Dosen Pembimbing
M. Mukhlish Nasrulloh
Disusun Oleh:
Deandra Khalila
NIM: 0311520157
Rizka Aprillia
NIM: 0311520180
Siti Vanessa
NIM: 0311520185
Titin Pransiska
NIM: 0311520187
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kami karunia
nikmat dan kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Tharah,
Sholat, Puasa Hakikat dan Filosofinya’’, dan terus dapat menimba ilmu di Universitas Al-
Azhar Indonesia.
Penulisan makalah ini merupakan sebuah tugas dari dosen Bapak M. Mukhlis Nasrulloh, pada
mata kuliah pendidikan agama Islam. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk
menambah wawasan dan pengetahuan pada mata kuliah yang sedang dipelajari, agar kami
semua menjadi mahasiswa yang berguna bagi agama, bangsa dan negara.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak M. Mukhlis Nasrulloh sebagai dosen
Pendidikan Agama Islam yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
wawasan dan pengetahuan sesuai bidang yang kami tekuni.
Dengan tersusunnya makalah ini kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan dan
kelemahan, demi kesempurnaan makalah ini kami sangat berharap perbaikan, kritik dan saran
yang sifatnya membangun apabila terdapat kesalahan.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, bagi penulis pada
khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
Tim Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
……………………………………………………………….4
B. Rumusan
Masalah……………………………………………………………………...5
C. Tujuan pembahasan …………………………………………………………………...5
BAB II KAJIAN TEORITIS
A. Definisi Thaharah……………………………………………………………………...6
B. Definisi Sholat…………………………………………………………………………6
C. Definisi Puasa………………………………………………………………………….6
BAB III PEMBAHASAN
A. Pengertian Thaharah dan Hikmat Thaharah…………………………………………...9
B. Hukum Sholat dan Rukun
Sholat………………………………………………..........14
C. Hakikat dan Filosofi Puasa…………………………………………………………...17
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………………….…………..18
B. Saran………………………………………………………………………………….18
Daftar Pustaka………………………………………………………………………………19
BAB I PENDAHULUAN
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui tata cara menyucikan diri sesuai dengan syariat islam.
2. Untuk mengetahui hukum shalat dalam ilmu agama Islam sebagaimana
ajaran Nabi Muhammad SAW.
3. Untuk mengetahui hakikat dan filosofi puasa sesuai dengan ajaran agama
Islam.
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Definisi Thaharah
Thaharah berasal dari bahasa Arab yang berarti bersih atau suci dan ini sudah
disarikan ke dalam bahasa Indonesia. Pengertian thaharah secara bahasa adalah an-
Nadafatu yang artinya bersih atau suci. Sedangkan menurut istilah, thaharah adalah
membersihkan diri, pakaian, dan tempat dari najis dan hadas, sehingga seseorang
diperbolehkan beribadah yang ditentukan harus dalam keadaan suci.1
B. Definisi Shalat
Shalat dalam arti umum yaitu sebuah ibadah ritual yang diwajibkan oleh Allah
SWT kepada umat Muslim. Secara bahasa shalat berasal dari bahasa Arab yang
artinya doa. Sedangkan, menurut istilah, shalat adalah serangkaian kegiatan ibadah
khusus atau tertentu yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan
salam.2
C. Definisi Puasa
Puasa adalah kegiatan dimana kita menahan diri dari makan dan minum. Puasa
merupakan rukun Islam. Pada bulan Ramadhan umat muslim wajib melakukan ibadah
puasa. Selain itu puasa juga dimana kita menghindari larangannya. Berpuasa mulai
dari fajar hingga terbenamnya matahari.
1
https://tirto.id/pengertian-thaharah-cara-hikmah-berthaharah-menurut-agama-islam-gaCy Diakses 2 April 2021
2
https://id.wikipedia.org/wiki/Shalat diakses 2 April 2021
BAB III
PEMBAHASAN
Thaharah
Thaharah berasal dari bahasa Arab yang berarti bersih atau suci dan ini
sudah disarikan ke dalam bahasa Indonesia. Pengertian thaharah secara bahasa
adalah an-Nadafatu yang artinya bersih atau suci. Sedangkan menurut istilah,
thaharah adalah membersihkan diri, pakaian, dan tempat dari najis dan hadas,
sehingga seseorang diperbolehkan beribadah yang ditentukan harus dalam
keadaan suci.3
Hukum Thaharah
3
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5480457/pengertian-thaharah-dalam-islam-dan-macam-macamnya
diakses 2 April 2021
4
Ibid.
merupakan suatu kewajiban bagi yang tahu akan hukum dan mampu
melaksanakannya.
Wa siyaabaka fatahhir
فِ ۡينَ َو ۡال ٰع ِكفِ ۡينَ َوالرُّ َّک ِع ال ُّسج ُۡو ِدdِاَ ۡن طَهِّ َرا بَ ۡيتِ َى لِلطَّٓا ِٕٕٮ.... ...
“Shalat tidak diterima tanpa -didahului dengan bersuci.” (HR. Muslim no.
224)
Thaharah secara umum dapat dilakukan dengan empat cara berikut ini:
Thaharah terbagi menjadi dua yakni bersuci dari najis dan bersuci dari
hadas. Ada empat hikmah tentang disyariatkannya thahârah yaitu :
Kedua, menjaga kemuliaan dan wibawa umat Islam. Orang Islam mencintai
kehidupan bermasyarakat yang aman dan nyaman. Islam tidak menginginkan
umatnya tersingkir atau dijauhi dari pergaulan lantaran persoalan kebersihan.
Seriusnya Islam soal perintah bersuci ini menunjukkan komitmennya yang
tinggi akan kemuliaan para pemeluknya.
Alat-alat Thaharah
Air suci dan dapat mensucikan, seperti air sumur, air sungai, air hujan,
dll
Air yang dapat mensucikan tapi makruh hukumnya, seperti air yang
dijemur di tempar logam bukan emas
Air yang tidak dapat mensucikan, seperti air yang kurang dari dua
kulah, air yang sifatnya berbau (air teh, air kopi, air berbau)
B. Shalat
Shalat dalam arti umum yaitu sebuah ibadah ritual yang diwajibkan oleh Allah SWT kepada
umat Muslim. Secara bahasa Shalat berasal dari bahasa Arab yang artinya doa. Sedangkan,
menurut istilah, shalat adalah serangkaian kegiatan ibadah khusus atau tertentu yang dimulai
dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam. 5
Seperti firman Allah SWT di QS al-Baqarah : 238, Allah memerintahkan umatnya untuk
shalat lima waktu yang merupakan ibadah ritual umat Muslim. “Peliharalah segala shalat
(mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa. Berdirilah karena Allah (dalam shalatmu) dengan
khusyuk.
Hukum Shalat
Dalam banyak hadis, Nabi Muhammad SAW telah memberikan peringatan keras kepada
orang yang suka meninggalkan shalat wajib, mereka akan dihukumi menjadi kafir dan
mereka yang meninggalkan shalat maka pada hari kiamat akan disandingkan bersama dengan
orang-orang, seperti Qarun, Firáun, Haman dan Ubay bin Khalaf.
Hukum shalat dapat dikategorikan sebagai berikut:
Fardhu, Shalat fardhu ialah shalat yang diwajibkan untuk mengerjakannya. Shalat
fardhu terbagi lagi menjadi dua, yaitu:
o Fardu ain adalah kewajiban yang diwajibkan kepada mukalaf langsung
berkaitan dengan dirinya dan tidak boleh ditinggalkan ataupun
dilaksanakan oleh orang lain, seperti shalat lima waktu, dan shalat
jumat (fardhu 'ain untuk pria).
o Fardu kiyafah adalah kewajiban yang diwajibkan kepada mukalaf
tidak langsung berkaitan dengan dirinya. Kewajiban itu menjadi
sunnah setelah ada sebagian orang yang mengerjakannya. Akan tetapi
bila tidak ada orang yang mengerjakannya maka kita wajib
mengerjakannya dan menjadi berdosa bila tidak dikerjakan,
seperti shalat jenazah.
5
https://www.republika.co.id/berita/q4vmbm320/maknamakna-lain-shalat-yang-disebutkan-dalam-alquran
diakses 2 April 2021
Shalat sunnah (shalat nafilah) adalah shalat-shalat yang dianjurkan atau
disunnahkan akan tetapi tidak diwajibkan. Shalat nafilah terbagi lagi menjadi dua,
yaitu:
o Nafil muakkad adalah shalat sunnah yang dianjurkan dengan
penekanan yang kuat (hampir mendekati wajib), seperti shalat dua hari
raya, shalat sunnnah witir dan shalat sunah thawaf.
o Nafil ghairu muakkad adalah shalat sunnnah yang dianjurkan tanpa
penekanan yang kuat, seperti shalat sunah Rawatib dan shalat sunah
yang sifatnya insidentil (tergantung waktu dan keadaan, seperti shalat
kusuf/khusuf hanya dikerjakan ketika terjadi gerhana).6
Syarat-Syarat Shalat
Syarat-syarat shalat adalah hal-hal yang harus dipenuhi sebelum shalat ditunaikan.
1. Beragama Islam
2. Sudah balig
3. Berakal sehat
4. Suci dari hadas dan najis
5. Menghadap kiblat
6. Mengetahui masuknya waktu shalat
7. Mengerti syarat, rukun, dan sunah shalat
Rukun Shalat
Rukun shalat adalah setiap perkataan atau perbuatan yang akan membentuk hakikat shalat.
Jika salah satu rukun ini tidak ada, maka shalat pun tidak teranggap secara syar’i dan juga
tidak bisa diganti dengan sujud sahwi.
1. Berdiri bagi yang mampu.
2. Niat dalam hati
3. Takbiratul ihram.
4. Membaca surat Al-Fatiha pada tiap rakaat.
5. Rukuk dan tuma’ninah.
6. Iktidal setelah rukuk dan tumakninah.
7. Sujud dua kali dengan tumakninah.
8. Duduk antara dua sujud dengan tumakninah.
9. Duduk tasyahud akhir
10. membaca tasyahud akhir.
11. Membaca salawat nabi pada tasyahud akhir.
12. Membaca salam yang pertama.
13. Tertib melakukan rukun secara berurutan
Shalat Berjamaah
6
ibid
Shalat tertentu dianjurkan untuk dilakukan secara bersama-sama (berjamaah). Dalam
pelaksanaannya setiap Muslim diharuskan mengikuti apa yang telah Nabi Muhammad
ajarkan, yaitu dengan meluruskan dan merapatkan barisan, antara bahu, lutut dan tumit saling
bertemu.
Pada shalat berjamaah seseorang yang dianggap paling kompeten akan ditunjuk
sebagai imam shalat, dan yang lain akan berlaku sebagai makmum.
Shalat yang dapat dilakukan secara berjamaah maupun sendiri antara lain:
o Shalat fardu
o Shalat Tarawih
Shalat yang harus dilakukan berjamaah antara lain:
o Shalat Jumat
o Shalat Hari Raya (Ied)
o Shalat Istisqa'
Yaitu shalat yang tidak wajib berjamaah tetapi sebaiknya berjamaah
.
d اdًّ يd َغdنdَ dوdْ dَ قd ْلdَ يdف ِ d اdوdَ dَ هd َّشdلd اdاd وd ُعdَبdَّتd اdوdَ dَ اَل ةdص
dَ dوdْ d َسdَ فdۖ dت َ dَ أdف
َّ dلd اdاd وd ُعd اdض dٌ d ْلd َخd ْمd ِهd ِدd ْعdَ بdنdْ d ِمdف
dَ dَ لd َخdَف
Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan
shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui
kesesatan (Maryam 19:59).
ۡنَ الَّ ِذ ۡينَ هُمdۙ صلِّ ۡيَ ق هَلُ ۡوعًا ۙاِ َذا َم َّسهُ ال َّشرُّ َج ُز ۡوعًا َواِ َذا َم َّسهُ ۡالخ َۡي ُر َمنُ ۡوعًا اِاَّل ۡال ُم
َ ِاِ َّن ااۡل ِ ۡن َسانَ ُخل
َ ع َٰلى
َ ُم ۡونdِصاَل تِ ِهمۡ دَٓا ِٕٕٮ
Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia
ditimpa kesusahan ia berkeluh-kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat
kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat, yang mereka itu tetap
mengerjakan shalatnya (al-Ma’arij 70:19-23).
Puasa adalah kegiatan dimana kita menahan diri dari makan dan minum.
Puasa merupakan rukun Islam. Pada bulan Ramadhan umat muslim wajib
melakukan ibadah puasa. Selain itu puasa juga dimana kita menghindari
larangannya. Berpuasa mulai dari fajar hingga terbenamnya matahari.7
Pada bulan Ramadhan pahala akan dilipat gandakan. Banyak hal yang
dapat kita lakukan dalam bulan Ramadhan untuk mendapatkan pahala yang di
gandakan yaitu, shalat baik wajib maupun shalat sunnah tarawih, membaca Al-
Quran, bersedekah, zakat, dan ibadah lainnya.8
1. Islam
2. Baligh
3. Berakal sehat
4. Mampu
5. Suci dari haid dan nifas (bagi kaum wanita)
6. Menetap atau bermukim
Filosofi puasa
3. Mensyukuri nikmat.
Dalam bulan Ramadhan ini akan membuat kita menyadari dan
mensyukuri nikmat yang selama ini Allah berikan.
5. Kesehatan.
Selain bersangkutan dengan Allah, berpuasa juga memberikan
efek baik untuk tubuh kita. Berpuasa membersihkan metabolism tubuh
kita.
Melatih kedisplinan diri. Berpuasa kita harus displin mulai dari bangun
lebih awal dari biasanya untuk sahur, menyiapkan sahur, shalat 5
waktu, menahan hawa nafsu baik pada makan atau minum juga nafsu
syahwat. Juga shalat tarawih meskipun sunnah namun ada baiknya di
laksanakan untuk menambahkan pahala dalam bulan Ramadhan.
َّ َّل إِالd َّز َو َجdَا َل هَّللا ُ عdَْف ق ِ ْب ِع ِمائَ ِةdا إِلَى َسdَ ُر أَ ْمثَالِهdَش
ٍ عdض ْ نَةُ عdضا َعفُ ْال َح َس
َ ُُكلُّ َع َم ِل اب ِْن آ َد َم ي
ر ِهd ْ ِع َشه َْوتَهُ َوطَ َعا َمهُ ِم ْن أَجْ لِى لِلصَّائِ ِم فَرْ َحتَا ِن فَرْ َحةٌ ِع ْن َد ف
ِ dط ُ الصَّوْ َم فَإِنَّهُ لِى َوأَنَا أَجْ ِزى بِ ِه يَ َد
ِ يح ْال ِمس ْ
ْك ِ َولَ ُخلُوفُ فِي ِه أَطيَبُ ِع ْن َد هَّللا ِ ِم ْن ِر.َوفَرْ َحةٌ ِع ْن َد لِقَا ِء َربِّ ِه
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Keutamaan menyucikan diri dalam Islam telah tertuang dalam Qs. Al Baqarah: 125.
Suci atau Thaharah dalam islam terdiri dari dua, yakni suci dari najis dan suci dari
hadas. Tata cara bersuci dalam Islam, sebagaimana telah disebutkan sebelumnya,
secara umum dapat dilakukan dengan empat cara, yakni membersihkan lahir dari
hadas, najis, dan kelebihan-kelebihan yang ada dalam badan, membersihkan anggota
badan dari dosa-dosa, membersihkan hati dari akhlak tercela, membersihkan hati dari
selain Allah. Serta kesucian diri dalam Islam memiliki hikmah yang besar.
2. Hukum shalat dalam ilmu agama Islam sebagaimana ajaran Nabi Muhammad SAW
ada dua, yakni shalat fardhu atau shalat wajib serta shalat sunnah. Shalat fardhu
secara umum hukumnya bersifat wajib dikerjakan dan akan mendapat dosa apabila
tidak mengerjakannya. Sedangan shalat sunnah secara umum bersifat anjuran atau
tidak wajib dikerjakan, namun bagi umat muslim yang mengerjakan akan mendapat
pahala.
3. Puasa pada hakikat dan filosofinya adalah suatu aktivitas untuk menahan hawa nafsu,
tidak hanya atas kegiatan makan dan minum saja, namun menurut ajaran Islam, juga
menahan diri dari beberapa aktivitas lain yang dilakukan dengan sengaja, misalnya,
muntah, bersenggama, mabuk, hilang akal dan lain-lain.
B. Saran
https://tirto.id/pengertian-thaharah-cara-hikmah-berthaharah-menurut-agama-islam-gaCy
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5480457/pengertian-thaharah-dalam-islam-dan-
macam-macamnya
https://www.republika.co.id/berita/q4vmbm320/maknamakna-lain-shalat-yang-disebutkan-
dalam-alquran
https://id.wikipedia.org/wiki/Shalat
https://tafsirweb.com/4077-quran-surat-ibrahim-ayat-31.html
https://kalam.sindonews.com/surah/70/al-maarij
https://tafsirq.com/19-maryam/ayat-59
https://www.liputan6.com/quran/al-ankabut/45
7 Filosofi Puasa Ramadan Bagi Umat Islam, Ajang Mendekatkan Diri Kepada Allah SWT -
Ramadan Liputan6.com