Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Fiqih Madzhab Syafi’i.
Dosen Pengampu Dr. H. Ahmad Hifni Ali, MA.
Disusun Oleh :
Maulida Luthfiyah Mulki
Sulistianingsih
Widia Agustin
Syukur Alhamdulillah atas segala limpahan karunia Allah SWT. Atas izin-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Tidak lupa pula kami kirimkan shalawat
serta salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Beserta keluarganya, para
sahabatnya, dan seluruh umatnya yang senantiasa istiqomah hingga akhir zaman.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Fiqh
Madzhab Syafi’i. Dimana didalamnya membahas tentang pengertian thaharah, ketentuan
thaharah dan macam-macam thaharah.
Semoga makalah ini dapat memberi manfaat kepada semua pihak, bagi kami khususnya
dan bagi teman-teman mahasiswa pada umumnya. Kami sadar bahwa makalah ini belum
sempurna dan masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari semua pihak yang membaca.
PENULIS
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...........................................................................................................................1
DAFTAR ISI..............................................................................................................................2
BAB I.........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN......................................................................................................................3
A. Latar belakang masalah...................................................................................................3
B. Tujuan penulisan.............................................................................................................3
C. Manfaat penulisan...........................................................................................................3
BAB II........................................................................................................................................4
PEMBAHASAN........................................................................................................................4
A. Pengertian dan Ketentuan Thaharah .............................................................................4
B. Macam-macam Thaharah................................................................................................5
BAB III.......................................................................................................................................7
PENUTUP..................................................................................................................................7
KESIMPULAN..........................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Islam menganjurkan untuk selalu menjaga kebersihan badani selain
rohani. Kebersihan badani tercermin dengan bagaimana umat muslim selalu bersuci
sebelum mereka melakukan ibadah menghadap Allah SWT.
Pada hakikatnya tujuan bersuci adalah agar umat muslim terhindari dari kotoran
atau debu yang menempel di badan sehingga secara sadar atau tidak sengaja
membatalkan rangkaian ibadah kita kepada Allah SWT.
Namun, yang terjadi sekarang adalah, banyak umat muslim hanya tahu saja
bahwa bersuci itu sebatas membasuh badan dengan air tanpa mengamalkan rukun-rukun
bersuci lainnya sesuai syariat Islam. Bersuci atau istilah dalam istilah Islam yaitu
“Thaharah” mempunyai makna yang luas tidak hanya berwudhu saja.
B. Rumusan Masalah
a. Jelaskan Pengertian dari Thaharah?
b. Jelaskan Ketentuan dari Thaharah?
c. Apa saja Macam-macam Thaharah?
C. Tujuan Penulisan
a. Memahami pengertian Thaharah
b. Mengetahui segala ketentuan Thaharah
c. Mengetahui Macam-macam Thaharah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Thaharah
Thaharah berasal dari bahasa arab yakni رهط- رهطي- ةرهط yang
artinya bersuci.
Thaharah berarti kebersihan dan kesucian dari berbagai kotoran atau
bersih dan suci dari kotoran atau najis yang dapat di lihat (najis hissi) dan najis
ma’nawi (yang tidak kelihatan zatnya) seperti aib dan kemaksiatan.
Sedangkan dalam buku yang lain secara etimologi “thaharah” berarti
“kebersihan” ketika dikatakan saya menyucikan pakaian maka yang
dimaksud adalah saya membersihkan pakaian. Dalam buku Fiqh ibadah
secara bahasa ath-thaharah berarti bersih dari kotoran-kotoran, baik yang kasat
mata maupun tidak.
Sedangkan menurut istilah atau terminologi thaharah adalah
menghilangkan hadas, menghilangkan najis, atau melakukan sesuatu yang
semakna atau memiliki bentuk serupa dengan kedua kegiatan tersebut.
Dalam buku yang lain mengatakan bahwa thaharah adalah bersih dari najis
haqiqi yakni khabast atau najis hukmi yakni hadast, devenisi yang dibuat oleh
mazhab maliki dan hambali sama dengan devenisi yang diguna kan oleh ulama
mazhab hanafi mereka mengatakan bahwa thaharah adalah menghilangkan apa
yang menghalangi sholat yaitu hadats atau najis dengan menggunakan air ataupun
menghilangkan hukumnya dengan tanah.
B. Ketentuan Thaharah
Ketentuan dalam thaharah adalah menggunakan air yang suci dan
mensucikan, debu dan benda-benda padat yang diyakini tidak bernajis.
Alat yang digunakan dalam thaharah
1. Air, yang terbagi menjadi :
a. Air mutlak
Yaitu air yang suci lagi mensucikan terhadap lainnya. Misalnya air
hujan,air salju, air sumur, air laut, air sungai, air empang, air danau, atau
airtelaga.
b. Air musta’mal
Yaitu air yang telah dipakai untuk berwudhu atau mandi.
Hukumnya air semacam ini tetap bersuci lagi mensucikan.
c. Air suci tetapi tidak mensucikan
Yaitu air yang suci tetapi tidak dapat digunakan untuk berthaharah.
Air ini jika dilihat dari zatnya sendiri adalah suci, semisal air kelapa.
d. Air yang bernajis
Yaitu air yang tercampur dengan barang najis sehingga merubah
salah satu diantara rasa, warna atau baunya. Air semacam ini
tidak dapat dipergunakan untuk thaharah, baik untuk menghilangkan
hadast maupun menghilangkan najis.
2. Debu, yaitu debu atau tanah yang bersih, yang tidak bercampur dengan najis.
Seperti debu yang kita jumpai diatas almari, di dinding rumah, pada
dinding bagian dalam bis, kereta api, pesawat udara, pada mobil dan sebagainya.
3. Benda padat
Yaitu benda-benda padat yang suci dari asalnya lagi pula tidak terkena
najis semisal batu, batu merah, tanah kertas (padas), kayu kering, kertas resap
atau tisue dan sebagainya.
C. Macam-macam Thaharah
Thaharah ma'nawiyah
Thaharah satu ini akan berkaitan dengan thaharah satunya. Sebab sebelum
melakukan thaharah satunya yang disebut thaharah hissiyah, kita tentunya harus
dalam keadaan bersih dan suci dari segala penyakit hati terlebih dahulu.
Thaharah hissiyah
Pada thaharah jenis ini, anak bisa melakukannya menggunakan air seperti
berwudhu, tayamum, atau mandi wajib
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kebersihan yang sempurna menurut syara’ disebut thaharah, merupakan masalah
yang sangat penting dalam beragama dan menjadi pangkal dalam beribadah yang
menghantarkan manusia terhubung dengan Allah SWT.
Tidak ada cara bersuci yang lebih baik dari pada cara yang dilakukan oleh syari’at
Islam, karena syari’at Islam menganjurkan manusia mandi dan berwudlu. Walaupun
manusia masih dalam keadaan bersih, tapi ketika hendak melaksanakan sholat dan
ibadah-ibadah lainnya yang mengharuskan berwudlu, begitu juga dia harus pula
membuang kotoran pada diri dan tempat ibadahnya dan mensucikannya karena kotoran
itu sangat menjijikkan bagi manusia.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari mungkin terdapat
kekurangannya. Untuk itu penulis menerima setiap saran yang membangun dari pembaca
agar makalah ini jadi lebih baik. Sekian terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an Karim
Gema Insani. Darajat, Prof. Dr. Zakiyah.1995. Ilmu Fiqih. Jakarta. dana bakti wakaf