Anda di halaman 1dari 50

DUNIA TUMBUHAN

( PLANTE )
KELOMPOK II
APA ITU TUMBUMBUHAN
( PLANTAE ) ?
TUMBUHAN (PLANTAE)
Tumbuhan (Plantae) merupakan organisme eukario
(memiliki membran inti sel); multiseluler (bersel
banyak, memiliki akar, batang, dan daun; memiliki
dinding sel yang mengandung selulosa; pada
umumnya memiliki klorofil, sehingga dapat
melakukan fotosintesis serta dapat menyimpan
cadangan makanan dalam bentuk amilum (tepung).
TUMBUHAN (PLANTAE)
1 BRYOPHYTA
(TUMBUHAN LUMUT)
TUMBUHAN BRYOPHYTA ( LUMUT )

Kata Bryophyte ini berasal dari bahasa Yunani, yakni (bryon)


yang berarti lumut, dan (phyton) berarti tumbuhan. Ukuran
tumbuhan lumut sendiri hanya sekitar beberapa milimeter
(mm) sampai beberapa cm. Walaupun memiliki ukuran yang
kecil, Lumut mempunyai sel-sel plastid yang dapat
menghasilkan klorofil A dan B, sehingga dapat membuat
makanan sendiri dan bersifat autotrof (organisme yang dapat
membuat makanan sendiri (berfotosintes)).
CIRI-CIRI TUMBUHAN BRYOPHYTA ( LUMUT)

- Termasuk tumbuhan epifit dan tumbuhan peralihan antara talus


dan kormus.
- Lumut dapat menghasilkan spora sehingga disebut dengan
sporofit.
- Lumut dapat menghasilkan gamet disebut dengan gametofit.-
Bereproduksi secara vegetatif dan generatif.
- Reproduksi vegetatif dengan menghasilkan kuncup eram, umbi,
tunas, dan bagian tubuh yang dipotong.
- Sedangkan reproduksi generatif dengan menghasilkan anteridium
dan arkegonium.
HABITAT TUMBUHAN BRYOPHYTA
Sejatinya, habitat tumbuhan lumut adalah daratan. Namun, lumut juga
menyukai tempat yang lembap dan basah, seperti pada tembok, batu, dan
kulit pohon.Hal ini karena lumut membutuhkan air agar dapat bereproduksi.
Namun sangat jarang lumut ditemukan di perairan, kecuali lumut gambut
atau Sphagnum sp. Lumut yang hidup di air dapat tumbuh meluas menutupi
permukaan, dasar atau dinding perairan.
KLASIFIKASI BRYOPHYTA ( LUMUT )

Tumbuhan lumut (bryophyta) dibagi menjadi tiga kelas,


yaitu lumut daun (bryophyta), lumut hati (hepaticophyta),
dan lumut tanduk (anthocerotophyta).

1. Bryopsida ( lumut daun )


Lumut daun lebih mudah dikenali karena sering dijumpai di tempat yang agak
terbuka. Lumut daun dapat tumbuh di tanah-tanah gundul yang secara
periodik mengalami kekeringan, di atas pasir bergerak, di antara rumput-
rumput, di atas batu cadas, batang pohon, di rawa-rawa, dan sedikit yang
terdapat di dalam air. Contoh spesies tumbuhan lumut daun adalah
Polytrichum juniperinum, Pogonatum cirratum, dan Aerobryopsis longissima.
Psilotum nudum
CIRI-CIRI BRYOPSIDA

1. Talus gametofit tidak dapat dibedakan 5. Berkembang dari protonema


antara struktur daun dan batang 6. Mempunyai daun, batang, dan rizoid
2. Arkegonium dan anteredium multiseluler
terbentuk pada ujung gametofit di 7. Daunnya hanya terdiri atas satu lapis
antara daun, dan kemudian tumbuh sel dengan rusuk tengah, tersusun
sporangium ( Tempat pembentukan melingkaran batang atau spiral
spora ).
8. tangkai (seta) bertambah panjang
3. Talus sporofitnya merupakan secara perlahan.
sporangium yang menumpang pada
ujung batang dari talus gametofit
4. Gametofit tumbuh tegak atau
merayap
KLASIFIKASI BRYOPHYTA ( LUMUT )

Tumbuhan lumut (bryophyta) dibagi menjadi tiga kelas,


yaitu lumut daun (bryophyta), lumut hati (hepaticophyta),
dan lumut tanduk (anthocerotophyta).

2. Hepaticophyta ( Lumut hati ).


Lumut hati atau Hepaticopsida mempunyai bentuk tubuh seperti lembaran
banyak lekukan dan menyerupai bentuk hati. Oleh karena bentuknya ini,
lumut hati pernah dianggap bisa membantu menangani penyakit hati. Lumut
hati memiliki tubuh dengan struktur akar, batang, dan daun, sehingga sering
dianggap sebagai kelompok peralihan dari tumbuhan Thallophyta
 ( tumbuhan bertalus yang tidak memiliki akar, batang dan daun sejati ) ke
Cormophyta ( tumbuhan berkormus yang memiliki akar, batang dan daun
Haplomitrium sp. sejati ). Contoh Lumut Hati Riccardia chamaedryfolia Pellia endivifolia,Scapania
nemorosa Jungermannia sp. Haplomitrium sp.
CIRI-CIRI BRYOPSIDA

1. Talus gametofitnya tidak dapat dibedakan antara struktur daun dan batang, sementara
akarnya berupa rizoid
2. Pada permukaan dorsal gametofit dibentuk arkegonium dan anteridium yang berbentuk
seperti payung
3. Talus sporofitnya mempunyai ukuran sangat kecil, sehingga nyaris tidak nampak.
KLASIFIKASI BRYOPHYTA ( LUMUT )

Tumbuhan lumut (bryophyta) dibagi menjadi tiga kelas,


yaitu lumut daun (bryophyta), lumut hati (hepaticophyta),
dan lumut tanduk (anthocerotophyta).

2. Anthocerotophyta ( Lumut tanduk )


Lumut tanduk sering menjadi spesies pertama yang menempati sebuah
wilayah terbuka dan lembab. Habitat Lumut Tanduk (Anthoceropsida) ialah di
bukit ataupun di lereng gunung pada tanah mineral yang lembab. Lumut
tanduk tidak bagus tumbuh pada daerah yang bersifat asam dan sedikit unsur
hara, contohnya tanah gambut. Lumut tanduk banyak hidup di tepi danau,
Leioporoceros. selokan, dan sungai. contoh spesiesnya: Anthoceros punctatus, Phaeceros
laevis, Folioceros, dan Leioporoceros.
CIRI-CIRI BRYOPSIDA

1. Akar masih berupa rizoid, talus gametofit tidak dapat dibedakan antara struktur daun dan
batang
2. Terciptanya gametangium (anteridium dan arkegonium) di permukaan dorsal talus gametofit
3. Talus sporofitnya menyerupai bentuk tanduk atau jarum yang ramping (kecil), dan
pertumbuhannya terjadi sebab pembelahan sel-sel dasar pada daerah kaki.
4. Struktur Tubuh Lumut Tanduk berupa talus, tetapi sporofitnya berbentuk kapsul memanjang.
Lumut tanduk mempunyai sel yang hanya terdiri dari satu kloroplas.
SIKLUS HIDUP BRYOPHYTA
Siklus hidup tumbuhan lumut bersifat metagenesis, karena bergantian antara reproduksi seksual dan
aseksual. Awalnya sporofit menghasilkan spora yang akan menjadi protonema, dari protonema inilah
gametofit terbentuk. Generasi gametofit ini punya satu sel kromosom yang disebut dengan haploid (n)
dan gametofit ini menghasilkan gametangium (organ reproduksi) yang disebut dengan anteredium
pada jantan dan arkegonium pada betina. Gametangium dilindungi oleh daun khusus (bract).
Anteredium berbentuk bulat dan menghasilkan sperma berflagela (anterezoid dan spermatozoid),
sedangkan arkegonium berbentuk seperti botol yang memiliki bagian lebar disebut perut, dan ada
bagian sempitnya yang disebut dengan leher. Pembuahan (fertilisasi) sel telur oleh anterzoid
membuahkan zigot dengan dua sel kromosom atau disebut dengan diploid (2n).
Zigot inilah yang merupakan awal dari sporofit lagi. Kemudian zigot melakukan pembelahan menjadi
sporofit dewasa yang sudah memiliki kaki untuk melekat pada gametofit, seta, dan kapsul di bagian
ujungnya. Kapsul ini merupakan tempat dihasilkannya spora melalui fase fase pada meiosis. Setelah
spora masak dan dikeluarkan dari dalam kapsul, barulah siklus hidup lumut berulang lagi dari awal.
SIKLUS HIDUP BRYOPHYTA
2 PYTERIODOPHYTA
(TUMBUHAN PAKU)
TUMBUHAN PYTERIODOPHYTA ( PAKU )

Tumbuhan paku (Pteridophyta) adalah divisi dari kingdom


Plantae yang anggotanya memiliki akar, batang, dan daun
sejati, serta memiliki pembuluh pengangkut. Pteridophyta
berasal dari kata pteron: sayap bulu, dan phiton: tumbuhan. 
Sehingga Pteridophyta merupakan tumbuhan paku yang
tergolong dalam tumbuhan kormus berspora, dimana
tumbuhan ini menghasilkan spora dan memiliki susunan
daun yang umumnya membentuk bangun sayap, yaitu pada
pucuknya yang terdapat bulu-bulu.

Tumbuhan paku sering disebut juga dengan kormofita berspora


karena berkaitan dengan adanya akar, batang, daun sejati, serta
bereproduksi aseksual dengan spora. Tumbuhan paku juga disebut
sebagai tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta) karena memiliki
pembuluh pengangkut.
CIRI HIDUP DAN HABITAT PYTERIODOPHYTA

Habitat tumbuhan paku ada di darat, terutama pada lapisan bawah tanah di dataran
rendah, tepi pantai, lereng gunung, 350 meter diatas permukaan laut terutama di daerah
lembab, dan ada juga yang bersifat epifit (menempel) pada tumbuhan lain. Tumbuhan paku
merupakan tumbuhan fotoautotrof. Tumbuhan paku ada yang hidup mengapung di air
(misalnya Azolla pinnata dan Marsilea crenata). Namun, pada umumnya tumbuhan paku
adalah tumbuhan terestrial (tumbuhan darat).
Beberapa paku dapat bertahan hidup di daerah yang ekstrim seperti lingkungan kering dan
panas. Beberapa jenis paku dapat tumbuh di daerah gurun. Tumbuhan paku meletakkan
dirinya tepat sesuai dengan  nitchenya, tanah yang lembab, udara yang lembab, intensitas
cahaya dan sebagainya. Jarang tumbuhan paku hidup diluar nitchenya.
CIRI-CIRI PYTERIODOPHYTA

1. Akar, batang dan daun memiliki 5. Mengalami pergiliran keturunan


berkas pembuluh angkut berupa (metagenesis). Tumbuhan paku yang kita
xilem dan floem. lihat sehari-hari disebut generasi
2. Dapat ditemukan di air, di tempat sporofit.
lembab, menempel pada tumbuhan 6. Daun yang masih muda menggulung.
lain sebagai epifit atau di sisa-sisa Daun tumbuhan paku ada yang khusus
tumbuhan lain dan sampah-sampah menghasilkan spora, disebut sporofil.
sebagai saprofit. Daun yang tidak menghasilkan spora
3. Tidak menghasilkan biji, tetapi disebut tropofil, berfungsi untuk
menghasilkan spora. Spora terdapat fotosintesis.
di dalam kotak spora atau 7. Tidak berbunga.
sporangium. Kotak-kotak spora
tersebut terkumpul dalam sorus. 8. Umumnya memiliki rizom (batang
Sorus-sorus ini kemudian yang terdapat di dalam tanah).
berkumpul di permukaan bawah
dari helaian daun.
PERAN / MANFAAT PYTERIODOPHYTA

1. Sebagai Tanaman hias, misalnya Adiantum (suplir),


Platycerium sp. (paku tanduk rusa), Asplenium nidus
(paku sarang burung), Nephrolepis, dan Alsophila
glauca (paku tiang).
2. Bahan obat-obatan, antara lain Equisetum (paku ekor kuda)
yang memiliki fungsi diuretik (melancarkan pengeluaran urin)
dan Selaginella plana (obat luka).
3. Bahan makanan (sayuran), misalnya Marsilea crenata
(semanggi) dan Pteridium aquilinum (paku garuda).
4. Pupuk organik, misalnya Azolla pinnata bersimbiosis dengan
ganggang biru Anabaena azollae yang mampu mengikat gas
nitrogen (N2) bebas.
5. Pembuatan petasan (pyrotechnics), dengan menggunakan spora
Lycopodium sp.
CONTOH

Tanaman Hias Obat - obatan


Asplenium nidus (paku sarang burung) Selaginella plana (obat luka).
CONTOH

Bahan makanan ( sayuran )


Pteridium aquilinum (paku garuda).
KLASIFIKASI PYTERIODOPHYTA

Dalam klasifikasi ciri tubuhnya, tumbuhan paku atau


Pyteriodophyta dibedakan menjadi 4 golongan (sub divisi)
antara lain Psilopsida ( paku purba ), Lycopsida ( paku kawat ),
Sphenopsida/Equisetopsida ( paku ekor kuda ), Pteropsida
( paku sejati ).
1. Psilopsida ( Paku purba )
Psilopsida merupakan tumbuhan paku yang sederhana dan memiliki
susunan cukup sederhana. Tanaman ini berupa ranting yang
bercabang-cabang. Ada bulu-bulu halus yang menyelimuti, berakar
serabut halus atau sering di sebut akar semu berfungsi juga sebagai
perekat pada tumbuhan lain. Contoh tumbuhan paku ini ialah
Psilotum nudum.
Psilotum nudum
Ciri – ciri psilopsida (Paku purba) yakni sebagai berikut :
-Hidup di daerah beriklim tropis & subtropics-Homospora ( menghasilkan satu jenis
spora dengan bentuk dan ukuran yang sama )-Berdaun mikrofil serta batangnya
berklorofil-Tak mempunyai daun sejati

2. Lycopsida ( Paku kawat )


Spesies yang satu ini merupakan jenis spesies dari tumbuhan paku
yang dapat menghasilkan dua bentuk spora, yaitu makrospora
( Spora berukuran besar dan berjenis kelamin betina) dan mikrospora
( serbuk sari ). Contohnya lycopodium cernuum dan selaginella
caudata

selaginella caudata
Berikut ini ciri-ciri dari tumbuhan paku yang termasuk kedalam spesies subdivisi
lycopsida:

-Terdiri dari daun sejati, batang dan akar.


-Menempelkan diri pada tanaman lain sebagai media untuk hidup.
-Memiliki ukuran daun yang sangat kecil dan berbentuk rapat.
- Menghasilkan mikrosporangium (Mikrosporangium merupakan salah satu tipe
sporangium pada paku yang akan menghasilkan mikrospora atau spora dengan ukuran
yang lebih kecil ) dan sporangium ( tempat pembentukan spora ).
KLASIFIKASI PYTERIODOPHYTA
3. SPHENOPSIDA ( Paku ekor kuda )
Tumbuhan paku yang tergolong kedalam spesies ini, pada
umumnya banyak hidup dan dijumpai di daerah yang
beriklim tropis. Tumbuhan paku yang satu ini memiliki
ekor yang panjang pada tubuhnya.
Pada batang berkarang ditumbuhi daun-daun kecil
.
berbentuk sisik. Letak sporangiumnya berada di sisi
bawah sporil yang tersusun dalam strobilus. Contoh
Equisetinae adalah equisetum sp dan rhynia elegans.

Inilah ciri-ciri dari tanaman paku yang tergolong


kedalam spesies subdivisi sphenopsida:
-Memiliki batang yang berbentuk tegak.-Menghasilkan
Psilotum nudum spora yang berjenis heterospora.-Pada bagian batang
mengandung kadar silika yang tinggi.
KLASIFIKASI PYTERIODOPHYTA

4. Pteropsida (Paku Sejati)


Tumbuhan paku yang tergolong kedalam spesies ini,
merupakan tumbuhan paku sejati yang sering dijuluki dengan
sebutan tanaman pakis. Jenis tumbuhan yang satu ini mampu
hidup dan tumbuh didaerah yang beriklim tropis dan subtropis.

Tumbuhan paku sejati memiliki daun sempurna dan berukuran


lebih besar dari tumbuhan paku lainnya. Tumbuhan paku sejati
muda akan menggulung daunnya dan ketika dewasa daun
batang akan membentuk sayap. Contohnya, Adiantum
Farleyence (paku merak merah), Adiantum Cuneatum (suplir), Platycerum Bipurcatum (paku tanduk rusa).
Platycerum Bipurcatum (paku tanduk rusa).
Berikut ini ciri-ciri dari tumbuhan paku yang termasuk kedalam spesies subdivisi
Pteropsida

-Memiliki batang yang berbentuk tegak dan tumbuh diatas dan dibawah permukaan
tanah.
-Menghasilkan spora yang berjenis homospora dan isospora. ( adalah tumbuhan paku
yang menghasilkan satu jenis spora dengan bentuk dan ukuran yang sama. )
-Spora yang dihasilkan berkumpul dibawah daun.
- Penyebaran spora untuk berkembang biak menyebar melalui bantuan angin.
SIKLUS HIDUP PYTERIODOPHYTA
Untuk tumbuhan paku, mereka akan mengalami pergiliran keturunan dari fase Gametofit ke fase
Sporofit.
1. Fase Gametofit
Gametofit adalah fase seksual dalam siklus hidup tumbuhan paku. Tahapan generasi gametofit
berawal dari protalium. Spora yang jatuh di tempat lembab akan berkembang menjadi protalium
dengan bentuk seperti talus. Protalium kemudian akan menghasilkan sel gamet jantan
(spermatozoid) dan betina (ovum). Pembuahan akan terjadi dan hasilnya adalah sebuah zigot
diploid yang akan berkembang menjadi tumbuhan paku. Fase ini berlangsung dengan singkat
2. Fase Sporofit
Fase ini merupakan saat dimana tanaman paku akan berkembang biak secara aseksual. Zigot
tersebut akan tumbuh menjadi tumbuhan paku yang menghasilkan spora yang memiliki kotak
spora (sporangium) yang terletak di permukaan bawah daun. Tumbuhan paku yang memiliki spora
di bawah permukaan daunnya disebut sporofil. Fase ini akan berlangsung lebih panjang dari pada
fase gametofit.
SIKLUS HIDUP BRYOPHYTA
SPERMATOPHYTA
3 (TUMBUHAN BERBIJI)
TUMBUHAN SPERMATOPHYTA ( BERBIJI )

Tumbuhan berbiji atau Spermatophyta (Yunani, sperma=biji ,


phyton=tumbuhan) adalah kelompok tumbuhan yang
memiliki ciri khas biji, sebagai bagian yang berasal dari bakal
biji, di dalamnya terkandung calon individu baru, yaitu
lembaga. Lembaga sendiri akan berbuah setelah terjadi
penyerbukan atau persarian yang kemudian diikuti oleh
pembuahan.
Tumbuhan biji adalah jenis tumbuhan yang menurut struktur
biologisnya bisa dibilang paling sempurna, baik alat tubuh maupun
alat perkembangbiakannya. Tumbuhan biji punya alat tubuh yang
lengkap yang terdiri dari akar, batang, dan daun. Tiap alat tubuh itu
memiliki fungsi yang jelas. Alat perkembangbiakannya berupa bunga
dan biji.
CIRI HIDUP DAN HABITAT SPERMATOPHYTA

Spermatophyta merupakan kelompok tumbuhan


yang beradaptasi dengan baik di lingkungan darat,
meskipun ada pula yang tumbuh di lingkungan air.
Spermatophyta yang hidup di darat dapat hidup
bebas di tanah, epifit di pohon, atau parasit pada
tumbuhan lainnya. Spermatophyta yang hidup epifit,
misalnya Coelogyne pandurata (anggrek).
Spermatophyta yang hidup di air, misalnya teratai
dan eceng gondok..
CIRI-CIRI SPERMATOPHYTA ( TUMBUHAN BERBIJI )

1. Tubuhnya makroskopis ( dapat 5. Mempunyai berkas pengangkut


dilihat dengan mata telanjang tanpa berupa xilem (pengangkut air dan
bantuan mikroskop. ) dengan ukuran mineral dari tanah) serta floem
yang bermacam-macam. (mengangkat zat-zat makanan hasil
fotosintesis dari daun ke semua
2. Termasuk organisme multiseluler
tubuh).
dan eukariotik (mempunyai dinding
sel). 6. Proses reproduksinya lewat
penyerbukan (Polinasi) serta
3. Telah memiliki akar, batang dan
pembuahan (fertilisasi).
daun sejati.
4. Biasanya spermatophyta bersifat
autotrof (bisa menghasilkan
makanannya sendiri lewat proses
fotosintesis), kecuali pada tumbuhan
berbiji yang bersifat parasit.
REPRODUKSI TUMBUHAN SPERMATOPHYTA

Proses Reproduksi spermatophyta secara generatif


(seksual) dilakukan dengan membentuk biji serta diawali
dengan pembentukan gamet (gametogenesis), lalu
penyerbukan (polinasi), kemudian terjadi peleburan
gamet jantan serta betina (fertilisasi) yang akan
menghasilkan embrio.
Perkembangan secara vegetatif (aseksual) dilakukan
dengan organ-organ vegetatif contohnya tunas, rhizoa,
serta solon.
KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA

Dalam klasifikasinya tumbuhan berbiji atau Spermatophyta


dibedakan menjadi 2 golongan (sub divisi) antara lain
Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka) dan
Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup).

1. Gymnospermae ( Tumbuhan biji terbuka )


Gymnospermae adalah tumbuhan yang ovulanya tidak
tertutup oleh daging buah (dinding ovula), sehingga bijinya
terbuka. Gymnospermae tidak memiliki bunga sesungguhnya,
membentuk strobilus (betina dan jantan), struktur daun tebal,
serta kaku dan dan sempit.Reproduksi generatif terjadi satu kali
pembuahan (pembuahan tunggal) yang menghasilkan zygot.
Waktu antara penyerbukan dan pembuahan berlangsung relative
lama.
CONTOH

Cycadinae Coniferea
Cycas Rumphii ( PUKIS HAJI ) General Sherman (Sequoiadendron
Giganteum)
SIKLUS HIDUP
Benih terbuka ke udara dan langsung dibuahi dengan penyerbukan. Dalam siklus hidup
gymnospermae, tanaman bergantian antara fase seksual dan fase aseksual. Produksi gamet terjadi
pada fase seksual atau siklus generasi gametofit. Spora diproduksi dalam fase aseksual atau generasi
sporofit
JENIS-JENIS GYMNOSPERMAE

Secara umum Gymnospermae diklasifikasikan menjadi 4 jenis yaitu :


A. Cycadinae, tumbuhan ini disebut juga “palem sagu” karena bentuk fisik tubuhnya
yang mirip dengan palem tetapi bukan golongan palem sejati. Cycadinae memiliki batang
pendek dan tidak bercabang dengan pertumbuhan yang sangat lambat. Daunnya tersusun
spiral rapat disekeliling batangnya. Contoh : Cycas Rumphii (pakis haji), Cycas Revoluta.

B. Coniferea, merupakan tumbuhan dominan penyusun hutan konifer di belahan bumi


utara dan sebagian tumbuh di pegunungan tropis. Pada umumnya tumbuhan ini berupa
pohon yang tinggi contohnya General Sherman (Sequoiadendron Giganteum) yang
merupakan pohon tertinggi di dunia. Daun conifer berbentuk kecil, tebal seperti jarum atau
sisik dan tampak selalu berwarna hijau.
JENIS-JENIS GYMNOSPERMAE

Secara umum Gymnospermae diklasifikasikan menjadi 4 jenis yaitu :


C. Gnetinae, merupakan tumbuhan berbentuk pohon atau liana dengan batang
bercabang atau tidak bercabang. Gnetinae memiliki daun tunggal berbentuk lembaran
dengan susunan daun berhadapan dan tulang daun menyirip. Contoh : Gnetum gnemon
(melinjo).

D. Gingkgoinae, merupakan tumbuhan berbentuk pohon dengan tinggi mencapai 30-50


m. Batangnya bercabang-cabang dengan tunas yang pendek dan daunnya berbentuk kipas
dengan tangkai yang panjang, tulang daun bercabang, dan daun mudah gugur. Contoh :
Ginkgo biloba (ordo Gingkgoales)
CONTOH

Cycadinae Coniferea
Cycas Rumphii ( PUKIS HAJI ) General Sherman (Sequoiadendron
Giganteum)
CONTOH

Gnetinae Gingkgoinae
Gnetum gnemon (melinjo) Ginkgo biloba (ordo Gingkgoales)
KLASIFIKASI SPERMATOPHYTA

Dalam klasifikasinya tumbuhan berbiji atau Spermatophyta


dibedakan menjadi 2 golongan (sub divisi) antara lain
Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka) dan
Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup).

2. Angiospermae ( Tumbuhan berbiji tertutup )


Angiospermae adalah tumbuhan yang memiliki biji
tertutup daging buah. Dimana, jenis tanaman ini memiliki
bunga sesungguhnya, mengalami pembuahan ganda,
struktur daun lebar dengan tulang daun beraneka ragam .
SIKLUS HIDUP
1) Bunga pada sporofit (2n) memiliki kepala sari yang di dalamnya terdapat sel indukmikrospora(2n).

2) Sel induk mikrospora (2n) mengalami pembelahan secara meiosis menghasilkan mikrospora yang
haploid (n).
3) Mikrospora (n) mengalami pembelahan mitosis menghasilkan gametofit jantan berupa butir
serbuk sari yang hapolid (n) (Gambar 1).
SIKLUS HIDUP
4) Pada bakal biji terdapat sel induk megaspora (2n). Sel induk megaspora membelah secara meiosis
menghasilkan empat sel megaspora (n). Namun, hanya satu megaspora yang hidup, sedangkan
tiga lainnya mengalami degrenasi (mati).
5) Megaspora yang hidup akan membentuk gametofit betina (sel kandung lembaga atau kantong
embrio). Inti kandung lembaga membelah secara mitosis tiga kali berturut-turut. Pembelahan inti
tersebut tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma; disebut kariokinesis. Dari kariokonesis
dihasilkan 8 inti (nukleus) yang akan tumbuh menjadi satu ovum (n), dua sinergid (n), tiga antipoda
(n), dua inti polar yang bersatu disebut inti kandung lembaga sekunder (2n) (Gambar 2).
SIKLUS HIDUP
6) Bila terjadi penyerbukan, serbuk sari (n) akan berkecambah membentuk buluh (tabung) serbuk sari
yang nantinya akan mengalami kariokinesis dan menghasilkan dua inti, yaitu satu inti vegetatif (n)
satu inti generatif (n) . Inti generatif (n) membelah lagi secara kariokinesis sehingga menghasilkan
dua inti, yaitu satu inti sperma I (n) dan satu inti sperma II (n).
7) Setelah buluh serbuk sampai di mikrofil, inti vegetatif mengalami degenerasi. Inti sperma I (n)
membuahi ovum (n) dan menghasilkan zigot (n). Inti sperma II membuahi inti kandung lembaga
sekunder (2n) dan menghasilkan endosperma (3n). Pembuahan (fertilisasi) pada Angiospermae
disebut pembuahan ganda.

8) Zigot (2n) akan tumbuh menjadi embrio (2n). Endosperma (3n) berfungsi sebagai cadangan
makanan bagi embrio. Struktur yang meliputi embrio, endosperma, dan selaput biji disebut biji.
Ketika bakal biji tumbuh menjadi biji, ovarium akan berkembang menjadi buah yang melindungi
biji dan membantu pemencarannya, bila biji tumbuh di tempat yang cocok, biji akan tumbuh
menjadi tumbuhan saprofit yang baru.
KELAS DALAM ANGIOSPERMAE

Dalam divisi Angiospermae ini dibagi ke dalam dua kelas yaitu Magnoliopsida
.
(Dicotyledoneae) dan Liliopsida (Monocotyledoneae).

1. Magniliopsida (tumbuhan dikotil)


Tumbuhan ini memiliki beberapa ciri yaitu biji berkeping dua, berkas vaskuler (pembuluh
angkut) pada batang bertipe kolateral terbuka sedangkan pada akar bertipe radial, batang
bercabang, memiliki cambium, tulang daun menjari/ menyirip, memiliki akar tunggang, bunga
memiliki bagian-bagian dengan kelipatan 4 atau 5, bentuk bunga beraturan, dan umumnya
memiliki warna mencolok.
Ada beberapa contoh tumbuhan family dalam kelas Magniliopsida, antara
lain:
– Euphorbiaceae, contohnya Manihot utilissima (singkong).– Moraceae,
contohnya Ficus benjamina (beringin).– Papilionaceae, contohnya Vigna
sinensis (kacang panjang).– Caesalpiniaceae, contohnya Caesalpinia
pulcherrima (kembang merak).– Mimosaceae, contohnya Mimosa pudica
(putri malu).– Malvaceae, contohnya Hibiscus rosa-sinensis (kembang
sepatu).
KELAS DALAM ANGIOSPERMAE

Dalam divisi Angiospermae ini dibagi ke dalam dua kelas yaitu Magnoliopsida
.
(Dicotyledoneae) dan Liliopsida (Monocotyledoneae).

2. Monocotyledoneae (tumbuhan monokotil)


Tumbuhan ini merupakan tumbuhan berkeping biji tunggal atau satu. Tumbuhan biji
berkeping satu umumnya berupa herba semusim dengan berkeping satu, batang bercabang
dan tidak bercabang, tidak memiliki kambium, berkas pengangkut tersusun tidak teratur, tipe
kolateral tertutup, tulang daun melengkung/ sejajar, memiliki akar serabut, bunga memiliki
bagian-bagian dengan kelipatan 3, bentuk bunga tidak beraturan, dan warna tidak mencolok.

Ada beberapa contoh familia dalam kelas tumbuhan monokotil ini antara lain
:
–Poaceae, contohnya Oryza sativa (padi), Zea mays (jagung).– Zingiberaceae,
contohnya Zingiber officinale (jahe), Curcuma domestica (kunyit).– Musaceae,
contohnya Musa paradisiaca (pisang).– Orchidaceae, contohnya Phalaenopsis
amabilis (anggrek bulan).– Arecaceae, contohnya Cocos nucifera (kelapa).
THNKYO
U
W/ LOVE KEL. 2 *KISSNHUGS

Anda mungkin juga menyukai