Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH LUMUT (BRYOPHYTA)

Disusun Oleh:

KELOMPOK I

1. Andi putra valen tino


2. Al gidan
3. Fahril Moh Rizki
4. Elma
5. Andini
6. Astri Oktavia
7. Zarah Nur Fadila

SMA NEGERI 1 SINDUE TOMBUSABORA


TAHUN AJARAN
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT.yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat
dan salam penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang diutus untuk menjadi
rahmat sekalian alam. Seiring dengan itu, tidak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada guru
mata pelajaran yang telah memberikan motivasi dalam menyelesaikan makalah ini.Makalah ini
menjelaskan secara ringkas mengenai Lumut (Bryophyta).Penulis menyadari akan kekurangan
dari makalah ini. Karena “Tak ada gading yang tak retak”.Oleh karena itu, saran dan masukan
dari berbagai pihak sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah ini dan semoga
dengan selesainya makalah ini dapat berguna bagi pembaca.

Palu, 10 Januari 2023

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lumut merupakan kelompok tumbuhan kecil yang tumbuh menempel pada berbagai
jenis substrat. Substrat yang umum dapat di tumbuhi lumut adalah pada pohon, kayu mati, kayu
lapuk, serasah, tanah dan batuan dengan kondisi lingkungan lembab dan penyinaran yang
cukup. Kehidupan lumut dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti, suhu, kelembaban dan
cahaya. Lumut yang hidup seperti pada pohon akan dipengaruhi oleh struktur permukaan kulit
kayu atau tempat tersebut harus lembab dengan intensitas cahaya yang cukup (Ariyanti, 2008).
Lumut merupakan salah satu kelompok tumbuhan rendah dan bagian dari
keanekaragaman hayati yang belum banyak mendapat perhatian (Windadri, 2009). Ada 24.000
spesies Bryophyta yang dikenal, dan semua tumbuhan lumut membutuhkan kondisi lingkungan
yang lembab yang masuk kedalam siklus kehidupan tumbuhan tersebut. Divisi Bryophyta
dibagi menjadi tiga kelas, yaitu lumut hati (Hepatophyta) dengan 9000 spesies dan 240 genus;
lumut tanduk (Anthocerotopyhta)hanya 500 spesies; dan lumut daun(Bryopsida) memiliki
12.000-14.500 spesies dan 670 genus (Semple,1999).
Bryophyta termasuk salah satu bagian kecil dari flora yang belum banyak tergali juga
merupakan salah satu penyokong keanekaragaman flora. Tumbuhan lumut tersebar luas dan
merupakan kelompok tumbuhan yang menarik. Mereka hidup di atas tanah, batuan, kayu, dan
kadang – kadang di dalam air. Lumut hati dan lumut daun yang hidup menyendiri biasanya
tidak menarik. Namun dapat tampak bahkan menarik jika tumbuh berkelompok. Pada
umumnya jenis tumbuhan ini kurang beradaptasi pada kondisi kehidupan daratan, dan sebagian
besar merupakan tumbuhan yang hidup pada lingkungan lembab dan terlindung. Meskipun
demikian, lumut tertentu khususnya lumut sejati (Bryopsida), dapat bertahan hidup pada
musim kering. Pertumbuhannya mengalami peremajaan jika air tersedia kembali (Tjitrosomo,
1984).
Kelas Bryopsida terdiri dari ordo Archidiales, Polytrichales, Fissidentales, Dicranales,
Funariales, Eubryales, Isobryales, Buxbaumiales, Hyponobryales dan Tetraphidales
(Eddy,1988). Polytrichales merupakan lumut yang memiliki penyebaran yang luas di dunia
beberapa yang telah dikenali sebanyak 19 genus dan lebih kurang 370 spesies (Schofield,
1927).
Secara ekologis lumut berperan penting di dalam fungsi ekosistem. Seperti lahan
gambut sangat tergantung pada lapisan atau tutupan lumut. Sehingga keberadaan lumutsebagai
penutup permukaan tanah juga mempengaruhi produktifitas, dekomposisi sertapertumbuhan
komunitas di hutan (Saw dan Goffinet, 2000).
Richardson (1981 cit. Windadri dan Siti, 2005) melaporkan bahwa beberapa
jenisanggota dari marga Polytrichum dimanfaatkan untuk memperindah taman di sekitar pura
Saihoji di kaki Gunung Koinzan di sebelah barat Kyoto. Selain itu Polytrichum digunakan
sebagai indikator terhadap kondisi asam serta memiliki mineral dan unsur hara yang kaya
(Glime dan Saxene, 1991).

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu:
1. Apakah yang dimaksud dengan lumut ?
2. Bagaimana siklus pertumbuhan dan perkembangan lumut (Bryophyta) ?
3. Apasaja macam – macam dari lumut (Bryophyta) ?
4. Apakah lumut dapat dimanfaakan dalam kehidupan sehari – hari ?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini yaitu:


1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan lumut.
2. Mengetahui siklus pertumbuhan dan perkembangan lumut (Bryophyta)
3. Mengetahui macam-macam lumut (Bryophyta)
4. Mengetahui macam – macam manfaat lumut dalam kehidupan sehari – hari.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian lumut

Secara ilmu tumbuhan, lumut termasuk Bryophyta, atau tumbuhan non vaskuler.
Lumut dapat dibedakan dari yang serupa liverworts ( Marchantiophyta atau Hepaticae)
dengan multisellular mereka rhizoid. Lain perbedaan bukanlah universal untuk semua
lumut dan semua liverworts, yang membedakan “batang” dan “daun-daun”, ketiadaan
daun-daun yang terbagi-bagi atau berlekuk, dan ketidakhadiran daun-daun diatur dalam
tiga golongan, semua menunjuk tumbuhan lumut. Sebagai tambahan terhadap kekurangan
suatu sistem vaskuler, lumut mempunyai gametophyte-dominant siklus hidup, yaitu.sel
haploid untuk kebanyakan siklus hidupnya. Sporophytes (diploid) berumur pendek dan
dependen pada atas gametophyte.

Adapun ciri – ciri dari lumut ialah sebagai berikut :


a) Lumut mempunyai klorofil sehingga sifatnya autotrof. Lumut tumbuh di berbagai
tempat, yang hidup pada daun-daun disebut sebagai epifit. Jika pada hutan banyak
pohon dijumpai epifit maka hutan demikian disebut hutan lumut.
b) Akar dan batang pada lumut tidak mempunyai pembuluh angkut (xilem dan
floem). Pada tumbuhan lumut terdapat Gametangia (alat-alat kelamin) yaitu: Alat
kelamin jantan disebut Anteridium yang menghasilkan Spermatozoid. Alat
kelamin betina disebut Arkegonium yang menghasilkan Ovum
c) Jika kedua gametangia terdapat dalam satu individu disebut berumah satu
(Monoesius). Jika terpisah pada dua individu disebut berumah dua (Dioesius).
Gerakan spermatozoid ke arah ovum berupakan Gerak Kemotaksis, karena adanya
rangsangan zat kimia berupa lendir yang dihasilkna oleh sel telur.
d) Sporogonium adalah badan penghasil spora, dengan bagian - bagian :Vaginula
(kaki), Seta (tangkai), Apofisis (ujung seta yang melebar), Kotak Spora : Kaliptra
(tudung) dan Kolumela (jaringan dalam kotak spora yang tidak ikut membentuk
spora). Spora lumut bersifat haploid.
e) Lumut mengalami keturunan (metagenesis). Dalam daur hidupnya, lumut
mengalami duafase kehidupan, yaitu fase gametofit (haploid) dan fase sporofit
(diploid). Alat perkembangbiakan jantan berupa antheridium dan alat
perkembangbiakan betina berupa arkegonium.

2.2. Siklus Hidup Lumut


Lumut (dan Bryophyta lain) memiliki satu set kromosom (haploid, beebrapa
kromosom hidup dalam sebuah salinan sel yang unik). Periode siklus hidup lumut secara
lengkap, merusak kromosom, tetapi hal ini hanya pada sporofit.
Lumut hidup diawali dari sebuah spora haploid, yang bertunas untuk memproduksi
sebuah protonema, yang menumpuk filamen atau thalloid (flat dan seperti thallus ).Ini
merupakan tingkatan sementara dalam hidup lumut. Dari protonema tumbuh gametophore
yang dideferensiasi menjadi tangkai dan akar/ leaves (mikrofil).Dari tangkai atau cabang
berkembang organ sex lumut.Organ betina disebut archegonia (archegonium) dan
terlindungi oleh kumpulan tangkai yang termodifikasi yang disebut perichaetum (plural,
perichaeta). Archegonia memiliki leher disebut venter dimana sperma jantan turun. Organ
jantan disebut antheridia (singular antheredium) dan tertutup oleh modifikasi tangkai
disebut perigonium (plural, perigonia).Lumut bisa menjadi dioicous atau monoicous.Pada
lumut dioicous, kedua organ sex, jantan dan betina terlahir pada gametofit tanaman. Pada
monoicous (juga disebut autoicous) lumut, mereka terlahir pada tanaman yang sama. Pada
pengairan, sperma dari antheridia berjalan ke archegonia dan terjadi fertilisasi, mengawali
produksi sporofit diploid. Sperma lumut adalah biflagellate, mereka memiliki dua flagella
yang membantu sebagai daya pendorong.Tanpa air, fertilisasi tidak dapat terjadi. Setelah
fertilisasi, sporofit mandul didorong keluar dari archegonial venter. Ini membutuhkan
kira-kira seperempat sampai setengah tahun untuk sporofit untuk matang. Badan sporofit
terdiri dari gagang panjang, disebut seta, dan capsule disebut operculum. Kapsul dan
operculum terlapisi oleh kaliptra yang merupakan sisa archegonial venter. Kaliptra
biasanya mengecil/berkurang ketika kapsul matang. Di dalam kapsul, sel-sel pereproduksi
spora mengalami meiosis untuk membentuk spora haploid, dimana siklus dapat berjalan
lagi. Mulut capsule biasanya dikelilingi oleh set gigi disebut peristome. Ini mungkin tidak
terjadi pada beberapa lumut.Pada beberapa lumut, struktur vegetatif hijau disebut gemmae
yang diproduksi pada tangkai atau cabang, yang bisa merusak dan membentuk kembali
tanaman tanpa perlu melalui fertilisasi.Ini disebut dengan reproduksi asexual.

2.3. Perkembangan Lumut


Perkembangan lumut secara singkat berlangsung sebagai berikut : spora yang kecil
dan haploid, berkecambah menjadi suatu protalium yang pada lumut dinamakan
protonema. Protonema pada lumut ada yang menjadi besar, adapula yang tetap kecil. Pada
protoneme ini terdapat kuncup-kuncup yang tumbuh dan berkembang menjadi tumbuhan
lumutnya. Tubuh tumbuhan lumut berupa tallus seperti lembaran-lembaran daun
(hepaticae), atau telah mempunyai habitus seperti pohon kecil dengan batang dan daun-
daunnya (pada musci), tetapi padanya belum terdapat akar yang sesungguhnya, melainkan
hanya rizoid-rizoid yang berbentuk benang-benang atau kadang-kadang memang telah
menyerupai akar. Pada tumbuhan inilah dibentuk gametangium. Setelah sel telur dibuahi
oleh spermatozoid yang bentuknya seperti spiral atau alat pembuka gabus tutup botol
dengan dua bulu cambuk itu, maka zigot tidak memerlukan waktu istirahat dulu tetapi
terus berkembang menjdi embrio yang diploid. Bagian bawah embrio dinamakan kakinya.
Kaki masuk ke jaringan lumut yang lebih dalam dan berfungsi sebagai alat penghisap
(haustorium). Embrio itu lalu tumbuh merupakan suatu badan yang bulat atau jorong
dengan tangkai pendek atau panjang dan seperti telah telah disebut di atas disebut
sporogonium.
Di dalam bagian yang bulat itu dibentuk spora, oleh sebab itu bagian tersebut juga
disebut kapsul spora. Kapsul spora juga dianggap sinonim dengan sporogonium karena
leher arkegonium amat sempit, maka sporogonium tidak dapat menembusnya dan bekas
dinding arkegonium ikut terangkat dan merupakan tudung capsule spora. Mengingat
bentuknya seperti tudung akar, pada ujung akar dan mungkin juga mempunyai fungsi yang
sama sebagai pelindung, maka bekas dinding arkegonium itu juga dinamakan kaliptra.
Jaringan dalam Kapsul spora dinamakan arkespora. Arkespora membentuk sel induk
spora, dan dari satu sel induk spora dengan pembelahan reduksi terjadilah 4 spora yang
berkelompok merupakan tetrade. Seringkali pada pembentukan spora itu ditentukan pula
jenis kelaminnya. Dari spora itu, bergantung pada macam sporanya, akan utmbuh lumut
yang berumah satu atau berumah dua. Spora itu membulat sebelum terpisah-pidah dan
terlepas dari capsule spora.
Reproduksi lumut bergantian antara seksual dengan aseksualnya, reproduksi
aseksualnyadengan spora haploid yang dibentuk dalam sporofit, sedangkan reproduksi
seksualnya denganmembentuk gamet – gamet, baik gamet jantan maupun gamet betina
yang dibentuk dalam gametofit.

Ada 2 macam gametangium, yaitu sebagai berikut:


1. Arkegonium adalah gametangium betina yang bentuknya seperti botol
dengan bagian lebar yang disebut perut, bagian yang sempit disebut leher.
2. Anteredium adalah gametangium jantan yang berbentuk bulat seperti gada.
Dinding anteredium terdiri dari selapis sel sel yang mandul dan didalamnya
terdapat sejumlah sel induk spermatozoid.

2.4. Macam – Macam Lumut


2.4.1. Lumut hati (Hepaticeae)
Lumut hati tubuhnya berbentuk lembaran, menempel di atas permukaan tanah,
pohon atau tebing. Bentuk tubuhnya berupa lembaran mirip bentuk hati dan banyak
lekukan. Tubuhnya memiliki struktur yang menyerupai akar, batang, dan daun. Hal ini
menyebabkan banyak yang menganggap kelompok lumut hati merupakan kelompok
peralihan dari tumbuhan Thallophyta menuju Cormophyta.Lumut hati beranggota
lebih dari 6000 spesies.Terdapat rizoid berfungsi untuk menempel dan menyerap zat-
zat makanan.Tidak memiliki batang dan daun. Reproduksi secara vegetatif dengan
membentuk gemma (kuncup), secara generatif dengan membentuk gamet jantan dan
betina. Contohnya: Ricciocarpus, Marchantia dan Lunulari.
Tubuhnya terbagi menjadi dua lobus sehingga tampak seperti lobus pada hati.
Siklus hiduplumut ini mirip dengan lumut daun. Di dalam spongaria terdapat sel yang
berbentuk gulungan disebut alatera. Elatera akan terlepas saat kapsul terbuka, sehingga
membantu memencarkan spora. Lumut ini juga dapat melakukan reproduksi dengan
cara aseksual dengan sel yang disebut gemma, yang merupakan struktur seperti
mangkok dipermukaan gametofit. Contoh lumut hati lainnya adalah Marchantia
polymorpha dan Porella.
Adapun ciri – ciri dari lumut hati, yaitu : tubuhnya masih berupa talus dan
mempunyai rhizoid, gametofitnya membentuk anteredium dan arkegonium yang
berbentuk seperti payung, sporofit pertumbuhannnya terbatas karena tidak mempunyai
jaringan meristematik, berkembangbiak secara generatif dengan oogami, dan secara
vegetatif dengan fragmentasi, tunas, dan kuncup, habitatnya ditempat lembab.
Berdasarkan bentuk talusnya, lumut hati terbagi dua jenis,yaitu lumut hati
bertalus dan lumut hati berdaun. Menyerupai talus (dorsiventral), bagian atas dorsal
berbeda dengan bagian bawah ventral. Daun bila ada tampak rusak dan tersusun pada
tiga deret pada batang sumbu. Alat kelamin terletak pada bagian dorsal talus pada
/pada jenis terletak pada bagian terminal, sporogonium sederhana tersusun atas bagian
kaki dan kapsul atau kaki tangkai dan kapsul. Mekanisme merakahnya kapsul tidak
menentu dan tidak teratur. Seperti pita bercabang menggarpu dan menyerupai rusuk
ditengah mempunyai rizoid. Pada rusuk tengah, terdapat badan seperti piala dengan
tepi yang bergigi, yang disebut piala eram atau keranjang eram kepala atau mangkok.
Kemudian puncup-puncup eram atau tunas yang disebut gema mudah terlepas oleh air
hujan.

Perkembangbiakan
Secara aseksual, menggunakan spora dan tunas, secara seksual, ex: Maechantia.
Anteridium terpancang pada permukaaan atas, bentuknya seperti cakram.Dasar bunga
betina agak melebar dan membentuk paying, dengan cuping berbentuk jari, umumnya
berjumlah 9. Arkegonium tumbuh pada alur-alur diantara cuping-cuping dengan leher
menekuk ke bawah. Anteridium merekah mengeluarkan sperma menuju ke
arkegonium. Generasi sporofit dari telur yang sudah dibuahi (zigot). Zigot membelah
membentuk embrio (bentuk bola), bagian pangkal dari embrio membentuk kaki masuk
kejaringan reseptakel.Bagian terbesar dari janin membentuk kapsul yang dipisahkan
dari bagian kaki zona yang terdiri dari sel-sel yang disebut tangkai.Kapsul berisi sel
induk spora yang berkelompok (elater) yaitu benang-benang memanjang dengan
dinding bagian dalam terpilin.Setelah miosis terbentuklah tetraspora, tangkainya yang
memanjang arkegonium yang melebar jadi pecah dan kapsul jadi terdorong ke
bawah.Kapsul lalu mongering dan terbuka memancarkan spora, lepasnya spora dari
kapsul dibantu dengan adanya elater yang sifatnya higroskopik.Akibat mengeringnya
kapsul elater menggulung, menjadi kering dan mengadakan gerakan sentakan yang
melempar spora ke udara.

2.2.2. Lumut Daun/Musci


Lumut daun dapat tumbuh di atas tanah-tanah gundul yang periodik mengalami
masa kekeringan, bahkan di atas pasir yang bergerak pun dapat tumbuh. Selanjutnya
lumut-lumut itu dapat kita jumpai di antara rumput-rumput, di atas batu-batu cadas,
pada batang dan cabang-cabang pohon, di rawa-rawa tetapi jarang di air. Bryopsida
merupakan class lumut terbesar, terdiri 95% dari seluruh spesies lumut, kira-kira 9.500
spesies. Kelompok ini terkenal dengan memilikinya spore capsules dengan gigi yaitu
Arthrodontous; yang terpisah dari lainnya dan tergabung di dasar dimana mereka
mengikat untuk membuka capsule. Gigi ini mengemuka saat penutup operculum jatuh.
Pada kelompok lumut lain, capsule adalah nematodontous dengan operculum terikat,
atau lainnya membuka tanpa operculum atau gigi.
Susunan tubuh lumut daun pada substrat dengan menggunakan rizoid yang
multiseluler yang dapat bercabang-cabang. Mempunyai daun yang berusuk dan
tersusun dalam 3-8 deret pada sumbunya. Sumbu (batang) pada lumut daun biasanya
menunjukkan deferensiasi menjadi epidermis, korteks, dan silinder pusat. Lumut daun
banyak terdapat di tempat-tempat yang lembab, yang mempunyai struktur seperti akar
yang disebut dengan rizoid dan struktur seperti daun. Siklus hidup lumut mengalami
pergantian antara generasi haploid dengan diploid. Sporofit pada umumnya lebih kecil,
berumur pendek dan hidup tergantung pada gametofit.
Perkembangbiakan, alat-alat kelamin terkumpul pada ujung batang atau pada
ujung cabang-cabangnya, dan dikelilingi oleh daun yang letaknya paling atas. Daun-
daun itu kadang-kadang mempunyai bentuk dan susunan yang khusus dan seperti pada
jungermaniales juga dinamakan Periantum. Alat-alat kelamin itu dikatakan bersifat
banci atau berumah satu, jika dalam kelompok itu terdapat kumpulan arkegonium dan
anteridium terpisah tempatnya. Diantara alat-alat kelamin dalam kelompok itu biasanya
terdapat sejumlah rambut-rambut yang terdiri dari banyak sel dan dapat mengeluarkan
suatu cairan. Seperti pada tubuh buah fungi rambut-rambut steril itu dinamakan
Parafisis.
2.4.3. Lumut tanduk (Anthocerotaceae)
Bentuk tubuhnya seperti lumut hati yaitu berupa talus, tetapi sporofitnya berupa
kapsul memanjang. Sel lumut tanduk hanya mempunyai satu kloroplas. Hidup di tepi
sungai, danau, atau sepanjang selokan. Reproduksi seperti lumut hati. Contohnya
Anthocerros sp. Lumut tanduk memiliki ciri-ciri seperti: tubuhnya mirip lumut hati,
tapi berbeda pada sporofitnya, berdasarkan analisis asam nukleat, ternyata lumut ini
berkerabatan dekat dengan tumbuhan berpembuluh dibanding dari kelas lain pada
tumbuhan lumut, gametofitnya berupa talus yg lebar dan tipis dgn tepi yg berlekuk,
rhizoid berada pada bagian ventral, habitatnya didaerah yg mempunyai kelembaban
tinggi. Cotohnya Anthoceros leavis(Sinudin, 2013).

2.5. Manfaat lumut

Tumbuhan lumut tidak berperan langsung dalam kehidupan manusia, tetapi ada spesies
tertentu yang dimanfaatkan oleh penduduk untuk mengobati hepatitis, yaitu Marchantia
polymorpha. Selain itu jenis – jenis lumut gambut dari genus Sphagnum dapat digunakan
sebagai pembalut atau pengganti kapas. Tumbuhan lumut juga memiliki peran dalam ekosistem
sebagai penyedia oksigen, penyimpan air (karena sifat selnya yang menyerupai spons), dan
sebagai penyerap polutan. Tumbuhan lumut dapat dimanfaatkan antara lain : Sphagnum
sebagai komponen dalam pembentukan tanah gambut yang bermanfaat untuk mengemburkan
medium pada tanaman pot dan dapat digunakan sebagai bahan bakar.
Manfaat lumut bagi kehidupan manusia sangat besar. Suatu penelitian yang
menyangkut kegunaan dan manfaat lumut (Bryophyta) diseluruh dunia telah dilakukan.
Berdasarkan data yang ada, lumut dapat digunakan sebagai bahan untuk hiasan rumah tangga,
obat-obatan, bahan untuk ilmu pengetahuan dan sebagai indikator biologi untuk mengetahui
degradasi lingkungan.
Beberapa contoh lumut yang dapat digunakan tersebut adalah Calymperes,
Campylopus dan Sphagnum (Glime & Saxena, 1991 dalam Tan, 2003). Selain sebagai
indikator lingkungan, keberadaan lumut di dalam hutan hujan tropis sangat memegang peranan
penting sebagai tempat tumbuh organisme seperti serangga dan waduk air hujan (Gradstein,
2003).
Lumut sering juga digunakan untuk pertamanan dan rumah kaca. Hal lain yang telah
dilakukan dengan lumut ini adalah menggunakannya sebagai bahan obat-obatan. Berdasarkan
hasil penelitian di Cina, lebih dari 40 jenis lumut telah digunakan oleh masyarakat Cina sebagai
bahan obat-obatan terutama untuk mengobati gatal-gatal dan penyakit lain yang disebabkan
oleh bakteri dan jamur (Ding, 1982 dalam Tan 2003).
Beberapa manfaat dari tumbuhan lumut antara lain sebagai berikut:
1. Sebagai media tanaman (pengganti ijuk): Lumut daun
2. Dapat mencegah erosi: Lumut secara umum
3. Sebagai obat penyakit hati: Marchantia sp
4. Sebagai bahan pembalut, kapas dan sumber bahan bakar: Sphagnum
5. Sebagai vegetasi perintis karena tumbuhan yang paling awal terbentuk
6. Lumut tanduk dapat dimanfaatkan sebagai indikator ekologi, indikator
pencemaran air dan udara dan indikator deposit mineral (Ahirra, 2014).

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa lumut merupakan kelompok tumbuhan kecil yang


tumbuh menempel pada berbagai jenis substrat. Substrat yang umum dapat di tumbuhi
lumut adalah pada pohon, kayu mati, kayulapuk, serasah, tanah dan batuan.
Faktorlingkungan yang mempengaruhi kehidupannya seperti, suhu, kelembaban
dancahaya.Macam-macam lumut ialah lumut daun/musci, Lumut hati (Hepaticeae) dan
Lumut tanduk (Anthocerotaceae).Reproduksi lumut bergantian antara seksual dengan
aseksualnya, reproduksi aseksualnyadengan spora haploid yang dibentuk dalam sporofit,
sedangkan reproduksi seksualnya dengan membentuk gamet-gamet, baik gamet jantan
maupun gamet betina yang dibentuk dalam gametofit.
DAFTAR PUSTAKA

Ariyanti, Merjin M.B, Kuswata. K, Sri S.T, Guhardja, S. Robbert. G, 2008. Bryophytes on tree
trunks in natural forests, selectively logged Forests and cacao agroforests in central
sulawesi, Indonesia. Artical in Press Biological Conservation.
Ahira, Anne. 2014. Lumut Tanduk. [http://www.anneahira.com/lumut-tanduk.htm]. diakses 03
Desember 2014.
Aslam, M., Tan, C.K., Prayitno, A. (2003). Farmasi Klinis (Clinical Pharmacy), Menuju
Pengobatan Rasional dan Penghargaan Pilihan Pasien. Jakarta: Elex Media
Komputindo.
Gradstein, S.R. (2003). Ecology of Bryophuta. A Handout Lecture of Regional Training Course
On Biodeversity and Conservation of Bryophyta and Lichens. Bogor. Indonesia.
Glime, J.M and Saxena, D.1991. Uses of Bryophytes. Jawahar Offset Press
Daryaganj.NewDelhi.
Sainudin, Muhammad. 2013. Metagenesis Tumbuhan Lumut dan Tumbuhan. Dikutip dari
[http://muhammadsainudinnoor.blogspot.com/2013/01/metagenesis-tumbuhan-lumut-
dan-tumbuhan.html] Diakses pada 30 Oktober 2014.
Saw, J.T and Goffinet, B. 2000. Bryophyte Biology. Cambridge University Press.
Schofield, W.B. 1927. Introduction to Bryology. Departemen of Botany University of
BritishColumbia.
Semple, J. C. 1999. An Introduction to Fungi, Algae, Plants, 2th edition, Pearson Custom
Publising. Halaman 76-83.
Tjitrosomo, S. S. 1984. Botani Umum 3, edisi ketiga. PenerbitAngkasa, Bandung. Halaman75-
101.
Windadri, F. I. 2009.Keanekaragaman Lumut di Resort Karang Rajang, Taman Nasional
Ujung Kulon Banten.Jurnal Teknik Lingkunganvol:10 no 1, hal :19-25. BidangBotani,
Pusat PenelitianBologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Jakarta.
Windadri, F.I dan Siti, S. 2005. Leucobryum dan Potensi Pemanfaatannya; Study Kasus
Masyarakat Lokal di Sekitar Cagar Alam Mandor Kalimantan Barat dan Hutan Wisata
Alam Bukit Bangkirai Kalimantan Timur. ENVIRO 5 (1): 60-63.

Anda mungkin juga menyukai