Anda di halaman 1dari 11

MATERI BIOLOGI SEMESTER 2

BAB VIII “TUMBUHAN (PLANTAE)”


Peta Konsep

TUMBUHAN (PLANTAE)

Lumut Paku Tumbuhan berbiji


(Bryophyta) (Pteridophyta) (Spermatophyta)

A. CIRI-CIRI KINGDOM PLANTAE


Plantae memiliki ciri-ciri umum seperti :
 Merupakan organisme multiseluler,
 Eukariot
 Autotroph (fotosintetik)
 Dinding sel tumbuhan disusun atas senyawa selulosa,
 Menyimpan kelebihan karbohidratnya dalam bentuk amilum

Kingdom plantae merupakan makhluk hidup yang sudah dapat dibedakan antara akar,
batang dan daun (kormophyta). Para ahli membagi dunia tumbuhan menjadi 2 kelompok
yaitu tumbuhan non vaskuler (tumbuhan tak berpembuluh) dan tumbuhan vaskuler
(tumbuhan berpembuluh).

Tumbuhan non vaskuler artinya tumbuhan yang belum memiliki pembuluh. Pembuluh
dalam materi sma biologi ini merupakan jaringan yang tersusun atas sel sel yang
dihubungkan satu sama lain yang berfungsi mengangkut air dan zat-zat hara ke seluruh
tubuh tumbuhan. Jenis tumbuhan yang termasuk dalam tumbuhan non vaskuler ini adalah
kelompok tumbuhan lumut (Bryophyta).

Tumbuhan vaskuler artinya tumbuhan yang sudah memiliki pembuluh. Pembuluh dalam
materi sma biologi ini merupakan jaringan yang tersusun atas sel sel yang dihubungkan
satu sama lain yang berfungsi mengangkut air dan zat-zat hara ke seluruh tubuh tumbuhan.
Ada 2 pembuluh inti dalam tumbuhan yaituxylem (pembuluh kayu) dan floem (pembuluh
tapis). Xylem berfungsi untuk mengangkut air dan garam mineral dari akar ke daun, terdiri
dari sel-sel mati. Sedangkan floem berfungsi untuk mengangkut hasil fotosintesis dari daun
ke seluruh tubuh tumbuhan, terdiri dari sel-sel hidup. Jenis tumbuhan yang termasuk dalam
tumbuhan vaskuler ini adalah Tumbuhan paku (Pteridophyta) dan Tumbuhan berbiji
(Spermatophyta).
B. KLASIFIKASI KINGDOM PLANTAE
1. Tumbuhan lumut
Tumbuhan lumut (Bryophyta) merupakan tumbuhan peralihan antara Thallophyta dan
Cormophyta. Thallophyta adalah tumbuhan yang belum dapat dibedakan antara akar,
batang dan daun. Sedangkan Cormophyta adalah tumbuhan yang sudah dapat dibedakan
antara akar, batang dan daun. Bryophyta merupakan salah satu devisio dari kingdom
plantae (dunia tumbuhan). Tumbuhan lumut (bryophyte juga dikenal dengan istilah
tumbuhan perintis. Tumbuhan perintis artinya tumbuhan yang bisa membuka lahan hidup
untuk organisme lain.

a) Ciri-ciri tumbuhan lumut (Bryophyta)


Lumut mempunyai beberapa ciri yaitu :
 Mempunyai lapisan pelindung (kutikula dan gametangia)
 Sudah memiliki buluh-buluh halus semacam akar yang disebut rizoid.
 Sudah memiliki klorofil sehingga besifat autotrof
 Batang belum mempunyai pembuluh angkut (xylem dan floem)
 Terdapat gametangium (alat kelamin) yaitu antheridium dan arkegonium.
Antheridium adalah alat kelamin jantang yang menghasilkan spermatozoid,
sedangkan arkegonium adalah alat kelamin betina yang menghasilkan sel telur
(ovum).
b) Reproduksi tumbuhan lumut (Bryophyta)
Tumbuhan lumut (Bryophyta) berkembang biak secara vegetative dan generative.
Kedua perkembangbiakan tersebut berlangsung silih berganti sehingga terjadi pergiliran
keturunan (metagenesis). Untuk pergiliran keturunan (metagenesis) tumbuhan lumut.
c) Klasifikasi tumbuhan lumut (Bryophyta)
Klasifikasi adalah pengelompokan makhluk hidup. Tumbuhan lumut dibagi menjadi 3
kelompok yaitu :
1) (Hepaticophyta) atau lumut hati banyak ditemukan menempel di bebatuan, tanah,
atau dinding tua yang lembap. Bentuk tubuhnya berupa lembaran mirip
bentuk hati dan banyak lekukan. Tubuhnya memiliki struktur yang
menyerupai akar, batang, dan daun. Hal ini menyebabkan banyak yang menganggap
kelompok lumut hati merupakan kelompok peralihan dari
tumbuhanThallophyta menuju Cormophyta. Lumut hati beranggota lebih dari
6000 spesies.
~Bagian-bagian tubuh Lumut Hati antara lain :
1. Apofisis = batas antara seta dan sporogonium
2. Sporangium = alat penghasil spora
3. Kaliptra = tudung sporangium
4. Seta = tangkai sporogonium
5. Vaginula = selaput pangkal tangkai sporogonium

2) Lumut sejati atau disebut juga Lumut daun juga nama lainnya yaitu Musci adalah
anggota tumbuhan tidak berpembuluh dan tumbuhan berspora yang termasuk
dalam superdivisi tumbuhan lumut atau Bryophyta. Lumut ini disebut sebagai lumut
sejati, karena bentuk tubuhnya seperti tumbuhan kecil yang memiliki
bagian akar (rizoid), batang, dan daun. Lumut ini merupakan kelompok lumut
terbanyak dibandingkan lumut lainnya, yaitu sekitar 10 ribu species. Kurang lebih
terdapat 12.000 jenis lumut daun yang ada di alam ini. Lumut daun merupakan
tumbuhan kecil yang mempunyai batang semu dan tumbuhnya tegak. Lumut ini tidak
melekat pada substratnya, tetapi mempunyai rizoid yang melekat pada tempat
tumbuhnya. Bentuk daunnya berupa lembaran yang tersusun spiral. Contoh species
lumut daun yang terkenal adalah lumut gambut atau Sphagnum sp. menutup paling
tidak 30% permukaan daratan dibumi, dengan kerapatan tertinggi terdapat di kutub
utara. Gambut pada lapisan tanah gambut yang tebal dapat mengikat senyawa karbon
organik dan mekanisme ini sangat penting untuk menstabilkan konsentrasi
karbondioksida di atmosfer bumi, sehingga mengurangi dampak efek rumah kaca.

~Habitat Lumut daun (Musci)


Lumut daun dapat tumbuh di tanah-tanah gundul yang secara periodik mengalami
kekeringan, di atas pasir bergerak, di antara rumput-rumput, di atas batu cadas,
batang pohon, di rawa-rawa, dan sedikit yang terdapat di dalam air. Kebanyakan
lumut ini tumbuh di rawa-rawa yang membentuk rumpun atau bantalan yang dari
tiap-tiap tahun tampak bertambah luas sedangkan bagian bawah yang ada dalam air
mati berubah menjadi gambut yang membentuk tanah gambut. Jenis tanah ini
bermanfaat untuk menggemburkan medium pada tanaman pot dan dapat
dimanfaatkan sebagai bahan bakar. Karena habitatnya sangat luas, maka tubuhnya
pun mempunyai struktur yang bermacam-macam.
Di daerah kering, badan lumut ini dapat berbentuk seperti bantalan, sedangkan yang
hidup di tanah hutan dapat berbentuk seperti lapisan permadani. Lumut di daerah
lahan gambut dapat menutupi tanah sampai beribu kilometer.
Lumut ini hampir tidak pernah mengisap air dari dalam tanah, tetapi justru banyak
melindungi tanah dari penguapan air yang terlalu besar. Lumut daun
merupakan tumbuhan yang berdiri tegak, kecil, dan letak daunnya tersusun teratur
mengelilingi tangkainya seperti spiral.
~Reproduksi Lumut daun (Musci)
Pada lumut daun, alat-alat kelaminnya terkumpul pada ujung batang atau ujung
cabang-cabangnya, dan dikelilingi oleh daun-daun yang letaknya paling atas. Ada
lumut daun berumah satu, yaitu jika terdapat anteridium dan arkegonium, sedangkan
yang bersifat berumah dua jika kumpulan anteridium dan arkegonium terpisah
tempatnya. Apabila anteridium ini sudah masak, maka akan membuka pada
ujungnya, hal ini terjadi karena sel-sel dinding yang letaknya di ujung menjadi
berlendir dan mengembang sehingga kutikulanya pecah. Hal tersebut juga terjadi
pada arkegonium yang sel telurnya telah siap untuk dibuahi. Pada arkegonium, tepi
bagian dindingnya terbuka dan akan membengkok ke luar dan berbentuk seperti
corong. Apabila ada hujan, air ini sangat membantu spermatozoid menuju sel telur,
dan sel telur ini menghasilkan sakarose untuk menarik spermatozoid dan gerakannya
disebut sebagai gerak kemotaksis. Setelah terjadi pembuahan, akan terbentuk zigot,
selanjutnya akan berkembang menjadi embrio kemudian berkembang menjadi
sporofit.
Pada tempat yang sesuai, spora akan berkecambah membentuk protonema.
Protonema ini terdiri atas benang berwarna hijau, fototrof, bercabang-cabang, dan
dapat dilihat dengan mata biasa karena mirip seperti hifa cendawan. Dari protonema,
muncul rizoid yang masuk ke dalam tanah. Pada keadaan cukup cahaya, protonema
akan membentuk kuncup yang dapat berkembang menjadi tumbuhan lumut.
Terjadinya kuncup diawali dengan adanya tonjolan-tonjolan ke samping pada cabang
protonema. Lama-kelamaan pada ujungnya akan terjadi sel berbentuk piramida yang
meristematik. Jika sel piramida terputus, akan tumbuh anakan baru dari sel tersebut.
Terbentuknya banyak kuncup menyebabkan tumbuhan lumut tersusun seperti
rumpun. Alat kelamin Musci terkumpul pada ujung batang atau ujung cabang dan
dikelilingi oleh daun paling atas. Ada yang berumah satu dan ada yang berumah dua.
Pada Musci, kapsul sporanya memiliki kolumela yang terletak di tengah dan
dikelilingi oleh ruang yang berisi spora. Pada sporogonium muda, ruang sporanya
diselimuti oleh jaringan asimilasi dan dibatasi oleh epidermis dari udara luar.
Kolumela inilah yang berfungsi sebagai pemberi makanan dan penyimpan air bagi
spora yang baru terbentuk. Di bawah kapsul spora terdapat mulut kulit. Susunan
kapsul yang telah masak sangat khusus.Hal ini ditandai dengan mudahnya kapsul
pecah sehingga spora terhambur keluar. Dengan bantuan seta, kapsul dapat terangkat
sehingga spora yang terhambur mudah tertiup angin. Perkembangan embrio lebih
cepat dari perkembangan dinding sel arkegonium sehingga embrio bertambah
panjang dan menyebabkan robeknya dinding arkegonium. Bagian atas yang tetap
menyelubungi kapsul spora disebut kaliptra dan bagian bawahnya sebagai sarung
pada pangkal seta yang disebut vaginula.
3) Lumut tanduk atau disebut juga Anthocerotopsida adalah anggota tumbuhan tidak
berpembuluh dan tumbuhan berspora yang termasuk dalam superdivisi tumbuhan
lumut atau Bryophyta. Tumbuhan ini biasa hidup melekat di atas tanah dengan
perantararizoidnya. Lumut tanduk mempunyai talus yang sederhana dan hanya
memiliki satu kloroplas pada tiap selnya. Pada bagian bawah talus terdapat stoma
dengan dua sel penutup. Lumut tanduk sering dijumpai hidup di tepi danau, sungai
atau di sepanjang selokan.
Anthoserofita tidak berbeda jauh dengan lumut hati. Perbedaan lumut tanduk dengan
lumut hati adalah sporofitnya yang membentuk kapsul memanjang dengan hamparan
gametofit seperti karpet yang lebar. Lumut tanduk berdasarkan asam nukleatnya
memiliki kekerabatan hubungan yang dekat dengan tumbuhan berpembuluh
(trakeofita/tumbuhan vaskuler).
~Pergiliran keturunan pada Lumut Tanduk (Anthocerotopsida)
Lumut tanduk juga mengalami pergiliran keturunan (metagenesis) ketika fase
sporofit dan fase gametofit terjadi secara bergiliran. Susunan sporogonium lumut
tanduk lebih rumit jika dibandingkan dengan lumut hati lainnya. Gametofitnya
mempunyai cakram dan tepi bertoreh. Sepanjang poros bujurnya terdapat sederetan
sel mandul yang disebut kolumela. Kulomela dilindungi oleh arkespora
penghasil spora. Dalam askespora, selain spora, juga dihasilkan sel mandul yang
disebut elatera. Tidak seperti lumut hati lainnya, masaknya kapsul spora pada
sporogonium lumut tanduk tidak bersamaan, tetapi berurutan dari bagian atas sampai
pada bagian bawah.

2. Tumbuhan Paku (Pteridophyta)


Tumbuhan paku merupakan tumbuhan yang telah memiliki kormus atau tumbuhan yang
sudah mempunyai akar, batang, dan daun sejati, juga telah memiliki jaringan pengangkut
xilem dan floem yang terdapat pada daun, batang, dan akarnya. Tumbuhan paku dapat
hidup di atas tanah atau batu, menempel di kulit pohon (epifit), di tepi sungai di tempat -
tempat yang lembap (higrofit), hidup di air (hidrofit), atau di atas sampah atau sisa
tumbuhan atau hewan (saprofit).
Sebagian besar tumbuhan paku mempunyai batang yang tumbuh di dalam tanah yang
disebut rhizoma. Daun mulai tumbuh dari rhizoma tersebut. Daun paku muda ujungnya
selalu menggulung. Daun paku dewasa terdiri atas daun fertil dan daun steril. Daun steril
adalah daun yang tidak ada bintil-bintil hitam di permukaan bawah daunnya. Daun ini
disebut juga daun mandul. Daun fertil adalah daun paku yang di permukaan bawah
daunnya terdapat bintil-bintil kehitaman. Daun ini disebut juga daun subur. Bintil-bintil
kehitaman yang terletak di permukaan bawah daun ini adalah kumpulan sporangium yang
disebut sorus.

a) Ciri-ciri tumbuhan paku (Pteridophyta)


Secara umum ciri-ciri tumbuhan paku sudah dijelaskan di atas postingan ini. Secara
umum, ciri-ciri tumbuhan paku (Pteridophyta) adalah :
 Sudah dapat dibedakan antara batang daun dan akar (kormus).
 System perakaran serabut dimana ujungnya dilindungi kaliptra.
 Batang berupa rhizoma yang tumbuh didalam tanah.
a. Memiliki daun dengan bentuk dan fungsi berbeda yaitu : Mikrofil (daun berukuran
kecil), Makrofil ( daun berukuran besar), Tropofil (untuk fotosintesis dan tidak
menghasilkan spora), Sporofil (menghasilkan spora).
b) Perkembangbiakan tumbuhan paku (Pteridophyta)
Sama dengan tumbuhan lumut, tumbuhan paku pada perkembangbiakannya
menunjukkan pergiliran keturunan, yaitu fase sporofit dan fase
gametofit. Gametofitnya memiliki beberapa perbedaan dengan gametofit
lumut, yaitu gametofit pada tumbuhan paku dinamakan dengan protalium
tetapi sama-sama bersifat haploid. Protalium ini hanya berumur beberapa
minggu saja. Bentuk dari protalium ini seperti jantung, warnanya hijau,
dan melekat pada substratnya.
Berdasarkan spora yang dihasilkan, tumbuhan paku dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu
sebagai berikut :
a. Paku homospora, menghasilkan spora yang mempunyai bentuk dan ukuran yang
sama atau satu macam spora saja. Contoh: Lycopodium cernuum (paku kawat).

b. Pake heterospora, menghasilkan dua macam spora yang ukurannya berbeda. Spora
kecil disebut mikrospora akan tumbuh menjadi protalium jantan dan spora besar
disebut megaspore yang akan tumbuh menjadi protalium betina. Contoh: Selaginella
sp. (paku rane).

c. Paku peralihan, menghasilkan spora yang bentuk dan ukurannya sama tetapi jenis
kelaminnya berbeda. Contoh: Equisetum debile (paku ekor kuda).
c) Klasifikasi tumbuhan paku (Pteridophyta)
Tumbuhan paku dibedakan menjadi empat kelompok yaitu :
 Psilophyta (Paku Purba). Contohnya : Psilotum, Rhynia, Asteroxylon, Taeniocrada,
Tmesipteris.
 Lycophyta (Paku Kawat) . Contohnya : Lycopodium, Selaginella, Isoetes.
 Equisetophyta (Paku Ekor Kuda). Contohnya :Equisetum
 Pterophyta (Paku Sejati) . Contohnya : Adiantum, Asplenium, Platycerium.
 Hydropteridales (Paku Air). Contohnya : Alvinia, Marsilea.

d) Manfaat tumbuhan paku (Pteridophyta)


Banyak sekali manfaat dari tumbuhan paku (Pteridophyta) yaitu :
 Sebagai tanaman hias (Platycerium bifurcatum, Adiantum cuneatum, Asplenium
nidus, Selaginella sp)
 Sebagai sayuran (Marsilea crenata, Pteridium aquilium)
 Sebagai bahan obat-obatan (Lycopodium clavatum, )
 Sebagai bahan pupuk hijau (Azolla pinnata dan Anabaena azolla)
 Sebagai bahan karangan bunga (Lycopodium cernuum)
 Sebagai pelindung tanaman (Gleichenia linearis)
 Sebagai tiang bangunan (Alshopila galuca)
 Sebagai bahan penggosok dan pembersih (Equisetum debile)
 Kelas Anthoceropsida (Lumut tanduk). Contoh lumut tanduk adalah Anthoceros dan
Nothotulus. Ingin tau lebih lanjut tentang lumut tanduk?
 Kelas Bryopsida (Lumut sejati atau Lumut daun). Contoh lumut daun adalah :
Sphagnum, Funaria, Pogonatum, Polytrichum dan Andraea.

3. Tumbuhan Berbiji (Spermatophyta)


Tumbuhan berbiji atau Spermatophyta (Yunani, sperma=biji , phyton=tumbuhan)
merupakan kelompok tumbuhan yang memiliki ciri khas, yaitu adanya suatu organ yang
berupa biji. Biji merupakan bagian yang berasal dari bakal biji dan di dalamnya
mengandung calon individu baru, yaitu lembaga. Lembaga akan terjadi setelah terjadi
penyer bukan atau persarian yang diikuti oleh pembuahan.

~Struktur dan fungsi


Tumbuhan berbiji merupakan heterospora. Tumbuhan berbiji membetuk struktur
megasporangia dan mikrosporangia yang berkumpul pada suatu sumbuh pendek.
Misalnya struktur seperti konus atau strobilus pada konifer dan bunga pada tumbuhan
berbunga. Seperti halnya pada tumbuhan lain, spora pada tumbuhan berbiji dihasilkan
melalui meiosis di dalam sporangia. Akan tetapi, pada tumbuhan berbiji, megaspora tidak
dilepaskan melainkan dipertahankan. Megasporangia mendukung perkembangan
gametofit betina dan menyediakan makanan serta air. Gametofit betina akan tetap berada
dalam sporangium, menjadi matang dan memlihara generasi sporofit berikutnya setelah
terjadi pembuahan. Pada mikrosporangium, produk meiosis berupa mikrospora.
Mikrospora yang mencapai sporofit akan berkecambah membentuk serbuk sari yang
tumbuh menuju kearah bakal biji untuk membuahi gametofit betina. Pada tumbuhan
berbiji, istilah mikrospora merupakan serbuk sari, mikrosporangium merupakan kantung
serbuk sari, dan mikrosporofil merupakan benagsari. Istilah megaspora merupakan
kandung lembaga (kantung embrio), megasporangium merupakan bakal biji, dan
megasporofil merupakan daun buah (karpela).
~Cara Hidup dan Habitat Reproduksi
Tumbuhan berbiji kebanyakan hidup di darat. Namun, tumbuhan berbiji ada yang hidup
mengapung di air, misalnya teratai. Tumbuhan berbiji merupakan tumbuhan foto
autotrof.

a) Ciri-ciri Umum Tumbuhan Berbiji (Spermatophyta)


 Biji dihasilkan oleh bunga atau runjung
 Sperma menuju sel telur melalui tabung serbuk sari
 Memiliki saluran (xilem dan floem) untuk mengangkut air, mineral, makanan, dan
bahan-bahan lain
 Memiliki klorofil.
b) Klasifikasi Spermatophyta
Spermatophyta dibedakan menjadi dua subdivisi, yaitu :
1) Gymnospermae (Tumbuhan Bebiji Terbuka)
Gymnospermae (dari bahasa Yunani: gymnos (telanjang) dan sperma (biji)
atau tumbuhan berbiji terbuka merupakan kelompok tumbuhan berbiji yang
bijinya tidak terlindung dalam bakal buah (ovarium). Pada tumbuhan berbunga
(Angiospermae, atau Magnoliophyta), biji atau bakal biji selalu terlindungi penuh
oleh bakal buah sehingga tidak terlihat dari luar. Pada Gymnospermae, biji terekspos
langsung atau terletak di antara daun-daun penyusun strobilus atau runjung.
Pada melinjo misalnya, pêntil nya (yaitu bijinya) sejak dari "kroto" hingga melinjo
masak dapat dilihat, sementara pada tusam biji terletak pada runjungnya.
Gymnospermae telah hidup di bumi sejak periode Devon (410-360 juta tahun yang
lalu), sebelum era dinosaurus. Pada saat itu, Gymnospermae banyak diwakili oleh
kelompok yang sekarang sudah punah dan kini menjadi batu
bara: Pteridospermophyta (paku biji),Bennettophyta dan Cordaitophyta.
Anggota-anggotanya yang lain dapat melanjutkan keturunannya hingga sekarang.
Angiospermae yang ditemui sekarang dianggap sebagai penerus dari salah satu
kelompok Gymnospermae purba yang telah punah (paku biji).
Gymnospermae dibedakan menjadi beberapa kelas, yaitu :
a) Kelas Cycadinae
Cycadinae juga dikenal sebagai Sikas, kelompok tanaman pertama kali muncul
pada periode Carboniferous sekitar 320 juta tahun yang lalu, dan mereka
sebenarnya tanaman darat yang dominan ketika dinosaurus menjelajahi bumi.
Tinggal di daerah subtropis dan tropis, mereka seperti pohon sawit dan biasanya
memiliki batang yang besar dan tingginya bisa mencapai 18 meter atau lebih. Saat
ini, ada 9 genera dan sekitar 100 spesies Cycadinae.
Kelompok tanaman dianggap memiliki pertumbuhan sekunder yang baik, yang
pada dasarnya berarti mereka dapat meningkatkan lebar serta panjang. Serbuk sari
dan benih Kerucut sikas ditanggung pada tanaman yang berbeda, yang berarti ada
tanaman jantan dan betina. Kerucut laki-laki yang microsporophylls dengan
berbagai microsporangia sementara kerucut perempuan megasporophylls dengan
lebih dari satu bakal biji.
Setelah deposisi serbuk sari dekat mikropil di ovula, perkecambahan terjadi dan
tabung polen berkembang, menyerap nutrisi yang tumbuh dekat Arkegonium
tersebut. Tabung kemudian meledak dan satu sperma motil tunggal dilepaskan.
Oleh karena itu, dalam kasus Cycadinae butir serbuk sari tidak membawa sperma
langsung ke sel telur.
b) Kelas Coniferae
Coniferinae juga dikenal sebagai tumbuhan runjung, diketahui telah bertahan
sejak periode Karbon Akhir sekitar 290 juta tahun yang lalu. Menjadi yang
terbesar dan paling beragam dari semua jenis gymnosperma, kelompok terdiri dari
sekitar 50 genera dan 550 spesies. Tanaman dalam kelompok ini biasanya sangat
tinggi dan bisa mencapai lebih dari 100 meter. Contohnya termasuk pohon pinus,
firs, dan cemara, semua memiliki nilai ekonomi yang besar.
Pinus, atau pohon-pohon pinus, mungkin yang paling akrab bagi kita diantara
kelompok coniferinae. Dengan sekitar 90 spesies, pohon-pohon pinus memiliki
luas batang yang menunjukkan pertumbuhan sekunder dan daun yang lancip
seperti jarum, salah satu dari beberapa fitur tahan kekeringan. Tanaman ini
biseksual saat kecil, kerucut laki-laki berkerumun di cabang-cabang yang lebih
rendah dan besar, kerucut perempuan soliter pada cabang atas.
Serbuk sari sangat berkurang dengan kantung udara besar, memberikan kepadatan
rendah dan dengan demikian meningkatkan penyebaran angin. Tabung polen dari
tumbuhan runjung pembuangan sperma langsung ke dalam sitoplasma di mana
lebih dari satu sel telur dibuahi, biasanya satu yang berkembang.

c) Kelas Gnetinae
Hanya ada tiga genera yang masih ada dan sekitar 70 spesies Gnetinae. Tiga
genera disebut Gnetum, Ephedra dan Welwitschia dan masing-masing sangat
berbeda baik dalam struktur dan cara mereka bereproduksi. Dalam kasus
Gnetophyta, tabung pollen juga melepaskan sperma langsung ke dalam sitoplasma
telur. Gentum adalah sekelompok pohon tropis dan tanaman merambat dengan
daun kasar besar yang memiliki lamina yang luas dan bersih seperti pembuluh
darah. gentum memiliki sekitar 30 spesies. kerucut jantan pada dasarnya adalah
lapisan microsporangia dan ovula yang diaborsi sementara Strobilus betina terdiri
dari susunan melingkar bakal biji. Tidak ada Arkegonium yang dibentuk pada
tanaman ini.
Sekitar 35 spesies Ephera semak tropis dengan skala kecil seperti daun dan
tampaknya disambung batang. Mereka terdiri dari tanaman jantan dan betina
terpisah dengan kerucut muncul sebagai rangkaian bracts dan Arkegonium
terbentuk dalam ovula. Mirabilis Welwitschia, satu-satunya spesies yang masih
ada dari Welwitschia, ditemukan di daerah kering di barat daya Afrika dan itu
adalah tanaman yang paling aneh. Mayoritas tanaman di terpendam di dalam
tanah berpasir dengan satu-satunya bagian yang terlihat seperti piringan cekung
kayu besar dengan dua daun seperti sabuk. Kerucut Pria tanaman ini kecil dan
ditemukan tangkai pendek sementara kerucut perempuan jelas jauh lebih besar
dan tidak ada Arkegonium terbentuk dalam hal ini baik. Tanaman dalam
kelompok ini adalah benar-benar mengejutkan mirip dengan tanaman berbunga
jika dibandingkan dengan gymnosperma lainnya.
d) Kelas Ginkgoinae
Fosil menunjukkan bahwa Ginkgoinae berawal pada periode Permian 280 juta
yang lalu. Namun, sata-satunya yang bertahan dan berevolusi saat ini adalah
Ginkgo biloba, alias pohon maidenhair, mudah dikenali karena daun berbentuk
kipas dengan pola pembuluh darah dikotomis.
Berbeda dengan kebanyakan gymnosperma, Ginkgo adalah berganti daun dan
daunnya jatuh di musim gugur setelah mengaktifkan warna emas yang indah.
Sebenarnya tidak ada populasi liar pohon ini yang tersisa di dunia, tetapi mereka
telah dibudidayakan di kuil di Cina dan Jepang untuk waktu yang lama. Benih
tanaman sering memiliki bau busuk karena asam butirat dalam mantel daging dan
karena itu biasanya hanya pohon jantan ditemukan di jalanan. Seperti Sikas,
Ginkgo juga menggugurkan daun tapi kerucut jantan dan betina yang sangat
berkurang dan tumbuh pada batang pendek.
Pemupukan mungkin tidak terjadi sampai ovula siap dari pohon. Mikropil dari
ovula akan mengeluarkan cairan lengket ketika dewasa yang memungkinkan
serbuk sari menempel dan kemudian cairan lengket mengering, serbuk sari
diambil. Dalam hal ini, dua sperma motil dilepaskan dari tabung polen, yang juga
hanya menyampaikan bagian jalan menuju sel telur.

2) Angiospermae (Tumbuhan Bebiji Tertutup)


Angiosperma adalah kelompok terbesar dari tumbuhan di bumi. Ada sekitar 270.000
spesies yang dikenal hidup hari ini. Kemungkinan Anda tidak jauh dari salah satu
dari mereka sekarang. Mereka mencakup semua tumbuhan yang memiliki bunga dan
menghasilkan biji tertutup dalam sebuah karpel. Karpel adalah daun yang
dimodifikasi membungkus benih dan dapat berkembang menjadi buah.
Angiospermae (Yunani, angeion = wadah, sperma = biji) disebut
juga Anthophyta (Yunani,anthos = bunga, phyton = tumbuhan), yang memiliki
bunga sebagai alat perkembangbiakan secara generatif. Berdasarkan kajian fosil yang
pernah ditemukan, diduga Angiospermae ada di bumi sejak awal masa Kretaseus
(sekitar 130 juta tahun silam) dan telah menyebar luas menjadi tumbuhan dominan di
bumi pada akhir masa Kretaseus (sekitar 65 juta tahun silam).

~Ciri-ciri Karakteristik Angiospermae


Angiosperma dapat tumbuh di berbagai habitat. Angiosperma dapat tumbuh sebagai
pohon, semak, semak belukar, tumbuhan, dan tumbuhan berbunga kecil. Beberapa
karakteristik angiosperma meliputi:
 Semua angiosperma memiliki bunga pada tahap tertentu dalam kehidupan
mereka. Bunga-bunga berfungsi sebagai organ reproduksi untuk tumbuhan
menyediakan mereka sarana bertukar informasi genetik.
 Angiosperma memiliki serbuk sari kecil untuk menyebarkan informasi genetik
mereka dari bunga ke bunga. Butir ini jauh lebih kecil daripada gametofit, atau
sel reproduksi, yang digunakan oleh tumbuhan non-berbunga yang dikenal
sebagai gimnosperma. Ini ukuran kecil memungkinkan proses fertilisasi terjadi
lebih cepat dalam bunga angiosperma dan membuat mereka lebih efisien dalam
mereproduksi.
 Semua angiosperma memiliki benang sari. Benang sari adalah struktur
reproduksi ditemukan pada bunga yang menghasilkan serbuk sari yang
membawa informasi genetik jantan.
 Angiosperma memiliki bagian-bagian reproduksi betina jauh lebih kecil dari
gimnosperma, yang memungkinkan mereka untuk menghasilkan benih mereka
lebih cepat.
 Angiosperma memiliki Karpel disertai dengan benih mereka berkembang yang
dapat berubah menjadi buah.
 Sebuah keuntungan besar untuk angiosperma adalah dengan memproduksi
endosperma. Endosperma adalah bahan yang terbentuk setelah pembuahan dan
merupakan sumber makanan yang tinggi nutrisi untuk benih danperkembangan
bibit.

Angiospermae di bedakan menjadi dua kelas, yaitu kelas Dicotyledoneae (dikotil)


dan Monocotyledoneae (monokotil).
Perbedaan Dicotyledoneae (dikotil) dan Monocotyledoneae (monokotil), yaitu :
1. Bentuk akar
– Monokotil : Memiliki sistem akar serabut
– Dikotil : Memiliki sistem akar tunggang

2. Bentuk sumsum atau pola tulang daun


– Monokotil : Melengkung atau sejajar
– Dikotil : Menyirip atau menjari

3. Kaliptrogen / tudung akar


– Monokotil : Ada tudung akar / kaliptra
– Dikotil : Tidak terdapat ada tudung akar

4. Jumlah keping biji atau kotiledon


– Monokotil : satu buah keping biji saja
– Dikotil : Ada dua buah keping biji

5. Kandungan akar dan batang


– Monokotil : Tidak terdapat kambium
– Dikotil : Ada kambium

6. Jumlah kelopak bunga


– Monokotil : Umumnya adalah kelipatan tiga
– Dikotil : Biasanya kelipatan empat atau lima

7. Pelindung akar dan batang lembaga


– Monokotil : Ditemukan batang lembaga, / koleoptil dan akar lembaga / keleorhiza
– Dikotil : Tidak ada pelindung koleorhiza maupun koleoptil

8. Pertumbuhan akar dan batang


– Monokotil : Tidak bisa tumbuh berkembang menjadi membesar
– Dikotil : Bisa tumbuh berkembang menjadi membesar.

Anda mungkin juga menyukai