Anda di halaman 1dari 15

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

(LKPD)

I. Tujuan : siswa dapat mendeskripsikan dan mengidentifikasi ciri-


ciri umum, struktur, klasifikasi,reproduksi, dan peranan Kingdom Plantae
II. Petunjuk :
a. Kerjakan soal diskusi di bawah ini dengan kelompok masing-masing
b. Analisislah masalah yang ada pada LKPD
III.Ringkasan Materi

IV. Alat dan Bahan :


1. Alat Tulis
2. Buku paket biologi dan sumber belajar lainnya
V. Bahan Diskusi
Pengertian Kingdom Plantae
Kingdom Plantae atau yang lebih dikenal dengan tumbuhan ialah
salah satu organisme eukariotik multiseluler dengan dinding sel dan
klorofil. Klorofil adalah zat hijau daun yang berfungsi dalam proses
fotosintesis, sehingga tumbuhan mampu membuat makanannya sendiri
(autotroph). Hal inilah yang menjadi pembeda antara Kingdom Plantae
dan Kingdom Animalia. Kingdom Plantae dibagi menjadi 3, yaitu;
1. Tumbuhan Lumut (Bryophyta)

Pengertian

Tumbuhan lumut (Bryophyta) merupakan salah satu divisi dari kingdom


Plantae yang berperan sebagai tumbuhan perintis.

Ciri-ciri:

 Tumbuhan lumut berukuran makroskopis 1-2 cm, dan ada pula


yang berukuran mencapai 40 cm.
 Kormofita merupakan tumbuhan yang sudah dapat dibedakan
antara batang, akar dan daun.
 Memiliki dua bentuk generasi, yakni generasi Sporofit dan
generasi Gametofit.
 Merupakan tumbuhan peralihan karena terdapat tumbuhan
yang berupa talus (lembaran yaitu lumut hati), dan tumbuhan
yang sudah memiliki struktur tubuh mirip dengan batang, akar
dan daun sejati (lumut daun).
 Talofita merupakan tumbuhan yang tidak dapat dibedakan
antara batang, akar dan daun.
 Tumbuhan lumut merupakan vegetasi perintis (suatu tumbuhan
pelopor atau tumbuh sebelum tumbuhan lain dapat tumbuh).

Struktur Tubuh Tumbuhan Lumut

1. Akar Semu (Rizoid)

Rizoid berfungsi sebagai alat untuk melekatkan diri pada


substrat atau tempat melekat dan menyerap air serta zat-zat hara.
2. Batang

Struktur pada tumbuhan lumut sebagai berikut.

1. Lumut hati dan lumut tanduk tidak berbatang dan tidak


mempunyai pembuluh angkut. Tubuhnya berbentuk lembaran
yang disebut talus.
2. Lumut daun mempunyai batang sederhana dengan pembuluh
angkut tunggal.
3. Daun

Lumut hati dan lumut tanduk tidak mempunyai struktur daun.


Lumut daun mempunyai daun sederhana dan berbentuk pipih
bilateral dengan satu pembuluh angkut di dalam ibu tulang daun.
Sel-sel daunnya sempit, kecil dan panjang, serta mengandung
kloroplas yang tersusun seperti jala. Selain itu, terdapat sel-sel mati
berukuran besar dengan penebalan dinding berbentuk spiral yang
berfungsi sebagai tempat persediaan air dan makanan cadangan.

Klasifikasi Tumbuhan Lumut

Tumbuhan lumut (bryophyta) dibagi menjadi tiga kelas, yaitu


lumut daun (bryophyta), lumut hati (hepaticophyta), dan lumut tanduk
(anthocerotophyta).

LUMUT DAUN (Bryopsida)


Lumut daun adalah jenis tumbuhan yang sering dijumpai di daerah
yang lembab. Pada umumnya, satu individu lumut daun menghasilkan
jenis gamet yang berbeda sehingga dapat dibedakan mana individu jantan,
mana individu betina.

Akan tetapi ada juga tumbuhan lumut yang menghasilkan gamet


jantan anteridium) dan gamet betina (arkegonium) dalam satu individu.
Pada fase sporofit, tumbuhan lumut akan menghasilkan spora sebagai alat
perkembangbiakannya. Jika spora lumut sampai di lingkungan yang
sesuai, spora lumut akan tumbuh menjadi protonema. Protonema inilah
yang akhirnya tumbuh menjadi tumbuhan lumut baru. Contoh spesies
tumbuhan lumut daun adalah Polytrichum juniperinum, Pogonatum
cirratum, dan Aerobryopsis longissima.

Bryophyta memiliki jumlah kurang lebih 10.000 spesies jenis


lumut daun yang dibagi menjadi tiga ordo yaitu Bryales, Sphagnales, dan
Andreales. Lumut daun lebih mudah dikenali karena sering dijumpai di
tempat yang agak terbuka. Lumut daun dapat tumbuh di tanah-tanah
gundul yang secara periodik mengalami kekeringan, di atas pasir bergerak,
di antara rumput-rumput, di atas batu cadas, batang pohon, di rawa-rawa,
dan sedikit yang terdapat di dalam air.

Kebanyakan lumut ini tumbuh di rawa-rawa yang membentuk


rumpun atau bantalan yang dari tiap-tiap tahun tampak bertambah luas
sedangkan bagian bawah yang ada dalam air mati berubah menjadi gambut
yang membentuk tanah gambut. Jenis tanah ini bermanfaat untuk
menggemburkan medium pada tanaman pot dan dapat dimanfaatkan
sebagai bahan bakar. Karena habitatnya sangat luas, maka tubuhnya pun
mempunyai struktur yang bermacam-macam. Berikut ini ciri-ciri lumut
daun:

 Talus gametofit tidak dapat dibedakan antara struktur daun dan


batang
 Talus gametofit mempunyai bentuk simetri radial
 Arkegonium dan anteredium terbentuk pada ujung gametofit di
antara daun, dan kemudian tumbuh sporangium
 Talus sporofitnya merupakan sporangium yang menumpang pada
ujung batang dari talus gametofit
 Gametofit tumbuh tegak atau merayap
 Berkembang dari protonema
 Mempunyai daun, batang, dan rizoid multiseluler
 Daunnya hanya terdiri atas satu lapis sel dengan rusuk tengah,
tersusun melingkaran batang atau spiral
 Arkegonium melekat di atas kapsul dan membentuk kalipra
 Kapsul bagian bawah mempunyai stomata dan bersifat fotosintetik
 Tidak ditemukan adanya elater, kapsul mempunyai kolumela,
pecah dengan gigi-gigi peristome
 Selama perkembangan kapsul, tangkai (seta) bertambah panjang
secara perlahan.

LUMUT HATI (HEPATICOPHYTA)

Lumut hati atau Hepaticopsida mempunyai bentuk tubuh seperti


lembaran banyak lekukan dan menyerupai bentuk hati. Oleh karena
bentuknya ini, lumut hati pernah dianggap bisa membantu menangani
penyakit hati. Lumut hati memiliki tubuh dengan struktur akar, batang,
dan daun, sehingga sering dianggap sebagai kelompok peralihan dari
tumbuhan Thallophyta ke Cormophyta. Habitat Lumut Hati ialah pada
tanah mineral yang lembab di lereng gunung ataupun di bukit. Lumut ini
juga dapat tumbuh pada dasar hutan yang lebat.

Lumut hati tidak ideal tumbuh pada tanah gambut yang bersifat
asam dan sedikit unsur hara. Terdapat pengecualian pada jenis genus
Plagiochila sp yang bisa dijumpai tumbuh pada hutan rawa gambut.
Contoh Lumut Hati Riccardia chamaedryfolia Pellia endivifolia Scapania
nemorosa Jungermannia sp. Haplomitrium sp. Marchantia polymorpha
Monoclea forsterii Sphaerocarpos texanus. Berikut ini Ciri-Ciri Lumut
Hati Grameds:

 Talus gametofitnya tidak dapat dibedakan antara struktur daun dan


batang, sementara akarnya berupa rizoid
 Talus gametofitnya mempunyai bentuk pipih dorsiventral
 Pada permukaan dorsal gametofit dibentuk arkegonium dan
anteridium yang berbentuk seperti paying
 Talus sporofitnya mempunyai ukuran sangat kecil, sehingga nyaris
tidak nampak

LUMUT TANDUK (Anthoceropsida)

Lumut tanduk atau Anthoceropsida mempunyai bentuk sporofit


yang panjang dan runcing, yang dapat tumbuh setinggi 5 cm. Sporofit
lumut tanduk hanya terdiri dari sporangium dan tidak memiliki seta. Spora
matang akan dilepaskan oleh sporangium yang pecah atau terbuka, dimulai
dari ujung tanduk. Gametofit, yang umumnya memiliki diameter 1-2 cm
tumbuh secara mendatar dan kadang ditempeli oleh sporofit majemuk.

Lumut tanduk sering menjadi spesies pertama yang menempati


sebuah wilayah terbuka dan lembab. Habitat Lumut Tanduk
(Anthoceropsida) ialah di bukit ataupun di lereng gunung pada tanah
mineral yang lembab. Lumut tanduk tidak bagus tumbuh pada daerah yang
bersifat asam dan sedikit unsur hara, contohnya tanah gambut. Lumut
tanduk banyak hidup di tepi danau, selokan, dan sungai. Ciri-ciri Lumut
Tanduk:

 Akar masih berupa rizoid, talus gametofit tidak dapat dibedakan


antara struktur daun dan batang
 Talus gametofit mempunyai bentuk pipih dorsiventral
 Terciptanya gametangium (anteridium dan arkegonium) di
permukaan dorsal talus gametofit
 Talus sporofitnya menyerupai bentuk tanduk atau jarum yang
ramping (kecil), dan pertumbuhannya terjadi sebab pembelahan
sel-sel dasar pada daerah kaki.
 Struktur Tubuh Lumut Tanduk berupa talus, tetapi sporofitnya
berbentuk kapsul memanjang. Lumut tanduk mempunyai sel yang
hanya terdiri dari satu kloroplas.

Reproduksi Tumbuhan Lumut

Reproduksi tumbuhan lumut terjadi secara seksual dan


aseksual. Reproduksi seksual terjadi dengan adanya fertilisasi ovum dan
spermatozoid. Sedangkan reproduksi aseksual dilakukan dengan spora.

Tumbuhan lumut memiliki akar rhizoid, memiliki batang, memiliki


daun sejati, serta tidak memiliki bunga, buah, dan biji. Tumbuhan lumut
tidak memiliki bunga, dan buah karena berkembang biak dengan cara
vegetatif, yaitu spora. Spora pada tumbuhan lumut disebut protonema.
Habitat tumbuhan lumut adalah di daratan terutama pada tempat lembab
seperti dasar pohon, dan dinding kolam.

Terdapat dua macam gamet tumbuhan lumut yang digunakan untuk


reproduksi seksual, yaitu:

 Arkegonium, merupakan gametangium betina dengan bentuk


seperti botol dengan bagian lebar yang disebut perut, bagian yang
sempit disebut leher
 Anteredium, merupakan gametangium jantan dengan bentuk bulat
seperti gada. Pada dinding anteredium, tersusuan atas selapis sel
yang mandul dan di dalamnya terdapat sejumlah sel induk
spermatozoid.
Reproduksi seksual, merupakan reproduksi secara
generatif. Reproduksi ini terjadi karena adanya pertemuan antara sel
kelamin jantan (spermatozoid) dan sel kelamin betina (ovum).
Spermatozoid akan menuju ke arkegonium dengan bantuan air, sehingga
akan terjadi fertilisasi. Reproduksi lumut ini memperlihatkan pergantian
keturunan gametofit (n) dan keturunan sporofit (2n). Pergantian keturunan
ini disebut dengan metagenesis.  

Reproduksi aseksual, merupakan reproduksi secara


vegetatif. Reproduksi aseksual dilakukan dengan pembentukan spora
haploid di dalam sporofit. Spora diperoleh oleh pembelahan yang terjadi
dalam sporangium lumut sporofit (sporogonium). Spora yang diperoleh
sporofit merupakan spora haploid. Spora tersebut akan tumbuh menjadi
protonema, kemudian tumbuh menjadi gamtofit haploid (n).

Peranan Tumbuhan Lumut

Beberapa spesies tumbuhan lumut mempunyai peranan penting


dalam kehidupan manusia, diantaranya:

 Menahan erosi tanah: Pengikisan tanah juga bisa di cegah


dengan kehadiran lumut. Sifat penyerap air dengan baik
yang dimiliki lumut membantu tanah terjaga kepadatannya
dan tidak mudah mengalami erosi.
 Mengurangi bahaya banjir: Lumut juga berperan dalam
mencegah bencana banjir, karena air hujan yang turun
diserap dengan baik oleh tumbuhan lumut.
 Meningkatkan sumber air: Manfaat tumbuhan lumut juga
dirasakan saat musim kemarau datang. Musim yang
berpotensi mendatang kekeringan ini memberikan ancaman
minimnya ketersediaan air bagi manusia. Lumut membantu
mengatasinya, karena lumut mempercepat proses
penyerapan air saat kemarau sehingga mampu menjaga
ketersediaan air tanah atau air sumur.
 Mensuplai oksigen: Lumut juga bagian dari tumbuhan yang
memiliki zat hijau. Layaknya tumbuhan lain, lumut juga
melakukan fotosintesis. Hasil dari fotosintesis ini salah
satunya adalah menghasilakan manfaat oksigen bagi
manusia.
 Sebagai bahan pembuatan obat kulit Hal ini pertama kali di
lakukan negara China, dimana pada zaman dahulu lumut di
jadikan masyarakat china untuk membuat ramuan
tradisional untuk mengatasi penyakit kulit.

2. Tumbuhan Paku (Pteridophyta)

Pengertian Tumbuhan Paku (Pteridophyta)

Tumbuhan paku (Pteridophyta) adalah divisi dari kingdom Plantae


yang anggotanya memiliki akar, batang, dan daun sejati, serta memiliki
pembuluh pengangkut. Pteridophyta berasal dari kata pteron (sayap bulu)
dan phiton (tumbuhan). Sehingga Pteridophyta merupakan tumbuhan paku
yang tergolong dalam tumbuhan kormus berspora, dimana tumbuhan ini
menghasilkan spora dan memiliki susunan daun yang umumnya
membentuk bangun sayap, yaitu pada pucuknya yang terdapat bulu-bulu.

Ciri-ciri Tumbuhan Paku (Pteridophyta)

Tumbuhan paku merupakan salah satu kelompok tumbuhan tertua.


Ciri-ciri tumbuhan paku diantaranya adalah :

 Akar, batang dan daun memiliki berkas pembuluh angkut


berupa xilem dan floem.
 Dapat ditemukan di air, di tempat lembab, menempel pada
tumbuhan lain sebagai epifit atau di sisa-sisa tumbuhan lain
dan sampah-sampah sebagai saprofit.
 Tidak menghasilkan biji, tetapi menghasilkan spora. Spora
terdapat di dalam kotak spora atau sporangium. Kotak-
kotak spora tersebut terkumpul dalam sorus. Sorus-sorus ini
kemudian berkumpul di permukaan bawah dari helaian
daun.
 Mengalami pergiliran keturunan (metagenesis). Tumbuhan
paku yang kita lihat sehari-hari disebut generasi sporofit.
 Daun yang masih muda menggulung. Daun tumbuhan paku
ada yang khusus menghasilkan spora, disebut sporofil.
Daun yang tidak menghasilkan spora disebut tropofil,
berfungsi untuk fotosintesis.
 Tidak berbunga.
 Umumnya memiliki rizom (batang yang terdapat di dalam
tanah).

Struktur Tubuh Tumbuhan Paku


Struktur tubuh tumbuhan paku dapat dibedakan antara akar,
batang, dan daun.
 Akar
Bersifat seperti akar serabut, ujungnya dilindungi kaliptra
yang terdiri atas sel – sel yang dapat dibedakan dengan sel – sel
akarnya sendiri.
 Batang
Pada umumnya batang berada di dalam tanah dan disebut
rimpang (rhizome). Pada batang terdapat pembuluh angkut (xilem
dan floem).
 Daun
1. Berdasarkan ukuran dan susunan anatominya, daun tumbuhan
paku dibedakan menjadi mikrofil dan makrofil.
a.Mikrofil, Daun ini berbentuk kecil – kecil seperti
rambut atau sisik, tidak bertangkai dan tidak bertulang
daun, belum memperlihatkan diferensiasi sel, dan tidak
dapat dibedakan antara epidermis, daging daun dan
tulang daun.
b. Makrofil, Merupakan daun yang bentuknya besar,
bertangkai dan bertulang daun, serta bercabang –
cabang. Sel – sel penyusunnya telah memperlihatkan
diferensiasi, yaitu dapat dibedakan antara jaringan
tiang, jaringan bunga karang, tulang daun, serta stomata
(mulut daun).
2. Berdasarkan fungsinya, daun tumbuhan paku dibedakan
menjadi tropofil dan sporofil
a. Tropofil (daun steril), yaitu daun khusus fotosintesis.
b. Sporofil (daun fertil), yaitu daun yang berfungsi untuk
fotosintesis dan menghasilkan spora. Spora tersusun dalam
sporangium. Berdasarkan susunan dan letaknya, ada empat
bentuk susunan sporangium pada tumbuhan paku sebagai
berikut.
 Sorus, yaitu sporangium yang terletak di permukaan
daun
 Sinangium, yaitu sporangium yang terletak di ketiak
daun.
 Strobilus, yaitu kumpulan sporangium di ujung batang
atau cabang batang.
 Sporokarpium, yaitu sporangium yang terletak dalam
badan buah.

Klasifikasi Tumbuhan Paku


Tumbuhan paku dibagi ke dalam empat kelas. Keempat kelas
tersebut adalah Lycopodiinae (Paku Kawat), Psilophytinae (Paku Purba),
Filicinae (Paku Sejati), Equisetinae (Paku Ekor Kuda).

1. Psilophytinae (Paku Purba)

Tumbuhan paku jenis Psilophytinae saat ini sudah terancam punah.


Pada masa sekarang bisa dikatakan hanya ditemukan tumbuhan paku jenis
ini dalam bentuk fosil.

Ciri-ciri tumbuhan paku jenis ini memiliki daun yang kecil bahkan
kadang tidak berdaun. Spesies dari tumbuhan ini yang masih tersisa adalah
Psilotum.

2. Lycopodiinae (Paku Kawat)

Ciri-ciri tumbuhan paku kawat biasanya berdaun kecil dengan


susunan spiral. Sesuai namanya, ciri-ciri tumbuhan paku ini berbatang
seperti kawat. Umumnya tumbuhan ini hidup di darat dan sporangiumnya
muncul di ketiak daun membentuk strobilus.

3. Equisetinae (Paku Ekor Kuda)

Ciri-ciri tumbuhan paku ekor kuda memiliki daun tunggal dengan


ukuran kecil dan tersusun secraa spiral. Batangnya berwarna hijau dan
beruas. Letal sporangiumnya berada di strobilus.

4. Filicinae (Paku Sejati)

Ciri-ciri tumbuhan paku sejati ini dapat dilihat dari daun yang
berukuran besar, sporangium terdapat pada sporofil, dan daun mudanya
menggulung. Tumbuhan ini juga disebut sebagai pakis.

Reproduksi Tumbuhan Paku

Tumbuhan oaku mengalami reproduksi generatif dan vegetatif


secara bergantian dalam suatu pergiliran keturunan. Proses tersebut
dinamakan metagenesis. Reproduksi generatif menghasilkan zigot dari
peleburan spermatozoid dan ovum. Sementara itu, reproduksi vegetatif
akan menghasilkan spora. Tumbuhan paku homospora, heterospora, dan
peralihan mengalami metagenesis yang berbeda. Skema metagenesis
ketiga tumbuhan paku tersebut ditunjukkan oleh skema berikut.

1) Reproduksi Tumbuhan Paku Homospora

2) Reproduksi Tumbuhan paku Heterospora


3) Reproduksi Tumbuhan Paku Peralihan
Peranan Tumbuhan Paku
Peranan beberapa tumbuhan paku bagi kehidupan sebagai berikut.
a) Paku kawat (Lycopodium) sebagai taman hias, obat batuk, obat sesak
napas, dan obat bisul.
b) Paku ekor kuda (Equisetum debile) sebagai obat sakit otot atau tulang
dalam bentuk param, obat diuretik karena mengandung asam kersik dan
kalium tinggi, serta alat pembersih pisau, garpu, dan sendok karena
kandungan silikanya tinggi.
c) Paku sarang burung (Asplenium nidus) sebagai tanaman hias.
d) “Moto Iwak” (Azolla sp.) sebagai makanan ikan dan pengganti pupuk
buatan.
e) Azolla pinnata dapat bersimbiosis dengan Anabaena azollae untuk
mengikat nitrogen (N₂) dari udara.
f) Marsilea crenata sebagai bahan sayuran.
g) Gletchenia linearis dapat dimanfaatkan sebagai pelindung tanaman
persemaian.

Selain menguntungkan, tumbuhan paku juga ada yang merugikan,


misalnya Salvinia sp. Tumbuhan paku ini merugikan karena menjadi
gulma bagi tanaman padi.

VI. Pembahasan :
1. Jelaskan ciri-ciri tumbuhan lumut!
2. Sebut dan jelaskan struktur tumbuhan lumut!

3. Jelaskan klasifikasi tumbuhan paku!

4. Sebutkan reproduksi pada tumbuhan paku!

5. Sebutkan peranan tumbuhan paku bagi kehidupan!


VII. Kesimpulan :

Kita tahu bahwa ada berbagai macam jenis tumbuhan lumut dan tumbuhan
paku

VIII. Daftar Pustaka :

1. LKS Maestro Biologi kelas X semester ganjil

2. Buku bacaan lain yang relevan

IX. Biodata Anggota Kelompok :

1. Daffa Fulvian D. (08)

2. Fikri Firmansyah W. (13)

3. Moh. Naja Daroini (24)

4. M. Farrel Alea A. (22)

5. Ratih Eka Virdiana (27)

6. Sadewa Falen S (30)

Anda mungkin juga menyukai