DISUSUN
OLEH:
KELOMPOK 1
PADANGSIDIMPUAN
Assalamu’alaikum, wr.wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Ayat-Ayat
Thaharah (Surah Al-Maidah Ayat 6)” tepat pada waktunya. Adapun tujuan
penulisan dari makalah ini guna untuk memenuhi tugas ibu Darania Anisa, M.H.
pada mata kuliah Pembelajaran IPA MI/SD.
Wassalamu’alaikum, wr.wb
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................1
C. Tujuan ...................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................2
A. Pengertian Thaharah..............................................................................................2
B. Macam-macam Thaharah......................................................................................3
C. Tata cara Thaharah................................................................................................5
D. Tafsir Al-maidah ayat 6.........................................................................................9
A. Kesimpulan..........................................................................................................11
B. Saran....................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Al-qur’an sebagai materi tafsir jelas mempunyai kedudukan yang
amat mulia, sebab ia adalah kitabullah azza wajalla. Sangat banyak sekali
tema-tema yang di bahas dalam al-qur’an, salah satunya adalah mengenai
thaharah, menurut Ahmad Sarwat dalam bukunya seri fikih kehidupan
bahwa thaharah adalah bersih, akan tetapi bukan semata-mata kebersihan
dalam arti bebas dari kotoran.
Dalam buku fikih ibadah wanita bahwa thaharah adalah suci dari
kotoran, hadast, dan najis. Dan kita boleh mengerjakan sholat seperti
wudhu, tayammum, dan menghilangkan hadast dan najis. Thaharah
merupakan salah satu unsur penting dalam perilaku beradab. Islam
menganggap kebersihan sebagai suatu sistem peradaban dan ibadah karena
itu, kebersihan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari seorang muslim.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian thaharah?
2. Apa isi tafsir Al-maidah ayat 6?
3. Apa saja macam-macam thaharah?
4. Bagaimana tata cara thaharah?
5. Apa saja syarat-syarat thaharah?
C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian thaharah.
2. Mengetahui tafsir Al-maidah ayat 6.
3. Mengetahui macam-macam thaharah.
4. Mengetahui tata cara thaharah.
5. Mengetahui syarat-syarat thaharah.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Thaharah
Thaharah adalah kegiatan bersuci yang harus dilakukan oleh setiap
umat islam, saat melakukan hal-hal tertentu, seperti sama halnya dengan
melaksanakan shalat dan tawaf. Thaharah menurut syari'at Islam ialah suatu
kegiatan bersuci dari hadas maupun najis sehingga seorang diperbolehkan
untuk mengerjakan suatu ibadah yang dituntut harus dalam keadaan suci
seperti shalat. Kegiatan bersuci dari najis meliputi bersuci pakaian dan
tempat. Sedangkan bersuci dari hadas dapat dilakukan dengan cara berwudhu,
mandi dan tayamum, serta mandi," ujarnya. Tidak hanya itu, Ustadz Yusuf
juga menyampaikan tentang bentuk bentuk najis dan juga cara bersuci dari
najis. Thaharah ini tidak sebatas membersihkan badan. Suci dari hadas berarti
melakukannya dengan berwudu, tayamum, serta mandi, sedangkan suci dari
najis yaitu harus menghilangkan kotoran yang ada di badan, pakaian, dan
tempat. Dalam islam menyucikan lahiriah ini dikenal dengan thaharah.1
Menurut mazhab Syafi’i, mereka berpendapat bahwa thaharah dalam
syara’ digunakan dalam dua arti: pertama, thaharah yang berarti melakukan
sesuatu yang membolehkan (seseorang) melaksanakan shalat seperti wudhu,
tayammum, dan mandi yang sifatnya sunat sedangkan arti thaharah yang
kedua, menurut mazhab Syafi’i adalah menghilangkan hadats dan najis atau
melakukan sesuatu yang semakna dan yang sebentuk dengannya, seperti
tayamum, mandi sunat dan sebagainya.
Menurut madzhab Hanafi mengartikan thaharah adalah bersih dari
hadats atau khabas. Bersih disini maksudnya mungkin sengaja dibersihkan
atau juga bersih dengan sendirinya, seperti terkena air yang banyak sehingga
najisnya hilang. Hadats adalah suatu yang bersifat syar’i yang menempati
pada sebagian atau seluruh badan sehingga menghilangkan kesucian. Hadats
disebut juga najasah hukmiyyah, artinya sang pembuat syariat menghukumi
1
https://www.rssyarifhidayatullah.com/berita/thaharah-atau-bersuci-dalam-
islam#:~:text=Dalam%20islam%20menyucikan%20lahiriah%20ini,dengan%20melaksanakan
%20shalat%20dan%20tawaf
2
jika seorang berhadats maka dia dianggap memiliki najis dan dilarang untuk
melakukan shalat sebagaimana juga dilarang ketika dia memiliki najis yang
dzahir. Sedangkan khabats, secara istilah adalah suatu jenis materi yang kotor
dan menjijikkan yang diperintahkan oleh pemilik syariat untuk dihilangkan
dan dibersihkan.
Menurut madzhab Maliki, thaharah ialah sifat hukmiyyah yang orang
memilikinya dibolehkan shalat dengan pakaian yang dipakainya dan tempat
yang
dia pakai untuk shalat. Sifat hukmiyyah berarti sifat yang bersifat maknawi
yang ditentukan oleh sang pemilik hukum sebagai syarat sahnya shalat2
Secara umum, kata thaharah menurut bahasa artinya bersuci dari
sesuatu yang kotor, baik yang kotor itu bersifat hissiyah (dapat dirasakan oleh
indera), maupun maknawi (sebaliknya). Ketika melaksanakan shalat, haruslah
suci dari hadas maupun najis dengan cara berwudhu.3
B. Macam-Macam Thaharah
Macam-macam thaharah terbagi menjadi dua. Ada thaharah
ma'nawiyah beserta thaharah hissiyah. Berikut penjelasannya.
1. Thaharah Ma'nawiyah
Thaharah ma'nawiyah merupakan bersuci secara rohani dengan
membersihkan segala penyakit hati seperti riya, iri, dengki, atau hal
lainnya. Perlu Anda tahu bahwa sebelum melakukan thaharah hissiyah,
orangnya harus lebih dulu thaharah ma'nawiyah karena sesungguhnya
bersuci harus dalam keadaan bersih dari sifat sirik.
2. Thaharah Hissiyah
Sementara thaharah hissiyah adalah bersuci jasmani, atau
membersihkan bagian tubuh dari sesuatu yang terkena najis (dari segala
jenis kotoran) maupun hadas (kecil dan besar). Untuk membersihkan dari
2
https://sabyan.org/pengertian-thaharah-bersuci-menurut-imam-madzhab/
3
Maawiyah, Aisyah. Thaharah Sebagai Kunci Ibadah. Sarwah: journal of Islamic
Civilization and Thought
3
najis dan hadas ini, bisa dilakukan dengan menggunakan air seperti
berwudu, mandi wajib, serta tayamum (bila dalam kondisi tidak ada air).4
4
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20220607142004-289-805857/macam-
macam-thaharah-dalam-islam
4
4. Air mutanajis, yaitu air yang kena najis (kemasukan najis),
sedangkan jumlahnya kurang, maka tidak dapat menyucikan.
5. Air haram, yaitu air yang diperoleh dengan cara mencuri
(ghashab), atau mengambil tanpa izin, sehingga air itu tidak
dapat menyucikan5
ُ ث لِ َر ْف ِع ا ْل ُو
ُض ْو َء نَ َو ْيت ِ ص َغ ِر ْاا ْل َح َد ً تَ َعالَى فَ ْر
ْ َضاِهللِ ال
5
1. Islam.
2. Tamyiz (cukup umur dan ber’akal)
3. Suci dari haidh dan nifas.
4. Lepas dari segala hal dan sesuatu yang bisa menghalang sampai air
ke kulit.
5. Tidak ada sesuatu disalah satu anggota wudhu` yang merubah
keaslian air.
6. Mengetahui bahwa hukum wudhu` tersebut adalah wajib.
7. Tidak boleh beri`tiqad (berkeyakinan) bahwa salah satu dari
fardhu–fardhu wudhu`hukumnya sunnah (tidak wajib).
8. Kesucian air wudhu` tersebut.
9. Masuk waktu sholat yang dikerjakan.
10. Muwalat.6
2. Tayamum
Tayammum adalah mengusapkan debu ke muka dan kedua tangan
sampai sikut dengan rukun dan syarat tertentu. Tayammum adalah
pengganti wudhu dan mandi sebagai rukhsoh (keringanan) untuk orang
yang tidak dapat menggunakan air karena sebab-sebab sebagai berikut:
Tidak adanya air.
Sakit, apabila seseorang menggunakan air maka bertambah parah
penyakitnya atau lambat sembuhnya menurut keterangan ahli
medis.
Sedang dalam perjalanan.
Air yang sedikit namun air tersebut sangat dibutuhkan hewan
muhtarom (hewan yang haram dibunuh) karena kehausan.
6
Orang yang berzinah muhson.
Orang kafir harbiy.
Orang murtad.
Anjing gila.
Dasar hukum tayammum adalah Q.S. al-Maidah ayat 6:
Artinya: “dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari
tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak
memperoleh air, Maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih);
sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu.”7
Syarat Tayammum:
1. Menggunakan tanah yang bersuci dan berdebu
2. Bersuci dari najis terlebih dahulu.
3. Sudah masuk waktu sholat.
4. Berusaha mencari air, tetapi tidak dapat.
Tayammum hanya berlaku untuk satu kali sholat fardhu.
Rukun Tayammum:
1. Memindahkan debu ke muka dan ke kedua tangan sampai sikut.
2. Niat
ً صالَ ِة فَ ْر
ُض ِهللِ تَ َعالَى نَ َو ْيت َّ اح ِة ال ْ التَّيَ ُّم َم ِال
َ َستِب
Artinya: “Saya niat tayamum agar diperbolehkan melakukan fardu karena
Allah”.
Usai membaca niat dilanjut meletakkan dua belah tangan ke atas debu,
misalnya debu pada tembok atau kaca lalu usapkan sebanyak dua kali ke
muka. Setelahnya mengusap dua belah tangan hingga siku sebanyak dua
kali juga dan memindahkan debu ke anggota tubuh yang diusap. Maksud
7
https://an-nur.ac.id/pengertian-tayamum-rukun-syarat-sunnah-dan-yang-
membatalkannya/
7
mengusap pada tayamum ini bukan seperti berwudu dengan air. Melainkan
cukup menyapukan saja dan buka mengoles-oles seperti memakai air.8
3. Mandi wajib
Tata cara thaharah dengan mandi wajib atau ghusl adalah syarat
mutlak bersuci dengan cara mengalirkan air ke seluruh tubuh dari atas
kepala sampai ujung kaki. Sebelumnya tetap harus diawali membaca niat
yang menyucikan diri dari hadas kecil dan besar.
Artinya: "Aku niat mandi untuk menghilangkan hadas besar dari janabah,
fardu karena Allah ta'ala."
Mengikuti madzhab Syafi'i, saat pertama membaca niat yang harus
dibarengi adalah menyiram tubuh dengan air secara rata. Kemudian
mengguyur seluruh anggota tubuh bagian luar, tak terkecuali rambut
hingga bulu-bulunya harus memakai air mengalir. Ketiga tata cara
thaharah seperti berwudu, tayamum, dan mandi besar ini harus dilakukan
dengan benar supaya proses menyucikan dirinya lebih afdhal.
Hikmah Thaharah
Dalam melaksanakan Thaharah, terdapat hikmah dibaliknya.
Melansir pada halaman Buku Pintar Muslim dan Muslimah yang
ditulis oleh Rina Ulfatul Hasanah, berikut hikmah dari menjalankan
thaharah:
8
Idad
8
Biasanya apabila seseorang ingin menghadiri sebuah acara,
maka seseorang tersebut akan bersolek seindah dan serupawan
untuk memberikan penampilan sesempurna mungkin.
2. Agar Orang Lain Merasa Nyaman Berada di Dekat Kita
Dengan bersuci maka seseorang akan menjaga kebersihan diri
dan menghadirkan rasa nyaman terhadap orang lain. Misalnya,
dalam ketika hendak melaksanakan ibadah shalat Jumat, alangkah
baiknya untuk membersihkan diri dengan mandi dan menggunakan
wangi-wangian.
3. Menjaga Kemuliaan dan Keagungan Manusia
Melansir pada buku Pendidikan Agama Islam: Referensi
Perkuliahan Terlengkap, secara naluriah, manusia lebih senang
bergaul dengan orang yang bersih dan menghindari seseorang yang
kotor, maka dari itu, perintah thaharah dapat mengantarkan manusia
meraih kemuliaan dan keagunan, sebab banyak yang senang untuk
bergaul dengannya.
4. Menjaga Kesehatan
Kebersihan termasuk sebab utama yang menjaga manusia agar
terhindar dari penyakit, sebab kebanyakan penyakit berasal dari
sesuatu yang kotor. Maka dari itu, dengan berthaharah yang
membersihkan anggota badan dapat membuat badan terjaga dari
penyakit.9
ۤ
ِ ِسلُ ْوا ُو ُج ْو َه ُك ْم َواَ ْي ِديَ ُك ْم اِلَى ا ْل َم َرا ف
ق َوا َّ ٰيـاَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ۤ ْوا اِ َذا قُ ْمتُ ْم اِلَى ال
ِ ص ٰلو ِة فَا ْغ
َ ۗ واِ نْ ُك ْنتُ ْم ُجنُبًا فَا طَّهَّ ُر ْوا
ۗ واِ نْ ُك ْنتُ ْم َ س ُك ْم َواَ ْر ُجلَ ُك ْم اِلَى ا ْلـ َك ْعبَ ْي ِن
ِ س ُح ْوا بِ ُر ُء ْو َ ْم
ٰۤ م ْر
سٓا َء فَلَ ْم ت َِجد ُْوا َمٓا ًء ْ سفَ ٍر اَ ْو َجٓا َء اَ َح ٌد ِّم ْن ُك ْم ِّمنَ ا ْل َغٓاِئ ِط اَ ْو ٰل َم
َ ِّستُ ُم الن َ ضى اَ ْو ع َٰلى َّ
9
https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-6484853/4-hikmah-thaharah-dan-tujuannya-
yang-muslim-wajib-ketahui
9
ْس ُح ْوا بِ ُو ُج ْو ِه ُك ْم َواَ ْي ِد ْي ُك ْم ِّم ْنهُ ۗ َما يُ ِر ْي ُد هّٰللا ُ لِيَ ْج َع َل َعلَ ْي ُك ْم ِّمن َ ص ِع ْيدًا طَيِّبًا فَا ْم َ فَتَيَ َّم ُم ْوا
َش ُك ُر ْون َ ُج َّو ٰلـ ِكنْ يُّ ِر ْي ُد لِي
ْ َط ِّه َر ُك ْم َو لِيُتِ َّم نِ ْع َمت َٗه َعلَ ْي ُك ْم َل َعلَّ ُك ْم ت ٍ َح َر
Artinya:
10
https://www.merdeka.com
11
https://m.kumparan.com/berita-hari-ini/kandungan-surat-al-maidah-ayat-6-perintah-
bersuci-sebelum-sholat-1wRv71LOxqD/full
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Thaharah adalah kegiatan bersuci yang harus dilakukan oleh setiap
umat islam, saat melakukan hal-hal tertentu, seperti sama halnya dengan
melaksanakan shalat dan tawaf. Dalam islam menyucikan lahiriah ini dikenal
dengan thaharah. Menurut mazhab Syafi’i, mereka berpendapat bahwa
thaharah dalam syara’ digunakan dalam dua arti: pertama, thaharah yang
berarti melakukan sesuatu yang membolehkan (seseorang) melaksanakan
shalat seperti wudhu, tayammum, dan mandi.
Macam-macam thaharah terbagi menjadi dua. Ada thaharah
ma'nawiyah beserta thaharah hissiyah. Tata cara thaharah yaitu dengan
berwudhu, tayammum dan mandi wajib untuk menghilangkan hadast besar
dan kecil. Terdapat pada qur’an surah al-maidah ayat 6 artinya: “Wahai
orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan sholat, maka
basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan
(basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka
mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat
buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak
memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah
wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan
kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-
Nya bagimu, agar kamu bersyukur."
B. Saran
Dengan adanya makalh ini semoga ilmu kita bertambah dan dapat di
aplikasikan pada kehidupan sehari-hari. Kurang dan kelebihannya dari
makalgh ini kami mohon maaf. Kami harap saran dan kritikan dari teman-
teman.
11
DAFTAR PUSTAKA
https://www.rssyarifhidayatullah.com/berita/thaharah-atau-bersuci-dalam-
islam#:~:text=Dalam%20islam%20menyucikan%20lahiriah%20ini,dengan
%20melaksanakan%20shalat%20dan%20tawaf
https://sabyan.org/pengertian-thaharah-bersuci-menurut-imam-madzhab/
Maawiyah, Aisyah. Thaharah Sebagai Kunci Ibadah. Sarwah: journal of Islamic
Civilization and Thought
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20220607142004-289-805857/
macam-macam-thaharah-dalam-islam
https://www.cnnindonesia.com/edukasi/20201207113219-569-578834/pengertian-
thaharah-dan-pembagiannya
https://an-nur.ac.id/syarat-syarat-wudhu/
https://an-nur.ac.id/pengertian-tayamum-rukun-syarat-sunnah-dan-yang-
membatalkannya/
https://www.merdeka.com
https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-6484853/4-hikmah-thaharah-dan-
tujuannya-yang-muslim-wajib-ketahui
https://m.kumparan.com/berita-hari-ini/kandungan-surat-al-maidah-ayat-6-
perintah-bersuci-sebelum-sholat-1wRv71LOxqD/full
12