Anda di halaman 1dari 7

Pengertian

Tumbuhan paku (Pteridophyta) merupakan salah satu golongan tumbuhan yang


hampir dapat dijumpai pada setiap wilayah di Indonesia. Tumbuhan paku dikelompokkan
dalam satu divisi yang jenis-jenisnya telah jelas mempunyai kormus dan dapat dibedakan
dalam tiga bagian pokok yaitu akar, batang, dan daun. Bagi manusia, tumbuhan paku telah
banyak dimanfaatkan antara lain sebagai tanaman hias, sayuran dan bahan obatobatan.
Namun secara tidak langsung, kehadiran tumbuhan paku turut memberikan manfaat dalam
memelihara ekosistem hutan antara lain dalam pembentukan tanah, pengamanan tanah
terhadap erosi, serta membantu proses pelapukan serasah hutan. Loveless (1989) dalam
Asbar (2004) menjelaskan bahwa tumbuhan paku dapat tumbuh pada habitat yang berbeda.
Berdasarkan tempat hidupnya, tumbuhan paku ditemukan tersebar luas mulai daerah tropis
hingga dekat kutub utara dan selatan. Mulai dari hutan primer, hutan sekunder, alam terbuka,
dataran rendah hingga dataran tinggi, lingkungan yang lembab, basah, rindang, kebun
tanaman, pinggir jalan paku dapat dijumpai.

Tumbuhan paku dapat dibedakan menjadi dua bagian utama yaitu organ vegetatif
yang terdiri dari akar, batang, rimpang, dan daun. Sedangkan organ generatif terdiri atas
spora, sporangium, anteridium, dan arkegonium. Sporangium tumbuhan paku umumnya
berada di bagian bawah daun serta membentuk gugusan berwarna hitam atau coklat. Gugusan
sporangium ini dikenal sebagai sorus. Letak sorus terhadap tulang daun merupakan sifat yang
sangat penting dalam klasifikasi tumbuhan paku. Menurut Tjitrosoepomo (1994) divisi
Pteridophyta dapat dikelompokkan ke dalam empat kelas yaitu Psilophytinae, Lycopodiinae,
Equisetinae dan Filiciane; dan menurut Steennis (1988), tumbuhan pakupakuan dapat dibagi
ke dalam 11 famili yaitu Salviniceae, Marsileaceae, Equicetaceae, Selagillaceae,
Lycopodiaceae, Ophiglossaceae, Schizaeaceae, Gleicheniaceae, Cyatheaceae,
Ceratopteridaceae, dan Polypodiaceae.

Ciri-Ciri Umum Pteridophyta

Tumbuhan yang dikenal sebagai tumbuhan pakunya adalah pada fase sporofit. Pada
tumbuhan paku, gametofit dikenal sebagai prothallium dan usianya hanya beberapa minggu.
Morfologinya yang hanya berukuran beberapa sentimeter dan seringkali berbentuk hati,
berwarna hijau, dan terhubung ke substrat dengan rizoid, mirip dengan talus Hepaticae. Di
bagian bawah prothallium, di antara rizoid, terdapat antheridia dan archegonium. Memiliki
akar berbentuk rizoid pada generasi gametofit, tumbuhan paku menunjukkan ciri-ciri akar
serabut pada generasi sporofit. Titik perkembangan akar berbentuk segiempat, yang
aktivitasnya bergerak ke luar untuk menghasilkan kaliptra sementara ke dalam untuk
membentuk sel-sel akar, terdapat kaliptra untuk melindungi struktur anatomi akar di
ujungnya. Ada fasikel (ikatan pembuluh) dari jenis konsentris di silinder tengah (xilem
dikelilingi oleh floem) (Mulyadi, 2014).

Tumbuhan paku menunjukkan ciri-ciri seperti batang sejati berupa sporofit dan batang
berupa protalium pada generasi gametofit. Sel-sel sklerenkim yang membentuk penguatan
jaringan struktur arsitektur batang epidermis, banyak lubang korteks (ruang antar sel), xilem
dan floem merupakan pusat silinder yang membentuk bundel pengangkut tipe konsentris.
(Mulyadi, 2014). Selain itu, batang Pteridophyta tidak muncul dari ketiak daun dan malah
bercabang atau menghasilkan cabang samping. (Hasnunidah, 2018).

Daun yang tumbuh pada percabangan tulang daun disebut dengan frond, dan dalam satu
tangkai keseluruhan daunnya disebut dengan pinna.. Daun pada tumbuhan paku dibedakan
menjadi tiga berdasarkan fungsinya, diantaranya:

1) Daun tropofil
Daun yang hanya mengandung klorofil dan dimanfaatkkan untuk melakukan
fotosintesis.
2) Daun sporofil
Daun yang pada bawah permukaannya memiliki bentuk berupa titik-titik hitam yang
dapat disebut dengan sorus, di dalam sorus terdapat kumpulan sporangium yang
menjadi tempat untuk spora.
3) Trofosporofil
Daun yang dalam satu tangkainya memiliki anak-anak daun ada yang menghasilkan
spora dan ada yang tidak menghasilkan spora.

Pada bagian spora, tumbuhan paku memiliki ciri sebagai berikut:

1) Sporangium adalah tempat berkumpulnya spora. Ada sporangium di strobilus, sorus,


atau synagium. Deretan sel mengelilingi setiap sporangium untuk membuat annulus,
struktur seperti cincin yang mengatur pelepasan spora (Mulyadi, 2014)
2) Sporangium dan spora berkembang pada daun, terkadang di ketiak atau di ujung
pucuk (Hasnunidah, 2018).
3) Sorus adalah tempat berkumpulnya sporangium. Selaput sel yang mengandung
Indisium menjaga sorus yang sedang tumbuh. Sorus mengandung gugusan
sporangium yang masing-masing mengandung ribuan spora (Mulyadi, 2014).
4) Sporangium mengandung lapisan dinding yang melindungi jaringan sporogenous. Sel
induk spora bulat terbentuk ketika sel sporogen tumbuh dan membelah. Masing-
masing dapat hidup bersama dengan tetraeder dan setelah pembelahan reduksi
menghasilkan empat spora haploid.
5) Tiga lapisan dinding spora yang ada adalah perisporium, eksosporium, dan
endosporium. Endosporium berdinding tipis terkait dengan inti eksosporium
berdinding tebal dan kuat, dan perisporium adalah lapisan tambahan yang terdiri dari
periplasmodium.
6) Makrospora adalah spora besar yang berevolusi menjadi macroprothallium selama
perkecambahan. Mereka berasal dari makrosporangium.
7) Mikrosporangium adalah tempat berkembangnya spora kecil yang disebut
mikrospora. Microprothallium tempat tumbuhnya mikrospora yang mengandung
anteridium (Hasnunidah, 2018)

Klasifikasi dan Karakteristik Familia Polypodiaceae

Dalam sistem taksonomi menurut Integrated Taxonomic Information System (ITIS),


Familia Polypodiaceae termasuk ke dalam klasifikasi sebagai berikut:

 Regnum : Plantae
 Divisio : Tracheophyta
 Classis : Polypodiopsida
 Ordo : Polypodiales
 Familia : Polypodiaceae

Familia Polypodiaceae adalah salah satu kelompok yang paling kaya spesiesnya dari
pakis yang masih ada, menampilkan keragaman morfologi dan sistematis yang luar biasa.
Leptosporangi memakan paku-pakuan yang terdiversifikasi dalam kanopi yang didominasi
angiosperma selama periode radiasi Kenozoikum, sehingga membentuk keragaman
Polypodiaceae. Sebagian besar spesies dalam Polypodiaceae adalah epifit, dan Familia ini
mewakili salah satu kelompok epifit vaskular pantropis yang paling beragam dan melimpah
di hutan tropis dan subtropis (Liu, Wang, Su, & Wang, 2021).
Jenis-jenis tumbuhan paku

1. Paku purba (Psilopsida)

Sub divisi dari sistem klasifikasi tumbuhan paku yang pertama ialah Psilopsida atau paku
purba.

Sesuai dengan namanya jenis tumbuhan paku satu ini telah ada sejak zaman purba.
Sebagian di antara mereka telah mengalami kepunahan dan hanya ditemukan dalam bentuk
fosil.

Contohnya seperti paku tidak berdaun atau Rhynia yang keberadaannya sudah dalam
bentuk fosil. Kemudian masih ada sebagian kecil yang bisa ditemukan saat ini, seperti paku
tmesipteris yang tumbuh di kepulauan dan psilotum nudum tumbuh di daerah tropis dan
subtropis.

Ciri-ciri dari jenis tumbuhan paku purba antara lain:

 Tingginya 30 sentimeter hingga satu meter


 Memiliki rizhom yang dikelilingi rizoid
 Tidak memiliki akar, batang dan daun sejati

Akan tetapi dari ciri-ciri tersebut, ada pula beberapa pengecualian. Sebagian paku purba
yang memiliki daun mempunyai ciri yang lebih spesifik di antaranya:

 Ukuran daun sangat kecil berbentuk seperti sisik.


 Sporangium berada di ketiak ruas batang.
 Gametofit tersusun atas sel yang tidak berklorofil.
 Batang berklorofil dan sudah memiliki sistem pengangkut “pembuluh vaskuler”
2. Paku ekor kuda (Sphenopsida atau Equisetopsida)

Sphenopsida atau Equisetopsida dinamai paku ekor kuda karena jenis tumbuhan paku ini
memiliki percabangan pada batangnya dengan bentuk yang menyerupai ekor kuda. Paku ekor
kuda memiliki beberapa ciri, di antaranya:

 Tumbuhan ini sering tumbuh di daerah dengan tanah yang berpasir.


 Sporofitnya berbentuk sisik dengan warna agak transparan dengan susunan melingkar
pada batangnya.
 Batangnya berongga dan beruas, karena pada lapisan luar batang terkandung silika
tinggi, batang dari klasifikasi tumbuhan paku ini cukup keras dan sering digunakan
sebagai alat penyikat.
 Batang memiliki rizom dan ujung yang mengandung sporangia.
 Sporangiumnya menghasilkan spora dengan ukuran dan bentuk sama, kendati dari
jenis yang berbeda.Oleh karena inilah paku-pakuan dalam sub divisi ini tergolong
paku peralihan.
 Tingginya dapat mencapai kurang lebih 15 meter.
3. Paku kawat (Lycopsida)

Paku kawat ini diperkirakan telah tumbuh di Bumi pada masa Devonian. Mereka terus
berkembang biak sampai jumlahnya sangat melimpah pada masa Karboniferus.

Hampir semua Lycopsida telah mengalami kepunahan, mereka kebanyakan telah ditemukan
dalam bentuk fosil atau endapan batu bara.

Namun beberapa di antaranya yang berukuran kecil sampai kini dapat kita temui di
permukaan tanah atau kulit pohon di ekosistem hutan hujan tropis.

Ciri-ciri tumbuhan paku kawat antara lain:

 Tinggi tubuhnya dapat mencapai kurang lebih 3 meter.


 Sporofit tersusun dari sel-sel yang mengandung klorofil dan memiliki daun berbentuk
seperti rambut atau sisik.
 Batangnya berbentuk seperti kawat dengan cabang-cabang yang mengandung
sporangium dalam wadah sporofil yang berbentuk gada “strobilus”.
 Gametofit berukuran kecil dan tidak berklorofil, oleh karena itu makanannya
diperoleh melalui simbiosis dengan jamur yang tumbuh di sekitarnya.
 Sporangium menghasilkan spora, ada Lycopsida yang menghasilkan satu jenis spora
“homospora” seperti Lycopodium sp, namun ada juga yang menghasilkan dua jenis
spora “heterospora” seperti Selaginella sp.
 Gametofitnya ada yang memiliki dua jenis alat kelamin, misalnya Lycopodium sp,
namun ada pula yang menghasilkan satu jenis alat kelamin saja misalnya Selaginella
sp.
4. Paku sejati (Pteropsida)

Tumbuhan paku jenis ini umumnya dengan mudah kita temui pada habitat lembap, seperti di
daerah ekosistem hutan hujan tropis.

Pakis yang tumbuh di sela pohon sawit adalah salah satu spesies dari golongan tumbuhan
paku ini. Selain itu spesies golongan paku sejati juga dapat kita temui dengan melihat ciri-
cirinya, yaitu:

 Dengan memiliki akar, batang dan daun sejati dengan ukuran variative
 Daunnya berukuran lebih besar dibanding paku-pakuan jenis lain, bentuknya
lembaran dan tulang daunnya bercabang.
 Daun atau tunas mudanya menggulung Terdapat lebih dari 12.000 spesies paku sejati
di dunia saat ini.
 Beberapa contoh tumbuhan paku dari sub divisi ini antara lain Asplenium nidus,
Adiantum fimbriatum dan Marsilea crenata.

Daftar Pustaka

Diah Irawati Dwi Arini dan Julianus Kinho. 2012. KERAGAMAN JENIS TUMBUHAN
PAKU (PTERIDOPHYTA) DI CAGAR ALAM GUNUNG AMBANG SULAWESI
UTARA dalam ” Info BPK Manado Volume 2 No 1”. Manado: Balai Penelitian Kehutanan
Manado

Nadia, Yopi. 2022. “Jenis-jenis Tumbuhan Paku”,


https://www.kompas.com/skola/read/2022/09/19/182644369/jenis-jenis-tumbuhan-paku?
page=all, diakses pada 25 Agustus 2023 pukul 23.10.

Anda mungkin juga menyukai