Anda di halaman 1dari 3

Diplazium esculentum Daun Majemuk,

menyirip, lanset, tepi bergerigi, ujun runcing,


pangkal tumpul, panjang 5-6 cm, lebar 1-2 cm,
tangkai silindris, berambut, pertulangan
menyirip, hijau. Ental yang muda ditutupi oleh
sisik berwarna coklat muda. Tersusun atas 15
pasang anak-anak daun panjangnya 40 cm dan
lebarnya 8 cm. Tekstur daun agak kaku dengan
tepi bergigi

berwarna hijau gelap.Batang Tegak


berdaging.Akar Serabut,hitam.Sori Tumbuh di
sepanjang urat anak daun pada ketiak anak daun
tumbuh tunas untuk perbanyakan diri. Spora
dihasilkan pada sporofil, terutama di permukaan
bawah daun, berwarna coklat.

Sumber pencemaran sebenarnya berasal dari perbuatan manusia itu sendiri, serta
mudah dipahami bahwa cepat atau lambat dampak pencemaran lingkungan akan
sampai juga kepada manusia. Hal ini ditunjukan dengan garis putus-putus yng
menghubungkan manusi dengan sumber pencemaran. Oleh karena itu, peranan dan
kebijaksanaan manusia dalam mengelola lingkungan hidup sangat besar artinya
bagi kelangsungan hidup manusia. Air yang terdapat di alam, di dalamnya terlarut
berbagai macam zat-zat yang terlarut dalam air yang banyak berguna bagi
kehidupan, tetapi beberapa macam zat yang terlarut dalam air bersifat racun bagi
mahkluk hidup, walaupun sebenarnya beracun atau tidak beracun tergantung dari
kadar zat tersebut. Apabila dalam air terlarut ada zat beracun atau zat lain yang
menggangu peruntukan air maka air tersebut dikatakan beracun Effendi, 2003.
B. Sistematika dan Morfologi Paku Sayur Diplazium esculentum
Menurut Anonim 2008a, Sistematika Paku Sayur Diplazium esculentum Swartz
adalah sebagai berikut: Gambar 1. Diplazium esculentum Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta Divisio : Pteridophyta Kelas : Filicinae Bangsa :
Polypodiales Familia : Polypodiaceae Genus : Diplazium Spesies : Diplazium
esculentum Swartz Tumbuhan paku paku-pakuan, Pteridophyta atau Filidophyta,
adalah satu divisio tumbuhan yang telah memiliki sistem pembuluh sejati kormus
tetapi tidak menghasilkan biji untuk reproduksinya. Paku sayur pakis adalah salah
satu dari 20,000 jenis spesies tumbuhan yang di klasifikasikan ke dalam divisi
pteridophyta dan juga lebih dikenal sebagai filidophyta. Pteridophyta merupakan
tumbuhan kormofita karena sudah berupa akar, batang dan daun yang sesunguhnya.
Pteridophyta berakar serabut dilindungi oleh kaliptra. Sel-sel akar sudah
berdiferensiasi menjadi kulit luar epidermis, kulit dalam korteks, dan silinder pusat
yang terdiri dari xilem dan floem yang konsentris. Batangnya sudah memiliki jaringan
pengangkut yang konsentris. Daun menurut bentuknya ada daun mikrofil daun kecil,
dan daun makrofil daun besar dan menurut fungsinya ada tropofil untuk fotosintesis
dan sporofil penghasil spora Sudewi, 2008. Kelas Filicinae meliputi beranaka ragam
tumbuhan yang menurut bahasa sehari-hari dikenal sebagai tumbuhan paku atau
pakis yang sebenarnya. Dari segi ekologi tumbuhan ini termasuk higrifit, banyak
tumbuh di tempat-tempat yang teduh dan lembab, sehingga di tempat yang terbuka
dapat mengalami kerusakan akibat penyinaran yang terlalu intensif. Semua warga
Filicinae mempunyai daun- daun besar makrifil, bertangkai, mempunyai banyak
tulang-tulang. Waktu masih muda daun ini tergulung pada ujungnya, dan pada sisi
bawah mempunyai banyak sporangium Tjitrosoepomo, 1989. Batang mengeluarkan
banyak akar, tetapi jika tidak dapat masuk kedalam seakan-akan akar-akar
menyelubungi batang. Kekuatan batang diperoleh dari berkas-berkas pengangkut
yang masing-masing mempunyai susunan konsentris, lempeng-lempeng sklerenkim,
dan kadang-kadang akar itu diselubungi oleh akar- akar pendek yang kaku.
Kebanyakan tumbuhan paku berupa terna dengan rimpag yamg mendatar dan
biasanya jarang bercabang. Daun yang masih muda dan selalu mengulung.
Tergulungnya daun itu disebabkan karena sel-selpada sisi bawah daun lebih cepat
pertumbuhannya, dan baru ditiadakan dengan terbukanya daun Tjitrosoepomo,
1989. Menurut Anonim 2008a, Paku sayur adalah tumbuhan vaskuler yang jauh lebih
berbeda dari lycopytes primitif karena memiliki daun-daun sejati megapills. Pakis
mempunyai daur hidup yang dianggap sebagai pertukaran generasi, yang dicirikan
dengan adanya sporopid diploid dan fase gametophid haploid. Daur hidup dari paku
sayur pakis ini dimulai dari fase sporopoid diploid yang menghasilkan spora haploid
melalui meiosis. Spora berkembang melalui pembelahan sel menjadi gametofit
dimana tipe ini terdiri dari fotosintesis protallus. Gametofit menghasilkan gamet
sperma dan sel telur sering berada dalam protalus yang sama melalui mitosis.
Ketika terjadi pembuahan pada sel telur yang menyebabkan perpindahan flagelata
sperma dan sisanya akan dilekatkan pada protalus. Pembuahan pada sel telur
berubah menjadi diploid zigot dan berkembang melalui mitosis dan berubah menjadi
sprofit tumbuhan pakis. Pada suku Polypodiaceae, letak sorus pada tepi atau dekat
tepi daun, dapat pula pada urat-urat, berbentuk garis, memanjang, dan bulat.
Sporangium kadang- kadang menutupi seluruh permukaan bawah daun yang fertil.
Sporagium bertangkai dengan anulus vertikal, tidak sempurna, jika masak, pecah
dengan celah melintang. Indusium ada atau tidak ada, melekat pada satu sisi saja,
kadang- kadang berbentuk ginjal atau perisai dengan rata atau bertoleh. Rimpang
merayap atau berdiri, mempunyai ruas-ruas yang panjang, jarang memperlihatkan
batang yang nyata. Daun bermacam-macam tungal atau majemuk, dengan tulang
yang bebas atau saling berdekatan. Akar dan daun seringkali bersisik Tjitrosoepomo,
1989. Paku sayur pakis hidup di daerah yang memiliki habitat yang luas, pegunungan
yang tinggi hingga ke padang yang kering dan permukaanya berupa batu karang, ke
badan air di daerah terbuka. Secara umum pakis dapat dianggap sebagai spesies di
habitat marginal dan sering berpindah di tempat dimana faktor lingkungan
membatasi keberhasilan perkembangan bunga tumbuhan. Selain itu, paku sayur
pakis juga dapat tumbuh di daerah rindang, lembab, hutan dan rawa- rawa Anonim,
2008a.
C. Sifat-sifat Karakteristik Merkuri Hg

Anda mungkin juga menyukai