AGAMA ISLAM
NAMA KELOMPOK 2 :
JATSIAH ALI
2261201036
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
SAMPUL.................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................... 1
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.2 Istinja............................................................................... 5
3.1 Kesimpulan...................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang
6. Tidak buang air kecil atau besar di tempat berteduh manusia, atau di jalan
mereka, atau di air mereka, atau di pohon-pohon mereka yang berbuah. Nabi
bersabda:
"Takutlah kepada tiga tempat laknat; buang air besar di aliran air, di tengah
jalan, dan di tempat berteduh" (HR Hakim).
"Jika dua orang buang air besar, maka hendaklah setiap orang dari keduanya
bersembunyi dari orang satunya, dan keduanya jangan mengobrol karena Allah
membenci hal tersebut" (HR Ahmad).
2.2 Istinja
Dalam ilmu fiqih, istinja adalah membersihkan sesuatu (najis)
yang keluar dari qubul atau dubur menggunakan air atau batu dan
benda sejenisnya yang bersih dan suci. Syaikh Abdurrahman Al-
Juzairi dalam Fikih Empat Madzhab Jilid 1 menjelaskan, istilah
ini disebut juga dengan istithabah atau istijmar.
Hukum Istinja
1. Wajib: Istinja hukumnya wajib jika yang keluar adalah najis yang
kotor lagi basah. Seperti air seni, madzi, dan kotoran manusia.
2. Sunnah: Istinja hukumnya sunnah jika yang keluar adalah najis
yang tidak kotor. Contohnya cacing.
3. Mubah: Jika beristinja dari keringat.
4. Makruh: Istinja hukumnya makruh jika yang keluar adalah kentut.
5. Haram: Haram namun sah jika beristinja dengan benda hasil
ghashab. Istinja hukumnya haram dan tidak sah jika beristinja dengan
benda yang dimuliakan seperti buah-buahan.
6. Khilaf al-aula yakni antara mubah dan makruh: Jika beristinja
dengan air zam-zam.
1. Bersuci lahiriah
Beberapa contoh yang bersifat lahiriah adalah membersihkan diri,
tempat tinggal dan lingkungan dari segala bentuk kotoran, hadas dan
najis. Membersihkan diri dari najis adalah membersihkan badan,
pakaian atau tempat yang didiami dari kotoran sampai hilang rasa,
bau dan warnanya.
6. Air ajin (air yang berupa karena diam atau kecampuran dengan
sesuatu yang suci). Berdasarkan hadits ummi hani’, bahwasannya :
7. Air yang tercampur dengan najis tetapi tidak merubah salah satu
dari ketiga sifatnya. Rasulullah sallallaahu ‘alaihi wa sallam
bersabda
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan