0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
79 tayangan8 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang ciri-ciri umum tumbuhan paku (Pteridophyta) dan Psilophyta. Tumbuhan paku memiliki akar, batang, dan daun sejati serta dapat hidup di berbagai tempat lembab. Tumbuhan paku memiliki siklus hidup dengan fase sporofit dan gametofit, serta dapat berkembangbiak secara aseksual dan seksual. Terdapat berbagai jenis tumbuhan paku seperti paku kawat, p
Dokumen tersebut membahas tentang ciri-ciri umum tumbuhan paku (Pteridophyta) dan Psilophyta. Tumbuhan paku memiliki akar, batang, dan daun sejati serta dapat hidup di berbagai tempat lembab. Tumbuhan paku memiliki siklus hidup dengan fase sporofit dan gametofit, serta dapat berkembangbiak secara aseksual dan seksual. Terdapat berbagai jenis tumbuhan paku seperti paku kawat, p
Dokumen tersebut membahas tentang ciri-ciri umum tumbuhan paku (Pteridophyta) dan Psilophyta. Tumbuhan paku memiliki akar, batang, dan daun sejati serta dapat hidup di berbagai tempat lembab. Tumbuhan paku memiliki siklus hidup dengan fase sporofit dan gametofit, serta dapat berkembangbiak secara aseksual dan seksual. Terdapat berbagai jenis tumbuhan paku seperti paku kawat, p
Fauziana Eka (1700017038) Biologi-A CIRI UMUM TUMBUHAN PAKU (PTERIDOPHYTA) DAN PSILOPHYTA
A. Pengertian tumbuhan paku (pteridophyta)
Tumbuhan paku disebut juga Pteridophyta. Tumbuhan paku merupakan tumbuhan dengan tingkatan lebih tinggi dari lumut karena memiliki akar, daun, dan batang sejati. Selain itu, meskipun habitat utama tumbuhan paku pada tempat yang lembab (higrofit), namun tumbuhan paku juga dapat hidup diberbagai tempat seperti di air (hidrofit), permukaan batu, tanah, serta dapat juga menempel (epifit) pada pohon (Muspiroh, 2010).
B. Ciri-ciri tumbuhan paku (pteridophyta)
Menurut Latifah (2004) berikut ini adalah beberapa ciri-ciri dari tumbuhan paku, diantaranya meliputi : 1. Organisme multiseluler 2. Organisme autotrof yaitu menghasilkan makanan sendiri dengan melakukan proses fotosintesis 3. Mempunyai klorofil 4. Organisme eukariotik yaitu sudah memiliki inti sel 5. Dinding sel terdiri atas selulosa 6. Sudah terdapat akar, batang, dan daun sejati sehingga disebut cormophyta berspora 7. Sudah memiliki berkas pembuluh angkut yaitu xilem dan floem 8. Memiliki 2 fase metagenesis yaitu sporofit (2n) dan gametofit (n) 9. Fase sporofit (2n) merupakan tumbuhan lumut itu sendiri dan lebih dominan daripada fase gametofit(n) 10. Reproduksi dari tubuhan paku dapat terjadi secara aseksual dengan pembentukan gammae (anakan pada tulang daun atau kaki daun yang mengandung spora) sedangkan dapat terjadi secara seksual dengan peleburan gamet jantan dan gamet betina 11. Daun tumbuhan paku yang masih muda terletak di paling ujung daun dan biasanya menggulung dan bersisik 12. Berdasarkan fungsinya terdapat 2 tipe daun pada tumbuhan paku yaitu daun tropofil untuk berfotosintesis dan daun sporofil yaitu untuk menghasilkan spora 13. Bagian yang menghasilkan spora disebut dengan sporangium. Sporangium- sporangium ini akan di bungkus dalam wadah yang disebut sorus 14. Berdasarkan ukuran daunnya terdapat 2 tipe daun yaitu mikrofil yaitu daunnya berukuran kecil sedangkan makrofil yaitu daunnya berukuran besar 15. Hidupnya disegala tempat, terutama di tempat yang lembab dan basah (perairan), bisa juga hidup di tempat kering dan terbuka (darat)
C. Strukur tubuh tanaman paku (pteridophyta)
Memiliki 4 struktur penting, yaitu lapisan pelindung sel (jaket steril) yang terdapat disekeliling organ reproduksi. Embrio multiseluler yang terdapat dalam arkegonium. Kutikula pada bagian luar dan yang paling penting adalah sistem transport internal yang mengangkut air dan zat makanan dari dalam tanah. Sistem transport ini sama baiknya seperti pengorganisasian transport air dan zat makanan pada tumbuhan tingkat tinggi. (Estiati, 1995) Menurut Prawiro (2007) Struktur tubuh dari tumbuhan paku adalah sebagai berikut: 1. Akar Bersifat seperti akar serabut, ujungnya dilindungi kaliptra yang terdiri atas sel–sel yang dapat dibedakan dengan sel–sel akarnya sendiri. 2. Batang Serupa halnya dengan jaringan akarnya, struktur batang tumbuhan paku juga terdiri dari epidermis, korteks, dan silinder pusat. Pada silinder pusat tersebut terdapat berkas pembuluh angkut, yaitu xilem dan floem. Berkas pembuluh ini berperan dalam proses fotosintesis dan mengedarkan hasil fotosintesis ke seluruh bagian tubuh tumbuhan. Pada sebagian jenis tumbuhan paku tidak tampak karena terdapat didalam tanah berupa rimpang, mungkin menjalar atau sedikit tegak. Jika muncul diatas permukaan tanah, batangnya sangat pendek sekitar 0,5m. akan tetapi ada batang bebrapa jenis tumbuhan paku seperti paku pohon/ paku tiang yang panjangnya mencapai 5m dan kadang–kadang bercabang misalnya : Alsophilla dan Cyathea. 3. Daun Daun selalu melingkar dan menggulung pada usia muda. berdasarkan bentuk ukuran dan susunanya, daun paku dibedakan antara epidermis, daging daun, dan tulang daun. a) Makrofil Daun ini berbentuk kecil–kecil seperti rambut atau sisik, tidak bertangkai dan tidak bertulang daun, belum memperlihatkan diferensiasi sel, dan tidak dapat dibedakan antara epidermis, daging daun dan tulang daun. b) Mikrofil Merupakan daun yang bentuknya besar, bertangaki dan bertulang daun, serta bercabang–cabang. Sel–sel penyusunnya telah memperlihatkan diferensiasi, yaitu dapat dibedakan antara jaringan tiang, jaringan bunga karang, tulang daun, serta stomata (mulut daun).Ditinjau dari fungsinya , daun tumbuhan paku dibedakan atas: 1) Tropofil : Sebagai daun steril dan memiliki klorofil sehingga berperan dalam proses fotosintesis dalam menghasilkan glukosa 2) Sporofil : Sebagai daun fertil karena menghasilkan spora sebagai alat perkembangbiakan Tetapi daun ini juga dapat melakukan fotosintesis, sehingga disebut pula sebagai troposporofil. Umumnya habitat tumbuhan paku pada tempat yang lembab, bisa di darat, perairan, ataupun menempel. Tumbuhan paku dapat bereproduksi secara seksual maupun secara aseksual. Tumbuhan paku bersifat fotoautotrof, karena memiliki klorofil sehingga dapat berlangsungnya proses fotosintesis. Dalam siklus hidup tumbuhan paku, pada fase metagenesis terdapat fase sporofit yaitu tumbuhan paku sendiri.
D. Macam-macam tumbuhan paku (pteridophyta)
Ditinjau dari macam spora yang dihasilkan , tumbuhan paku dapat dibedakan menjadi tiga golongan seperti berikut ini : 1. Paku Homospora (isospora) Menghasilkan satu jenis spora , misalnya Lycopodium (paku kawat). 2. Paku Heterospora Dua jenis spora yanhg berlainan; yaitu mikrospora berkelamin jantan dan makrospora (mega spora) berkelamin betina, misalnya : Marsilea (semanggi), Selaginella (paku rane). 3. Paku Peralihan Paku ini merupakan peralihan antara homospora dengan heterospora, yaitu paku yang menghasilkan spora yang bentuk dan ukurannya sama tetapi berbeda jenis kelaminnya, satu berjenis kelamin jantan dan lainnya berjenis kelamin betina, misalnya Equisetum debile (paku ekor kuda).
E. Habitat Tumbuhan Paku
Habitatnya didarat, terutama pada lapisan bawah tanah didataran rendah, tepi pantai, lereng gunung, 350meter diatas permukaan laut terutama didaerah lembab, dan ada juga yang bersifat epifit (menempel) pada tumbuhan lain. Reproduksi Tumbuhan Paku Reproduksi tumbuhan ini dapat secara aseksual (vegetative), yakni dengan stolon yang menghasilkan gemma (tunas). Gemma adalah anakan pada tulang daun atau kaki daun yang mengandung spora. Reproduksi secara seksual (generative) melalui pembentukan sel kelamin jantan dan betina oleh alat – alat kelamin (gametogonium). Gametogonium jantan (anteredium) menghasilkan spermatozoid dan gametogonium betina menghasilkan sel telur (ovum). Sepertihalnya tumbuhan lumut, tumbuhan paku mengalami metagenesis (pergiliran keturunan). F. Klasifikasi tanaman paku (Pteridophyta)
1. Paku Kawat (Lycophyta)
Divisi Lycophyta atau Lepidophyta meliputi golongan yang sudah punah maupun yang sekarang masih ada. Anggota divisi ini biasa dinamakan paku kawat karena mempunyai batang dan akar yang bercabang menggarpu. Struktur tubuhnya cukup lengkap, yang mempunyai akar, batang dan daun sejati. Daunnya kecil-kecil (mikrofil), tidak bertangkai dan bertulang daun satu. Sporangium terdapat pada ketiak daun, biasanya sporofil terkumpul di ujung batang atau cabang dan membentuk bangunan seperti kerucut, disebut strobilus. Bentuk ini menyerupai konus pada pohon pinus, sehingga banyak orang yang menyebut paku kawat itu sama saja pinus tanah. Berdasarkan ada tidaknya ligula (lidah-lidah pada daun), divisi ini dibagi menjadi dua kelas yaitu Kelas Eligulopsida dan Kelas Ligulopsida. Kelas Eligulopsida merupakan paku kawat yang tidak memiliki ligula, contohnya Lycopodium sp. Sedangkan Ligulopsida merupakan paku kawat yang memiliki ligula, contohnya paku rane (Selaginella sp.). 2. Paku Ekor Kuda (Divisi Arthrophyta) Divisi Arthrophyta memiliki tubuh yang cabangnya berkarang dan jelas kelihatan berbuku-buku dan beruas-ruas. Lapisan luar (epidermisnya), mengandung silika sehingga terlihat berpasir. Banyak yang menggunakan batang ekor kuda untuk menggosok pot ataupun kuali, sebelum ditemukan alat penggosok dari baja. Oleh karenanya, tumbuhan ini disebut juga dengan tumbuhan penggosok. Daun-daun kecil seperti selaput dan tersusun berkarang. Sporofi l selalu berbeda dengan daun biasa, biasanya berbentuk perisai dengan sejumlah sporangium pada sisi bawahnya. Sporofi l tersebut merupakan badan berbentuk gada atau kerucut pada ujung batang atau cabang yang juga disebut sebagai strobilus. Akarnya sangat kecil dan halus, terdapat pada buku-buku dari rhizoma atau pada pangkal batang. Beberapa jenisnya ada yang memiliki semacam umbi untuk menghadapi masa yang buruk. Paku ekor kuda merupakan tumbuhan dengan genus tunggal, yaitu Equisetum. Genus ini hanya memuat kira-kira 25 spesies, sebagian hidup di darat dan sebagian hidup di rawa-rawa. Contohnya adalah paku ekor kuda (Equisetum debile).
3. Paku sejati (Filicophyta)
Tumbuhan paku sejati merupakan tumbuhan paku yang sering di temukan. Karena banyak ditemukan di sawah, di pekarangan rumah yang teduh, atau mungkin pada pot tanaman hias yang ada di depan rumah. Paku sejati juga termasuk tumbuhan yang memiliki struktur tubuh lengkap. Paku sejati sudah mempunyai akar, batang, dan daun yang sejati. Batangnya ada yang tertanam di dalam tanah membenruk rihzoma. Daunnya berupa makrofi l dan bentuknya bermacam-macam, bertangkai, dan tulangnya bercabang- cabang. Saat masih muda, daunnya akan tergulung pada ujungnya. Sementara, sisi bawahnya banyak terdapat sporangium.
Contoh tanaman paku sejati adalah paku tanduk rusa (Plathycerium
coronarium), paku sarang burung (Asplenium nidus), paku suplir (Adiantum sp.), paku sawah (Azolla pinnata), dan semanggi (Marsillea crenata). DAFTAR PUSTAKA Estiati B, Hidayat. 1995.Taksonomi tumbuhan. Bandung: ITB Bandung Latifah, Eva. 2004. Biologi 2. Bandung : Remaja Rosdakarya. Muspiroh, Novyanti, dkk. 2010. Buku Panduan Praktikum Taksonomi Tumbuhan Rendah: Pusat Laboratorium IAIN Syakh Nurjati. Pearce, evelyn C. 1985. Anatomi dan fisiologi. Jakarta: Gramedia. John w. Kimball dkk. 2006. Biologi jilid 3. Jakarta: Erlangga Prawiro, Hartono. 2007. Sains Biologi. Jakarta: Bumi Aksara.
Pteridophyta Adalah Tumbuhan Paku Yang Menghasilkan Spora Dan Umumnya Mempunyai Susunan Daun Yang Membentuk Bangun Sayap Serta Pada Bagian Pucuk Tumbuhan Itu Terdapat Bulu-Bulu.