Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Pengertian, Pembagian, Media, dan Bentuk-bentuk Thaharah

Dosen Pembimbing : Dr. Saefrudin, M.Pd.I.


KELOMPOK 3

Disusun oleh :

1. Rizma Min Arikza (21042025)


2. Achmad Bukhori (21042067)
3. Khamidatul Khusna (21042083)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM DARUL ULUM LAMONGAN
TAHUN 2022-2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas hidayah, karunia serta limpahan rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sebagai mana mestinya. Makalah yang berjudul “THAHARAH” ini
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah PAI II dengan pembimbing Bapak dosen Dr.
Saefrudin, M.Pd.I.

Atas selesainya penulisan makalah ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada kedua orang tua yang telah memberikan motivasi, serta teman-teman dan
pihak- pihak yang telah berkontribusi dalam penulisan makalah ini yang tidak bisa disebutkan
satu persatu.

Makalah ini tersusun dengan segala keterbatasan ilmu pengetahuan, oleh karenanya kritik saran
serta masukan yang sifatnya membangun sangat diharapkan sebagai bahan perbaikan makalah
ini. Semoga makalah ini dapat memberikan pencerahan kepada umat Islam dalam beribadah
kepada Allah SWT.

Lamongan, 19 November 2022

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Thaharah merupakan perintah agama untuk bersuci dari hadas dan najis.
Kedudukan bersuci dalam hukum Islam termasuk amalan yang penting lantaran salah
satu syarat sah salat adalah diwajibkan suci dari hadas dan najis.
Thaharah tidak hanya sekedar membersihkan badan yang kotor menjadi bersih.
Karena bersih belum tentu suci. Suci dari hadas adalah melakukannya dengan berwudu,
mandi, ataupun tayamum. Sementara suci dari najis yaitu menghilangkan kotoran yang
ada di badan, pakaian, dan tempat.1
Agar ibadah kita dapat diterima oleh Allah, alangkah baiknya kita memahami hal-
hal yang berkaitan dengan thaharah mulai dari pengertian, jenis-jenis, sumber hukum
sampai tata cara melakukannya. Dalam makalah ini kita akan mengupas tuntas tentang
thaharah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari thaharah?
2. Bagaimana thaharah dibagi sesuai dengan tata cara melaksanakannya?
3. Apa saja alat atau media yang dapat digunakan untuk thaharah?
4. Bagaimana bentuk-bentuk dari thaharah?
C. Tujuan
1. Untuk memahami pengertian thaharah secara umum dan dari beberapa pendapat
para ulama.
2. Untuk mengetahui tata cara melakukan thaharah menurut pembagian jenisnya.
3. Untuk mengetahui alat atau media yang dipergunakan untuk thaharah.
4. Untuk mengetahui bentuk-bentuk dari thaharah.

D. Manfaat
Penulis berharap makalah tentang thaharah ini dapat bermanfaat bagi pembaca maupun
penulis. Dari yang awalnya tidak mengetahui tentang thaharah, kemudian kita menjadi
tahu secara rinci dan jelas mengenai thaharah sehingga dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari.

1
CNN Indonesia, “Pengertian Thaharah dan Pembagiannya,” last modified Desember 8, 2020, diakses November
20, 2022, https://www.cnnindonesia.com/edukasi/20201207113219-569-578834/pengertian-thaharah-dan-
pembagiannya.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Thaharah
Thaharah diambil dari bahasa arab yang berasal dari kata ‫ طهور‬artinya suci atau
bersih. Menurut istilah, thaharah adalah bersuci dari hadas, baik hadas besar maupun
hadas kecil dan bersuci dari najis yang meliputi badan, pakaian, tempat, dan benda -
benda yang menempel pada badan.2
Menurut Imam Madzhab thaharah memiliki pengertian yang berbeda-beda, berikut
penjelasannya.

1. Madzhab Hanafi
Menurut madzhab Hanafi mengartikan thaharah adalah bersih dari hadats atau
khabas. Bersih disini maksudnya mungkin sengaja dibersihkan atau juga bersih
dengan sendirinya, seperti terkena air yang banyak sehingga najisnya hilang.

2. Madzhab Maliki
Menurut madzhab Maliki, thaharah ialah sifat hukmiyyah yang orang memilikinya
dibolehkan shalat dengan pakaian yang dipakainya dan tempat yang dia pakai untuk
shalat.

3. Madzhab Syafi'i
Menurut madzhab Syafi’i, mereka berpendapat bahwa thaharah dalam syara’
digunakan dalam dua arti: pertama, thaharah yang berarti melakukan sesuatu yang
membolehkan (seseorang) melaksanakan shalat seperti wudhu, tayammum, dan
mandi yang sifatnya sunat sedangkan arti thaharah yang kedua, menurut mazhab
Syafi’i adalah menghilangkan hadats dan najis atau melakukan sesuatu yang
semakna dan yang sebentuk dengannya, seperti tayamum, mandi sunat dan
sebagainya.

4. Madzhab Hambali
Menurut madzhab Hambali, thaharah menurut syara’ ialah hilangnya hadast atau
yang semisalnya serta hilangnya najis atau huku hadast dan najis itu sendiri.3

2
Azizah Rumaisha, “Ibadah Bersuci (Toharoh) dan Gaya Hidup Sehat” (2018).
3
Yetin Dewi Cantika, “Pengertian Thaharah (Bersuci) Menurut Imam madzhab - Sabyan PAUD,” last modified
Oktober 20, 2020, diakses November 20, 2022, https://sabyan.org/pengertian-thaharah-bersuci-menurut-imam-
madzhab/.
B. Pembagian Thaharah
Secara garis besar, pembagian thaharah setidaknya akan lebih mudah dipahami
karena tidak terdiri banyak pembagian. Bahkan sejak awal thaharah ini dibagi menjadi
dua macam saja.

1. Thaharah Maknawiyah atau Batin


Thaharah Maknawiyah ialah bersihnya hati dari segala bentuk kesyirikan dan
kemaksiatan serta penyakit-penyakit hati lainnya.
Dalam hal ini seorang mukmin harus benar-benar mampu menyucikan hatinya
dengan keimanan dan tauhid yang lurus kepada Allah Sang Pencipta. Selama
kesyirikan masih bersemayam dalam hati maka hakikat thaharah tidak akan pernah
terwujud.4

2. Thaharah Hissiyah
Thaharah hissiyah ialah sucinya anggota badan dari segala kotoran dan najis yang
terbagi menjadi dua, yaitu :
a. Suci dari Hadas
Hadas adalah sesuatu yang melekat pada tubuh seorang muslim dan
menghalanginya untuk melakukan ibadah hingga ia suci. Ibadah yang
bersangkutan, seperti shalat, thawaf, dsb.
Hadas terbagi menjadi dua, yakni
1) Hadas Kecil, yakni kondisi seperti buang air kecil, buang air besar, muntah,
buang angin, dan segala bentuk pembatal wudhu lainnya yang
mengharuskan seseorang berwudhu sebelum beribadah.
2) Hadas Besar, yaitu kondisi yang mengharuskan seseorang mandi dengan
niat mensucikan diri (sebelum melaksanakan ibadah). Kondisi ini seperti
junub, haid, nifas, dsb.5
b. Suci dari Najis
Najis dapat diartikan sebagai kotoran atau kondisi kotor yang menjadi sebab
seseorang terhalang untuk melaksanakan ibadah kepada Allah. Najis dapat
dibedakan menjadi tiga, mulai dari najis ringan, sedang, hingga berat.
Penjelasan lebih lanjut sebagai berikut.

4
Qoryah Quran Mafatih, “Pengertian THAHARAH dan Pembagiannya dalam Islam,” last modified 2021, diakses
November 20, 2022, https://mafatih.or.id/pengertian-thaharah-dan-pembagiannya-dalam-islam/.
5
Qoryah Quran Mafatih, “Pengertian THAHARAH dan Pembagiannya dalam Islam.”
1) Najis Mukhaffafah
Najis Mukhaffah adalah najis ringan. Salah satunya seperti air kencing bayi
berkelamin laki-laki dengan usia kurang dari 2 tahun dan belum
mengonsumsi makanan lainnya kecuali ASI.
Cara membersihkannya dengan memercikan air yang lebih banyak
dibandingkan najisnya ke area tubuh, pakaian, atau tempat yang terkena
najis tersebut. Lalu diikuti dengan mengambil wudhu.
2) Najis Mutawassithah
Najis Mutawassithah merupakan najis sedang. Contoh dari najis ini adalah
segala sesuatu yang keluar dari qubul dan dubur. Selain itu, contoh lainnya
adalah khamrs, susu binatang buas, dan bangkai (kecuali bangkai ikan dan
belalang). Cara menyucikannya dengan mengalirkan air hingga najis hilang
3) Najis Mughalladah
Najis mughalladah merupakan najis berat sehingga membutuhkan
penanganan khusus untuk menyucikannya. Yang termasuk dalam najis
menghalladah adalah anjing, babi dan darah. Apabila bagian tubuh atau
pakaian tersentuh oleh babi, terkena air liur dari anjing atau terkena darah
baik secara sengaja ataupun tidak disengaja, maka termasuk najis berat.
Cara yang dapat dilakukan untuk bersuci yaitu dengan membasuh bagian
yang terkena najis sebanyak tujuh kali (salah satu dari ketujuh basuhan
tersebut menggunakan air yang tercampur dengan debu atau tanah), lalu
disusul dengan membasuhnya menggunakan air.6
C. Alat-alat atau Media Thaharah
Thaharah merupakan usaha untuk menyucikan dan menghilangkan najis ataupun
hadast agar dapat melakukan ibadah dalam keadaan suci. Najis dapat hilang dan
menjadi suci maka diperlukan alat ataupun media yang dapat digunakan yaitu; air, batu,
debu dan tanah.

1. Air
Macam-macam air dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu sebagai berikut.
c. Air Mutlak
Dalam hukum fikih, air ini disebut air suci yang mensucikan, artinya air tersebut
halal untuk diminum dan digunakan untuk menghilangkan kotoran. Contoh air
mutlak seperti air hujan, air laut, air sungai, air embun, air sumur atau mata air.

6
Elsya Islamay, “Pengertian Najis: Jenis, Hingga Macam-macam dan Contohnya - Gramedia Literasi,” diakses
November 20, 2022, https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-najis/.
d. Air Musyammas
Air Musyammas adalah air yang terjemur sinar matahari, hukumnya suci
menyucikan pada benda lain akan tetapi makruh menggunakannya.
e. Air Mustakmal
Air Mustakmal adalah air yang sudah dipakai untuk menghilangkan hadats kecil
maupun hadats besar. Hukumnya tidak dapat menyucikan dari hadats atau najis,
kecuali jika lebih dari dua kullah atau setara 270 liter.7
f. Air Mutaghyar
Air Mutaghayar adalah air mutlak yang sudah berubah salah satu dari bau, rasa
atau warnanya. Apabila air itu berubah karena benda najis maka menjadi air
mutanajis, tapi apabila bercampur dengan benda suci sebab berubah tempatnya
seperti air mengalir di batu belerang, berubah karena lama tergenang seperti air
kolam, berubah karena sesuatu yang terjadi padanya seperti berubah karena
ikan, berubah dengan sebab daun kering yang jatuh ke dalamnya. Hukumnya
adalah suci menyucikan selama tidak terlalu kotor.

2. Tanah atau Debu


Tanah atau debu yang suci sebagai pengganti mandi atau wudhu apabila dalam
keadaan darurat yaitu dengan cara tayamum.

3. Batu
Batu atau benda keras yang suci yang disamakan hukumnya dengan batu, dan
bukan dari kotoran binatang atau manusia.
Berdasarkan uraian tersebut, air adalah alat thaharah yang pertama dan terpenting,
tetapi bila air tidak memungkinkan, debu dapat digunakan, dan bila debu tidak
memungkinkan, batu atau benda keras yang disamakan dengan batu dapat digunakan.8

7
Alhafiz Kurniawan, “Ukuran Dua Kulah Air untuk Bersuci,” NUONLINE, last modified 2020, diakses
November 20, 2022, https://islam.nu.or.id/thaharah/ukuran-dua-kulah-air-untuk-bersuci-jvHOo.
8
Aisyah Maawiyah, “Thaharah sebagai kunci ibadah,” Sarwah: Journal of Islamic Civilization and Thought 15,
no. 2 (2016).
D. Bentuk-bentuk Thaharah

1. Mandi Wajib
Istilah mandi wajib dalam thaharah yaitu mengalirkan air ke seluruh tubuh dari
ujung kepala hingga kaki. Mandi wajib ini harus dibareng dengan membaca niat
berikut ini :

ً ‫ث اْﻷ َ ْك َب ِر ِمنَ اْ ِلجنَا َب ِة َف ْر‬


‫ضا ِ ِ تَ َعالَى‬ َ ْ‫ن ََويْتُ ْالغُ ْس َل ِل َر ْف ِع ا‬
ِ َ‫لحد‬
Artinya : “Aku niat mandi untuk menghilangkan hadats besar dari janabah, fardhu
karena Allah ta'ala”
Menurut madzhab Syafi'i, saat pertama membaca niat harus dibarengi dengan
menyiram tubuh dengan air secara merata. Kedua, mengguyur seluruh bagian luar
badan, tak terkecuali rambut dan bulu-bulunya. Sedangkan bagian tubuh yang
berbulu atau berambut harus dengan air mengalir.9

2. Wudhu
Thaharah dengan berwudhu digunakan untuk menghilangkan hadas kecil ketika
akan solat. Orang yang hendak melaksanakan solat, sudah wajib hukumnya
melakukan wudhu. Wudhu merupakan syarat sah pelaksanaan solat.10 Thaharah
berwudhu ini diawali dengan membaca niat yang berbunyi :

‫ض ِا ِ تَعَا َلى‬ ِ َ‫ض ْو َء ِل َر ْف ِع ْال َحد‬


ْ َ‫ث اْﻻ‬
ً ‫صغ َِر فَ ْر‬ ُ ‫ن ََو ْيتُ ْال ُو‬
Artinya : “Aku niat berwudhu untuk menghilangkan hadas kecil karena Allah
ta’ala”
Berikut adalah langlah-langkah berwudhu :
a. Membaca "bismillahirrahmanirrahim", sambil mencuci kedua belah tangan
sampai pergelangan.
b. Berkumur sebanyak 3 kali.
c. Membasuh wajah 3 kali dari akar rambut hingga bawah dagu, sambil
membaca niat wudhu.
d. Membasuh kedua tangan sampai siku sebanyak 3 kali.
e. Mengusap sebagian kepala dan rambut 3 kali.
f. Mengusap kedua telinga sebanyak 3 kali.
g. Membasuh 3 kali kedua kaki hingga mata kaki.
3. Tayamum
Tayamum merupakan cara bersuci untuk menggantikan mandi dan wudhu apabila
sedang tidak ada air. Syarat tayamum adalah menggunakan tanah yang suci dan
tidak tercampur benda lain.11

9
CNN Indonesia, “Pengertian Thaharah dan Pembagiannya.”
10
Kumparan, “Thaharah: Pengertian, Pembagian, dan Tata Cara Pelaksanaannya | kumparan.com,” diakses
November 20, 2022, https://kumparan.com/berita-hari-ini/thaharah-pengertian-pembagian-dan-tata-cara-
pelaksanaannya-1v1O7q7pcTP/full.
11
Kumparan, “Thaharah: Pengertian, Pembagian, dan Tata Cara Pelaksanaannya | kumparan.com.”
Berikut adalah niat tayamum :

‫ض ِ ِ ت َ َعا َلى‬ ‫ن ََويْتُ الت ﱠ َي ﱡم َم ِﻻ ْس ِت َبا َح ِة ال ﱠ‬


ً ‫صﻼَ ِة فَ ْر‬
Artinya : “Saya niat tayamum agar diperbolehkan melakukan fardu karena Allah”
Berikut adalah langkah-langkah melakukan tayamum :
a. Carilah tempat yang mengandung debu/tanah yang suci.
b. Letakkan atau tempelkan kedua tangan pada tempat yang berdebu tersebut
disertai niat dalam hati.
c. Mengusap kedua tangan sampai siku hingga merata dengan mendahulukan
tangan kanan. Usahakan mencari debu pada tempat yang berbeda.
d. Membaca do’a sesudah tayamum, seperti do’a sesudah wudhu. 12

12
Moh. Rifa’i, Risalah Tuntunan Sholat Lengkap (Semarang: CV. Toha Putra, 2001).
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Thaharah sangat penting bagi kehidupan manusia. Karena dengan adanya thaharah
kita dapat mengetahui tentang kebersihan dan kesucian. Thaharah merupakan
komponen dalam hal beribadah sebab sebelum kita melaksanakan solat maka kita
hendaknya berwudhu terlebih dahulu. Nah, berwudhu juga bagian dari thaharah.
Dalam thaharah ada beberapa benda yang bisa kita pakai, yaitu air, tanah atau debu
dan batu. Namun, karena kita tidak kekurangan air dan tidak terdapat halangan
apapun maka thaharah wajib dilakukan menggunakan air.
Kemudian, dalam thaharah terdapat pembagian dan tata cara dalam
melaksanakannya. Mulai dari membaca niat terlebih dahulu sampai di akhir ditutup
dengan membaca doa. Mari kita praktekkan materi thaharah ini dalam kehidupan
sehari-hari.
B. Saran
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas
masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya
penulis akan segera melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan
menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun dari
para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Cantika, Yetin Dewi. “Pengertian Thaharah (Bersuci) Menurut Imam madzhab - Sabyan
PAUD.” Last modified Oktober 20, 2020. Diakses November 20, 2022.
https://sabyan.org/pengertian-thaharah-bersuci-menurut-imam-madzhab/.
CNN Indonesia. “Pengertian Thaharah dan Pembagiannya.” Last modified Desember 8, 2020.
Diakses November 20, 2022. https://www.cnnindonesia.com/edukasi/20201207113219-
569-578834/pengertian-thaharah-dan-pembagiannya.
Islamay, Elsya. “Pengertian Najis: Jenis, Hingga Macam-macam dan Contohnya - Gramedia
Literasi.” Diakses November 20, 2022. https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-
najis/.
Kumparan. “Thaharah: Pengertian, Pembagian, dan Tata Cara Pelaksanaannya |
kumparan.com.” Diakses November 20, 2022. https://kumparan.com/berita-hari-
ini/thaharah-pengertian-pembagian-dan-tata-cara-pelaksanaannya-1v1O7q7pcTP/full.
Kurniawan, Alhafiz. “Ukuran Dua Kulah Air untuk Bersuci.” NUONLINE. Last modified
2020. Diakses November 20, 2022. https://islam.nu.or.id/thaharah/ukuran-dua-kulah-air-
untuk-bersuci-jvHOo.
Maawiyah, Aisyah. “Thaharah sebagai kunci ibadah.” Sarwah: Journal of Islamic Civilization
and Thought 15, no. 2 (2016).
Qoryah Quran Mafatih. “Pengertian THAHARAH dan Pembagiannya dalam Islam.” Last
modified 2021. Diakses November 20, 2022. https://mafatih.or.id/pengertian-thaharah-
dan-pembagiannya-dalam-islam/.
Rifa’i, Moh. Risalah Tuntunan Sholat Lengkap. Semarang: CV. Toha Putra, 2001.
Rumaisha, Azizah. “Ibadah Bersuci (Toharoh) dan Gaya Hidup Sehat” (2018).

Anda mungkin juga menyukai