Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lumut daun juga disebut lumut sejati. Bentuk tubuhnya berupa tumbuhan kecil
dengan bagian seperti akar (rizoid), batang dan daun. Reproduksi vegetatif dengan
membentuk kuncup pada cabang-cabang batang. Kuncup akan membentuk lumut baru.
Contoh: Spagnum fibriatum, Spagnum squarosum.
Lumut daun banyak terdapat ditempat – tempat yang lembab, mempunyai struktur
seperti akar yang disebut rizoid dan struktur seperti daun. Siklus hidup lumut mengalami
pergantian antara generasi haploid dengan diploid. Sporofit pada umumnya lebih kecil,
berumur pendek dan hidup tergantung pada gametofit. Contoh lumut ini antara lain:
polytricum juniperinum, furaria, pogonatum cirratum, Aerobrysis longissima, dan lumut
gambut sphagnum.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja karakteristik bryopsida?
2. Dimana habitat dan ekologi bryopsida?
3. Bagaimana reproduksi bryopsida?
4. Apa saja klasifikasi bryopsida?
5. Apa saja manfaat bryopsida?

C. Tujuan
1. Mengetahui karakteristik bryopsida
2. Mengetahui habitat dan ekologi bryopsida
3. Mengetahui reproduksi bryopsida
4. Mengetahui klasifikasi bryopsida
5. Mengetahui manfaat bryopsida

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Karakteristik Bryopsida

Lumut sejati atau disebut juga Lumut daun atau Bryopsida juga nama lainnya yaitu
Musci adalah anggota tumbuhan tidak berpembuluh dan tumbuhan berspora yang termasuk
dalam super divisi tumbuhan lumut atau Bryophyta. Lumut ini disebut sebagai lumut sejati,
karena bentuk tubuhnya seperti tumbuhan kecil yang memiliki bagian akar (rizoid), batang,
dan daun. Lumut ini merupakan kelompok lumut terbanyak dibandingkan lumut lainnya,
yaitu sekitar 10 ribu species. Kurang lebih terdapat 12.000 jenis lumut daun yang ada di alam
ini.

Bryopsida adalah kelas yang terbesar di antara anggota Bryophyta lainnya dan paling
tinggi tingkat perkembangannya karena baik gametofit maupun sporofitnya sudah
mempunyai bagian-bagian yang lebih kompleks. Gametofit dari lumut daun umumnya
dibedakan dalam 2 tingkatan yaitu protonema yang terdiri dari benang bercabang-cabang, dan
gametafora yang berbatang dan berdaun. Sporogonium dari lumut daun terdiri atas bagian
kaki, seta dan kapsul. Selanjutnya bagian kapsul mempunyai bagian-bagian yang dinamakan
apofise, kotak spora atau teka, dan tutup atau operkulum.

Lumut daun merupakan tumbuhan kecil yang mempunyai batang semu dan
tumbuhnya tegak. Lumut ini tidak melekat pada substratnya, tetapi mempunyai rizoid yang
melekat pada tempat tumbuhnya. Bentuk daunnya berupa lembaran yang tersusun spiral.
Contoh species lumut daun yang terkenal adalah lumut gambut atau Sphagnum sp. Menutup

2
paling tidak 30% permukaan daratan di bumi, dengan kerapatan tertinggi terdapat di kutub
utara. Gambut pada lapisan tanah gambut yang tebal dapat mengikat senyawa karbon organik
dan mekanisme ini sangat penting untuk menstabilkan konsentrasi karbondioksida di
atmosfer bumi, sehingga mengurangi dampak efek rumah kaca.

Bryopsida merupakan kelas lumut terbesar, terdiri 95% dari seluruh spesies lumut,
kira-kira 9.500 spesies.Kelompok ini terkenal dengan memilikinya spore capsules dengan
gigi yaitu Arthrodontous, yang terpisah dari lainnya dan tergabung di dasar dimana mereka
mengikat untuk membuka capsule. Gigi ini mengemuka saat penutup operculum jatuh. Pada
kelompok lumut lain, capsule adalah nematodontous dengan operculum terikat, atau lainnya
membuka tanpa operculum atau gigi.

Lumut daun pada substrat dengan menggunakan rizoid yang multiseluler yang dapat
bercabang-cabang. Mempunyai daun yang berusuk dan tersusun dalam 3-8 deret pada
sumbunya. Sumbu (batang) pada lumut daun biasanya menunjukkan deferensiasi menjadi
epidermis, korteks, dan silinder pusat.

Disebut lumut daun karena pada jenis lumut ini telah ditemukan daun meskipun
ukurannya masih kecil. Lumut daun merupakan jenis lumut yang banyak dijumpai sehingga
paling banyak dikenal. Contoh-contoh spesiesnya adalah Polytrichum juniperinum, Furaria,
Pogonatum cirratum, dan Sphagnum.

B. Habitat dan Ekologi Bryopsida

Lumut daun dapat tumbuh di atas tanah-tanah gundul yang periodic mengalami masa
kekeringan, bahkan di atas pasir yang bergerak pun dapat tumbuh. Selanjutnya lumut-lumut

3
itu dapat kita jumpai di antara rumput-rumput, di atas batu-batu cadas, pada batang dan
cabang-cabang pohon, di rawa-rawa tetapi jarang di air. Kebanyakan lumut ini tumbuh di
rawa-rawa yang membentuk rumpun atau bantalan yang dari tiap-tiap tahun tampak
bertambah luas sedangkan bagian bawah yang ada dalam air mati berubah menjadi gambut
yang membentuk tanah gambut. Jenis tanah ini bermanfaat untuk menggemburkan medium
pada tanaman pot dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar. Karena habitatnya sangat
luas, maka tubuhnya pun mempunyai struktur yang bermacam-macam.
Di daerah kering, badan lumut ini dapat berbentuk seperti bantalan, sedangkan yang
hidup di tanah hutan dapat berbentuk seperti lapisan permadani. Lumut di daerah lahan
gambut dapat menutupi tanah sampai beribu kilometer. Lumut ini hampir tidak pernah
mengisap air dari dalam tanah, tetapi justru banyak melindungi tanah dari penguapan air yang
terlalu besar. Lumut daun merupakan tumbuhan yang berdiri tegak, kecil, dan letak daunnya
tersusun teratur mengelilingi tangkainya seperti spiral.

C. Reproduksi Bryopsida

Reproduksi vegetatif dengan membentuk kuncup pada cabang-cabang batang.


Kuncup akan membentuk lumut baru. Contoh: Spagnum fibriatum, Spagnum squarosum.
Lumut daun banyak terdapat ditempat – tempat yang lembab, mempunyai struktur seperti
akar yang disebut rizoid dan struktur seperti daun. Siklus hidup lumut mengalami pergantian
antara generasi haploid dengan diploid. Sporofit pada umumnya lebih kecil, berumur pendek
dan hidup tergantung pada gametofit. Contoh lumut ini antara lain: polytricum juniperinum,
furaria, pogonatum cirratum, Aerobrysis longissima, dan lumut gambut sphagnum.
Alat-alat kelamin terkumpul pada ujung batang atau pada ujung cabang-cabangnya,
dan dikelilingi oleh daun yang letaknya paling atas. Daun-daun itu kadang-kadang

4
mempunyai bentuk dan susunan yang khusus dan seperti pada jungermaniales juga
dinamakan Periantum.
Alat-alat kelamin itu dikatakan bersifat banci atau berumah satu, jika dalam kelompok
itu terdapat kumpulan arkegonium dan anteridium terpisah tempatnya. Diantara alat-alat
kelamin dalam kelompok itu biasanya terdapat sejumlah rambut-rambut yang terdiri dari
banyak sel dan dapat mengeluarkan suatu cairan. Seperti pada tubuh buah fungi rambut-
rambut steril itu dinamakan Parafisis.

Pada tempat yang sesuai, spora akan berkecambah membentuk protonema. Protonema
ini terdiri atas benang berwarna hijau, fototrof, bercabang-cabang, dan dapat dilihat dengan
mata biasa karena mirip seperti hifa cendawan. Dari protonema, muncul rizoid yang masuk
ke dalam tanah. Pada keadaan cukup cahaya, protonema akan membentuk kuncup yang dapat
berkembang menjadi tumbuhan lumut. Terjadinya kuncup diawali dengan adanya tonjolan-
tonjolan ke samping pada cabang protonema. Lama-kelamaan pada ujungnya akan terjadi sel
berbentuk piramida yang meristematik. Jika sel piramida terputus, akan tumbuh anakan baru
dari sel tersebut. Terbentuknya banyak kuncup menyebabkan tumbuhan lumut tersusun
seperti rumpun.

Alat kelamin Musci terkumpul pada ujung batang atau ujung cabang dan dikelilingi
oleh daun paling atas. Ada yang berumah satu dan ada yang berumah dua. Pada Musci,
kapsul sporanya memiliki kolumela yang terletak di tengah dan dikelilingi oleh ruang yang
berisi spora. Pada sporogonium muda, ruang sporanya diselimuti oleh jaringan asimilasi dan
dibatasi oleh epidermis dari udara luar. Kolumela inilah yang berfungsi sebagai pemberi
makanan dan penyimpan air bagi spora yang baru terbentuk. Di bawah kapsul spora terdapat

5
mulut kulit. Susunan kapsul yang telah masak sangat khusus. Hal ini ditandai dengan
mudahnya kapsul pecah sehingga spora terhambur keluar. Dengan bantuan seta, kapsul dapat
terangkat sehingga spora yang terhambur mudah tertiup angin. Perkembangan embrio lebih
cepat dari perkembangan dinding sel arkegonium sehingga embrio bertambah panjang dan
menyebabkan robeknya dinding arkegonium. Bagian atas yang tetap menyelubungi kapsul
spora disebut kaliptra dan bagian bawahnya sebagai sarung pada pangkal seta yang disebut
vaginula. Contoh Musci adalah Andreaea petrophila, A. rupestris, Sphagnum fimbriatum, S.
squarrosum, S. acutifolium, Polytrichum commune, Hypnodendron reinwardtii, Mniodendron
divaricatum, Pogonatum cirrhatum, dan Georgia pellucida.

D. Klasifikasi Bryopsida

Musci dibedakan menjadi 3 subkelas yaitu :

1. Sub Kelas Spanobrya = Sphagnidae

Merupakan sub kelas yang paling primitive dalam kelas Bryopsidae bangsa ini hanya
terdiri atas 1 ordo yaitu Spagnales. Yang tergolong 1 famili yaitu Spagnaceae dan 1 genus
yaitu Spagnum. Marga ini meliputi sejumlah besar jenis lumut yang kebanyakan hidup
ditempat-tempat yang berawa dan membentuk rumpun/bantalan yang dari atas tiap-tiap tahun
tampak bertambah luas. Sedang bagian-bagian bawah yang ada dalam air mati dan berubah
menjadi gambut. Contohnya Sphagnum fimbriatum, S. squarrosum, S. acutifolium.

Ciri-cirinya :

1. Protonema berbentuk daun kecil, tiap protonema hanya akan membentuk


gametopora
2. Gametopora terdiri dari batang-batang yang bercabang dengan daun-daun dan
gametopora tidak mempunyai rizoid.
3. Porangium mempunyai kaki yang lebar, seta hanya berupa lekukan antara kaki dari
kapsul. Tidak terdapat peristom pada kapsul

6
2. Sub Kelas Andreaobrya : Andreaeaidea

Bangsa ini hanya terdiri dari 1 ordo saja yaitu ordo Andreaeales dan 1 famili yaitu
famili Andreaeaceae dengan 2 genus yaitu Andreaea dan Neuroloma. contohnya Andreaea
petrophila, A. rupestris.

Ciri-cirinya:

1. Protonema berbentuk seperti batang / pita yang bercabang


2. Daun-daun tersusun spiral rapat dan menutupi batang
3. Gametangium terdapat pada ujung cabang terdiri anteridium dan arkegonium
terdapat cabang yang berbeda
4. Sporangium terdiri dari kaki dan kapsul.
5. Kolumua diselubungi oleh jaringan sporogen.

3. Sub Kelas Eurbya : Brydea

Merupakan sub kelas terbesar dari lumut dan sering dinamakan lumut sejati.
Contohnya Polytrichum commune, Eubryales acrocarpi, Mniodendron divaricatum,
Pogonatum cirrhatum, dan Georgia pellucida.

Ciri-ciri:

1. Protonema hampir selalu berbentuk benang yang bercabang berwarna hijau,


protonema mengeluarkan rizoid yang tidak berwarna
2. Gametafora selalu dengan jelas dapat dibedakan antara batang dengan daun-daun.
3. Sporangium terdiri dari kapsul, kaki dan seta.

Menurut cara pertumbuhanya Bryidea dibedakan atas 2 type yaitu:

 Yang tumbuh Ortotrop


 Yang tumbuh Plagiotrop

Antara kedua golongan itu selain cara tumbuhnya yang berlainan masih pula
perbedaan-perbedaan lain:

7
 Pada yang tumbuh ortotrop pertumbuhanya diakhiri dengan pertumbuhan arkegorium dan
sporogonium yang terdiri dari arkegonium itu berdiri pada ujung batang lumut, oleh sebab itu
lumut itu dinamakan lumut yang akrokrap.

 Pada yang tumbuh plagiotrop, batang pokonya mempunyai pembentukan yang tidak
terbatas dan arkegonium serta arkegoniumnya terdapat pada cabang-cabang pendek, lumut-
lumut ini juga disebut lumut yang Plerokarp.

Dalam mengkalasifikasikan Bryales lebih lanjut, bentuk kapsul spora, prestom,


operculum dan kalipatra merupakan tanda-tanda pengenal yang penting. Sporangium
mempunyai kaki yang lebar serta hanya berupa lekukan antara kaki dari kapsul. Tidak dapat
peristom pada kapsul.
Kulit batang sphasnum terdiri atas sel lapis, sel-sel yang telah mati dan kosong
jaringan kulit bersifat seperti spon, dapat menghisap banyak air, dinding-dinding yang
membujur maupun yang melintang mempunyai liang-liang yang bulat juga dalam daunya
terdapat sel-sel yang menebal berbentuk cincin atau spiral dan merupakan ideobias dari sel-
sel lainya yang membentuk susunan seperti jaka, terdiri atas sel-sel hidup, berbentuk panjang
dan mengandung banyak klorofil, susunan yang merupakan aparat kapilar itu berguna untuk
memenuhi keperluan akan air dan garam-garam makanan.
Cabang-cabang batang ada yang mempunyai bentuk dan warna khusus yaitu cabang
yang menjadi pendukung atas sel-sel kelamin. Cabang-cabang ♂ mempunyai anteridium
yang bulat dan bertangkai di ketiak-ketiak daunya. Cabang ♀ mempunyai arkegonium pada
ujungnya, cabang pendukung arkegonium itu tidak mempunyai sel pemula yang berbentuk
limas pada ujungnya, jadi seperti lumut hati berbeda pada lumut daun pada umumnya
sporogonium hanya membentuk tangkai pendek dengan kaki yang membesar dan sampai
lama diselubungi oleh dinding arkegonium, akhirnya dinding arkegonium itu pecah pada kaki
sporogonium. Kapsul spora berbentuk bulat didalamnya terdapat kolumela berbentuk
setengah bola yang diselubungi oleh jaringan sporogen.

Arkespora pada sphagnum tidak berasal dari endotesium, tetapi berasal dari lapisan
terdalam amfitesium, kapsul spora mempunyai tutup yang akan membuka, jika spora sudah
masak, sporogonium dengan kakinya yang melebar dan merupakan taustorium terdapat
dalam suatu perpanjangan ujung batang. Sehabis pembuahan kaki lalu memanjang dan
dinamakan pseudopodium. Contoh, lumut gambut ialah sphagnum fimoriatum.

8
E. Manfaat Bryopsida

1. Memiliki peran dalam ekosistem sebagai penyedia oksigen


2. Sphagnum dapat dimanfaatkan sebagai pengganti kapas dan sebagai bahan bakar
3. Dapat menyerap air serta menjaga kelembaban tanah
4. Bisa digunakan sebagai ornamen tata ruang
5. Lumut gambut dirawa dapat dijadikan sebagai pupuk penyubur tanah
6. Lumut Sphagnum dikenal sebagai obat penyakit kulit dan mata meski masih
diperlukan penelitian lebih lanjut, termasuk uji klinis. Secara tradisional lumut dari
marga Usnea dipakai untuk obat diare atau sakit perut dengan cara
direbus.Sementara dari marga lumut spagnum dikenal sebagai obat penyakit kulit
dan mata.
7. Dihutan bantalan lumut berfungsi menyerap air hujan sehingga mengurangi
kemungkinan adanya banjir.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bryopsida atau lumut daun yang juga dikenal dengan nama lumut sejati atau sering
kita dengar dengan sebutan Musci adalah anggota tumbuhan berspora yang termasuk dalam
divisi Bryophyta. Lumut jenis ini disebut dengan lumut sejati dikarenakan bentuk tubuhnya
seperti tumbuhan kecil yang memiliki bagaian akar (rizoid), batang, dan daun.
Tubuh Bryopsida mempunyai struktur yang mirip batang, daun dan akar, tetapi tidak
mempunyai jaringan dan fungsi seperti pada tumbuhan tingkat tinggi. Lumut daun dapat
tumbuh diatas tanah-tanah yang gundul yang peiodik mengalami masa kekeringan, dan dapat
pula ditemukan tumbuh diantara rumput-rumput, diatas cadas, pada batang-batang dan
cabang-cabang, bahkan ada yang pada daun-daun, pohon-pohon, dirawa-rawa tetapi jarang
didalam air.
Reproduksi vegetatif dengan spora, sedangkan generatif dengan cara arkegonium
yang menghasilkan ovum dan anteridium yang menghasilkan sperma. Bryopsida dalam
sistematika dapat dibedakan dalam beberapa bangsa, yakni Spagnales, Andraeales dan
Bryales

10
DAFTAR PUSTAKA

Budiati, Herni. 2009. Biologi. Jakarta: CV. Gema Insani

Tjitrosoepomo, Gembong. 2011. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah Mada


University Press

Tjitrosomo, Siti Sutarmi, dkk. 1983. Botani Umum 3. Bandung: Angkasa

http://kouzinet.blogspot.com/2010/03/lumut-daun-bryopsida-sp.html

http://ju-bryophytes.blogspot.com/2009/09/bryum-pallens.html

11

Anda mungkin juga menyukai