Pengertian Bersuci
Istilah bersuci dalam syariat islam disebut “thaharah” yang secara lugawi
atau suci. Pengertian thaharah secara lugawi terdapat dalam firmah Allah swt:
Artinya: “Dan kami turunkan dari langit air yang amat bersih” (Q.S. Al-
Furqan: 48).
Selain kata thaharah, dalam alquran atau hadis, banyak kata-kata lain yang
merujuk kepada makna bersih atau suci, baik yang berhubungan dengan
kebersihan fisik atau kesucian hati atau jiwa antara lain. Sedangkan menurut
istilah fiqih, yang dimaksud dengan thaharah adalah bersuci dengan alat-alat
hadas dan najis. Bahkan seseorang yang akan bersuci diharuskan untuk
mencari air sebelum bersuci dengan sarana lainnya seperti: btu, daun, debu
ataupun yang lainnya. Namun, tidak semua benda cair dapat digunakan untuk
a. Air Mutlak
Adalah air yang suci dan menyucikan. Artinya, air itu suci zatnya
sehingga dapat diminum dan menyucikan (membersihkan) benda lainnya.
Seperti: air hujan, air embun, air laut, air telaga, atau danau, air sumur.2
1
M. khalilurrahim Al-Mahfani, Kitab Lengkap Panduan Shalat, Wahyu Qalbu,h 22
2
M. khalilurrahim Al-Mahfani, Kitab Lengkap Panduan Shalat, Wahyu Qalbu,h 26
b. Air Musta’mal
Adalah air yang telah terpakai, yaitu air yang terpisah dari anggota-
anggota wudhu dan mandi. Air musta’mal hukumnya tetap suci lagi
menyucikan.
Tidak semua air yang suci dapat digunakan untuk bersuci. Misalnya air
bercampur dengan zat-zat kimia, sehingga sudah berubah warna, sifat, dan
rasanya seperti air minum (contoh: kopi, teh, sirup, dan lainnya). Air
semacam ini suci tapi tidak menyucikan. Artinya boleh diminum, namun
tidak dapat digunakan untuk menyucikan diri dari hadas dan najis.
Adalah air yang telah bercampur dengan bahan yang najis. Air ini ada
dua macam:
- Apabila najis itu mengubah salah satu sifat-sifat air baik rasa, bau,
dan warnanya. Jumhur ulama sepakat bahwa air semacam ini tidak
tidak berubah, yakni rasa, bau, dan warnanya tidak berubah, maka
banyak.3
3
M. khalilurrahim Al-Mahfani, Kitab Lengkap Panduan Shalat, Wahyu Qalbu,h 27-28
2. Debu
Jika waktu shalat telah masuk, sementara air tidak ada, maka debu dapat
dijadikan sebagai alternatif untuk bersuci. Alasan lain yang juga dibolehkan
adalah karena sedang sakit, dan jika dipaksakan bersuci dengan air maka akan
Orang yang berhadas kecil atau besar dapat bersuci dengan menggunakan
hanya bisa digunakan bersuci untuk hadas, namun tidak bisa digunakan untuk
3. Benda Padat
Benda padat yang dimaksud adalah selain air dan debu. Bisa berupa batu,
tanah kering, kayu, kertas, ataupun daun. Syarat benda padat yang digunakan
untuk bersuci atau beristinja’ setelah buang air besar atau kecil adalah:
a. Benda suci dan besih. Tulang, kotorang yang mongering atau benda
hendak digunakan untuk bersuci sebanyak tiga buah atau satu buah
benda yang berisi tiga. Satu buah yang berisi tiga mencukupi umtuk
4
Ibid.,
5
M. khalilurrahim Al-Mahfani, Kitab Lengkap Panduan Shalat, Wahyu Qalbu,h 29