Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

STUDI HUKUM ISLAM


tentang

Thaharah

Dosen Pembimbing :

SAR'AN, M.A.

Disusun oleh :

1.Halimah

2.Nelvi Satri

3.Nia Amelia

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

JURUSAN TARBIYAH

STAI-YAPTIP PASAMAN BARAT

TAHUN AKADEMIK 2022


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatulahi Wabarakatuh Segala puji bagi Allah tuhan semesta


alam yang menciptakan dunia ini dengan segala isinya dan menjadikan manusia mempunyai akal
untuk dapat berfikir melebihi makhluk-makhluk lain ciptaannya. Rasa syukur kami haturkan
karena dengan rahmat dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Yang telah membimbing kita dari zaman jahiliyah menuju zaman Islam yang terang benderang
seperti sekarang ini.

Ucapan terimah kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing kita yaitu Bapak
SAR'AN, M.A . dan kepada rekan-rekan yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Makalah inii buat untuk memenuhi tugas mata kuliah "Studi Hukum Islam" yang berjudul
"Thaharah" . Namun kami sangat sadar bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kesalahan baik yang kami sengaja maupun tidak. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk
para pembaca terutama bagi diri kami sendiri.

Akhir kata,

Wassalamualaikum Warahmatulahi Wabarakatuh

Ujung gading,17 Juni 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Rumusan Masalah 1

C. Tujuan Penulisan 1

BAB II KAJIAN TEORI

A. Ketentuan tentang thaharah 2

B. Alat-alat bersuci 3

C. Macam-macam najis dan cara menyucikannya 5

D. Istinja' dan adab membuang air 6

E. Macam-macam hadas dan cara menyucikannya 8

F. Wudhu, mandi dan tayammum 9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan 15

B. Saran 15

DAFTAR KEPUSTAKAAN 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Allah mencintai sesuatu yang bersih dan suci. Dalam hukum Islam,
bersuci dan segala seluk beluknya adalah termasuk bagian ilmu dan amalan
yang penting terutama karena, diantaranya syarat-syarat sholat telah
ditetapkan bahwa seseorang yang akan melaksanakan sholat, wajib suci dari
hadas dan suci pula badan, pakaian dan tempatnya dari najis. Pembahasan
thaharah dalam literatur fiqh Islam selalu mengawali pembahasan sebelum
yang lainnya. Hal demikian menunjukkan bahwa bersuci termasuk ibadah
pokok yang diwajibkan, mengingat besarnya nilai kebersihan dan kesehatan di
dalamnya.

B. Rumusan Masalah

1. Jelaskan tentang ketentuan thaharah!

2. Sebutkan alat-alat bersuci!

3. Sebutkan macam-macam najis! dan bagaimana cara menyucikannya?

4. Jelaskan apa itu Istinja' dan adab membuang air!

5. Sebutkan macam-macam hadas! dan bagaimana cara menyucikannya?

6. Jelaskan apa itu wudhu,mandi dan tayammum!

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui tentang ketentuan thaharah

2. Untuk mengetahui alat-alat bersuci

3. Untuk mengetahui macam-macam najis dan cara menyucikannya

4. Untuk mengetahui apa itu Istinja' dan adab membuang air

5. Untuk mengetahui macam-macam hadas dan cara menyucikannya

6. Untuk mengetahui wudhu,mandi,tayammum.

1
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Ketentuan tentang thaharah

1. Pengertian Thaharah

Thaharah menurut bahasa berasal dari kata (Thohur),yang artinya


bersuci atau bersih. Menurut istilah adalah bersuci dari hadas,baik hadas
besar maupun hadas kecil dan bersuci dari najis, yang meliputi badan,
pakaian,tempat dan benda-benda yang terbawa di badan.

Thaharah merupakan anak kunci dan Syarat sah shalat. Hukum


thaharah ialah WAJIB diatas tiap-tiap mukallaf laki-laki dan perempuan.
Allah berfirman :

"Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertobat dan


menyukai orang-orang yang mensucikan diri" (QS. Al Baqarah:222).1

Nabi Muhammad SAW bersabda:

"Kebersihan itu adalah sebagian dari iman."(HR.Muslim)2

Hal ini dimaksudkan agar umat Islam menjadi umat yang sehat,baik sehat
badan maupun sehat lingkungan. Sebuah kenyataan bahwa hal yang kotor
dan najis sering kali menjadi timbulnya penyakit.inilah mengapa Islam
memerintahkan manusia agar menghindarkan diri dari sesuatu yang kotor
dan najis sekaligus melarang keras mengkonsumsinya.

Didalam ilmu Fiqh,thaharah itu terbagi kepada dua macam yaitu thaharah
ainiyyah dan thaharah hukmiyyah. Thaharah ainiyyah yang penyuciannya
tidak melampaui dari tempat sebabnya, seperti mencuci najis. Thaharah
hukmiyyah yang melampaui penyuciannya dari tempat sebabnya,seperti
kentut,ketika bersentuhan dengan bukan mahram.3

2. Macam-macam Thaharah

Thaharah dibagi menjadi dua,yaitu :

1
QS. Al-Baqarah:222
2
HR.Muslim
3
K.H.Muhammad Syafi'i Hadzami Taudhihul
( adillah,buku 3,tentang dalil-dalil thaharah ) h:6-7

2
a. Thaharah dari najis,yang berlaku untuk badan, pakaian,dan tempat.
Cara menyucikannya dengan air yang suci,yang biasa di sebut air
mutlak.

b. Thaharah dari hadas,yang berlaku untuk badan seperti wudhu dan


tayammum

B. Alat-alat Thaharah (bersuci)

Alat thaharah adalah sesuatu yang biasa digunakan untuk bersuci.


Berdasarkan jenisnya, alat thaharah dibagi menjadi tiga, yaitu air, batu dan
debu.

1. Air

Mengutip dari buku Fiqih Thaharah, air yang bisa digunakan untuk
thaharah adalah air suci yang menyucikan. Air ini disebut juga dengan air
mutlak.Air mutlak adalah air murni yang belum tercampuri oleh suatu
najis. Berdasarkan ayat dan hadist, ada beberapa jenis air mutlak yang
bisa digunakan untuk bersuci, di antaranya air hujan, air laut, air sungai,
air sumur, air es, dan air embun.

Rasulullah SAW bersabda:

‫اﻟﻤﺎﺀ ﻻﯾﻨﺠﺴﮫ ﺷﯿﺊ اّﻟﺎ ﻣﺎ ﻏﻠﺐ ﻋﻠﻰ ﻃﻌﻤﮫ اوﻟﻮﻧﮫ اورﯾﺤﮫ‬

“Air itu tidaklah menyebabkan najisnya sesuatu, kecuali jika berubah


rasanya, warnanya, atau baunya.” (HR. Ibn Majjah dan Baihaqi).4

- Jenis Air untuk Bersuci

Air yang digunakan sebagai alat bersuci ini terbagi ke dalam empat
jenis. Mengutip Buku Panduan Sholat Lengkap (Wajib & Sunah) oleh
Saiful Hadi El Sutha, keempat air tersebut adalah air mutlak, air
musyammas, air musta'mal, dan air mutanajjis.5

a. Air Mutlak

Air mutlak adalah air murni yang tidak tercampur oleh zat apapun
atau masih dalam wujud penciptaannya. Air ini disebut dengan thahirun
muthahirun, yakni sesuatu yang suci lagi menyucikan.

4
HR. Ibn Majjah dan Baihaqi
5
Saiful Hadi El Sutha,Buku Panduan Sholat Lengkap (wajib & Sunnah)

3
Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda:

"Air itu suci dan menyucikan, kecuali jika baunya, rasanya ataupun
warnanya berubah oleh najis yang masuk kepadanya." (HR al Baihaqi).6

Air mutlak terdiri dari air hujan, air sumur, air laut, air sungai, air
salju, air dari mata air, dan air embun.

b. Air Musyammas

Air Musyammas adalah air murni (air mutlak) yang dipanaskan


dengan matahari di atas wadah yang terbuat dari logam atau sepuan emas.
Hukum menggunakan air musyammas untuk bersuci adalah makruh.

c. Air Musta'mal

Air Musta'mal adalah air yang telah digunakan untuk bersuci,


meskipun ia tidak berubah warna, rasa, atau bau. Air ini tidak boleh
digunakan untuk bersuci. Para ulama mazhab menyebut haram hukumnya
bersuci dengan air musta'mal.

d. Air Mutanajjis

Air mutanajjis adalah air yang sudah terkena atau tercemar najis
dengan volume air kurang dari dua kulah atau kurang lebih 216 liter dan
tidak boleh digunakan untuk bersuci. Namun, apabila jumlahnya melebihi
dua kulah dan wana, rasa, baunya tidak berubah meskipun terkena najis,
maka boleh hukumnya bersuci dengan air ini.

Mengutip buku Fiqih LIma Mazhab karya Muhammad Jawad


Mughniyah, air yang dapat digunakan untuk menghilangkan najis menurut
kesepakatan para ulama mazhab adalah air mutlak atau air suci dan
menyucikan.7

2. Debu

Jika seorang Muslim hendak bersuci, namun ia tidak bisa


menemukan air, maka diperbolehkan baginya untuk thaharah
menggunakan debu yang suci. Bersuci dengan debu ini dalam Islam
disebut juga dengan istilah tayamum.

6
HR. Al Baihaqi

7
Fiqih LIma Mazhab, karya Muhammad jasad mughniyah

4
3. Benda yang dapat menyerap kotoran

Selain air dan debu, alat thaharah selanjutnya adalah benda yang
dapat menyerap kotoran. Benda yang dimaksud dalam hal ini di antaranya
batu, tisu, kayu, dan sejenisnya. Dalam Islam, benda ini dikhususkan
untuk menghilangkan najis, seperti beristinja’.

C. Macam-macam Najis dan Cara Menyucikannya

Najis berasal dari bahasa Arab yang artinya kotoran,dan menurut istilah
adalah suatu benda yang kotor yang mencegah sahnya mengerjakan suatu
ibadah yang di tuntut harus dalam keadaan suci. Dalam hukum Islam ada tiga
macam najis,yaitu :

1. Najis Mukhfafah,yaitu najis ringan. Seperti air seni laki-laki yang belum
berumur dua tahun dan belum memakan apapun kecuali air susu. Cara
menyucikannya dengan memercikkan atau mengusapkan air yang suci
pada permukaan yang terkena najis.

2. Najis Mutawasittah,yaitu najis pertengahan atau sedang. Seperti bangkai


binatang darat yang berdarah sewaktu hidupnya,darah,nanah,muntah dan
sebagainya. Cara menyucikannya dengan mengalirkan air sampai hilang
rasa,bau,dan warna najis tersebut.

3. Najis Mughalazah,yaitu najis yang berat. Najis ini bersumber dari anjing
dan babi. Cara menyucikannya nya melalui beberapa tahap, yaitu dengan
membasuh air sebanyak tujuh kali dan salah satunya dengan debu.8

4. Najis yang di Maafkan ( Ma'fu), yaitu najis yang tidak perlu di basuh atau
dicuci.misalnya seperti bangkai hewan yang tidak mengalir
darahnya,darah dan nanah sedikit, debu.

8
Siti Nur Aidah(KITAB Tuntunan wudhu UNTUK ANAK) KBM Indonesia

5
D. Istinja' dan Adab membuang Air

1. Pengertian Istinja'

Dikutip dari al-Fiqh al-Manhaji, istinja' adalah menghilangkan najis atau


meringankannya dari tempat keluarnya air seni atau kotoran. Berasal dari kata
an-najaa’ yang berarti bersih atau selamat dari penyakit.9Berikut ini adab
istinja' sesuai syariat:

1). Berdoa saat mau masuk toilet

ِ ‫ﺨَﺒﺎِﺋ‬
‫ﺚ‬ َ ‫ﺚ َواْﻟ‬
ِ ‫ﺨْﺒ‬
ُ ‫ﻋﻮُذ ِﺑﻚ ﻣﻦ اْﻟ‬
ُ ‫ﺴِﻢ ﷲِ اﻟَّﻠُﮭَّﻢ إِّﻧﻲ َأ‬
ْ ‫ِﺑ‬

Artinya: "Ya Allah, aku berlindung pada-Mu dari godaan iblis jantan dan
betina."

Doa ini dipanjatkan sebelum melangkah masuk. Hikmahnya supaya kita


terhindar dari godaan setan laki-laki dan perempuan. Termasuk mencegah diri
ini berkhayal yang tidak baik.Selain itu, memohon kepada Allah SWT atas
keselamatan menjaga alat kelamin dari perbuatan keji dan hina, seperti zina.

-Niat beristinja' dari kencing.

"Nawaitul istinja' minalbauli"

-Nia beristinja' dari buang air besar

" Nawaitul istinja' minalgoiti10

2). Masuk kamar mandi atau toilet mendahulukan kaki kiri.

3).Buang air di lubang yang seharusnya. Bukan di dinding atau lantai.

4). Jongkok saat buang air.

5). Menuntaskan keluarnya kotoran.

Tidak perlu menunda kotoran di dalam tubuh. Bisa bantu dengan mengelus
perut atau menekan area tertentu supaya lebih lancar. Supaya terhindar dari
penyakit akibat sisa kotoran yang menumpuk.

9
al-Fiqh al-Manhaji
10
K.H. Muhammad Syafi'i Hadzami Taudhihul
( adillah,buku 3, tentang dalil-dalil thaharah )h:12-13

6
6). Membaca doa keluar toilet.

"Alhamdulillahi alladzi adzhaba ‘anni al-adza wa ‘aafaani"

Artinya: "Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan penyakit dari
tubuhku, dan mensehatkan aku."

Adapun cara melakukan istinja' yaitu:

a. Membasuh atau membersihkannya menggunakan batu atau tisu jumlah


ganjil (3,5,7) dan membersihkan ya dengan benda kesat lainnya apabila
tidak ada air.

b. Membasuh atau membersihkannya dengan menggunakan air sampai


bersih11

2. Adab Membuang Air

Selaras dengan tuntunan Rasulullah SAW, ada hal yang patut


diperhatikan dalam buang air seperti:

- Mencari tempat sepi atau jauh dari penglihatan orang.

Maksudnya tidak buang air sembarangan, khususnya di tempat


orang berteduh, tempat berkumpul, di bawah pohon yang sedang
berbuah, di jalanan, lubang hewan, dan lainnya. Karena itu bisa
merugikan makhluk lain. Sedangkan Islam sendiri melarang untuk
merugikan siapa pun.

- Haram menghadap atau membelakangi arah kiblat.

Adab buang air, hukumnya haram bila menghadap atau


membelakangi arah kiblat. Apalagi bila dilakukan di tempat terbuka.

- Menggunakan tangan kiri saat bersuci atau cebok.

- Harus berhati-hati agar baju dan badan tidak terciprat najis.

11
Abu Muhammad Badruz-zaman al-Faraby(Pedoman Praktis dan Lengkap Shalat Khusus Wanita)
Yogyakarta,Hikam Pustaka 2017,

7
E. Macam-macam Hadas dan Cara Menyucikannya
12
Hadas ada dua macam yaitu, hadas kecil dan hadas besar.

1. Hadas Kecil

Yang dimaksud dengan hadas kecil ialah keadaan seseorang tidak suci
dan supaya ia menjadi suci maka ia harus wudhu atau jika tidak ada air
atau ada halangan maka diganti dengan tayammum.

Hal yang menyebabkan seseorang berhadas kecil, ialah:

a. Karena keluar sesuatu dari lubang qubul dan dubur.

b. Karena hilang akalnya disebabkan mabuk,gila atau sebab lainnya


seperti tidur.

c. Karena persentuhan antara kulit laki-laki dan perempuan yang bukan


mahramnya tanpa ada batas yang menghalanginya.

d. Karena menyentuh kemaluannya maupun kemaluan orang lain dengan


telapak tangan atau jari.

2. Hadas Besar

Yang dimaksud dengan Hadad besar ialah keadaan seseorang tidak


suci. Dan supaya menjadi suci maka harus mandi jika tidak ada air atau
halangan,maka diganti dengan tayammum.

Hal yang menyebabkan seseorang berhadas besar,ialah:

a. Bersetubuh, baik keluar mani ataupun tidak.

b. Keluarnya mani,baik karena bermimpi atau sebab lain.

c. Meninggal dunia

d. Haid

e. Nifas

f. Wiladah (melahirkan anak)

 Ke enam macam kejadian tersebut jika di alami oleh seseorang


merupakan Hadas besar dan ia harus bersuci dengan mandi seluruh
tubuhnya sampai ke seluruh anggota badan.13

12
Abu Muhammad Badruz-zaman al-Faraby(Pedoman Praktis dan Lengkap Shalat Khusus Wanita)
Yogyakarta,Hikam Pustaka, 2017, h:13
13
Abu Muhammad Badruz-zaman al-Faraby Pedoman
( Praktis dan Lengkap Shalat Khusus Wanita ) Yogyakarta,

8
F. Wudhu,Mandi dan Tayammum

1. Wudhu

Secara bahasa, pengertian wudhu adalah berasal dari kata wadha’ah yang
artinya hasan (baik, bagus) dan bahjah (indah atau elok). Sementara
pengertian wudhu menurut syara', mengutik dalam penjelasan dalam kitab Al-
Fiqh Al-Manhaji ala Madzhabis Syafi’i:

‫اﺳﻢ ﻟﻔﻌﻞ اﻟﺬي ھﻮ اﺳﺘﻌﻤﺎل اﻟﻤﺎﺀ ﻓﻲ أﻋﻀﺎﺀ ﻣﻌﯿﻨﺔ ﻣﻊ اﻟﻨﯿﺔ‬

Artinya: "Sebuah nama untuk menunjukan perkerjaan yang berupa


menggunakan air pada anggota-anggota badan tertentu disertai dengan niat."

‫ﻦ اﻟُّﺰُھﻮﻣﺔ‬
َ ‫واﻷْﻓﻮاِه ِﻣ‬
َ ‫اﻷﯾِﺪي‬
َ ‫ﻞ‬َ ‫ﺴ‬
ْ ‫ﻏ‬
َ ‫َأراد ِﺑِﮫ‬

Artinya: "Yang dimaksud kata ‘berwudhulah’ dalam hadits di atas adalah


membasuh tangan dan mulut agar terbebas dari bau."

Nabi Muhammad SAW bersabda yang artinya :

"Tidak di terima oleh Allah shalat yang dikerjakan tanpa bersuci (berwudhu).

a).Rukun Wudhu, ada 6 yaitu:14

- Niat

- Membasuh seluruh muka (dagu,telinga,rambut)

- Membasuh tangan hingga siku

- Mengusap sebagian rambut kepala

- Membasuh kedua kaki sampai mata kaki

- Tertib, berurutan mendahulukan mana yang harus dahulu,mengakhirkan


mana yang diakhirkan.

b). Syarat-syarat wudhu

- Islam

- Tamyiz (dewasa),yang dapat membedakan baik buruk perbuatan.

- Tidak berhadas besar

Hikam Pustaka,2017, h:14


14
Abu Muhammad Badruz-zaman al-Faraby Pedoman
( Praktis dan Lengkap Shalat Khusus Wanita ) Yogyakarta,
Hikam Pustaka,2017,h:36-37.

9
- Dengan air suci yang menyucikan

- Tidak ada sesuatu yang menghalangi air sampai ke anggota


wudhu,misalnya getah,cat,dan sebagainya.

- Mengetahui mana yang wajib (fardhu) mana yang Sunnah.

c). Sunnah-sunnah wudhu

- Membaca basmallah pada permulaan berwudhu

- Membasuh kedua telapak tangan sampai pergelangan

- Berkumur-kumur

- Membasuh lubang hidung sebelum berniat

- Menyapu seluruh kepala dengan air

- Mendahulukan anggota tubuh sebelah kanan daripada yang kiri

- Menyapu kedua telinga luar dan dalam

- Membersihkan sela-sela jari tangan dan kaki

- Membasuh anggota wudhu masing-masing tiga kali

- Tertib, berurutan

- Membaca doa setelah wudhu

d). Perkara yang membatalkan wudhu

- Apa saja yang keluar dari dubur seperti kentut, mani,air


kencing,madzi,wadzi,dan tinja.

- Menyentuh dubur atau memegang nya dengan telapak tangan tanpa


ada penghalang.

- Bersentuhan dengan lawan jenis (bukan mahramnya) yang sama-sama


dewasa.

- Hilang akal atau kesadaran seperti tertidur nyenyak,gila,pingsan,dan


mabuk.15

15
HASAN AYYUB,FIKIH IBADAH;Panduan Lengkap Beribadah Sesuai Sunnah Rasul, (h:55-56)

10
16
e). Cara atau langkah-langkah berwudhu dengan benar.

1. Membaca basmallah dan membasuh tangan sampe pergelangan.

2. Berkumur-kumur 3 kali.

3. Membersihkan lubang hidung 3 kali.

4. Membasuh wajah 3 kali sambil mengucapkan niat dalam hati.

5. Membasuh kedua tangan sampai siku 3 kali.

6. Mengusap sebagaian kepala 3 kali.

7. Membersihkan kedua telinga 3 kali.

8. Membasuh kaki hingga mata kaki 3 kali.

9. Doa setelah wudhu.

2. Mandi

Mandi membasuh keseluruh anggota tubuh secara merata dengan air yang
suci dan menyucikan. Mandi menjadi salah satu syarat seseorang
mengerjakan shalat ketika orang tersebut berhadas besar.

Adapun hukum mandi adalah sebagai berikut:17

1). Mandi yang di Wajibkan,yaitu karena terkena Hadas besar seperti:

-keluarnya mani,baik di sengaja atau tidak, seperti bermimpi basah.

-bersetubuh baik keluar mani atau tidak.

-wanita selesai haid.

-keluarnya darah nifas.

-setelah melahirkan.

-meninggal dunia yang bukan karena mati syahid.

16
Arifin An Nakhrawie, (Praktis dan Lengkap Sholat Wajib dan Sunnah) h:30-31
17
Abu Muhammad Badruz-zaman al-Faraby(Pedoma Praktis dan Lengkap Shalat Khusus Wanita)
Yogyakarta,Hikam Pustaka 2017,h:30-33

11
2) Mandi yang di Sunnahkan, seperti:

-sebelum shalat Jum'at.

-dua hari raya (idul Fitri dan idul adha).

-orang yang habis memandikan mayat.

-hendak memasuki kota Mekkah.

-hendak ihram.

-ketika wukuf di Arafah.

-sebelum shalat istisqa.

-sebelum shalat gerhana (matahari atau bulan).

-muallaf (orang yang baru masuk islam?).

-setelah sembuh dari gila.

-setelah sadar dari pingsan.

-bermalam ketika haji di mudzdalifah.

-ketika hendak memasuki kota Madinah.

3). Rukun Mandi

a. Niat

Berikut ini lafadz niat mandi wajib:

‫ﺿﺎ ِﻟﻠِﮫ َﺗَﻌاَﻟﻰ‬


ً ‫اﻻْﻛَﺒِﺮ َﻓْﺮ‬
َ ْ ‫ث‬
ِ ‫ﺤَﺪ‬
َ ‫ﻞ ِﻟَﺮْﻓِﻊ اْﻟ‬
َ ‫ﺴ‬
ْ ‫ﺖ اْﻟُﻐ‬
ُ ‫َﻧَﻮْﯾ‬

Nawaitu Ghusla Lifrafil Hadatsil Akbari Fardhan Lillahi Ta'aala.

"Aku sengaja niat mandi untuk menghilangkan hadas besar,fardhu


karena Allah ta 'alaa".

b. Membasuh seluruh anggota badan dari ujung rambut sampai ujung


kaki.

c. Menghilangkan najis yang menempel.

4). Sunnah-sunnah Mandi.

-membaca basmallah.

-berwudhu sebelum mandi.

-menggosok anggota tubuh dengan tangan.

12
-membersihkan kemaluan.

-tertib, berurutan.

-menyiram Anggota badan sebelah kanan terlebih dahulu.

3. Tayammum

Tayammum adalah menyapukan debu ke permukaan wajah dan kedua


belah tangan sampai siku. Tayammum merupakan pengganti wudhu
atau mandi pada waktu tertentu, seperti sedang sakit,dalam
perjalanan(musafir) ,tidak ada air setelah berusaha mencarinya.18

a. Syarat-syarat Tayammum.

-sudah masuk waktu shalat.

-tidak mendapatkan air setelah berusaha mencarinya.

-berhalangan untuk menggunakan air,misalnya orang yg sakit,jika


terkena air sakitnya makin parah.

-dengan debu yang suci.

b. Rukun Tayammum

-Niat bertayammum,

Berikut niat tayamum yang singkat dan mudah dihafal:

‫ﺼَﻠﺎِة ﻟﻠِﮫ َﺗَﻌاَﻟﻰ‬


َّ ‫ﺣِﺔ اﻟ‬
َ ‫ﺳِﺘَﺒﺎ‬
ْ ‫ﺖ اﻟَّﺘَﯿُّﻤَﻢ ِﻟﺎ‬
ُ ‫َﻧَﻮْﯾ‬

"Nawaitut Tayammuma Lisstibaahatish Shalaati Fardlol Lillaahi


Ta'aalaa."

Artinya: Aku berniat tayamum agar diperbolehkan sholat karena Allah


ta'ala.

-Mengusap muka dengan debu.

-Mengusap kedua belah tangan sampai siku-siku dengan debu.

-Tertib,dimulai dengan niat lalu mengusap muka dan kedua belah tangan.

18
Ust. H. Fatkhur Rahman(Pintar Ibadah: Dilengkapi Tuntunan Shalat Wajib,Shalat Sunat,Zakat) h:44-45

13
c. Sunnah Tayammum.

-Membaca basmallah.

-Menipiskan debu yang melekat di telapak tangan dan meniupnya.

-Mendahulukan yang kanan,kemudian yang kiri.

-Membaca doa setelah bertayammum.

d. Sesuatu yang Membatalkan Tayammum

-Menjumpai air ketika hendak shalat,kecuali orang yang sakit.

-Segala sesuatu yang membatalkan wudhu juga membatalkan tayammum.

-Murtad,berpaling dari agama Islam.

e. Tata Cara Bertayammum

-Membaca basmallah dengan niat sambil meletakkan telapak tangan pada


sesuatu permukaan yang ada debu laku tiup debu yang melekat di telapak
tangan untuk menuliskannya.

-Usapkan debu yang melekat di telapak tangan ke muka sebanyak 2 kali.

-Lalu letakkan kembali telapak tangan ke permukaan yang ada debu baru
usapkan ke tangan sampai siku sebanyak 2 kali.

-Baca doa selesai Bertayammum.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Thaharah merupakan perintah agama untuk bersuci dari hadas dan najis.
Kedudukan bersuci dalam hukum Islam termasuk amalan yang penting
lantaran salah satu syarat sah salat adalah diwajibkan suci dari hadas dan najis.

Thaharah tak sekadar bersih-bersih badan. Tak setiap yang bersih pun
pasti sudah suci. Lebih dari itu, suci dari hadas adalah melakukannya dengan
berwudu, mandi, ataupun tayamum.Sementara suci dari najis yaitu bersih dari
kotoran yang ada di badan, pakaian, dan tempat.

Ketika seseorang hendak berhubungan dengan Tuhannya harus dalam


keadaan bersih baik bersih lahirnya dari segala macam najis maupun bersih
batin atau jiwanya dari hadas ,baik hadas yang besar maupun hadas kecil.

Menghilangkan hadas besar adalah dengan cara mandi atau tayammum,


sedangkan untuk menghilangkan hadas kecil adalah dengan berwudlu atau
tayammum. Kesemuanya telah diatur tentang tatacara pelaksanaannya, syarat
rukunnya, maupun segala hal yang berkaitan dengannya.

B. Saran

Dengan demikian makalah ini Saya buat. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca. Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah
ini banyak kekurangan terutama dalam segi penulisan. Untuk itu, Kami
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk lebih baik
lagi dalam penulisan makalah yang selanjutnya.

15
DAFTAR KEPUSTAKAAN

Abu Muhammad Badruz-zaman al-Faraby,(Pedoman Praktis dan Lengkap


Shalat Khusus Wanita) Yogyakarta,Hikam Pustaka,2017.

Arifin an Nakhrawie,(Praktis dan Lengkap Sholat wajib dan Sunnah ) Genta


Group Production,2015.

HASAN AYYUB, FIKIH


( IBADAH:Panduan Lengkap Beribadah sesuai
Sunnah Rasul) ,Jakarta, Cakrawala Publishing 2010.

HR.Ibn Majjah dan Baihaqi


https://muslimguide.com,https://kumparan.com

K.H. Muhammad Syafi'i Hadzami Taudhihul


( Adillah,buku 3,tentang
dalil-dalil Thaharah ), Jakarta 2010.

Muhammad Jawad Mughniyah(Fiqih Lima Mazhab) Jakarta : Lentera


2011.

Saiful Hadi El Sutha,( Buku Panduan Sholat Lengkap (wajib dan


Sunnah)) , PT Wahyu Media,2012.

Siti Nur Aidah Kitab


( Tuntunan Wudhu UNTUK ANAK )KBM
Indonesia,2021.

16

Anda mungkin juga menyukai