Anda di halaman 1dari 4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
Botani Cryptogamae adalah ilmu yang mempelajari jenis - jenis tumbuhan tingkat
rendah yang yang berkembang biak dengan tidak memakai biji. Organ-organ masih belum
sempurna meskipun ada yang sudah dapat dibedakan akar, batang dan daun. Daunnya
mengandung spora untuk alat kembang biaknya.1
Alga berukuran beragam dari beberapa mikrometer sampai bermeter-meter
panjangnya. Organisme ini mengandung klorofil serta pigmen- pigmen lainnya. Algae hidup
di air. Algae renik yang terapung-apung merupakan bagian dari fitoplankton (flora laut
tersuspensi). Dan berguna sebagai sumber makanan yang penting bagi organisme lain. Algae
berkembangbiak secara seksual. Algae mempunyai peranan dalam kehidupan yaitu sebagai
suplemen makanan kesehatan, sebagai bahan makanan, untuk membuat agar-agar,
menghasilkan iodium, bahan membuat kapsul, dan bahan membuat es krim.2
Algae termasuk golongan tumbuhan berklorofil dengan jaringan tubuh yang secara
relatif tidak berdiferensiasi, tidak membentuk akar batang dan daun. Tubuh Algae atau
ganggang secara keseluruhan disebut dengan talus ganggang dan golongan Thallopyta yang
lain dianggap sebagai bentuk tumbuhan rendah yaitu tumbuhan yang mempunyai hubugan
kekeluargaan yang sangat erat dengan organisme lain yang paling primitif dan mulai muncul
pertama di bumi sifat tumbuhan rendah yang memiliki stuktur yang kompleks, diperkirakan
terdapat sekitar 30.0000 spesies ganggang yang tumbuh di bumi, kebanyakan diantaranya
hidup dilaut, species yang hidup diair tawar kelihatannya mempunyai arah perkembangan
yang lebih leluasa, jika dibandingkan dengan bentuk yang hidup didarat.3
Pada Divisi Bryophyta alat-alat kelamin yang berupa anteridium dan arkegonium,
demikian pula sporogoniumnya, selalu terdiri atas banyak sel. Arkegonium adalah
gametangium betina yang bentuknya seperti botol. Bagian yang lebar disebut perut, dan
bagian yang sempit leher. Mikrogametangium (anteredium) adalah gametangium jantan yang
berbentuk bulat atau seperti gada. Dindingnya seperti dinding arkegonium pun terdiri atas
selapis sel-sel mandul. Pada Divisi Bryophyta embrio itu tumbuh menjadi suatu badan kecil
yang akan menghasilkan spora, yaitu sporogonium 4

1
Syarifah widya,2017, botani cryptogamae, medan :perdana publishing. h. 56
2
Gembong Tjitrosoepomo, Taksonomi Tumbuhan, Schizophyta, Thallophyta, Bryophyta,
Pteridophyta, Yogyakarta : Gadjah Mada Unipersity Press, 2009.h.120
3
Salwa rezeqi, 2018, Taksonomi Organisme tingkat rendah, FMIPA: UNIMED
4
Akhmadi, Bahan Ajar Botani Tumbuhan Rendah, h. 41
Lumut dapat tumbuh di atas tanah-tanah yang gundulyang periodic mengalami
kekeringan, bahkan di atas pasir yang bergerak pun tumbuhan ini edapt hidup. Kebanyaka
dari lumut-lumut daun suka akan tempat-tempat yang basah, tetapi ada p-ula yang tumbuh di
tempat yang kering. Beberapa macam di antaranya dapat sampai berbulan-bulan menahan
kekeringan sampai bertahun-tahun. Pada tempat yang kering lumut membentuk talus yang
berupa bantal atau gebalan, dan di atas tanah-tanah hutan sering kali merupakan suatu lapisan
yangyang menyerupai beludru. Dalam hutan-hutan di pegunungan daerah tropik batang-
batang dan cabang-cabang pohon-pohonanpenuh dengan lumut-lumut yang menempel berupa
bantalan atau bergantungan dari semua bagian tanaman hingga hutan iti pohon-pohonnya
seakan-akan penuh dengan lumut yang selalu mencucurkan air. Suasana dalam hutan yang
demikian amat lembab, berkabut, dari itu hutan tadi sering disebut hutan lumut atau hutan
berkabut 5
Tumbuhan lumut (Bryophyta) termasuk tumbuhan talus. Tempat hidup di tanah yang
lembab, di pohon, di batu merah. Lumut mempunyai rhizoid yang berfungsi untuk pelekat
pada substrat dan mengangkut air dan unsur-unsur hara ke seluruh bagian tubuh. Lumut
mengalami metagenesis. Organ kelamin jantan berupa anteredium yang menghasilkan
spermatozoid dan organ betina berupa arkegonium yang menghasilkan ovum. Divisi
Bryophyta dibagi menjadi tiga classis yaitu Classis Hepaticopsida (lumut hati), Classis
Anthocerotopsida (lumut tanduk), dan Classis Bryopsida (lumut sejati). Classis
Hepaticopsida berbentuk lembaran, mempunyai rhizoid, hidup di tempat lembab dan berair.
Reproduksi seksual membentuk arkegonium dan anteredium. Classis Anthocerotpsida, hidup
di temat lembab, mengalami metagenesis antara fase sporofit dan gametofit. Bryopsida hidup
ditempat yang terbuka, batang tegak bercabang dan berdaun kecil. Reproduksi vegetatif
dengan membentuk kuncup pada cabang batang
Tumbuhan Paku merupakan suatu divisi yang warganya telah jelas mempunyai
kormus, artinya tubuhnya dengan nyata dapat dibedakan dalam tiga bagian pokoknya,
yaitu akar, batang, dan daun.6 Pada Tumbuhan Paku akar itu tidak merupakan terusan
pertumbuhan dari kutub yang berhadapan dengan pucuk melainkan dari suatu
bagian calon batang yang lalu membentuk akar kesamping.
Akar yang keluar pertama-tama tidak dominan, melainkan segera disusul oleh akar-
akar lain yang semuanya keluar dari batang. Batang Tumbuhan Paku bercabang-cabang

5
Ibid
6
Gembong Tjitrosoepomo, Taksonomi Tumbuhan, Schizophyta, Thallophyta, Bryophyta,
Pteridophyta, Yogyakarta : Gadjah Mada Unipersity Press, 2009.h.. 219.
menggarpu, atau jika tidak demikian, maka cabang-cabang yang dikeluarkan kesamping
itu tidak pernah berasal dari satu ketiak daun.
Akar Tumbuhan Paku telah mempunyai kaliptra, dan sel-sel kaliptranya
berasal dari ujung juga yang pada akar itu berbentuk tetraedrik dan bersifat membelah
dengan membentuk sekat-sekat yang sejajar dengan keempat dindingnya secara berganti-
ganti.7
Tumbuhan paku memilki daya adaptasi yang cukup tinggi, sehingga tidak jarang
dijumpai paku dapat hidup di mana-mana, diantaranya di daerah lembab, di bawah pohon, di
pinggiran sungai, di lereng-lereng terjal, di penggunungan bahkan banyak yang sifatnya
menempel di batang pohon, batu atau tumbuh di atas tanah. Jenis-jenis paku epifit yang
berbeda kebutuhannya juga akan berbeda terhadap cahaya. Ada yang menyenangi tempat
terlindung dan ada sebagian pada tempat tertutup.8
Tumbuhan Paku mengalami pergiliran generasi dari fase sporofit menuju fase
gametofit. Sporofit tumbuhan paku merupakan tumbuhan mandiri (bebas) yang terdiri atas
akar, batang dan daun, yang umumnya sudah memiliki sistem pembuluh angkut.

Gametofit tumbuhan paku disebut protalium (protalus) yang sangat tereduksi.9 Padanya
terdapat anteridium (biasanya pada bagian yang sempit) dan arkegonium (dekat dengan
lekukan yang lebar). Baik anteridium maupun arkegonium terdapat pada sisi bawah
protalium diantara rhizoid-rhizoidnya. Sehabis pembuahan, dari zigot tumbuh keturunan
yang diploid yaitu sporofitnya. 10
Sporangium dan sporanya terdapat pada daun-daun yang khusus (sporofil) atau
daun-daun biasa, seringkali sporangium terkumpul dan tertutup oleh suatu selaput yang
bentuknya sangat karakteristik, dan tempatnya pada sporofil pun bermacam-macam.11
Sporangium tumbuhan paku mempunyai lapisan-lapisan dinding yang menyelubungi
jaringan sporogen. Sel-sel sporogen itu membulat, memisahkan diri satu sama lain menjadi
sel-sel induk spora. Masing-masing dengan pembelahan reduksi membentuk 4 spora yang

7
Ibid, h. 98
8
Siti rahmah lubis: Keanekaragaman Dan Pola Distribusi Tumbuhan Paku Hutan
Wisata Alam Taman Eden Kabupaten Toba Samosir Provinsi Sumatra Utara, 2009, h 27
9
Akhmadi, Bahan Ajar Botani Tumbuhan Rendah, Program Studi Pendidikan Biologi (PMIPA)
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Palangka Raya, 2010. h. 39.
10
Gembong Tjitrosoepomo, Taksonomi Tumbuhan, Schizophyta, Thallophyta, Bryophyta,
Pteridophyta, h 220.
11
Ibid, h. 99
haploid. Spora hampir selalu tidak mengandung klorofil, tetapi seringkali berwarna agak
pirang karena mengandung korotenoid.12

12
Gembong Tjitrosoepomo, Taksonomi Tumbuhan, Schizophyta, Thallophyta, Bryophyta,
Pteridophyta, h 224-225

Anda mungkin juga menyukai