Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH FIKIH

KONSEP DASAR THAHARAH

Dosen Pembimbing: Samsu Rohman, M.Pd

Disusun oleh:

1. Adji Qushai Shiddiq: 2311040002

2. Muhammad Arief: 2311040060

3. Fachri Elfayyadh: 2311040153

PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

Tahun Ajaran 2023/2024


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini
merupakan hasil kerja kelompok kami dalam mata kuliah FIKIH yang diajarkan pada
semester 1 di Universitas Raden Intan Lampung. Kami ingin mengucapkan terima kasih
kepada berbagai pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan dalam penyusunan
makalah ini.

Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Samsu
Rohman, M.Pd atas bimbingan, arahan, dan masukan yang berharga selama proses
pembuatan makalah ini. Terima kasih juga kami sampaikan kepada rekan-rekan kami yang
telah berkolaborasi dengan baik dalam kelompok ini.

Makalah ini membahas tentang Konsep Dasar Tharah. Dalam penyusunan makalah ini, kami
berusaha untuk menyajikan informasi yang akurat, relevan, dan mendalam mengenai topik
yang kami bahas. Kami juga berharap makalah ini dapat menjadi sumber informasi yang
berguna bagi pembaca yang ingin memahami lebih lanjut tentang Konsep Dasar Tharah.

Akhir kata, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan kritik, saran, dan masukan yang membangun dari berbagai pihak
untuk perbaikan di masa mendatang. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
kita semua.

Terima kasih.
DAFTAR ISI

BAB 1: PENDAHULUAN.........................................................................................................
A. Latar Belakang...................................................................................................................
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................
C. Tujuan Penelitian................................................................................................................

BAB 2: PEMBAHASAN
1. Pengertian Wudhu..................................................................................................................
2. Pengertian Tayyamum
3. Tata cara Wudhu dan Tayammum
4. Landasan hukum Wudhu dan Tayammum...............................................................................

BAB 3: PENUTUP.....................................................................................................................

D. Kesimpulan............................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang:

Fikih adalah salah satu cabang utama dalam ilmu agama Islam yang membahas tentang tata
cara beribadah, etika, hukum, dan norma-norma kehidupan sehari-hari yang berdasarkan pada
ajaran Islam. Fikih berasal dari kata bahasa Arab "‫( "فقه‬fiqh) yang berarti pemahaman atau
pengetahuan mendalam. Fikih adalah upaya manusia untuk memahami, menafsirkan, dan
mengaplikasikan ajaran-ajaran agama Islam dalam konteks kehidupan nyata.

Fikih memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan umat Islam. Hal ini karena fikih
memberikan panduan dan pedoman dalam menjalankan ibadah, berperilaku, bertransaksi, dan
menghadapi berbagai situasi kehidupan sehari-hari sesuai dengan nilai-nilai agama Islam.
Dengan memahami prinsip-prinsip fikih, umat Islam dapat menjalani kehidupan mereka
dengan taat dan sesuai dengan ajaran agama.

Fikih mencakup berbagai aspek kehidupan, seperti ibadah (sholat, puasa, zakat, dan haji),
muamalah (hukum-hukum tentang bisnis dan transaksi), etika (moralitas dan perilaku yang
baik), dan masih banyak lagi. Pengembangan fikih melibatkan interpretasi kitab suci Al-
Quran, hadis (tradisi Nabi Muhammad SAW), dan pendapat para ulama dalam berbagai
mazhab fikih yang berbeda.

Pentingnya memahami fikih tidak hanya berlaku bagi para ulama atau cendekiawan agama,
tetapi juga bagi seluruh umat Islam. Pengetahuan tentang fikih membantu individu Muslim
dalam menjalani kehidupan sehari-hari dengan penuh kesadaran agama dan menjalankan
kewajiban mereka dengan benar.

_______________________________________

1. Hasan, Prof. Dr. Hamka. "Fikih Perbandingan." Jakarta: Pustaka Panjimas, 2006.

2. Al-Qaradawi, Yusuf. "The Lawful and the Prohibited in Islam." Islamic Book Trust, 1994.

3. Ibn Qudamah al-Maqdisi. "Al-Mughni." Riyadh: Darussalam, 2010.


B. Rumusan Masalah:

1. Pengertian Wudhu

2. Pengertian Tayyamum

3. Tata cara Wudhu dan Tayammum

4. Landasan hukum Wudhu dan Tayammum

C. Tujuan Penelitian:

1. Memahami Asas-Asas Dasar Islam

2. Menggali Akar-Akar Ajaran Islam

3. Menyebarkan Pengetahuan kepada Umat Islam

5. Membangun Kesadaran Multikultural

6. Kontribusi terhadap Pembelajaran dan Pemahaman Islam

7. Meningkatkan Wawasan Akademis


BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Wudhu:

Pengertian wudhu berasal dari kata wadha’ah yang berarti kebersihan dan baik. Sederhananya
pengertian wudhu adalah salah satu cara menyucikan anggota tubuh dengan air. Hal ini
berkaitan dengan seorang muslim diwajibkan bersuci setiap akan melaksanakan shalat.
Berwudhu bisa pula menggunakan debu yang disebut dengan tayammum. Wudhu adalah
menyucikan diri (sebelum shalat) dengan membasuh muka, tangan, kepala, dan kaki.
Sementara itu, pengertian wudhu secara istilah adalah menggunakan air yang dapat
mensucikan pada empat anggota tubuh (Wajah, tangan, kepala, kaki) dengan sifat yang
khusus menurut syariat.

Berikut adalah pemahaman yang lebih mendalam tentang wudhu:

1. Pembersihan Fisik dan Spiritual: Wudhu bukan hanya sekadar pembersihan fisik, tetapi
juga pembersihan spiritual. Ketika seorang Muslim melakukan wudhu, ia membersihkan
sejumlah bagian tubuh dari kotoran dan debu, tetapi juga bersiap secara mental dan spiritual
untuk beribadah kepada Allah. Wudhu mempersiapkan jiwa dan pikiran seseorang untuk
berkomunikasi dengan Allah dalam ibadah.

2. Persyaratan Sahnya Sholat: Salah satu tujuan utama wudhu adalah untuk mempersiapkan
individu sebelum melaksanakan sholat (salat). Sholat adalah salah satu ibadah paling penting
dalam Islam, dan wudhu adalah syarat sahnya sholat. Dalam konteks ini, wudhu memastikan
bahwa individu yang melaksanakan sholat telah membersihkan diri fisik dan spiritualnya
sebelum berdiri di hadapan Allah.

3. Tindakan Ibadah: Wudhu, seperti sholat, dianggap sebagai tindakan ibadah dalam Islam.
Ini berarti bahwa wudhu bukan hanya sekadar rutinitas kebersihan, tetapi juga merupakan
bentuk ibadah kepada Allah. Setiap tindakan mencuci bagian-bagian tubuh dalam wudhu
harus diiringi oleh niat yang tulus untuk beribadah kepada Allah.

4. Pentingnya Niat: Niat adalah elemen penting dalam wudhu. Sebelum memulai proses
wudhu, seorang Muslim harus memiliki niat yang tulus untuk membersihkan diri dan bersiap
untuk ibadah. Niat ini merupakan ekspresi kesadaran dan pengabdian kepada Allah.

5. Kesucian dan Kepatuhan Terhadap Hukum Allah: Wudhu mengajarkan umat Islam tentang
pentingnya kesucian fisik dan spiritual. Hal ini juga merupakan bentuk ketaatan kepada
hukum Allah yang mewajibkan umat Islam untuk menjalankan tindakan pembersihan ini
sebelum beribadah.
6. Mengikuti Sunnah Nabi: Tindakan wudhu dilakukan berdasarkan contoh (sunnah) Nabi
Muhammad SAW. Sunnah ini mencakup urutan pembersihan dan bagian-bagian tubuh yang
harus dibersihkan. Oleh karena itu, wudhu juga menjadi cara untuk mengikuti jejak Nabi dan
mempraktikkan ajaran yang diberikannya kepada umat Islam.

Berikut beberapa sunah berwudhu yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW:

1. Membasuh kedua telapak tangan.


2. Menggosok gigi dengan siwak dan berkumur.
3. Memasukkan air ke dalam hidung.
4. Menyapu air ke seluruh kepala.
5. Membasuh kedua telinga (bagian dan luar).
6. Mendahulukan yang kanan.
7. Menggosok celah-celah jari tangan, kaki, dan janggut jika panjang.
8. Melakukan sebanyak 3 kali.
9. Berturut-turut, yaitu bersambung dari awal sampai akhir tanpa jeda.

‫ ُثَّم َقاَم إلى الَّصالِة فإَّنُه َيْخ ُرُج ِم ْن َخ ِط يَئِتِه‬، ‫ {َم ْن َتَو َّضأ للَّصالِة فأْح َس َن الُو ُضوَء‬:‫قال النبي صلى هللا عليه وسلم‬
}‫َك َيْو ِم َو َلَد ْتُه أُّم ُه‬.
Nabi Shallallahu alaihi wasallam bersabda : “Barangsiapa berwudhu untuk sholat dan
membaguskan wudhunya, kemudian mendirikan sholat, maka dia keluar dari dosa-
dosanya seperti ketika dilahirkan ibunya”. (HR. Bukhari Muslim)

2. Pengertian Tayammum:

Tayammum adalah mengusapkan debu ke muka dan kedua tangan sampai sikut dengan rukun
dan syarat tertentu. Tayammum adalah pengganti wudhu dan mandi sebagai rukhsoh
(keringanan) untuk orang yang tidak dapat menggunakan air karena sebab-sebab sebagai
berikut:

1. Tidak adanya air.

2. Sakit, apabila seseorang menggunakan air maka bertambah parah penyakitnya atau lambat
sembuhnya menurut keterangan ahli medis.

3. Sedang dalam perjalanan.

4. Air yang sedikit namun air tersebut sangat dibutuhkan hayawan muhtarom (hayawan yang
haram dibunuh) karena kehausan. Adapun hayawan ghoiru muhtarom (yang boleh dibunuh)

5. Orang yang meninggalkan sholat.

6. Orang yang berzinah muhson.

7. Orang kafir harbiy.


8. Orang murtad.

9. Anjing gila.

Sunnah-sunnah Tayammum:

1. Membaca basmalah

2. Mendahulukan anggota yang kanan dari yang kiri.

3. Berturut-turut.

Perkara-perkara yang membatalkan Tayammum:

1. Sesuatu yang membatalkan wudhu.

2. Mendapatkan air sebelum sholat.

3. Tata Cara Wudhu

Wudhu disyariatkan bagi seseorang ketika hendak mendirikan ibadah seperti sholat. Untuk
tata cara pelaksanaan wudhu sendiri, alangkah baiknya bila kaum muslim meniru seperti
yang dilakukan oleh Nabi SAW. Pensyariatan wudhu ditetapkan Allah SWT secara langsung
dalam firman-Nya pada penggalan Surat Al-Maidah ayat 6:

‫ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْٓو ا ِاَذ ا ُقْم ُتْم ِاَلى الَّص ٰل وِة َفاْغ ِس ُلْو ا ُوُجْو َهُك ْم َو َاْيِدَيُك ْم ِاَلى اْلَم َر اِفِق َو اْمَس ُحْو ا ِبُرُءْو ِس ُك ْم َو َاْر ُج َلُك ْم ِاَلى اْلَكْع َبْيِۗن‬

Latin: "Yā ayyuhā alladhīna āmanū idhā qumtum ilā aṣ-ṣalāti fa-aqṣilū wujuhakum wa-
aydīyakum ilā l-marāfīqi wa-āmsaḥū bi-ruūsi-kum wa-arjulakum ilā al-ka'baini."

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu berdiri hendak melaksanakan salat,
maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku serta usaplah kepalamu dan (basuh)
kedua kakimu sampai kedua mata kaki.

Tata cara wudhu yang benar sesuai sunnah Nabi SAW sebagai berikut:

1. Berniat dalam hati untuk berwudhu

‫َنَو ْيُت اْلُوُضْو َء ِلَر ْفِع اْلَح َد ِث ْاَالْص َغ ِر َفْر ًضاِ ِهلل َتَع اَلى‬
Latin: Nawaitul whuduua liraf'il hadatsil asghari fardal lillaahi ta'aalaa

artinya: "Saya niat berwudhu untuk menghilangkan hadats kecil fardhu karena Allah Ta'ala"

2. Membaca basmalah: "bismillaahirrahmaanirrahiim".

3. Membasuh kedua telapak tangan tiga kali

4. Berkumur tiga kali

5. Menghirup air ke dalam hidung sebanyak tiga kali

6. Membasuh seluruh bagian wajah yang terlihat sejumlah tiga kali

7. Membasuh kedua tangan hingga siku, mulai dari yang kanan lanjut tangan kiri, sebanyak
tiga kali

8.Mengusap kepala tiga kali

9. Membasuh kedua telinga tiga kali, dengan diawali yang kanan lalu kiri

10. Membasuh kedua kaki hingga mata kaki tiga kali, juga dimulai dari kanan kemudian kaki
kiri

11. Membaca doa setelah wudhu

. ‫َأْش َهُد َأْن اَل ِإَلَه ِإاَّل ُهللا َو ْح َد ُه اَل َش ِريَك َلُه َو َأْش َهُد َأَّن ُمَحَّم ًدا عْبُد ُه َو َر ُسوُلُه الَّلُهَّم اْج َع ْلِني ِم ْن الَّتَّواِبيَن َو اْج َع ْلِني ِم ْن اْلُم َتَطِّهِريَن‬
‫ُسْبَح اَنَك الَّلُهَّم َو ِبَحْمِد َك اَل ِإَلَه ِإاَّل َأْنَت َأْسَتْغ ِفُرَك َو َأُتوُب ِإَلْيَك‬

Latin: Asyhadu an laa ilaaha illa Allah wahdahu laa syariika lahu, wa asyhadu anna
muhammadan 'abduhu wa rasuuluhu. Allahummaj 'alnii minat tawwaabiina waj 'alnii minal
mutathaahiriina subhaanaka Allahumma wa bihamdika laa ilaaha illa anta astaghfiruka wa
atuubu ilaika

Artinya: "Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah semata yang tidak ada sekutu
bagi-Nya dan aku pun bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba sekaligus Rasul utusan-
Nya. Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bertaubat dan jadikanlah aku
termasuk orang-orang yang bersuci. Mahasuci Engkau wahai Tuhan kami dan segala puji
bagi-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Engkau. Aku memohon ampun dan
bertaubat kepada-Mu."
4. Tata Cara Tayammum:

1. Berniat tayamum dalam hati

‫َنَو ْيُت الَّتَيُّم َم اِل ْس ِتَباَحِة الَّص اَل ِة ِهلل َتَع اَلى‬

Artinya: "Aku berniat tayamum agar diperbolehkan sholat karena Allah Ta'ala."

2. Membaca basmalah seraya menempelkan kedua telapak tangan dengan posisi jari rapat ke
tanah atau debu yang suci.

3. Tiup kedua telapak tangan.

4. Kemudian usapkan debu suci ke bagian muka, dan kedua tangan sampai ke siku.

5. Landasan hukum Wudhu:

Anda mungkin juga menyukai