Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

THAHARAH DAN BUDAYA HIDUP BERSIH

DISUSUN OLEH

MUHAMMAD RAFLI S

DEHAN NABILA ANDINI

VADYAH DESMITA

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

FAKULTAS ILMU HUKUM

JURUSAN HUKUM
KATA PENGANTAR

Rasa syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan selesai secara
tepat waktu. Makalah ini kami beri judul “Thararah dan budaya hidup bersih”.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas. Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk memberikan tambahan wawasan bagi kami sebagai
penulis dan bagi para pembaca. Khususnya dalam hal manfaat pelaksanaan
bimbingan kelompok sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar siswa.

Kami selaku penulis tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Lila Roshila, M.Pd., selaku dosen Pendidikan Agama. Tidak lupa bagi rekan-
rekan mahasiswa lain yang telah mendukung penyusunan makalah ini kami
juga mengucapkan terima kasih.

Terakhir, kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sepenuhnya


sempurna. Maka dari itu kami terbuka terhadap kritik dan saran yang bisa
membangun kemampuan kami, agar pada tugas berikutnya bisa menulis
makalah dengan lebih baik lagi. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kami dan
para pembaca.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii
BAB I......................................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG.................................................................................................1

B. PERUMUSAN MASALAH........................................................................................1

C. TUJUAN......................................................................................................................2

D. MANFAAT..................................................................................................................2

BAB II.....................................................................................................................................3
A. PENGERTIAN THAHARAH.....................................................................................3

B. THAHARAH LANDASAN KESEHATAN PRIBADI..............................................3

C. THAHARAH LANDASAN KESEHATAN LINGKUNGAN...................................6

BAB III...................................................................................................................................7
A. KESIMPULAN........................................................................................................7

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kaum muslimin sangat memperhatikan thaharah bahkan ulama fiqih


menganggap thaharah merupakan salah satu syarat pokok sahnya ibadah
(Jawad, 2011: 12). Thaharah sangatlah penting karena bisa menentukan sah
atau tidaknya seseorang dalam ibadah.

Keberadaan thaharah mempengaruhi terhadap kualitas ibadah seorang


hamba. Thaharah mendidik seseorang yang ditaklif syara’ untuk senantiasa
menjaga kebersihan dalam keseharian baik dalam bentuk lahiriyah maupun
batiniyah (Jawad, 2011: 13). Ibadah seseorang dipandang baik secara kualitas
apabila ia beribadah dalam keadaan bersih baik secara lahir maupun batin.

Thaharah erat kaitannya dengan rutinitas ibadah terutama shalat.


Seseorang yang hendak melaksanakan shalat maka ia wajib untuk
melaksanakan thaharah sebelumnya (Yunus, tt: 3). Oleh karena itu, thaharah
mempunyai kedudukan penting dalam shalat yang menjadi rutinitas ibadah
karena orang yang khusyu sebelum shalat (thaharah) maka telah didapatkan
baginya kunci shalat

B. PERUMUSAN MASALAH

Bimbingan thaharah merupakan langkah strategis yang dapat


mengarahkan kepada ibadah yang lebih sempurna. Berkenaan dengan itu,
diajukan beberapa pertanyaan sebagai berikut:

1
1. Thaharah (termasuk khitan)merupakan salah satu sarat syahnya ibadah
sholat dan beberapa ibadah lain
2. Thaharah adalah pangkal hidup seha

C. TUJUAN

Makalah ini bertujuan untuk memberikan wawasan kepada para


pembaca dalam hal manfaat Ilmu Thararah dalam kehidupan sehari-hari.
Pengetahuan ini sangat penting karena setiap hari semua orang tidak lepas dari
kegiatan yang berkaitan dengan Ilmu Thararah.

D. MANFAAT

Makalah ini memberikan manfaat yaitu sebagai ilmu pengetahuan bagi


para pembaca, agar dalam setiap aktivitas yang dijalani sehari-hari dapat
menjadi lebih efektif dan efisien.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN THAHARAH

Thaharah adalah kegiatan bersuci yang harus dilakukan oleh setiap


umat islam, saat melakukan hal-hal tertentu, seperti sama halnya dengan
melaksanakan shalat dan tawaf.

Thaharah Lahiriyah & Bathiniyah

1. Thaharah Lahiriyah : Membersihkan diri dari Hadas dan najis


2. Thaharah Bathiniyah : membersihkan hati dan diri dari dosa dan
perilaku keji atau tdk terpuji

Thaharah Hikikiyah & Khukmiyah

1. Thaharah Hakikiyah : bersih pakaian, badan dan tempat dari najis


2. Thaharah Khukmiyyah : Suci anggota wudlu dari hadas kecil dan
seluruh tubuh dari hadas besar (janabat)

B. THAHARAH LANDASAN KESEHATAN PRIBADI

Muslimin wajib memelihara sumber-sumber air memanfaatkannya


secara optimal untuk menjalankan ibadah kepada ALLAH SWT. Seorang
muslim dalam memulai sholat harus terlebih dahulu memastikan telah
berbadan, pakaian, dan tempat shalat dari najis, suci dari hadas besar dan kecil.
Berikut ini dipaparkan urgensi air bagi ibadatan dan mantaatnya bagi kesehatan.

3
a) Membersihkan diri dari Najis

Pada dasarnya, semua benda atau zat adalah bersih (suci) kecuali yang
dinyatakan najis oleh syari'at, antara lain: kotoran dari saluran anus, bangkai,
darah, dan daging babi, sebagaimana firman ALLAH SWT,

b) Macam-macam najis

1. Najis mugalladah (berat), seperti air liur anjing. Cara membersihkannya


bagian Yang terkena jilatan Disucikan dengan tuju dibasuhan, basuhan
yang pertama atau salah satunya dicampur dengan tanah.
2. Najis mutawassithah (tengah-tengah) seperti, muntahan, segala cairan
yang keluar dari kedua "pintu pelepasan" selain
sperma,bangkai,darah,dan daging babi. Cara membersihkan sesuatu yang
tersentuh zat najis ini cukup dengan membasuhnya satu kali saja dengan
air, tanpa tanah, apabila dianggap sudah cukup bersih kembali.
3. Najis mukhaffafah (ringan) berupa air seni bayi berusia di bawah dua
tahun dan tidak makan makanan selain susu manusia baik dari ibu
kandungnya sendiri ataupun seorang Wanita lainnya, Cara
membersihkan cukup diperciki air bersih di atasnya dan sedikit lagi di
sekitarnya

c) Membersihkan diri dari Hadas kecil

seseorang yang hendak melaksanakan shalat wajib membersihkan diri


dari hadas, baik hadas kecil maupun hadas besar. membersihkan diri dari hadas
kecil dilakukan dengan cara berwudhu, dengan menggunakan "air yang suci
lagi menyucikan' hal-hal yang wajib dilakukan dalam wudhu itu adalah
sebagaimana berikut

4
Rukun Wudhu...

1. Mulai dengan niat berwudhu


2. Menyuci muka
3. Mencuci kedua tangan sampai siku
4. Mengusap sirah
5. Mencuci kedua kaki sampai mata kaki
6. Simultan ata berurutan

d) Membersihkan diri dari Hadas besar

Hadats besar adalah suatu hadats yang mewajibkan kepada seseorang


untuk melakukan mandi.
Seseorang wajib mandi ketika:
1. Keluar mani (sperma) dengan syahwat, baik sedang tidur ataupun dalam
Keadaan terjaga.
2. Melakukan hubungan sexual (jima) meskipun tidak keluar mani
(sperma).
3. Berhenti dari haid (menstruasi) dan nifas (darah keluar karena
melahirkan) bagi wanita.
4. Masuk Islam.
5. Mati.
Rukun mandi...
Mandi berarti mengalirkan air ke seluruh tubuh, dengan niat
menghilangkan hadas besar atau janabat.

5
C. THAHARAH LANDASAN KESEHATAN LINGKUNGAN

Islam sangat memperhatikan kebersihan dan tata kota dalam rangka


menciptakan lingkungan yang sehat dan bebas dari penyakit, mulai dari
kebersihan lingkungan tempat masjid, lingkungan rumah dan lingkungan jalan
sekitarnya.
Shalat sah jika dilaksanakan pada tempat yang suci dan bersih bebas
dari kotoran(najis), tempat shalat dalam bahasa arab disebut Masjid.
Secara etimologis Masjid berasal dari bahasa Arab sa-ja-da yang berarti
tempat sujud/tempat menyembah Allah SWT.
Jika tanah yang tersentuh organ (anggota tubuh) untuk sujud bersih,
meskipun tanah yang disekitar orang shalat itu kotor (najis), maka shalat nya
tetap dianggap sah.

6
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kebersihan yang sempurna disebut thaharah, merupakan masalah yang
sangat penting dalam beragama dan menjadi pangkal dalam beribadah yang
menghantarkan manusia berhubungan dengan Allah SWT. Tidak ada cara
bersuci yang lebih baik dari pada cara yang dilakukan oleh syarit Islam, karena
syariat Islam menganjurkan manusia mandi dan berwudlu. Walaupun manusia
masih dalam keadaan bersih, tapi ketika hendak melaksanakan sholat dan
ibadah-ibadah lainnya yang mengharuskan berwudlu, begitu juga dia harus pula
membuang kotoran pada diri dan tempat ibadahnya dan mensucikannya karena
kotoran itu sangat menjijikkan bagi manusia

Anda mungkin juga menyukai