Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

“THAHARAH”

Disusun oleh:

KELOMPOK 6

PUTRI OKTAVIANI (221186206003)


VIYA NOVITA (221186206004)
YULIA VERMASSYAH PUTRI (221186206010)
SALSABILA KHAIRUNNISA (221186206013)

DOSEN PENGAMPU:
IRI FAMZAH, M.H.I

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MUARA BUNGO
2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Thaharah” tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini
adalah untuk memenuhi tugasdosen pada mata kuliah Bahasa Indonesia Selain
itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Kalimat
bahasa indonesia bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Iri Hamzah, M.H.I selaku
dosen Mata kuliah Aik 1 yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga Kami dapat menyelesaikan
makalah ini. Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu,kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Bungo, 21 Maret 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN................................................................................
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................................
C. Tujuan...................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................
A. Pengertian thaharah...............................................................................
B. Wudhu...................................................................................................
C. Hal-hal yang membatalkan...................................................................
D. Wudu dan tayamum..............................................................................
E. Mandi junub..........................................................................................
F. Syarat dan ketentuan mandi junub........................................................
BAB III PENUTUP.........................................................................................
A. Kesimpulan...........................................................................................
B. Saran.....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Thaharah adalah hal yang sangat penting untuk diketahui, terutama
dalam beribadah, seperti halnya shalat. Thaharah menjadi syarat shalat. Jadi
ketika hendak shalat diharuskan suci badannya, tempatnya, serta suci dari
hadast kecil dan hadast besar. Jika tidak maka shalatnya tidak sah.
Banyak sekali hikmah yang terkandung dalam thaharah. Kita sebagai
orang islam tentunya harus tau bahkan wajib untuk mengetahui cara-cara
bersuci, karena suci adalah dasar ibadah bagi orang islam. Dalam kehidupan
sehari-hari kita tidak lepas dari hal kotor atau najis, sehingga kita harus
mensucikan diri telebih dahulu sebelum beribadah, baik dengan cara berwudu,
mandi, ataupun bertayamum. Kalau kita lihat secara teliti hampir seluruh kitab-
kitab fiqih didahului dengan pembahasan tentang thaharah. Dari hal ini kita
dapat mengetahui bahwa betapa pentingnya tharah dalam kehidupan sehari-
hari.
Namun meskipun menjadi hal mendasar, masih banyak muslim yang
tidak begitu megerti tentang thahara, najis, serta macam-macam air yang dapat
diginakan untuk bersuci. Semoga dengan makala ini bisa membuat para
pembaca lebih memahami tentang thaharah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan thahara.?
2. Apa itu wudhu.?
3. Apa itu tayamum
4. Apa saja hal-hal yang membatalkan wudhu dan tayamum.?
5. Apa itu mandi junub.?
6. Apa saja syarat dan ketentuan mandi junub.?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian thaharah.
2. Untuk mengetahui pengertian wudhu.
3. Untuk mengetaui pengertian tayammum.
4. Untuk mengetahui hal-hal yang membatalkan wudhu dan tayamum.
5. Untuk mengetahui pengertian mandi junub.
6. Untuk mengetahui syarat dan ketentuan mandi junub.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengetian Thaharah
Thaharah merupakan ciri terpenting dalam Islam yang berarti bersih dan
sucinya seseorang secara lahir dan bathin. Dalam kamus bahasa arab,thaharah
berasal dari kata ‫ره‬::‫ طھ‬,secara bahasa (etimologi) berarti membersikan dan
mensucikan. Sedangkan menurut istilah (terminologi) bermakna
menghilangkan hadas dan najis.
Thaharah berarti bersih dan terbebas dari kotoran atau noda, baik yang bersifat
hissi (terlihat), seperti najis (air seni atau lainnya), atau yang bersifat maknawi,
seperti aib atau maksiat. Sedangkan secara istilah adalah menghilangkan hadas
dan najis yang menghalangi pelaksanaan salat dengan menggunakan air atau
yang lainnya.Dengan demikian, thaharah adalah bersih dan suci dari segala
hadas dan najis, atau dengan kata lain membersihkan dan mensucikan diri dari
segala hadas dan najis yang dapat menghalangi pelaksanakan ibadah seperti
salat atau ibadah lainnya. Selain itu thaharah dapat juga diartikan mengerjakan
pekerjaan yang
Membolehkan shalat, berupa wudhu, mandi, tayamum dan menghilangkan
najis.Thaharah secara umum. Dapat dilakukan dengan empat cara berikut.
1. Membersihkan lahir dari hadas, najis, dan kelebihan-kelebihan yang ada
dalam badan.
2. Membersihkan anggota badan dari dosa-dosa.
3. Membersihkan hati dari akhlak tercela.
4. Membersihkan hati dari selain Allah.
Cara yang harus dipakai dalam membersihkan kotoran hadas dan najis
tergantung kepada kuat dan lemahnya najis atau hadas pada tubuh seseorang.
Bila najis atau hadas itu tergolong ringan atau kecil maka cukup dengan
membersihkan dirinya dengan berwudhu. Tetapi jika hadas atau najis itu
tergolong besar atau berat maka ia harus membersihkannya dengan cara mandi
janabat, atau bahkan harus

membersihkannya dengan tujuh kali dan satu di antaranya dengan debu.


Kebersihan dan kesucian merupakan kunci penting untuk beribadah,
karena kesucian atau kebersihan lahiriah merupakan wasilah
(sarana) untuk meraih kesucian batin.

B .Pengertian Wudhu

Wudhu merupakan suatu hal yang tiada asing bagi setiap muslim, sejak kecil ia
telah mengetahuinya bahkan telah mengamalkannya. Akan tetapi apakah
wudhu yang telah kita lakukan selama bertahun-tahun atau bahkan telah
puluhan tahun itu telah benar sesuai dengan apa yang diajarkan Nabi kita
Muhammad shallallahualaihi was sallam? Karena suatu hal yang telah menjadi
konsekwensi dari dua kalimat syahadat bahwa ibadah harus ikhlas
mengharapkan ridho Allah dan sesuai sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi was
sallam. Demikian juga telah masyhur bagi kita bahwa wudhu merupakan syarat
sah sholat, yang mana jika syarat tidak terpenuhi maka tidak akan
teranggap/terlaksana apa yang kita inginkan dari syarat tersebut.Demikian juga
dalam juga Allah Subhanahu wa Ta’ala perintahkan kepada kita dalam
KitabNya,

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka
basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu
dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki”. (QS Al Maidah [5] : 6).

C. Pengertian Tayamum
Secara etimologis (bahasa), tayamum berarti kehendak (al-qasdu), atau kehendak
melakukan hal tertentu. Dalam istilah fiqih, tayamum diartikan sebagai proses
mengusapkan debu atau tanah yang suci pada muka dan
kedua tangan sebagai pengganti wudhu dan mandi besar, untuk dapat
melaksanakan ibadah, seperti sholat. Tayamum wajib dilakukan pada saat air
tidak ada, atau kondisi ketika seseorang tidak bisa menggunakan air.
Landasan dari tayamum adalah firman Allah swt. dalam surah al-Maidah
ayat 6:

‫ضى اَ ْو َعلَى َسفَ ٍر اَ ْو َجآ َء اَ َح ٌد ِم ْن ُك ْم ِّم َن ْال َغآِئ ِط اَ ْو‬


َ ْ‫َواِ ْن ُك ْنتُ ْم َّمر‬
‫ص ِع ْيدًا طَيِّبًا فَا ْم َسحُوا‬
َ ‫لَ َم ْستُ ُم النِّ َسآ َء فَلَ ْم تَ ِج ُد ْوا مآ ًء فَتَيَ َّم ُم ْوا‬
‫بِ ُوج ُْو ِه ُك ْم َو‬
ُ‫اَ ْي ِديَ ُك ْم ِم ْنه‬
Artinya: "... Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat
buang air (kakus) atau menyentuh perempuan maka jika kamu tidak
memperoleh air maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah
wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu...."
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Rasulullah saw
bersabda:

‫ت االَرْ ضُ ُكلُّهَا لِ ْي َو اِل ُ َّمتِ ْي َم ْس ِجدًا َوطَه ُْورًا‬


ْ َ‫ج ُِعل‬
Artinya: "Semua bumi atau tanah dijadikan untukku dan umatku sebagai masjid
dan suci dan menyucikan."

Hadits ini menjadi dasar legalitas tayamum sebagai tata cara alternatif
mensucikan diri dari hadats.Tentu saja, jika direnungi lebih dalam keberadaan
tayamum sebagai tata cara alternatif dalam bersuci, kita akan mendapatkan satu
hikmah bahwa Allah swt. tidak ingin memberatkan manusia dalam segala hal.
Allah swt. tidak akan memaksa manusia untuk melakukan sesuatu di luar
kemampuannya. Jika memang tidak bisa berwudhu maka
bertayamumlah. Yassiruu wa laa tu'assiruu, kata Nabi, Permudahlah dan
jangan dipersulit.

D. Hal-hal yan Membatalkan Wudhu dan Tayum


a. Hal membatalkan wudhu
Yang membatalkan Wudhu menurut beberapa madzhab
Pendapat Madzhab Syafi’i Imam Syafi’i membagi penyebab batalnya
wudhu seseorang menjadi 4 perkara. Empat perkara tersebut adalah sebagai
berikut.
1. Keluarnya sesuatu melewati satu dari dua jalan
Segala sesuatu yang keluar melalui salah satu jalan keluarnya najis (qubul
dan dubur) merupakan penyebab batalnya wudhu seseorang. Akan tetapi,
menurut Imam Syafi’i, air mani yang keluar dari tubuhnya sendiri (bukan
air mani yang menempel) bukan penyebab batalnya wudhu. Ini karena
jika seseorang mengeluarkan air mani maka dia wajib mandi. Air mani
adalah air yang memancar keluar dari kemaluan, biasanya pada saat
berhubungan intim.
2. Hilang akal
Hilang akal merupakan salah satu penyebab wudhu seseorang batal. Hilang
akal di sini dapat disebabkan oleh pingsan, gila, atau tidur. Namun, tidur
yang dilakukan dalam posisi duduk tidak membatalkan wudhu.
3. Bertemunya dua kemaluan antara laki-laki dan perempuan
Penyebab lain batalnya wudhu seseorang adalah bertemunya dua kemaluan
laki-laki dan perempuan. Baik yang terjadi secara disengaja ataupun
tidak.
4. Menyentuh kemaluan
Hal terakhir yang membatalkan wudhu adalah menyentuh kemaluan dengan
telapak tangan.
Pendapat Madzhab Hambali yang dapat membatalkan
puasa yaitu:
1. Semua yang keluar dari qubul dan dubur
Madzhab Hambali berpendapat bahwa semua yang keluar dari dua
jalan, yaitu qubul dan dubur adalah penyebab batalnya wudhu. Hal
ini dikecualikan bagi orang yang sedang berhadats.
Dengan demikian, wudhu orang tersebut tidak batal. Hal tersebut
merupakan keringanan baginya atas kesulitan yang dihadapi.
2. Sesuatu yang keluar selain dari qubul dan dubur
Najis yang keluar dari badan (selain dari qubul dan dubur) tidak
membatalkan wudhu, kecuali jika keluar dalam jumlah yang banyak.
3. Hilang akal
Imam Ahmad berpendapat, hilang akal yang disebabkan oleh pingsan,
gila, mabuk (ringan ataupun berat), serta tidur ringan dalam posisi
rukuk, sujud, ataupun berbaring adalah hal yang dapat membatalkan
wudhu.
4. Menyentuh kemaluan atau dubur
Menyentuh kemaluan atau dubur dengan menggunakan telapak tangan
dalam ataupun luar dan tanpa alas dapat membatalkan wudhu. Baik
itu disengaja ataupun tidak disengaja.
5. Menyentuh kemaluan
Menyentuh kemaluan laki-laki atau perempuan dengan syahwat
merupakan hal yang membatalkan wudhu. Kecuali, menyentuh
kemaluan anak kecil di bawah usia 7 tahun tanpa adanya syahwat.
6. Memandikan jenazah
Maksud memandikan jenazah di sini adalah orang yang turut serta
memegang jenazah secara langsung. Bukan yang menyiramkan air
ke tubuh jenazah.Hal tersebut dapat membatalkan wudhu karena
orang yang memegang tubuh jenazah pada umumnya akan
menyentuh bagian kemaluan si jenazah.
8. Wajib wudhu dalam hal yang diwajibkan mandi
Menurut Imam Ahmad, hal-hal yang menyebabkan seseorang wajib
mandi otomatis menyebabkan orang tersebut wajib berwudhu pula.
Di antaranya:Berhubungan badan,Keluar mani,Islamnya orang
kafir,Orang murtad yang kembali memeluk Islam.
Pendapat Madzhab Maliki Imam Malik membagi penyebab batalnya
wudhu menjadi 3 garis besar. Tiga garis besar tersebut adalah ahdats,
asbaab, dan ar- riddah wa asy-syak. Berikut ini penjelasannya.
1. Al- Ahdats
Ahdats yaitu apapun yang dapat keluar dari dubur (lubang bagian
belakang) dan qubul (kemaluan) adalah najis. Misalnya:Kotoran,Air
seni,Angin (baik yang disertai dengan suara ataupun tidak),Wadi (air
putih kental yang keluar ketika buang air kecil),Madzi (air yang
keluar dari kemaluan karena syahwat),Mani (air yang memancar
keluar dari kemaluan, biasanya pada saat berhubungan intim),Hadi
(air yang keluar dari kemaluan seorang wanita pada saat
melahirkan),Darah istihadhoh (darah yang keluar secara terus-
menerus di luar darah haid, atau biasa disebut darah karena penyakit)
Apakah jika yang keluar dari dubur dan qubul merupakan
sesuatu yang tidak umum dapat membatalkan wudhu juga? Imam
Malik berpendapat, jika dari kedua lubang tersebut keluar sesuatu
yang tidak umum – seperti cacing, kerikil, darah dan nanah – ini
tidak membatalkan wudhu karena bukan merupakan najis.
2. Al- Asbab
Dalam pandangan Madzhab Maliki, Al-Asbaab adalah
batalnya wudhu seseorang yang disebabkan oleh faktor di luar
badan. Al-Asbaab ini dibagi menjadi 3 golongan, di antaranya adalah
sebagai berikut.
1) Hilang akal di sini, dapat disebabkan oleh pingsan, gila,
ataupun mabuk yang disebabkan mengkonsumsi minuman
keras.
2) Menyentuh kemaluan dengan menggunakan telapak tangan
atau ibu jari yang disertai dengan syahwat dan tanpa
menggunakan alas menyebabkan wudhu seseorang batal.
3) Berciuman baik yang disertai dengan syahwat atau pun tidak
akan membatalkan wudhu.
3. Ar-Riddah wa Asy-Syak
Imam Malik berpendapat bahwa Ar-Riddah dan Asy-Syak
merupakan perkara yang membatalkan wudhu seseorang. Apa yang
dimaksud dengan Ar-Riddah dan Asy-Syak? Ar-Riddah adalah
orang yang keluar dari Islam (murtad).Asy-Syak adalah munculnya
perasaan ragu-ragu pada seseorang apakah ia sedang dalam
keadaan berwudhu atau sedang hadats. Jadi, jika Anda merasa
ragu-ragu mengenai thaharoh badan Anda, menurut Madzhab
Maliki ini diwajibkan untuk wudhu kembali. Hingga Anda merasa
yakin.
E. Hal-hal yang membatalkan tayamum
1. Segala yang membatalkan wudhu’ membatalkan tayammum
2. Melihat air sebelum sholat, kecuali yang bertayammum karena sakit. Dalil
mengenai tayamum berlandaskan pada Al-Qur'an dan hadits.

۟ :‫آ ًء فَتَيَ َّم ُم‬::‫ُوا م‬


۟ ٰ
‫وا‬: َ ‫ د‬:‫ض ٰ ٓى َأوْ َعلَ ٰى َسفَ ٍر َأوْ َجآ َء َأ َح ٌد ِّمن ُكم ِّمنَ ْٱلغَآِئ ِط َأوْ لَ َم ْستُ ُم ٱلنِّ َسآ َء فَلَ ْم تَ ِج‬
َ ْ‫وَِإن ُكنتُم َّمر‬
‫ورًا‬:::::::ُ‫ ًّوا َغف‬:::::::ُ‫انَ َعف‬:::::::‫ ِدي ُك ْم ۗ ِإ َّن ٱهَّلل َ َك‬:::::::ْ‫و ِه ُك ْم َوَأي‬:::::::ُ‫ُوا بِ ُوج‬ ۟ ‫ح‬:::::::‫ا فَٱ ْم َس‬:::::::ً‫ ِعيدًا طَيِّب‬:::::::‫ص‬
َ
Artinya: "Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari
tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu
tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik
(suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha
Pemaaf lagi Maha Pengampun." (QS. An Nisaa': 43)
Maksudnya: tayammum seseorang akan batal setelah air sudah ada.
Adapun kalau adanya air itu setelah selesainya sholat,maka sholat kita sah
saja dan tidak wajib qadha’. Dan demikian pula jika kita menemukan air
sebelum sholat atau akan mulai sholat, kita di anjurkan untuk
bertayammum.
F. Pengertian Mandi Junub
Dalam bahasa arab, mandi berasal dari kata Al-Ghuslu, yang artinya
mengalirkan airpada sesuatu. Menurut istilah,Al-Ghuslu adalah menuangkan
air ke seluruh badan dengan tatacara yang khusus bertujuan untuk
menghilangkan hadast besar. Mandi wajib dalam islamditujukan untuk
membersihkan diri sekaligus mensucikan diri dari segala najis atau
kotoranyang menempel pada tubuh manusia.
Secara Umum Mandi wajib atau Mandi Junub atau Mandi Besar yakni merupakan
mandi yang dilakukan dengan menggunakan air bersih dan suci yakni dengan
cara khusus yangtelah diatur dengan menyiramkan atau mengalirkan air ke
seluruh bagian tubuh dari ujungrambut sampai dengan ujung kaki hingga
bersih. Mandi disyariatkan dalam islam berdasarkanfirman Allah Subhanahu
wa Ta’ala dalam surah Al Maidah ayat 6

Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka
basuhlahmukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu
dan (basuh) kakimu sampai dengankedua mata kaki, dan jika kamu junub maka
mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan ataukembali dari tempat
buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh
air,maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu
dan tanganmu dengan tanahitu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi
Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu,
supaya kamu bersyukur. (Q.S. Al-Maidah(5):6)
G. Syarat dan ketentuan mandi junub
a. Syarat mandi junub
Syarat Sah Mandi junub adapun syarat sah melakukan mandi junub adalah
sebagai berikut.
1. Islam.
2. Tamyis, orang mumayyiz ialah orang yang sudah dapat membedakan
segala perbuatan manusia yang baik dan yang buruk.
3. Dengan menggunakan air yang mutlaq (air yang suci dan mensucikan).
4. Tidak ada yang menghalangi sampainya air pada anggota badan seperti:
cat, getah, dan lain-lain. Dan tidak dalam keadaan haid atau nifas.
b. Ketentuan mandi wajib
Mandi junub dilakukan untuk membersihkan dan menyucikan diri dari hadas
besar.Mandi junub harus diawali dengan membaca doa niat.Niat yang
dibaca ketika mandi wajib setelah berhubungan intim
"Nawaitul ghusla liraf'il hadatsil akbari minal janabati fardhan lillahi ta'ala."
Artinya: "Dengan menyebut nama Allah aku niat mandi untuk menghilangkan
hadas besar dari jinabah, fardu karena Allah Ta'ala."
Niat yang dibaca ketika mandi wajib setelah nifas dan haid jika hadas besar
pada perempuan disebabkan karena keluarnya darah dari organ intim setelah
melahirkan atau nifas, maka niat mandi wajib yang harus dibaca adalah
sebagai berikut:
"Nawaitu ghusla liraf'il hadatsil akbar minan nifasi fardhan lillahi ta'ala."
Artinya: "Dengan menyebut nama Allah aku niat mandi untuk menghilangkan
hadas besar dari nifas, fardu karena Allah Ta'ala."
Setelah membaca niat, dilanjutkan dengan tata cara mandi wajib atau junub.
Langkahnya sama baik untuk laki-laki maupun perempuan.
Tata cara mandi wajib sesuai tuntunan Rasulullah SAW
1. Membaca niat mandi wajib.Membaca doa niat sebelum mandi junub
hukumnya wajib sebab bacaan niat yang membedakan antara mandi
wajib dan mandi biasa. Anda bisa membaca niat mandi wajib tanpa
perlu melafalkan atau cukup di dalam hati.
2. Sesuai sunnah Rasulullah, cuci tangan atau basuh tangan kiri dan kanan
sebanyak 3 kali agar bersih dan terhindar dari najis.
3. Membersihkan kemaluan dan bagian tubuh lain yang dianggap kotor
atau tersembunyi menggunakan tangan kiri, seperti dubur, ketiak, pusar,
hingga sela-sela jari kaki.
4. Mengulangi mencuci kedua tangan. Setelah membersihkan bagian
tubuh yang kotor dan tersembunyi, tangan perlu dicuci ulang dengan
dibilas air langsung atau dicuci dengan sabun baru dibilas.
5. Lanjutkan berwudu seperti tata cara wudu saat hendak melakukan salat.
6. Membasuh rambut dan kepala dengan jari-jari basah yang sudah
dicelup ke air.
7. Mengguyur kepala sebanyak tiga kali hingga seluruh bagian kepala dan
kulit basah oleh air.
8. Setelah itu, siram tubuh secara merata dengan mengguyurnya dari
ujung rambut hingga ujung kaki, dimulai dari bagian kanan terlebih
dahulu kemudian bagian kiri.
9. Saat melakukan rangkaian tata cara mandi wajib, pastikan juga lipatan
kulit atau area mana saja dari tubuh yang tersembunyi ikut dibersihkan.
Tata cara mandi junub bagi wanita setelah haid dan nifas, serta pria
secara umum sebenarnya sama saja. Perbedaannya hanya pada doa niat yang
harus dibaca sebelum melakukan mandi wajib.Selain itu, tata cara mandi
junub ini penting karena ada bagian tubuh yang harus diperhatikan dan
benar-benar dibersihkan. Oleh sebab itu, pastikan membersihkan seluruh
bagian tubuh sampai ke seluruh daerah lipatan kulit ketika mandi junub.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
1. thaharah adalah bersih dan suci dari segala hadas dan najis, atau dengan kata
lain membersihkan dan mensucikan diri dari segala hadas dan najis yang
dapat menghalangi pelaksanakan ibadah seperti salat atau ibadah lainnya.
2. Berwudhu adalah tindakan yang harus dilakukan seorang Muslim sebelum
melaksanakan shalat, karena wudhu sendiri merupakan salah satu syarat sah
shalat.Pengertian wudhu sendiri menurut syara’ adalah, membersihkan
anggota wudhu untuk menghilangkan hadats kecil.
3. tayamum adalah sebagai proses mengusapkan debu atau tanah yang suci
pada muka dan kedua tangan sebagai pengganti wudhu dan mandi besar,
untuk dapat melaksanakan ibadah, seperti sholat.
4. Hal-hal yang membatalkan wudhu dan tayamum
a. Yang membatalkan wudhu
1) Keluar sesuatu melewati satu dari dua jalan
2) Hilang akal
3) Bertemu dua kemaluan laki-laki dan perempuan
4) Menyentuh kemaluan
5) Semua yang keluar dari qubul dan dubur
6) Memandikan jenazah
b. Yang membatalkan tayamum
1) Segala sesuatu yang membatalkan wudhu membatalkan tayamum
2) Melihat air sebelum sholat
5. Secara Umum Mandi wajib atau Mandi Junub atau Mandi Besar yakni
merupakan mandi yang dilakukan dengan menggunakan air bersih dan suci
yakni dengan cara khusus yangtelah diatur dengan menyiramkan atau
mengalirkan air ke seluruh bagian tubuh dari ujungrambut sampai dengan
ujung kaki hingga bersih.
6. Syarat dan ketentuan mandi junub
a. Syarat mandi junub
1) Islam
2) Tamsyis
3) Dengan menggunakan air yang mutlak
4) Tidak ada yang menghalangi anggota badan
5) Tidak dalam keadaan hait atau nifas
b. Ketentuan mandi junub
1) Membaca niat
2) Mencuci dua tanggan
3) Membersihkan kemaluan
4) Mengulangi mencuci kedua tanggan
5) Berwudhu
6) Membasahi rambut dan kepala dengan jari yang sudah di celupkan
air
7) Menguyur kepala sebanyak tiga kali
8) Siram tubuh secara merata
9) Area tubuh yang tersembunyi ikut basah
DAFTAR PUSTAKA

Drs. H. Moh. Rifa’I, Ilmu Fiqih Islam Lengkap. (Semarang : PT. Karya Toha
Putra, 1978). http://surat alquran.blogspot.co.id/2012/09/wudhu.html?m=1
Muhammad Azzam, Abdul Aziz.2010.Fiqih Ibadah.Jakarta : Amzah.
http://zulkhulafair.blogspot.co.id/2013/03/behaviorurldefaultvmlo.html?
m=1http://maqollah.blogspot.co.id/2013/10/makalah wudhu.html?m=1
Maftuhin,Anis.2006.Rahasia-Rahasia Besar Di Balik Perintah Wudhu. Bekasi:
Rabhita Press http://www.fiqihmuslim.com/2014/09/hal-hal-yang
membatalkan-wudhu.html?m=1
Muhammad Ali, Ilmu Aqidah, Bandung: Rineka Cipta, 2002 Http://blogspot.
Com/ tata cara tayammum.2012

Anda mungkin juga menyukai