proses tersebut terpisah (secara tidak sempurna), baik
menurut ruang maupun waktu. Sebagai contoh dapat disebutkan bahwa di hutan, proses
autotrofik, yaitu fotosintesis, lebih banyakterjadi di bagian kanopi; sedangkan proses
heterotrofik lebih banyak terjadidi permukaan lantai hutan (hal ini terpisah berdasar ruang).
Proses autotrofik juga terjadi pada waktu siang hari, dan proses heterotrofik dapat terjadi baik
di siang hari maupun malam hari (terpisah berdasar waktu). Adanya pemisahan tersebut juga
dapat dilihat pada ekosistem perairan. Pada ekosistem perairan, lapisan permukaan yang dapat
ditembus oleh sinar matahari merupakan lapisan autotrofik. Dalam lapisan ini proses autotrofik
adalah dominan. Lapisan perairan di bawahnya yang tak tertembus sinar matahari merupakan
lapisan heterotrofik. Di dalam lapisan ini berlangsung proses heterotrofik.
Dengan adanya pemisahan berdasarkan ruang dan waktu tersebut, lintasan energi juga
dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Lintasan merumput (grazing circuit),

5
Meliputi proses yang melalui konsumsi langsung terhadap tumbuhan hidup atau bagian
tumbuhan hidup, ataupun organisme hidup yang lain.
2. Lintasan detritus organik (organic detritus circuit),
Meliputi akumulasi dan penguraian sampah serta bangkai. Pada umumnya komponen
abiotik merupakan pengendali organisme dalam melaksanakan peranannya di dalam
ekosistem. Bahan-bahan anorganik sangat diperlukan oleh produsen untuk hidupnya. Bahan-
bahan ini juga merupakan penyusun dari tubuh organisme, demikian juga bahan organik.
Bahan organik sangat diperlukan oleh konsumen (makro maupun mikrokonsumen) sebagai
sumber makanan. Produsen dengan proses fotosintesis adalah merupakan komponen penghasil
energi kimia atau makanan. Merekalah yang menghasilkan energi makanan yang nantinya juga
digunakan oleh konsumen. Kemudian komponen mikrokonsumen atau pengurai bertanggung
jawab untuk mengembalikan berbagai unsur kimia ke dalam (tanah), sehingga nantinya dapat
digunakan oleh produsen dan keberadaan ekosistem akan terjamin.
Bilamana peran setiap komponen tersebut tidak dapat berjalan, kelangsungan ekosistem
akan terancam. Demikian pula apabila peran tersebut berjalan pada kecepatan yang tidak
semestinya, misalnya tersendat-sendat, keseimbangan di dalam ekosistem
akan mudah terganggu. Jelaslah bagaimana masing-masing komponen tersebut berperan di
dalam suatu ekosistem, dan bagaimana keterkaitan komponen yang satu dengan yang lain.
C. TIPE EKOSISTEM
Dalam mengenal berbagai tipe ekosistem, pada umumnya digunakan ciri komunitas
yang paling menonjol. Untuk ekosistem daratan biasanya digunakan komunitas tumbuhan atau
vegetasinya, karena wujud vegetasi merupakan pencerminan penampakan luar interaksi antara
tumbuhan, hewan,dan lingkungannya.
Pada dasarnya di Indonesia terdapat empat kelompok ekosistem utama, yaitu:
(1) ekosistem bahari,
(2) ekosistem darat alami,
(3) ekosistem suksesi,
(4) ekosistem buatan.

1. Kelompok Ekosistem Bahari


Ekosistem bahari dapat dikelompokkan lagi ke dalam ekosistem yang lebih kecil lagi,
yaitu: ekosistem laut dalam, pantai pasir dangkal, terumbu karang, pantai batu, dan pantai
lumpur. Dalam setiap ekosistem pada ekosistem bahari ada perbedaan dalam komponen
penyusunnya, baik biotik maupun abiotik.
6
2. Kelompok Ekosistem Darat Alami
Pada ekosistem darat alami di Indonesia terdapat tiga bentuk vegetasi utama, yaitu
(1) vegetasi pamah (lowland vegetation),
(2) vegetasi pegunungan
(3) vegetasi monsun.
• Vegetasi pamah merupakan bagian terbesar hutan dan mencakup kawasan yang paling
luas di Indonesia, terletak pada ketinggian 0-1000 m. Vegetasi pamah terdiri dari
vegetasi rawa dan vegetasi darat. Vegetasi rawa terdapat di tempat yang selalu
tergenang air dan membentuk urutan yang menerus dari air terbuka sampai hutan
campuran. Di Indonesia terdapat beberapa bentuk vegetasi rawa bergantung pada
kedalaman, salinitas dan kualitas air, serta kondisi drainase dan banjir. Beberapa contoh
vegetasi pamah adalah hutan bakau, hutan rawa air tawar, hutan tepi sungai, hutan rawa
gambut, dan komunitas danau.
• Vegetasi pegunungan sangat beraneka ragam dan sering menunjukkan pemintakatan
yang jelas, sesuai dengan pemintakatan flora yang berlaku untuk semua kawasan tropik.
Vegetasi pegunungan dapat diklasifikasi menjadi hutan pegunungan, padang rumput,
vegetasi terbuka pada lereng berbatu, vegetasi rawa gambut dan danau, serta vegetasi
alpin.
• Vegetasi monsun terdapat di daerah yang beriklim kering musiman dengan Q > 33,3%
dan evapotranspirasi melebihi curah hujan yang umumnya kurang dari 1500 mm/tahun.
Jumlah hari hujan selama empat bulan terkering berturut-turut kurang dari 20. Musim
kemarau pendek sampai kemarau panjang terjadi pada pertengahan tahun. Beberapa
contoh di antaranya adalah hutan monsun, savana, dan padang rumput.

3. Kelompok Ekosistem Suksesi


Ekosistem suksesi adalah ekosistem yang berkembang setelah terjadi perusakan
terhadap ekosistem alami yang terjadi karena peristiwa alami maupun karena kegiatan manusia
atau bila ekosistem buatan tidak dirawat lagi dan dibiarkan berkembang sendiri menurut
kondisi alam setempat.
Ekosistem ini dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu:
(1) Ekosistem suksesi primer
(2) Ekosistem suksesi sekunder.

7
• Ekosistem suksesi primer berkembang pada substrat baru seperti permukaan tanah
terbuka yang ditinggalkan, tanah longsor atau pemapasan tanah untuk penambangan
dan pembuatan jalan, timbunan abu atau lahar yang dimuntahkan letusan gunung
berapi, timbunan tanah bekas galian, endapan pasir pantai dan endapan lumpur di tepi
danau dan tepi sungai atau muara.
• Ekosistem suksesi sekunder berkembang setelah ekosistem alami rusak total tetapi
tidak terbentuk substrat baru yang diakibatkan khususnya oleh kegiatan manusia,
seperti penebangan hutan habis-habisan dan pembakaran. Ekosistem ini juga dapat
berkembang dari ekosistem buatan yang ditinggalkan yang kemudian berkembang
secara alami seperti yang terjadi pada perladangan berpindah atau sistem rotasi yang
meninggalkan lahan garapan untuk diberakan setelah dua atau tiga kali panen.

4. Kelompok Ekosistem Buatan


Di samping ekosistem alam ada ekosistem buatan manusia, seperti danau, hutan
tanaman, dan agroekosistem (sawah tadah hujan, sawah irigasi, sawah surjan, sawah rawa,
sawah pasang surut, kebun pekarangan, kolam, dan lain-lain). Sebagai gambaran dari
ekosistem buatan akan diuraikan mengenai ekosistem kolam dan ekosistem padang rumput.
D. CONTOH EKOSISTEM
1. Ekosistem Kolam

Kolam merupakan salah satu contoh ekosistem yang sederhana,sehingga mudah dipelajari.
Meskipun sederhana dan mudah dipelajari, kolam merupakan ekosistem yang sempurna,
lengkap dengan ke enam komponen serta prosesprosesnya. Dalam suatu kolam dapat kita amati
komponen-komponen sebagai berikut:
a. Komponen abiotik
Komponen abiotik adalah komponen benda tidak hidup atau benda tak bergerak berupa
bentuk fisik dan kimia yang dapat membantu makhluk hidup mempertahankan kehidupannya.
Komponen abiotik terlarut pada ekosistem kolam meliputi Ca, CO2, N, O2, asam amino, materi
humus, asam amino dan lain-lain. Ada juga unsur hara terlarut yang digunakan sebagai
organisme dan unsur hara yang akan mengendap dalam sedimen di dasar kolam. Unsur hara
yang mengendap tersebut digunakan untuk mempercepat proses metabolisme ekosistem kolam
sehingga terdapat proses perubahan unsur hara berbentuk padat hingga menjadi larut. Proses
tersebut membutuhkan bantuan cahaya matahari, suhu dan iklim ekosistem kolam.

8
Contoh Komponen Abiotik pada Ekosistem Kolam

• Air adalah salah satu komponen abiotik yang memiliki peran sangat penting bagi
kehidupan ekosistem kolam. Masing-masing organisme membutuhkan air dan
memiliki kebutuhan air yang berbeda-beda.
• Udara merupakan komponen abiotik yang menjadi tanda adanya kehidupan didaerah
tersebut. Setiap organisme membutuhkan udara berupa oksigen serta karbondioksida
untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Setiap makhluk hidup memiliki alat
pernapasan dan sistem pernapasan yang berbeda-beda.
• Cahaya Matahari akan berpengaruh pada kelembaban atau kadar air serta temperatur
udara pada lingkungan. Perbedaan temperatur juga menyebabkan perbedaan tekanan
udara sehingga udara bergerak dan membentuk angin. Cahaya matahari juga
berpengaruh dengan perubahan unsur hara yang berbentuk padat menjadi larut pada
ekosistem kolam.
• Tanah merupakan komponen abiotik paling penting. Tanah menjadi tempat hidup bagi
banyak tumbuhan dan mengundang organisme lain untuk hidup dan tinggal di sana.
Seperti organisme tergolong Herbivora, setelah banyak hewan herbivora yang menetap
dalam daerah tersebut, maka hal tersebut tentunya akan mengundang organisme lain
untuk memakan hewan herbivora yaitu hewan karnivora. Begitu seterusnya hingga
membentuk sebuah jaring-jaring makanan yang kompleks.

b.Biotik
Komponen biotik adalah komponen yang meliputi makhluk hidup yaitu manusia,
hewan dan tumbuhan. Contoh Komponen Biotik pada Ekosistem Kolam :

• Produsen adalah makhluk hidup yang dapat mengubah zat anorganik menjadi zat
organik. Produsen pada ekosistem kolam biasanya tumbuh di bagian kolam yang
dangkal dan tumbuh berakar atau mengapung. Contoh produsen ekosistem kolam yaitu
lumut, rumput serta fitoplankton yang dapat mengakibatkan kolam berwarna hijau.
• Konsumen adalah organisme heterotrof yang umumnya adalah hewan. Organisme
tersebut tidak bisa membuat makanannya sendiri sehingga bergantung pada makhluk
hidup lain. Pada ekosistem kolam hewan herbivora atau pemakan tumbuhan disebut
sebagai konsumen primer seperti zooplankton yang memakan fitoplankton, dan bentos
yang hidup di dasar perairan. Hewan karnivora atau hewan pemakan primer disebut
konsumen sekunder Contoh ikan mas pada ekosistem kolam. Dan konsumen terkahir
9
atau konsumen puncak yang tidak bisa dimakan oleh makhluk hidup lain, seperti
manusia .
• Dekomposer adalah organisme yang dapat mengurai bangkai dari konsumen terakhir.
Contoh dekomposer seperti cacing tanah, bakteri akuatik, fungi dan flagelata pada
ekosistem kolam. Bakteri akuatik, fungi dan flagelata biasanya berada di permukaan
sedimen di dasar kolam.

2. Ekosistem Padang Rumput


Kalau kolam merupakan contoh ekosistem perairan, maka padang rumput
merupakan suatu contoh ekosistem daratan. Salah satu perbedaan yang mencolok
antara ekosistem perairan dengan daratan adalah pada produsen. Di perairan, produsen
utamanya adalah fitoplankton yang berukuran mikroskopik. Produsen di perairan
adalah tumbuhan air, yang tubuhnya kecil, lemah tanpa jaringan penguat, sehingga
biomassanya kecil. Di daratan dijumpai produsen dengan tubuh yang besar, bahkan
berupa pohon yang besar dengan jaringan penguat yang kokoh, sehingga biomassanya
besar.
Pada ekosistem padang rumput dijumpai komponen-komponen ekosistem sebagai berikut:
a. Produsen
Pada ekosistem padang rumput dapat dijumpai adanya produsen seperti
rumput herba(tumbuhan dengan batang lunak, berair dan tidak berkayu), yang semuanya
tumbuhan berakar.
b. Makro konsumen
Makro konsumen yang ada pada ekosistem padang rumput antara lain serangga, labah-
labah, cacing, burung, dan mamalia. Konsumen primer (herbivora) dapat berupa serangga dan
mamalia. Konsumen sekunder berupa laba-laba, dan ular. Cacing, artropoda tanah, dan siput
darat merupakan pemakan sampah atau sisa-sisa organik.
c. Mikro konsumen
Mikro konsumen pada ekosistem padang rumput terutama bakteri dan fungi.
d. Komponen abiotik
Komponen abiotik yang ada pada ekosistem padang rumput, misalnya air, udara, tanah
dengan kandungan hara serta materi organik. Dengan membandingkan kedua ekosistem
tersebut (kolam dan padang rumput), jelaslah bahwa meskipun penyusun masing-masing
komponen ekosistem berbeda tetapi peranan mereka sebagai komponen ekosistem tetap
sama.

10
E. DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS)
Sungai, waduk, ataupun danau merupakan suatu ekosistem tersendiri, tetapi
metabolismenya (proses-proses yang berlangsung di dalamnya) serta kestabilannya dalam
jangka panjang sangat dipengaruhi oleh masukan energi cahaya matahari serta masukan materi
dari daerah sekelilingnya. Daerah sekeliling inilah disebut sebagai Daerah Aliran Sungai
(DAS). Laju masukan air maupun materi dari DAS akan menentukan proses metabolisme
dalam waduk atau danau, dan bahkan menentukan umur ekosistem tersebut. Masukan bahan-
bahan organik atau limbah dengan laju atau kuantitas yang besar tentunya akan mengganggu
stabilitas ekosistem tersebut. Demikian juga masukan materi yang lain misalnya partikel tanah
yang akan menyebabkan sedimentasi dengan cepat, yang pada gilirannya pendangkalan yang
terjadi. Konsep ekosistem menempati kedudukan yang sentral dalam ekologi, sebagaimana
sistem yang lain, di mana ekosistem terdiri atas komponen -komponen yang saling berinteraksi
merupakan suatu kesatuan. Oleh karena sifat ekosistem yang merupakan satu kesatuan itu,
maka setiap unsur alam seperti danau, hutan, atau sebuah bukit maupun unsur buatan manusia
misalnya sawah atau kolam dalam DAS termasuk dalam ekosistem DAS. Hal tersebut
mempunyai implikasi bahwa setiap aktivitas kita di daerah itu harus direncanakan dan harus
mempertimbangkan unsur-unsur dalam ekosistem itu, karena aktivitas kita mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh unsur-unsur yang ada dalam ekosistem tersebut. Pada dasarnya aktivitas
manusia banyak mempengaruhi ekosistem DAS, dan pada saat ini mempunyai dampak negatif
terhadap ekosistem DAS. Contoh sebuah bendungan yang dibangun dengan tujuan utama
untuk mengendalikan banjir dan dipergunakan pula untuk membangkitkan tenaga listrik,
mengatur pengairan, pengembangan perikanan, dan pariwisata. Air sungai yang dibendung
tergantung dalam waduk. Ke dalam waduk ini mengalir bersama air sungai bermacam zat
pupuk yang tercuci dari sawah dan kebun sayur, pestisida, limbah pabrik, kotoran kota dan
desa, dan lumpur. Masukan materi-materi tersebut menyebabkan pengayaan ekosistem dan
materi-materi tersebut diperlukan untuk proses metabolisme. Kejadian-kejadian tersebut akan
menyebabkan penyuburan waduk. Air waduk yang subur kaya akan hara akan memacu
pertumbuhan plankton. Karena bertambahnya plankton yang menjadi makanan ikan, jumlah
ikan akan bertambah sehingga hasil ikan meningkat. Namun lama kelamaan terjadi penyuburan
air berlebihan sehingga plankton mengalami pertumbuhan yang eksplosi. Pertumbuhan
eksplosi akan berdampak pada kematian massal dari plankton tersebut dan kemudian akan
menyebabkan terjadinya pembusukan. Proses tersebut membutuhkan banyak oksigen dalam
11
air sehingga menyebabkan kematian banyak ikan. Pembusukan juga menyebabkan bau busuk
yang merusak pariwisata. Penyuburan perairan yang berlebihan disebut eutrofikasi.
Berdasarkan pada uraian contoh tersebut, untuk dapat mengelola badan-badan air (danau,
waduk, sungai, dan lainnya) dengan baik, harus mempertimbangkan daerah aliran sungainya.
Tanpa pengelolaan daerah aliran sungai, akan sia-sia usaha dalam mengelola badan air yang
bersangkutan.

F. HOMEOSTASIS EKOSISTEM
Setiap ekosistem mampu menjaga dan mengendalikan dirinya sendiri dari gangguan yang
berasal dari luar, termasuk komponen-komponen biotik maupun abiotik yang ada di dalamnya.
Ekosistem mempunyai kemampuan untuk menangkal berbagai perubahan ataupun gangguan
yang dialaminya sehingga terjagalah keseimbangan yang ada di dalamnya. Keseimbangan
ekosistem disebut homeostasis ekosistem.
Mekanisme homeostasis ini sangat rumit dan menyangkut banyak faktor serta
mekanisme, termasuk di dalamnya adalah mekanisme penyimpanan bahan/materi, pelepasan
unsur hara, pertumbuhan populasi, produksi, dan penguraian/dekomposisi. Meskipun
ekosistem mempunyai kemampuan untuk menangkal setiap gangguan dari luar untuk menjaga
keseimbangannya, tetapi kemampuan tersebut ada batasnya. Manusia yang sebetulnya
merupakan salah satu unsur dalam ekosistem, justru seringkali merupakan pengganggu yang
terbesar terhadap kelangsungan hidup ekosistem itu sendiri. Hal ini terjadi ketika manusia
memanfaatkan sumber daya alam untuk kesejahteraan mereka. Sebagai contoh akan diberikan
gambaran mengenai perilaku manusia terhadap alam sebagai berikut:

1) Kasus penebangan hutan


Penebangan pohon di hutan oleh manusia seringkali melampaui kemampuan hutan tersebut
untuk pulih kembali. Akibatnya hutan menjadi rusak, tidak dapat pulih kembali, dan akan
menjadi ekosistem yang lain atau bahkan menjadi gundul sehingga terjadi erosi yang berat,
banjir di musim hujan, kekeringan di musim kemarau, hilangnya keanekaragaman hayati, dan
lain-lain. Bila hal ini terjadi secara terus-menerus, akan berdampak negatif yang serius dan
dikhawatirkan akan menjadi padang pasir.
2) Pembuangan limbah dan penggunaan zat-zat kimia
Akhir-akhir ini sudah nampak kasus yang serius bahwa banyak sungai dan laut yang airnya
sudah sangat kotor, kehidupan di dalamnya sudah berubah secara drastis, banyak jenis yang
langka dan sudah punah, dan lain-lain. Perairan yang tadinya banyak dijumpai berbagai
12
kehidupan juga sudah banyak berubah menjadi hitam, bau, penuh dengan sampah, dan lain-
lain.
Sungai yang semula bersih menjadi tercemar karena di sepanjang aliran sungai tersebut
terdapat banyak pabrik, permukiman, pertanian, dan kegiatan lain yang menghasilkan limbah
dan sebagian besar membuang limbah cairnya ke dalam sungai tersebut. Prinsip homeostatis
tentu sudah sulit dicapai, karena daya tahan ekosistem perairan juga terbatas. Oleh karena itu
perlu dipahami kaidah-kaidah ekosistem dan hal-hal penting yang akan digunakan sebagai
dasar pengelolaan suatu ekosistem. Kerusakan lingkungan merupakan salah satu bentuk
gangguan terhadap ekosistem yang sudah melebihi batas kemampuan ekosistem itu sendiri.
Berbagai bencana lingkungan sudah terjadi di mana-mana. Berbagai macam industri, mulai
dari industri rumah tangga sampai industri besar telah tumbuh dengan pesat baik kuantitas
maupun macamnya. Hal ini jelas dapat menimbulkan dampak buruk terhadap lingkungan,
misalnya pencemaran air, udara, dan tanah. Penggunaan berbagai bahan beracun seperti
insektisida, herbisida, fungisida, dan pupuk buatan menimbulkan pencemaran air dan tanah
yang berdampak negatif terhadap organisme dan makhluk hidup di sekitarnya. Sarana
transportasi yang kian meningkat berupa kendaraan bermotor juga menambah kadar
pencemaran udara yang menyebabkan kerusakan ekosistem di atmosfer. Aktivitas manusia
yang tidak arif terhadap lingkungan sudah terjadi di hampir semua bagian bumi, sebagai
dampaknya akan berbalik pada semua makhluk hidup di permukaan bumi dan mengancam
kehidupan dan kesejahteraan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia.

2.2 PARAMETER-PARAMETER EKOSISTEM


Parameter ekosistem adalah tolak ukur yang dilihat darikarakteristik faktor-faktor fisika
serta kimia dan biologi suatu ekositem apakah layak dan berkualitas.
Parameter ekosistem antara lain:
a. fisika
Parameter Fisika adalah parameter yang dapat diamati akibat perubahan fisika, seperti
cahaya, suhu, kecerahan, kekeruhan, warna, padata n tersuspensi dan padatan terlarut hingga
salinitas.
b. kimia
Parameter Kimia adalah parameter yang terukur akibat adanya reaksi kimia.
c. biologi
Parameter Biologi adalah organisme yang hidup bersama dapat berupa tumbuhan, maupun
hewan dengan bentuk yang makro maupun mikro.
13
Ekosistem air tawar
Perairan tawar secara umum dibagi menjadi 2 yaitu perairan mengalir (lotic water) dan
perairan menggenang (lentic water). Perairan lotik dicirikan adanya arus yang terus menerus
dengan kecepatan bervariasi sehingga perpindahan massa air berlangsung terus-menerus,
contohnya antara lain: sungai, kali, kanal, parit, dan lain-lain. n. Perairan menggenang disebut
juga perairan tenang yaitu perairan dimana aliran air lambat atau bahkan tidak ada dan massa
air terakumulasi dalam periode waktu yang lama.
a) Parameter Fisika
Adalah parameter yang dapat diamati akibat perubahan fisika air, seperti cahaya, suhu,
kecerahan, kekeruhan, warna, padatan tersuspensi dan padatan terlarut hingga salinitas air.
b) Parameter Kimia
Adalah parameter perairan yang terukur akibat adanya reaksi kimia di perairan, seperti
pertukaran ion-ion terlarut dalam air.
c) Parameter Biologi
Adalah organisme akuatik yang hidup bersama di Perairan budidaya dapat berupa
tumbuhan, maupun hewan dengan bentuk yang makro maupun mikro.

2.3 KONSEP EKOENERGETIKA


A. Pengertian Ekoenergitika

Energetika diterjemahkan dari ergenetics yang dalam kamus Webster’sSeventh


New Collegiate Dictionary berarti cabang ilmu mekanika yang berkaitandengan energi dan
trasformasinya. Eko-energetika ialah bidang ekologi yangmemperbincangkan terutama
tentang peran energi dan transformasinya dalamekologi. Ekoenergenetik adalah kajian tentang
energy dan proses perubahannya darisatu bentuk ke bentuk yang lain yang terjadi di
alam ekosistem. Kajian tentangenergy meliputi konsep energy, sumber energy bentuk-bentuk
energy, dan manfaatenergy. Sedangkan kajian tentang transformasi energy meliputi
perubahan bentukenergy yang berlangsung di dalam system hidup, system tak hidup, dan pada
duasystem yaitu biosistem dan fisika system secara berantai

Hukum termodinamika adalah prinsip pemersatu biologi yang penting . Prinsip-prinsip


ini mengatur proses kimia (metabolisme) di semua organisme biologis. Hukum Pertama
Termodinamika, juga dikenal sebagai hukum kekekalan energi , menyatakan bahwa energi
tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan. Ini dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain,
tetapi energi dalam sistem tertutup tetap konstan.

14
1. Hukum Dasar Ekoenergetika

Didasarkan oleh hukum Thermodinamika I dan Hukum Thermodinamika II(aspek aspek


energy dan perubahannya mengikuti hokum ini). Thermodinamika Imenyatakan bahwa
eregi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan, tetapienergy dapat diubah
bentuknya dari satu bentuk ke bentuk yang lain. MakaThermodinamika I sering
disebut sebagai hokum kekekalan energy. Berdasarkanprinsip kekekalan, maka jumlah
energy antara sebelum dan setelah transformasi harustetap sama, walaupun mungkin dalam
bentuk yang berlainan. Hukum Termodinamika II, hukum ini menanyakan bahwa
setiap terjaditransformasi energy, selalu terjadi pelepasan energy menjadi bentuk energy
yangtidak bermanfaat. Dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa setiap
terjaditransformasi energy selalu terjadi penyusutan jumlah energy yang
bermanfaat.Meskipun total energy secara keseluruhan tetap tidak berkurang.

2. Anggaran Energi

Anggaran Energi adalah istilah yang berkaitan dengan arah pemanfaatanenergy


yang berhasil ditambat oleh makhluk di dalam suatu ekosistem. Energy secaraumum
diarahkan untuk dua tujuan yaitu untuk kelangsungan hidup dan untuk menjaga
kelestarian jenisnya dalam jangka waktu yang tidak terbatas (bereproduksi:membentuk sel
kelamin, aktifitas seksual, produksi air susu). Untuk kelangsunganhidupnya, makhluk harus
menyisihkan sejumlah energy untuk keperluan memeliharakualitas hidup agar mampu
bersaing dan mengantisipasi factor-faktor mortalitasseperti penyakit, parasit, dan predator.
Dalam hal ini energy dipakai untukmelangsungkan proses fisiologis tubuh, membentuk dan
mengganti sel-sel yang telahrusak, memproduksi hormone dan enzim., dan memproduksi
sel-sel yang rusak.Untuk menjaga kelestarian jenisnya, makhluk hidup harus
menyisipkan sebagianenerginya untuk keperluan reproduksi. Dalam hal ini, energy dipakai
untukmembentuk sel-sel kelamin dan hormone-hormon kelamin perkembangan
embrio,member nutrisi pada embrio dan hewan muda yang baru dilahirkan.

3. Aliran Energi Yang Terjadi Dalam Ekosistem

Aliran energi yang terjadi pada sebuah ekosistem adalah adanya sebuahproses
berpindahnya energi yang ada pada tingkat trofik tertentu menuju trofiklainnya.
Aliran ini juga bisa digambarkan dalam sebuah rantai makanan, jarring-jaring makanan
dan juga piramida ekologi. Dalam sebuah rantai makanan akan selaluterjadi sebuah siklus yang
akan selalu berputar. Dan dari siklus inilah akan terjadisebuah perpindahan energi satu sama

15
lainnya. Dalam hal ini energi yang didapat daritingkat rantai makanan pertama akan
perpindahan pada tingkat berikutnya danmenjadi sebuah energi baru. Tingkatan
trofik pada sebuah rantai makanan padadasarnya terdiri atas tiga jenis. Tingkatan trofik
pertama adalah tingkatan terendahdimana yang duduk disini adalah makhluk yang
tidak bisa memangsa sepertitumbuhan. Dilanjutkan dengan tingkat trofik kedua yang berupa
hewan herbivora.

Aliran energi dalam ekosistem mengalami tahapan proses sebagai berikut :

a) Energi masuk ke dalam ekosistem berupa energi matahari, tetapi tidak semuanyadapat
digunakan oleh tumbuhan dalam proses fotosintesis. Hanya sekitarsetengahnya dari
rata-rata sinar matahari yang sampai pada tumbuhan diabsorpsioleh mekanisme
fotosintesis, dan juga hanya sebagian kecil, sekitar 1-5 %, yangdiubah menjadi
makanan (energi kimia). Sisanya keluar dari sistem berupa panas,dan energi yang
diubah menjadi makanan oleh tumbuhan dipakai lagi untukproses respirasi
yang juga sebagai keluaran dari sistem.
b) Energi yang disimpan berupa materi tumbuhan masuk ke dalam rantai makanandan
jaring-jaring makanan. Seperti telah diungkapkan sebelumnya,
terjadinyakehilangan sejumlah energi diantara tingkatan trofik, maka aliran
energiberkurang atau menurun ke arah tahapan berikutnya dari rantai
makanan.Biasanya herbivora menyimpan sekitar 10 % energi yang dikandung
tumbuhan,demikian pula karnivora menyimpan sekitar 10 % energi yang
dikandungmangsanya. Apabila materi tumbuhan tidak dikonsumsi, maka akan
disimpandalam sistem, diteruskan ke pengurai, atau diekspor dari sistem sebagai
materiorganik. Organisme-organisme pada setiap tingkat konsumen dan juga pada
setiaptingkat pengurai memanfaatkan sebagian energi untuk pernafasannya,
sehinggaterlepaskan sejumlah panas keluar dari system.

16
2.4 KONSEP HUKUM TERMODINAMIKA I DAN II SERTA DAPAT
MENGKAITKAN/ MEMBERIKAN CONTOH DALAM PERSOALAN BIOLOGI.
1. Hukum Pertama Termodinamika dalam Sistem Biologi

Semua organisme biologis membutuhkan energi untuk bertahan hidup. Dalam sistem
tertutup, seperti alam semesta, energi ini tidak dikonsumsi tetapi diubah dari satu bentuk ke
bentuk lainnya. Sel, misalnya, melakukan sejumlah proses penting. Proses-proses ini
membutuhkan energi. Dalam fotosintesis , energi dipasok oleh matahari. Energi cahaya diserap
oleh sel-sel pada daun tumbuhan dan diubah menjadi energi kimia. Energi kimia disimpan
dalam bentuk glukosa, yang digunakan untuk membentuk karbohidrat kompleks yang
diperlukan untuk membangun massa tanaman.

Energi yang tersimpan dalam glukosa juga dapat dilepaskan melalui respirasi sel. Proses
ini memungkinkan organisme tumbuhan dan hewan untuk mengakses energi yang tersimpan
dalam karbohidrat, lipid, dan makromolekul lainnya melalui produksi ATP. Energi ini
diperlukan untuk melakukan fungsi sel seperti replikasi DNA, mitosis, meiosis, pergerakan sel,
endositosis, eksositosis, dan apoptosis.

Gambar dibawah Menunjukkan beberapa tingkat energi di dalam sistem. Total energi
dari sistem U adalah jumlah energi dari masing-masing partikel. Untuk menggambarkannya,
asumsikan bahwa semua partikel adalah sama dan tidak berinteraksi satu sama lain. Yang
kemudian masing-masing partikel mempunyai kumpulan yang sama dari tingkat energi, dan

Adanya partikel lain tidak menggubah partikel tersebut. Dapat dikatakan bahwa ada
kumpulan tingkat energi tertentu di dalam sistem dan tiap-tiap level (tingkat yang dapat
menempati sejumlah parikel lain. Energi dari tingkat i disebut Ui.

2. Hukum Kedua Termodinamika dalam Sistem Biologi

Hukum Kedua Termodinamika menyatakan bahwa ketika energi ditransfer, akan ada
lebih sedikit energi yang tersedia pada akhir proses transfer daripada di awal. Karena entropi,
yang merupakan ukuran ketidakteraturan dalam sistem tertutup, semua energi yang tersedia

17
tidak akan berguna bagi organisme. Entropi meningkat saat energi ditransfer.Seperti proses
biologis lainnya, transfer energi tidak 100 persen efisien. Dalam fotosintesis, misalnya, tidak
semua energi cahaya diserap oleh tanaman. Sebagian energi dipantulkan dan sebagian hilang
sebagai panas. Hilangnya energi ke lingkungan sekitarnya menghasilkan peningkatan
ketidakteraturan atau entropi. Tidak seperti tumbuhan dan organisme fotosintesis lainnya,
hewan tidak dapat menghasilkan energi langsung dari sinar matahari. Mereka harus
mengkonsumsi tumbuhan atau organisme hewan lainnya untuk energi.

Semakin tinggi suatu organisme dalam rantai makanan, semakin sedikit energi yang
tersedia yang diterimanya dari sumber makanannya. Sebagian besar energi ini hilang selama
proses metabolisme yang dilakukan oleh produsen dan konsumen utama yang dimakan. Oleh
karena itu, jauh lebih sedikit energi yang tersedia untuk organisme pada tingkat trofik yang
lebih tinggi. (Tingkat trofik adalah kelompok yang membantu ahli ekologi memahami peran
spesifik semua makhluk hidup dalam ekosistem.) Semakin rendah energi yang tersedia,
semakin sedikit jumlah organisme yang dapat didukung. Inilah sebabnya mengapa ada lebih
banyak produsen daripada konsumen dalam suatu ekosistem.

Sistem kehidupan membutuhkan masukan energi yang konstan untuk mempertahankan


keadaan yang sangat teratur. Sel, misalnya, sangat teratur dan memiliki entropi rendah. Dalam
proses mempertahankan keteraturan ini, sebagian energi hilang ke lingkungan atau diubah. Jadi
saat sel dipesan, proses yang dilakukan untuk mempertahankan keteraturan itu menghasilkan
peningkatan entropi di lingkungan sel/organisme. Transfer energi menyebabkan entropi di
alam semesta meningkat.

2.5 KOMPONEN PENYUSUN RANTAI MAKANAN DAN JENIS-JENIS RANTAI


MAKANAN.

Rantai makanan adalah suatu peristiwa makan dan dimakan, antara makhluk hidup satu
dengan makhluk hidup lainnya yang berada dalam satu ekosistem. Rantai makanan merupakan
bagian dari jaring-jaring makanan, di mana rantai makanan bergerak secara linear dari
produsen ke konsumen teratas. Rantai makanan ini bertujuan untuk mempertahankan
kelangsungan hidup masing – masing makhluk hidup tersebut. Pada rantai makanan tersebut
terjadi proses makan dan dimakan dalam urutan tertentu. Tiap tingkat dari rantai makanan
dalam suatu ekosistem disebut tingkat trofik. Pada tingkat trofik pertama adalah organisme
yang mampu menghasilkan zat makanan sendiri yaitu tumbuhan hijau atau organisme autotrof

18
dengan kata lain sering disebut produsen. Organisme yang menduduki tingkat tropik kedua
disebut konsumen primer (konsumen I). Konsumen I biasanya diduduki oleh hewan herbivora.
Organisme yang menduduki tingkat tropik ketiga disebut konsumen sekunder (Konsumen II),
diduduki oleh hewan pemakan daging (carnivora) dan seterusnya. Organisme yang menduduki
tingkat tropik tertinggi disebut konsumen puncak.

Tujuan Rantai Makanan adalah sebagai penyeimbang ekosistem sehingga, populasi suatu
mahluk hidup akan terjaga.Untuk menyelidiki interaksi ekologis yang menentukan aliran
energi dan hubungan predator-mangsa,Untuk Bertahan hidup serta berlangsungnya siklus
kehidupan,Supaya terjalinnya suatu ekostem alam,Untuk membatasi populasi suatu hewan
agar tidak berlebih.

➢ Komponen Rantai Makanan

Adapun Komponen rantai makanan antara lain sebagai berikut:

1. Produsen

Produsen merupakan makhluk hidup yang dapat memproduksi zat organik dari zat
anorganik. Produsen tidak memakan makhluk hidup melainkan membuat makanan sendiri
dengan melakukan cara fotosintetis. Contoh produsen diantaranya tumbuhan hijau, lumut, dan
alga.

2. Konsumen

Konsumen merupakan makhluk hidup yang tidak bisa membuat makanannya sendiri dan
selalu tergantung kepada organisme yang lain untuk dapat bertahan hidup. Dalam satu rantai
makanan, konsumen dapat dibagi menjadi atas beberapa tingkatan, antara lain:

19
• Konsumen I (primer) , yaitu hewan yang memakan tumbuhan (herbivora) secara
langsung. Contoh konsumen I dalam rantai makanan yaitu kambing, sapi, kelinci dan
lain sebagainya.
• Konsumen II (sekunder), yaitu hewan yang memakan konsumen primer (karnivora) dan
seterusnya konsumen II dimakan oleh konsumen III (tersier).

Kegiatan makan memakan berlangsung terus-menerus hingga sampai kepada konsumen


terakhir atau disebut dengan konsumen puncak. Konsumen puncak adalah tingkatan paling
akhir, dimana tidak ada lagi makhluk lain yang memakannya, seperti manusia, beruang, singa
dan buaya.

3. Dekomposer

Dekomposer merupakan pemeran terakhir dalam rantai makanan. Organisme ini


berperan untuk mengurai bahan organik menjadi bahan anorganik. Dekomposer mengurai
bahan organik dari tumbuhan mati atau bangkai hewan dan mengembalikan nutrisinya ke
dalam tanah yang kemudian digunakan oleh produsen untuk berfotosintesis. Dari sinilah siklus
rantai makanan dimulai kembali. Dekomposer disebut juga detritivor atau pemakan bangkai.
Contoh organisme dekomposer seperti bakteri pembusuk dan jamur.

➢ Jenis Rantai Makanan

1. Rantai Makanan Perumput (Grazing Food Chain)

Pada umumnya rantai makanan ini dimulai dari tumbuhan sebagai produsen pada tingkat
trofik pertamanya. Urutannya menjadi tumbuhan > herbivora > karnivora > omnivora >
detrivor.

Contoh siklus rantai makanan perumput yaitu rumput ==> belalang ==> burung ==>
ular==> Elang==>pengurai.

2. Rantai Makanan Detritus/Sisa (Detritus Food Chain)

Pada rantai makanan ini tidak dimulai dari tumbuhan, tetapi dimulai dari detritivor.
Detritivor merupakan suatu organisme heterotrof yang memperoleh energi dengan cara
memakan sisa-sisa makhluk hidup. Detritus ini yang akan menjadi bahan makanan (nutrien)
untuk cacing, crustacean, lipan dan makhluk sejenis lainnya. Urutannya menjadi: detritivor–
herbivora – karnivora – omnivora.

Contoh rantai makanan detritus yaitu detritus (bakteri/jamur) ==> ulat == -> burung.

20
Adapun tiga macam rantai makanan pokok diantaranya yaitu:

• Rantai Pemangsa merupakan hal yang utama didalam rantai pemangsa adalah
tumbuhan yang berperan sebagai produsen. Rantai pemangsa dimulai dari hewan
herbivora sebagai konsumen tingkat I, kemudian dilanjutkan dengan hewan karnivora
sebagai konsumen tingkat II. Dan berakhir dengan dimangsa oleh hewan karnivora atau
omnivora sebagai konsumen III.Contoh Rantai Pemangsa: Rumput == > Belalang ==
> Katak == > Ular.
• Rantai Parasit merupakan suatu organisme parasit adalah organisme yang hidup dengan
cara merugikan organisme yang lainnya (inangnya). Jadi, rantai parasit merupakan jenis
rantai dimana organisme kecil memangsa organisme besar. Contoh parasit
diantaranyabakteri, benalu, dan cacing. Contoh Rantai Parasit: Kerbau == > kutu == >
burung jalak == > elang.
• Rantai Saprofit merupakan suatu organisme saprofit adalah organisme yang mampu
mengurai sisa-sisa organisme yang telah mati. Contoh dari organisme ini adalah
bakteri, lumut kerak dan juga jamur. Jadi, rantai sporofit merupakan jenis rantai yang
dimulai dari penguraian bangkai makhluk hidup oleh organisme saprofit (bakteri atau
jamur). Organisme saprofit dapat mengurai bahan organik sisa bangkai makhluk hidup
(bahan organik) menjadi bahan anorganik (mineral) yang kemudian dapat diserap
kembali oleh tumbuhan.

2.6 JARING-JARING MAKANAN

Jaring-jaring makanan adalah gabungan dari beberapa rantai makanan yang saling
berhubungan yang tumpang tindih dalam suatu ekosistem. Jadi, rantai makanan adalah bagian
dari jaring-jaring makanan dalam cakupan yang lebih luas.Lalu, apa yang membedakan antara
rantai makanan dengan jaring-jaring makanan? Pada jaring-jaring makanan, organisme yang
terkumpul memiliki beberapa jenis yang bisa dipilih menjadi makanannya.Sedangkan pada
rantai makanan, jenis organisme yang menjadi konsumen hanya memiliki satu pilihan makanan
saja. Meskipun ada beberapa organisme, tapi jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan
yang ada pada jaring-jaring makanan.

Contoh Jaring-Jaring Makanan

Gambar disamping merupakan contoh dari jaring-jaring makanan. Pada gambar tersebut
terdapat 5 rantai makanan yang saling berhubungan. Rantai makanan tersebut diantaranya :

21
Bunga ⇒ Ulat ⇒ Burung pipit ⇒ Elang

Sawi ⇒ Ulat ⇒ Burung pipit ⇒ Elang

Sawi ⇒ Belalang ⇒ Katak ⇒ Elang

Sawi ⇒ Belalang ⇒ Burung Pipit ⇒ Elang

Sawi ⇒ Tikus ⇒ Elang

Keterangan :

1. Organisme pada tingkat trofik pertama adalah organisme yang dapat menghasilkan
makanan sendiri seperti tumbuhan hijau. Tumbuhan hijau atau organisme autotrof
sering disebut sebagai produsen. Pada gambar diatas, yang berperan sebagai produsen
adalah bunga dan sawi.
2. Organisme pada tingkat trofik kedua disebut konsumen primer atau konsumen pertama.
Konsumen pertama biasanya diduduki oleh hewan pemakan tumbuhan (herbivora).
Pada gambar diatas, yang berperan sebagai konsumen pertama adalah tikus, ulat, dan
belalang.
3. Organisme pada tingkat trofik ketiga disebut konsumen sekunder atau konsumen
kedua. Konsumen kedua diduduki oleh hewan pemakan daging (karnivora). Pada
gambar diatas yang berperan sebagai konsumen kedua adalah burung pipit dan katak.
4. Organisme pada tingkat trofik tertinggi disebut konsumen puncak. Pada gambar diatas,
yang berperan sebagai konsumen puncak adalah burung elang.

22
2.7 KONSEP PIRAMIDA MAKANAN

Piramida makanan adalah suatu gambaran yang menjelaskan hubungan antar


komponen makhluk hidup yang ada dalam sebuah ekosistem. Piramida makanan sendiri
berbeda dengan rantai makanan, piramida makanan diketahui lebih menggambarkan sebuah
interaksi dari setiap komponen biotik. Hal ini tentu lebih dari sekedar suatu peristiwa makan
dan dimakan yang biasa terjadi dalam sebuah rantai makanan.
Dalam sebuah ekosistem, tumbuhan memiliki tingkatan sebagai produsen yang
mempunyai jumlah populasi lebih besar daripada dengan tingkat trofik lainnya. Populasi
produsen harus memiliki jumlah yang lebih besar dari konsumen I, konsumen II, konsumen III
hingga seterusnya sampai dengan konsumen puncak. Maka dari itu, piramida makanan
merupakan gambaran dari perbedaan tingkat populasi yang ada dalam sebuah ekosistem.
Piramida makanan ini menjadi sebuah gambaran dari hubungan antar organisme pada
setiap tingkat trofiknya. Hubungan atau interaksi yang terjadi antara setiap organisme dalam
piramida makanan digambarkan membentuk kerucut, atau lebih mudahnya yaitu seperti bentuk
piramid. Apabila biasanya sebuah peristiwa siapa memakan siapa dalam rantai makanan
menggambarkan hubungan atau interaksi predasi setiap organisme dengan satu garis lurus atau
linear. Hal tersebut berbeda dengan yang terjadi pada piramida makanan. Piramida makanan
lebih menggambarkan jumlah dari sebuah organisme dalam tingkat trofik dalam suatu
ekosistem.

23
JENIS-JENIS PIRAMIDA MAKANAN
1. Piramida populasi
Piramida populasi ini menggambarkan bahwa organisme yang berada pada tingkat trofik
lebih rendah memiliki jumlah atau populasi yang lebih besar daripada organisme lain yang
berada di tingkat trofik lebih tinggi. Piramida populasi ini sendiri ditempati oleh organisme
sebagai produsen yang memiliki jumlah populasi yang lebih besar. Sementara itu, ujung dari
piramida populasi ini cenderung dihuni oleh beberapa jenis individu sebagai konsumen puncak.
Maka dari itu, antara puncak dan bawah terdapat beberapa jenis tingkatan konsumen. Jumlah
populasi dari konsumen I sendiri diketahui lebih besar daripada jumlah populasi dari konsumen
II. Hal ini juga menjadikan konsumen II memiliki jumlah populasi yang lebih besar
dibandingkan dengan konsumen III.
Piramida populasi ini bisa dikatakan sebagai penyeimbang dari jumlah populasi setiap
organisme. Hal ini dikarenakan sudah menjadi sifat alami sebuah organisme yang menjadi
mangsa memiliki jumlah populasi lebih besar dibandingkan dengan organisme pemangsa.
Alhasil, sumber makanan dari organisme pemangsa tidak akan habis. Namun, apabila terjadi
hal sebaliknya yang mana jumlah pemangsa lebih besar, tentu saja bakal menjadikan suatu
organisme menjadi punah atau musnah.
2. Piramida Biomassa
Piramida biomassa lebih menunjukkan massa total organisme yang ada di setiap tingkat
trofik. Pada piramida biomassa ini, setiap tingkat trofik dapat dihitung dengan cara mengalikan
jumlah individu di tingkat trofik dengan massa rata-rata satu individu di area tertentu.
Piramida biomassa ini bisa dikatakan sebagai jenis piramida makanan yang mampu
memecahkan berbagai masalah dari piramida populasi. Hal ini dikarenakan piramida ini
mampu menggambarkan representasi yang lebih akurat berdasarkan jumlah energi yang
dimiliki oleh setiap tingkat trofik.
Meskipun begitu, piramida biomassa tetap memiliki keterbatasannya sendiri. Misalnya saja,
waktu pengumpulan data menjadi sangat penting dikarenakan spesies yang berbeda diketahui
memiliki musim kawin yang berbeda pula. Tidak hanya itu, piramida ini juga biasanya tidak
mungkin mengukur massa setiap organisme, tetapi hanya berdasarkan sampel yang diambil.
Hal ini tentu saja bisa menimbulkan ketidakakuratan data.
Contoh yang bisa dilihat yaitu sebuah rumput sebagai produsen berada di posisi paling bawah.
Selanjutnya, di atas rumput ada konsumen pertama yaitu beberapa jenis herbivora pemakan
rumput, seperti kambing, sapi, kelinci, dan lain sebagainya. Kemudian, di atas konsumen
pertama ada konsumen kedua yang merupakan hewan pemakan daging, seperti rubah.
24
Berikutnya, sampailah pada puncak piramida yang diduduki oleh konsumen tersier, yaitu singa
atau harimau.
Selain itu, ada dua jenis piramida biomassa yang perlu diketahui, antara lain sebagai berikut:
a) Piramida tegak adalah piramida yang massa gabungan dari berbagai jenis produsen
lebih besar dibandingkan dengan massa gabungan dari setiap tingkatan konsumennya.
Piramida tegak sendiri memiliki kecenderungan untuk menjadi representasi dari suatu
ekosistem darat.
b) Piramida terbalik merupakan piramida yang menggambarkan massa gabungan dari
berbagai jenis produsen yang lebih kecil dari massa gabungan dari konsumennya.
Sebagai contoh yakni ekosistem perairan.
3. Piramida Energi
Piramida energi bisa dikatakan sebagai jenis piramida yang lebih akurat dibandingkan
dengan dua jenis piramida makanan sebelumnya. Piramida yang sering juga disebut sebagai
piramida produktivitas ini melihat jumlah total energi yang ada pada setiap tingkat trofik. Tidak
hanya itu, piramida energi juga melihat hilangnya energi yang ada di antara tingkat trofik.
Maka dari itu, piramida energi sendiri dapat dipahami bahwa semakin tinggi tingkat trofiknya,
maka jumlah energi akan semakin mengecil. Hal ini tentu saja menjadi produsen sebagai
tingkat trofik pertama memiliki energi yang lebih besar daripada beberapa jenis konsumen
yang berada di tingkat trofik yang lebih tinggi.
Perlu diketahui bahwa semakin mengecilnya jumlah energi pada setiap trofik
disebabkan oleh adanya beberapa hal, di antaranya yaitu:
• Hanya sebagian makanan tertentu saja yang bisa dimakan oleh tingkat trofik
selanjutnya.
• Tidak semua makanan yang dimakan bisa dicerna melainkan dikeluarkan menjadi
kotoran.
• Sebagian makanan yang dimakan dicerna menjadi bagian dari tubuh organisme.
• Sedangkan pada sisanya sebagai sumber energi.
Ide piramida energi sendiri mengacu pada Hukum Sepuluh Persen dari Lindeman. Dalam
Hukum Sepuluh Persen Lindeman tersebut dapat dikatakan bahwa ada sekitar 10 persen energi
di tingkat trofik yang bisa digunakan dalam menciptakan biomassa. Hal ini berarti, ada sekitar
10 persen energi yang akan digunakan untuk membuat jaringan, mulai dari batang, daun, otot,
dan masih banyak lagi pada tingkat trofik berikutnya.

25
Sementara itu, sisa dari energi tersebut dimanfaatkan dalam respirasi, berburu, dan berbagai
kegiatan lain atau hilang di lingkungan sebagai panas. Hal ini tentu menjadi menarik, ada
sebuah racun yang dilewatkan ke piramida dengan sangat efisien atau sama halnya dengan
piramida makanan. Piramida energi bisa disebut sebagai piramida yang paling banyak
digunakan saat ini dibandingkan dua jenis piramida sebelumnya. Alasannya tentu saja karena
piramida ini mampu mempelajari aliran energi dalam suatu ekosistem dari waktu ke waktu.
Matahari sebagai sumber utama dari semua energi telah masuk dalam diagram piramida energi.
Selain itu, pengurai seperti bakteri dan jamur juga sudah masuk ke dalam diagram sebagai
pemeroleh nutrisi dan energi dari semua tingkat trofik. Misalnya saja seperti, memecah
organisme yang mati atau membusuk. Nutrisi dari matahari atau bakteri dan jamur pada
akhirnya akan kembali ke tanah dan diambil oleh tanaman.Contoh piramida makanan:
Berikut adalah contoh piramida makanan yang ada diperairan , yaitu :
1. Phytoplankton
Phytoplankton atau dapat disebut juga plankton memiliki peran sebagai suatu produsen.
Hal ini dikarenakan plankton bisa melakukan fotosintesis sekaligus menghasilkan suatu
cadangan makanan di perairan.
2. Ikan
Selanjutnya, ikan merupakan konsumen tingkat 1 di perairan. Ikan sendiri dapat memakan
semua phytoplankton atau plankton sebagai makanannya.
3. Anjing laut
Kemudian, anjing laut menempati konsumen tingkat 2 yang ada di perairan. Anjing laut
sendiri dapat akan memakan ikan sebagai makanannya.
4. Paus pembunuh
Dan, paus pembunuh bisa disebut sebagai konsumen tingkat 3 atau tingkat akhir karena
bisa menjadikan anjing laut sebagai salah satu makanannya. Paus pembunuh sendiri merupakan
jenis puas yang termasuk ke dalam golongan konsumen tingkat akhir atau puncak.
Tingkatan Dalam Piramida Makanan

Piramida makanan yang biasa digunakan di Indonesia terdiri dari 5 tingkatan makanan
dan minuman. Tingkatan tersebut pada dasarnya telah disesuaikan dengan kebutuhan tubuh
manusia serta 1 Tingkat pondasi hidup sehat. Misalnya saja seperti, olahraga secara teratur dan
menjaga berat badan yang ideal. Nah, berikut ini adalah gambar piramida makanan untuk
menjaga keseimbangan Gizi yang dibutuhkan oleh tubuh kita.

26
1. Tingkat Pertama

Tingkat Pertama atau tingkat dasar adalah dalam piramida makanan sehat adalah menjaga
berat badan ideal dan rutin berolahraga. Kedua unsur tersebut sangat mempengaruhi kualitas
hidup sehat kita. Salah satu alasan akan pentingnya olahraga adalah dengan menggunakan
aturan sederhana seperti dibawah ini :

“Perubahan Berat Badan sama dengan Kalori yang masuk dikurangi dengan Kalori yang
keluar”

Dengan berolahraga kita dapat membakar kalori yang kita konsumsi dan menjaga tubuh
tetap berada di berat badan yang ideal. Makan lebih banyak daripada yang dibakar akan
menyebabkan pertambahan lemak dan berat badan sehingga menimbulkan penyakit-penyakit
yang berkaitan dengan kelebihan berat badan tersebut.

2. Tingkat Kedua

Air memegangkan peranan yang sangat penting dalam tubuh manusia. Dalam tubuh
manusia, air berfungsi sebagai pembentuk sel dan cairan tubuh, pengatur suhu tubuh, pelarut
zat-zat gizi lainnya dan sebagai pembantu dalam proses pencernaan. Dalam satu hari, tubuh
kita memerlukan 8 gelas air atau setara dengan 2 liter air.

3. Tingkat Ketiga

Tingkat ketiga adalah makanan-makanan yang merupakan sumber karbohidrat tinggi


seperti Nasi, Kentang, Roti, Biskuit, Jagung dan Ubi. Makanan-makanan tersebut biasanya
disebut dengan makanan pokok yang biasanya dikonsumsi 3 hingga 8 porsi sehari.

4. Tingkat Keempat

Tingkat keempat dari Piramida Makanan adalah sayur-sayuran dan buah-buahan yang
merupakan sumber serat, vitamin dan mineral. Sayur-sayuran sebaiknya dikonsumsi 3 hingga
5 porsi sedangkan buah-buah dapat dikonsumsi 2 sampai 3 porsi sehari.

5. Tingkat Kelima

Tingkat kelima adalah makanan-makanan yang merupakan sumber protein baik protein
nabati maupun protein hewani. Protein Nabati adalah protein yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan seperti Kacang-kacangan dan makanan olahannya (tempe, tahu). Sedangkan Protein
Hewani adalah Protein yang didapat dari hewan diantaranya seperti daging sapi, ikan, ayam,

27
telur dan produk-produk susu. Makanan-makanan yang berprotein (nabati dan hewani)
sebaiknya dikonsumsi 2 hingga 3 porsi setiap hari.

6. Tingkat Tertinggi (Puncak)

Tingkat Tertinggi atau posisi Puncak merupakan makanan-makanan yang tingkat


konsumsinya harus dibatasi. Hal ini dikarenakan tingkat kebutuhan tubuh akan makanan-
makanan tersebut sangat rendah. Makanan-makanan tersebut diantaranya adalah Garam, Gula
dan Minyak.

2.8 ALIRAN ENERGI DALAM EKOSISTEM

Pengertian Aliran Energi

Aliran energi adalah rangkaian dari urutan pemindahan bentuk energi dari satu bentuk
ke bentuk energi lainnya yang dimulai dengan sinar matahari, lalu berpindah ke produsen,
berpindah lagi ke konsumen primer atau herbivora, berpindah lagi konsumen tingkat tinggi
atau karnivora hingga sampai ke saproba.

Aliran energi juga dapat didefinisikan sebagai perpindahan energi dari satu tingkatan
trofik ke tingkatan-tingkatan berikutnya. Pada proses perpindahan energi tersebut, selalu terjadi
pengurangan pada jumlah energi di setiap urutan pemindahannya melalui tingkat trofik makan
memakan. Energi dapat berubah dari bentuk satu ke bentuk lainnya. Contohnya seperti energi
kimia, energi listrik, energi mekanik dan energi panas. Perubahan bentuk energi menjadi
bentuk satu ke bentuk lainnya, dinamakan sebagai transformasi energi.

28
Pada dasarnya, aliran energi dimulai dari cahaya matahari yang kemudian diubah oleh
produsen menjadi energi kimia dalam bentuk senyawa-senyawa organik. Perubahan energi
menjadi senyawa organik tersebut, dimakan oleh konsumen hingga terjadi lagi perpindahan
dan perubahan energi dari tumbuhan ke konsumen. Energi kimia yang telah berubah dalam
bentuk bahan organik, kemudian dimanfaatkan oleh organisme untuk pertumbuhan serta
perkembangan dari organisme tersebut. Pada ekosistem, aliran energi terjadi pada peristiwa
rantai makanan, jaring-jaring makanan, piramida ekologi serta tingkat trofik.

• Aliran Energi pada Ekosistem

Aliran energi yang terjadi pada peristiwa ekosistem, sebenarnya hampir sama hanya saja
organisme-organisme di dalamnya yang membedakannya. Beberapa contoh aliran energi pada
ekosistem adalah sebagai berikut.

1. Ekosistem yang terjadi di darat


• Matahari > sayur-sayuran seperti sawi, bayam, kubis > ulat sebagai trofik tingkatan
kedua > burung pipit, trofik tingkatan ketiga dan > elang sebagai trofik tingkatan
keempat.
• Matahari sebagai sumber energi > buah-buahan > manusia.
• Matahari > rumput atau tanaman liar lainnya > ulat > ayam sebagai trofik ketiga >
musang trofik keempat.
• Matahari > tanaman, padi > belalang atau serangga > ayam > ular atau pemangsa lain
sebagai trofik keempat.
2. Ekosistem yang terjadi di perairan

Beberapa ekosistem yang termasuk dalam ekosistem di perairan ialah ekosistem sungai,
ekosistem rawa, ekosistem laut, ekosistem danau serta ekosistem yang terjadi di lingkungan
atau wilayah air. Pada ekosistem perairan, ekosistem yang terjadi sedikit berbeda dari
ekosistem yang terjadi pada daratan. Organisme autotrof hadir dalam ekosistem di perairan,
organisme autotrof merupakan fitoplankton serta ganggang yang hidup di perairan.
Fitoplankton merupakan salah satu jenis dari plankton yang mampu berfotosintesis. Berikut
adalah contohnya.

• Matahari > fitoplankton > siput > ikan > ikan yang lebih besar, seperti hiu.
• Matahari > fitoplankton > ikan > pemangsa yang lebih besar seperti anjing laut >
pemangsa lain yang lebih besar, seperti paus pembunuh.

29
• Matahari > fitoplankton > udang-udangan > burung pemakan udang.
• Matahari > fitoplankton > zooplankton > paus.

2.9 KETERKAITAN AL-QURAN DENGAN EKOSISTEM


• Q.S Al-hajj ayat 63

‫ضرة ۗ إِن ٱّللَ لَ ِطيف َخ ِبير‬ ُ ‫أَلَم ت ََر أَن ٱّللَ أَنزَ َل ِمنَ ٱلس َما ٓ ِء َمآء فَتُص ِب ُح ٱْلَر‬
َ ‫ض ُمخ‬
Artinya: Apakah kamu tiada melihat, bahwasanya Allah menurunkan air dari langit, lalu jadilah
bumi itu hijau? Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.

Tafsirannya :

Tidakkah engkau memperhatikan fenomena alam semesta, termasuk siklus air yang
terjadi dalam kehidupan kita, bahwa Allah menurunkan air hujan dari langit, kemudian
sebagian air itu tersimpan pada pepohonan sehingga bumi menjadi hijau' sungguh, Allah
mahahalus, kasih sayang-Nya dengan menyediakan oksigen dan protein nabati yang diperlukan
seluruh makhluk hidup, maha mengetahui segala sesuatu, termasuk yang paling dibutuhkan
mereka. 64. Oleh karena itu, Allah benar-benar tuhan yang mengelola dan maha berkuasa atas
jagat raya. Milik-Nyalah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi sehingga tidak satu
pun peristiwa yang terjadi di keduanya di luar kekuasaan-Nya. Dan Allah benar-benar
mahakaya, karena dia pemilik mutlak langit dan bumi dengan segala isinya, maha terpuji,
karena dia sangat lembut kepada makhluk-Nya dan sangat teratur ciptaan-Nya.

• Q.S Al-Baqarah ayat 164

‫ك ال ت ِ ي ت َج ِر ي‬ ِ ‫ار َو ال ف ُ ل‬ ِ ‫ض َو اخ ت ِ ََل‬
ِ َ‫ف الل ي ِل َو الن ه‬ ِ ‫ت َو اْل َر‬ِ ‫او ا‬
َ ‫ق الس َم‬ ِ ‫إ ِ ن ف ِ ي َخ ل‬
‫اس َو َم ا أ َن َز َل ّللا ُ ِم َن الس َم ا ِء ِم ن َم اء ف َ أ َح ي َ ا ب ِ ِه‬
َ ‫ف ِ ي ال ب َ ح ِر ب ِ َم ا ي َ ن ف َ ُع الن‬
ِ‫الر ي َ اح ِ َو الس َح ا ب‬
ِ ‫ف‬ ِ ‫ل د َ اب ة َو ت َص ِر ي‬ َ ‫اْل َر‬
ِ ُ ‫ض ب َ ع د َ َم و ت ِ َه ا َو ب َ ث ف ِ ي َه ا ِم ن ك‬
ِ ‫ال ُم سَ خ ِر ب َ ي َن الس َم ا ِء َو اْل َر‬
‫ض ََل ي َ ات لِ ق َ و م ي َ ع قِ ل ُ و َن‬
Artinya: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang,
bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah

30
turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-
nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang
dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran
Allah) bagi kaum yang memikirkan.

Tafsirannya:

(Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi) yakni keajaiban-keajaiban yang


terdapat pada keduanya (serta pergantian malam dan siang) dengan datang dan pergi,
bertambah serta berkurang, (serta perahu-perahu) atau kapal-kapal (yang berlayar di lautan)
tidak tenggelam atau terpaku di dasar laut (dengan membawa apa yang berguna bagi manusia)
berupa barang-barang perdagangan dan angkutan, (dan apa yang diturunkan Allah dari langit
berupa air) hujan, (lalu dihidupkan-Nya bumi dengannya) yakni dengan tumbuhnya tanam-
tanaman (setelah matinya) maksudnya setelah keringnya (dan disebarkan di bumi itu segala
jenis hewan) karena mereka berkembang biak dengan rumput-rumputan yang terdapat di
atasnya, (serta pengisaran angin) memindahkannya ke utara atau ke selatan dan mengubahnya
menjadi panas atau dingin (dan awan yang dikendalikan) atas perintah Allah Taala, sehingga
ia bertiup ke mana dikehendaki-Nya (antara langit dan bumi) tanpa ada hubungan dan yang
mempertalikan (sungguh merupakan tanda-tanda) yang menunjukkan keesaan Allah Taala
(bagi kaum yang memikirkan) serta merenungkan.

31
BAB II

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Ekosistem adalah hubungan timbal balik dan saling ketergantungan antara makhluk
hidup dengan lingkungannya. Ekosistem terbagi menjadi 2 yaitu ekosistem alami dan
ekosistem buatan. Komponen utama penyusun ekosistem yaitu ada faktor biotik, faktor abiotik.

Komponen biotik adalah komponen ekosistem yang terdiri dari makhluk tak hidup atau
benda mati. Sedangkan komponen abiotik adalah komponen ekosistem yang terdiri dari
makhluk hidup yang meliputi hewan, tumbuhan dan manusia. Hubungan saling ketergantungan
ada mencari makanan, berkembang biak, rantai makanan, jaring- jaring makanan, piramida
makanan. Jaring interaksi ada netralisme, kompetisi, predasi, parasitisme, mutualisme, dan lain
sebagainya.

3.2 Saran

Semoga makalah yang kami susun dapat bermanfaat bagi para pembaca dan dapat
memberikan pengetahuan tentang apa –apa saja EKOSISTEM itu. Kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu kritik dan saran yang membangun
sangatlah dibutuhkan penyusun, mengingat masih banyak kekurangan dari karya ini.

32
DAFTAR PUSTAKA

Bambang Murdaka Eka Jakti, Fisika dasar , 2008, Andi Jogyakarta.

Dharmawan, A. Tuarita, H. Ibrohim, Suwono, H. 2005

DWI, Y. (2022). SIKLUS MATERI DAN ALIRAN ENERGI DALAM ILMU


EKOLOGI (Doctoral dissertation, UIN RADEN INTAN LAMPUNG).

DWI, YUNI. SIKLUS MATERI DAN ALIRAN ENERGI DALAM ILMU EKOLOGI. 2022.
PhD Thesis. UIN RADEN INTAN LAMPUNG.

Guyton, C.Arthur.M.D., and Hall,E.John.Ph.D., (1997), Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.

Hobbie, K.Russell, Intermediate Physics for Medicine and Bioligy, Universitas of (Textbook
of Medical Physiology), Edisi 9, Jakarta.

https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-dan-contoh-piramida-makanan/

K. Barus dkk., Fisika, 1994, perpustakaan nasional Minnesota.

Prasetio, Lea. Dra.M.Sc.,dan Sandi, Setiawan.Drs., (1991), Mengerti Fisika


“Termofisika”,Yogyakarta.

33

Anda mungkin juga menyukai