NAMA KELOMPOK 3
BRAYEN ELFATHIR NELAPONTE
ANMA ZAHREY
ADITYA DAMAYANTI
DESVITA PAUZA SADILA
FARA LAILA DELVA
Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul:
"PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN PAKU DAN LUMUT"
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang
dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu kami mengharapkan
segala bentuk saran dan masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya
kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia
pendidikan .
DAFTAR ISI
Kata pengantar
Daftar isi
Bab 1 Pendahuluan
Bab 2 Pembahasan
2.2 Lumut
Bab 3 Penutup
3.1 Kesimpulan
1.1 Latar Belakang
Tumbuhan (kingdom Plantae) adalah golongan makhluk hidup eukariota multiselular yang memiliki
kemampuan untuk memberi makan diri sendiri (autotrof). Mereka memiliki kloroplas yang di
dalamnya terdapat pigmen klorofil (kebanyakan mengandung klorofil a dan b serta karotin). Selain
itu, tumbuhan juga memiliki struktur tubuh yang sudah terdiferensiasi membentuk jaringan dan
organ tubuh. Kelompok makhluk hidup yang termasuk dalam kingdom Plantae antara lain adalah
tumbuhan lumut, tumbuhan paku, dan tumbuhan berbiji.
Tumbuhan paku (Pteridophyta atau Filicophyta), adalah satudevisi tumbuhan yang telah memiliki
sistem pembuluh sejati (kormus) tetapi tidak menghasilkanbiji untuk reproduksinya. Kelompok
tumbuhan ini masih menggunakan spora sebagai alat perbanyakan generatifnya, sama seperti
lumut dan fungi. Tumbuhan paku tersebar di seluruh bagian dunia, kecuali daerah bersalju abadi
dan daerah kering (gurun). Total spesies yang diketahui hampir 10.000 (diperkirakan 3000 di
antaranya tumbuh di Indonesia), sebagian besar tumbuh di daerah tropika basah yang lembab.
Salah satu anggota dari Pteridophyta ialah kelas Lycopodiinae ( paku kawat atau paku rambat ).
Merupakan tumbuhan liar di pinggir-pinggir jalan, semak belukar atau di hutan-hutan,sering
memanjat di pohon. Tumbuh dari dataran rendah sampai pegunungan dari ketinggian 100 m
sampai
2.000 m di atas permukaan laut.
Sedangkan, lumut merupakan tumbuhan tidak berpembuluh, yang termasuk dalam divisio
bryophyta ( berasal dari bahasa yunani, bryum “lumut” ). Divisio ini mempunyai “daun” yang telah
menyerupai daun tumbuhan berpembuluh Lumut (Briophyta) adalah tumbuhan yang sudah
terbentuk embrio. Bentuknya kecil, lembut, mempunyai talus yang tingginya kurang dari 15 cm,
berspora tapi belum mempunyai akar, batang dan daun sejati. Divisio ini mempunyai anggota
terbanyak, yaitu sekitar 10.000 spesies. Di dalam makalah ini, akan membahas tumbuhan lumut dan
paku tentang bagaimana pengelompokan-pengelompokan, dan proses siklus hidupnya.
1.2 Tujuan
Memahami struktur dan fungsi bagian – bagian tumbuhan paku dan lumut.
Mengetahui cara perkembangbiakan dari tumbuhan paku dan lumut melalui charta
2.1 Paku (Pteridophyta)
Tumbuhan paku pernah merajai vegetasi zaman Paleozoikum periode karbon yang disebut
zaman Paku. Tumbuhan paku yang dominan saat itu berbentuk pohon (paku tiang), misalnya
Alsophila glauca.
Tumbuhan paku dapat ditemukan diberbagai habitat, ada yang tumbuh di daratan yang
tanahnya netral, tanah berkapur, tanah asam, dan ada juga yang hidup di air. Biasanya tumbuhan ini
menyukai tempat yang lembab dan teduh. Adapun ciri-ciri tumbuhan paku yaitu: memiliki akar,
batang dan daun sejati, memiliki pembuluh angkut dengan ikatan pembuluh, memiliki klorofil,
berkembang biak dengan spora dan pergiliran keturunan antara fase gametofit dan vegetatif
(metagenesis). Tumbuhan paku juga banyak memiliki manfaat bagi kehidupan manusia sehari-hari
antara lain Sebagai bahan obat-obatan, Sebagai tanaman hias, Sebagai tanaman sayuran, Sebagai
pupuk hijau dalam pertanian, dan Sebagai sumber bahan baku pembentukan batu bara.
Ental yang masih muda selalu menggulung (seperti gagang biola) dan menjadi satu ciri khas
tumbuhan paku. Daun pakis hampir selalu daun majemuk. Sering dijumpai tumbuhan paku
mendominasi vegetasi suatu tempat sehingga membentuk belukar yang luas dan menekan
tumbuhan yang lain.
B. Macam – Macam Paku Spora
1. Homospora (isospora) menghasilkan satu jenis spora saja, misalnya paku kawat
(Lycopodium clavatum). Homospora adalah genus dari ngengat dalam
keluarga Geometridae .
1. AKAR
Akar tumbuhan paku merupakan akar sesungguhnya karena sel-sel akarnya sudah terdiferensiasi
menjadi :
Silinder pusat, terdpat buluh pengangkut berupa xylem yang dikelilingi oleh floem.
Pada sebagian besar jenis paku, batangnya terdapat di dalam tanah yang dinamakan ripang
(rhizome). Jika muncul ke permukaan tanah, batangnya sangat pendek sekitar 0.5 m. Namun, ada
beberapa batang pohon paku yang tingginya mencapai 5 m atau lebih, misalnya cythea sp. Pada
batang, terdapat pembuluh pengangkut berup xilem dikelilingi floem.
3. DAUN
Macam-Macam Daun :
Daun yang besar-besar disebut Makrofil dan telah mempunyai daging daun (Mesofil)
Tumbuhan paku termasuk Kormophyta berspora karena sudah mempunyai akar, batang dan daun
sejati serta berkembang biak dengan spora. Tumbuhan ini sudah mempunyai klorofil, akar, batang,
dan daun sejati. Tumbuhan paku yang kita kenal dan dapat kita amati merupakan fase sporofit.
Pteridophyta hidup di habitat yang lembab sehingga disebut juga tumbuhan higrofit.
Tumbuhan paku muda mempunyai ciri khas bakal daun yang muda menggulung. Tumbuhan paku
merupakan tumbuhan lapisan bawah di hutan-hutan tropik dan subtropik. Habitatnya meliputi tepi
pantai sampai ke lereng pegunungan, dan di sekitar kawah.
Batang tumbuhan paku sudah mempunyai pembuluh pengangkut berupa floem dan xilem
yang bertipe konsentris (xilem dikelilingi floem). Akarnya berupa akar tongkat yang disebut rizom.
Daunnya terdiri atas daun kecil (mikrofil) dan daun besar (makrofil). Daun yang digunakan untuk
fotosintesis disebut tropofil. Adapun daun yang menghasilkan spora disebut sporofil. Sporofil
mempunyai kotak spora yang disebut sporangium, berupa suatu badan yang menghasilkan spora.
Sporangium terkumpul dalam sorus. Kumpulan sorus-sorus disebut siri. Sorus dilindungi oleh
pembungkus (selaput) yang disebut indusium.
E. Perkembangbiakan paku
Tumbuhan paku mengalami pergiliran keturunan seperti halnya tumbuhan lumut. Siklus hidup
Pteridophyta dimulai dari proses terjadinya pembuahan antara spermatozoid dan sel telur yang
membutuhkan air sebagai media. Hasil pembuahan tersebut akan menghasilkan zigot. Zigot akan
berkembang menjadi embrio dan memperlihatkan dua kutub. Satu kutub tumbuh ke atas
(membentuk daun dan batang), sedangkan kutub yang lain tumbuh ke bawah (membentuk akar).
Namun, pada perkembangan selanjutnya kutub yang satu tumbuh membentuk batang beserta daun,
sedangkan kutub yang lain terhenti atau tidak berkembang. Oleh karena itu, tumbuhan paku disebut
tumbuhan berkutub satu.
F. Metagenesis Tumbuhan Paku
Tumbuhan paku mengalami metagenesis atau pergiliran keturunan antara generasi sporofit dan
generasi gametofit.
Generasi Saprofit merupakan tumbuhan paku itu sendiri yang dapat menghasilkan spora. Spora
dihasilkan oleh struktur daun khusus yang disebut sporofil. Spora tersebut mudah menyebar
diterbang angin, dan spora yang jatuh di tempat yang sesuai akan tumbuh menjadi tumbuhan baru
yaitu berupa protalium.
Generasi Gametofit merupakan tumbuhan penghasil gamet. Generasi gametofit ditandai dengan
adanya protalium yaitu tumbuhan paku baru yang berbentuk seperti jantung, berwarna hijau, dan
melekat pada substrat dengan rizoidnya. Generasi gametofit tidak berlangsung lama karena
biasanya protaliumnya berukuran kecil dan tidak berumur panjang. Di dalam protalium terdapat
suatu gametangium sehingga dapat membentuk anteridium yaitu alat kelamin jantan yang akan
menghasilkan sperma, dan arkegonium yaitu alat kelamin betina yang akan menghasilkan sel telur.
Jika terjadi pertemuan antara sperma dengan sel telur maka akan terbentuk zigot dan akan tumbuh
menjadi tumbuhan paku baru.
G. Klasifikasi Tumbuhan Paku
1. Devisi Psilotophyta
Anggota devisi Psilotophya tidak memiliki daun atau akar sejati. Fungsi akar digantikan oleh
rizoid. Psilotophyta memiliki sporangium yang terletak pada ujung-ujung cabangnya.
Psilotophyta merupakan kelompok tumbuhan paku yang sudah hampir punah.
Anggotadevisi ini pernah dominan pada periode Silurian hinnga Devonian. Salah satu jenis
devisi psilotophyyta yang masih ada hingga sekarang adalah Psilotum
2. Devisi Lycopodophyta
Jumlah anggota devisi ini mencapai sekitar 1000 spesies. Mereka memiliki daun
berupa mikrofil yang tersusun secara spiral. Lycopodophyta memiliki sporangium yang
muncul dari ketiak daun yang berkumpul membentuk strobilus (bentuk seprti pentungan
kayu. Bersifat epifit. Contohnya Lycopodium dan Selaginella.
3. Devisi Equisetophyta
Jumlah anggota devisi ini hanya terdapat sekitar 15 spesies. Mereka bisa
tumbuh subur di tempat-tempat yang lembab, daun berukuran menengah, bersisik, dan
tersusun melingkar pada setiap buku. Rizom dapat menghasilkan batang yang menjulang
ke atas hingga mencapai ketinggian 1,3 meter. Pada ujung batang terdapat stobilus
berwarna kekuning-kuningan. Contohnya Equisetum.
4. Devisi Pteridophyta
Devisi ini meliputi tumbuhan paku menurut kita sehari-hari. Mereka memiliki
makrofil dengan tulang-tulang daun dan daging daun (mesofil). Tinggi tumbuhan paku ini
bervariasi, mulai dari yang pendek dan tampak lumut hingga tinggi menjulang seperti pohon.
Anggota devisi ini ada yang tingginya mencapai enam kaki. Contoh: Alsophilla glauca (paku
tiang), Gleichenia linearis (paku resam), Adiantun cuneatum (suplir), dan Marsilea crenata
(semanggi).
H. Peranan Tumbuhan Paku
Tumbuhan paku memiliki manfaat diantaranya adalah sebagai salah satu sumber fosil batu
bara yang bermanfaat untuk bahan bakar. Sebagai tanaman hias, yaitu: suplir (Adiantum
cuneatum), paku sarang burung (Asplenium nidus), paku tanduk rusa (Platycerium
bifurcatum) dan pakis (Nephrolepis sp.). Sebagai bahan penggosok untuk mencuci bahan dari
gelas, yaitu: paku ekor kuda (Equisetum debille). Sebagai bahan baku obat-obatan, yaitu
species Dyopteris filix-mas (paku picisan) dan Lycopodium clavatum. Sebagai bahan
makanan, yaitu semanggi (Marsilea crenata) dan berbagai jenis tumbuhan paku yang
daunnya masih muda (pakis). Sebagai media tumbuh tumbuhan anggrek, yaitu paku tiang
(Alsophilla glauca). Sebagai pupuk hijau, yaitu Azolla pinnata yang hidup bersama dengan
Annabaena azollae (kelompok ganggang biru). Annabaena azollae mengikat unsur nitrogen
yang ada di udara bebas menjadi senyawa nitrogen yang yang dapat diserap oleh tumbuhan
lain sehingga dapat menyuburkan tanah.
2.2 Lumut
Lumut merupakan tumbuhan darat pertama dengan susunan tubuh yang masih sederhana.
Secara khusus, lumut dikenal sebagai tumbuhan tidak berpembuluh. Mereka tidak memiliki
organ tubuh sebenarnya. Tumbuhan tersebut hanya memiliki organ yang menyerupai akar,
batang dan daun. Misalnya, rizoid merupakan organ pengganti akar pada lumut. Organ
tersebut memungkinkan lumut dapat menempel pada substrat dan menyerap air (mineral)
dari dalam tanah.
Tumbuhan lumut merupakan tumbuhan pelopor (perintis), yang tumbuh di suatu tempat
sebelum tumbuhan lain mampu tumbuh. Ini terjadi karena tumbuhan lumut berukuran kecil
tetapi membentuk koloni yang dapat menjangkau area yang luas. Jaringan tumbuhan yang
mati menjadi sumber hara bagi tumbuhan lumut lain dan tumbuhan yang lainnya. Klasifikasi
tradisional menggabungkan pula lumut hati kedalam Bryophyta.
A. Bagian-Bagian Tumbuhan Lumut
1. AKAR
Lumut mempunyai rizoid (akar semu) yang berfungsi untuk melekat pada tempat tumbuh,
serta menyerap air dan zat hara. Akar dan batang pada lumut tidak mempunyai pembuluh
angkut (xylem dan floem).
2. BATANG
Batang tidak memiliki pembuluh pengangkut (xilem dan floem). Daun kecil, sempit,
mengandung kloroplas berisi klorofil. Lumut hati dan lumut tanduk tanpa batang dan tanpa
pembuluh angkut. Tubuh berupa talus. Irisan melintang talus :
Hanya mengalami pertumbuhan primer dengan sebuah sel pemula berbentuk tetrader.
Sporofit yang ada pada ujung gametofit berwarna hijau dan memiliki klorofil, sehingga bisa
melakukan fotosintesis.
Pipih bilateral dengan satu pembuluh angkut (ibu tulang daun). Air masuk secara imbibisi
dan didistribusikan secara difusi.
Tumbuhan lumut mengalami metagenesis, yaitu mengalami pergiliran yang teratur antara
fase vegetatif dan generatif dalam daur hidupnya. Reproduksi tumbuhan lumut secara
vegetatif membentuk spora haploid (n) yang dihasilkan oleh fase sporofit, yaitu
sporogonium. Reproduksi secara generative dengan peleburan antara spermatazoid yang
dihasilkan anteridium (alat kelamin jantan) dengan ovum yang dihasilkan oleh arkegonium
(alat kelamin betina).
C. Reproduksi Lumut
Lumut dapat bereproduksi dengan 2 macam yaitu secara aseksual dan seksual:
Berdasarkan letak anteridium dan arkegonium, lumut dapat dibedakan atas 2 kelompok
yaitu:
D.Ciri-Ciri Lumut
Tumbuhan lumut adalah tumbuhan darat sejati, walaupun masih banyak yang menyukai tempat
yang lembab dan basah (pada kulit kayu, batuan, dan tembok). Lumut yang hidup di air jarang kita
jumpai, kecuali lumut gambut (Sphagnum sp). Walaupun demikian lumut masih sangat memerlukan
air, tanpa air organ reproduksinya tidak dapat masak atau pecah (merekah). Pada lumut, akar yang
sebenarnya tidak ada, tumbuhan ini melekat dengan perantaraan Rhizoid (akar semu), oleh karena
itu tumbuhan lumut merupakan bentuk peralihan antara tumbuhan bertalus (Thallophyta) dengan
tumbuhan berkormus (Kormofita). Lumut merupakan tumbuhan berpembuluh dan disebut
tumbuhan berkormus karena memiliki akar berupa rizoma, batang, dan daun yang menyerupai
tumbuhan sempurna. Namun tumbuhan ini masih tergolong tumbuhan tingkat rendah karena tidak
menghasilkan buah seperti tumbuhan pada umumnya. Tumbuhan paku berkembang biak secara
seksual dan aseksual dan mengalami pergiliran keturunan.
Didalam tumbuhan lumut terdapat istilah berumah dua (lumut heterotalus) yang artinya kelompuk
lumut yang masing-masing talusnya memiliki anteridium saja atau arkegonium saja, sedangkan
berumah satu (homotalus) artinya kelompok lumut yang memiliki anteridium dan arkegonium pada
satu tubuh (talus). Peranan lumut bagi kehidupan sehari-hari yaitu mencegah terjadinya banjir pada
musim hujan dan mampu menyediakan air pada musim kemarau, digunakan sebagai bahan bakar,
dan dapat diolah menjadi kapas.
E.Klasifikasi Lumut
Berdasarkan bentuk morfologi dan sifat hidup lainnya, lumut dikelompokan atas lumut hati,
lumut tanduk dan lumut sejati (lumut daun). Masing-masing kelompok tersebut menempati
takson yang sama. Tetapi penempatannya dalam sistem taksonomi mengalami perkembangan
Sebagian ahli taksonami menempatkan masing-masing kelompok lumut pada tingkatan takson kelas,
yaitu kelas Hepaticopsida (lumut hati), kelas Anthoceropsida (lumut tanduk), dan kelas Bryopsida
(lumut sejati). Berikut ini saya akan membahas tentang kelompok lumut tersebut:
1. Lumut Hati
Hepaticopsida
Lumut hati merupakan tumbuhan kecil yang berbentuk lembaran. Lumut ini tidak memiliki akar,
batang, dan daun yang sebenarnya sehingga disebut tumbuhan talus. Struktur talus pada tumbuhan
ini disebut lobus. Salah satu jenis tumbuhan hati yang terkenal adalah Marchantia . Setiap lobus
lumut memiliki ukuran panjang 1cm atau lebih. Permukaan atas lobus licin, sedangkan bawahnya
terdapat rizoid yang dapat tertanam kedalam tanah. Contoh lumut adalah Marchantia polymorpha
dan Marchantia geminata.
2. Lumut Tanduk
Anthocerotaceae
Lumut ini dapat ditemukan disepanjang pinggir sungai, danau, atau selokan. Struktur tubuhnya
hampir serupa dengan lumut hati. Itulah sebabnya, ada sebagian ahli mengelompokkan kedalam
lumut hati. Seperti halnya lumut hati, lumut tamduk juga mengalami pergiliran keturunan. Salah stu
spesies lumut ini adalah Anthoceros sporophytes.
3. Lumut Sejati atau Lumut Daun
Musci
Lumut sejati banyak ditemukan didaerah yang lembab dan teduh. Lumut ini dapat saja ditemukan
didaerah kutub, tropis, atau gurun. Lumut sejati merupakan tumbuhan kecil yang memiliki batang
semu yang dapat tegak dengan lembaran daun yang tersusun spiral.
1. Menahan erosi tanah: Pengikisan tanah juga bisa di cegah dengan kehadiran lumut. Sifat
penyerap air dengan baik yang dimiliki lumut membantu tanah terjaga kepadatannya dan tidak
mudah mengalami erosi.
2. Mengurangi bahaya banjir: Lumut juga berperan dalam mencegah bencana banjir, karena air hujan
yang turun diserap dengan baik oleh tumbuhan lumut.
3. Mensuplai oksigen: Lumut juga bagian dari tumbuhan yang memiliki zat hijau. Layaknya
tumbuhan lain, lumut juga melakukan fotosintesis. Hasil dari fotosintesis ini salah satunya adalah
menghasilakan manfaat oksigen bagi manusia.
4. Meningkatkan sumber air: Manfaat tumbuhan lumut juga dirasakan saat musim kemarau datang.
Musim yang berpotensi mendatang kekeringan ini memberikan ancaman minimnya ketersediaan
air bagi manusia. Lumut membantu mengatasinya, karena lumut mempercepat proses penyerapan
air saat kemarau sehingga mampu menjaga ketersediaan air tanah atau air sumur.
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan uraian pada pembahasan, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: