Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

Hadis Ahkam Ibadah

“MANDI WAJIB”

Dosen Pengampu :
Rahmawaty, MA

Di Susun Oleh :

1. ADE INDAH PURNAMA (1421037)


2. SHAFIRA AZHARI (1421054)

HUKUM PIDANA ISLAM


FAKULTAS SYARI’AH
UIN SJECH M. DJAMIL DJAMBEK
(UIN BUKITTINGGI)
2021/2022
Kata Pengantar

Segala puji bagi Allah SWT yang masih memberikan saya nikmatnya sehingga saya mampu
membuat makalah ini sebagai pemenuhan tugas kuliah dan pembelajaran.
Shalawat dan salam saya haturkan kepangkuan Nabi Muhammad SAW yang telah berjuang
menegakkan kalimat Laa Ilaaha Illallah sehingga kita semua dapat merasakan nikmatnya iman
dan taqwa.
Makalah ini saya buat demi pemenuhan tugas kuliah dan berharap mendapatkan pelajaran agar
dapat dipraktikkan dalam kehidupan nyata. Adapun judul makalah ini yaitu Tayammum yang
berisi hadits-hadits yang menyangkut dengan rukun, syarat dan hal-hal yang membatalkan
tayammum. Terimakasih pula saya ucapkan kepada seluruh pihak yang membantu saya dalam
peyelesaian dan memahami tentang materi ini.
Demikianlah makalah ini saya buat dan berharap mendapatkan nila yang memuaskan.

Bukittinggi, 29 September 2022


Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ii

DAFTAR ISI ..........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................4

A. Latar Belakang .............................................................................................4


B. Rumusan Masalah ........................................................................................4
C. Tujuan ..........................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................5

A. Pengertian Mandi Junub ...............................................................................5


B. Sebab – Sebab Mandi Junub.........................................................................5
C. Syarat – Syarat Mandi Junub .......................................................................6
D. Ruku Mandi Junub .......................................................................................6
E. Sunnah Mandi Junub ....................................................................................8

BAB III PENUTUP ................................................................................................9

A. Kesimpulan ..................................................................................................9
B. Saran .............................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kebersihan adalah sebagian dari iman.Islam merupakan agama yang bersih yang
menghendaki setiap pengikutnya memiliki jasmani dan rohani yang bersih untuk melaksanakan
ibadah kepada Allah SWT. Salah satu ibadah yang wajib kita kerjakan sehari-hari adalah shalat.
Shalat merupakan tiang agama dan amal perbuatan yang akan dihisab pertama kali. Jika
shalatnya sah, maka amalnya pun diterima. Sedangkan jika shalatnya tidak sah, maka ditolaklah
seluruh amalannya. Salah satu syarat agar shalatnya sah adalah suci dari hadats, baik hadats kecil
maupun hadats besar. Apabila orang muslim berhadats besar, maka ia wajib bersuci, yaitu
dengan mandi. Selain tuntutan dari Allah, mandi juga berguna bagi kesehatan kita.Dengan
demikian kita harus mengetahui tentang hal-hal yang berkaitan dengan mandi, sehingga mandi
yang dilakukan itu sah menurut ajaran syari’at ibadah.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Mandi Junub atau Mandi Wajib ?


2. Apa Saja Sebab – sebab mandi Wajib ?
3. Apa Saja Syarat Mandi Wajib ?
4. Apa Saja Rukun Mandi Wajib ?
5. Apa Saja Sunnah – Sunnah Mandi Wajib ?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan Penulisan Makalah ini adalah untuk menambah wawasan kita tentang mandi
besar atau mandi wajib ini, mulai dari definisi mandi wajib sampai Sunnah – Sunnah yang dapat
dilakukan saat mandi wajib

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Mandi Junub atau Mandi Wajib


Dalam bahasa arab, mandi berasal dari kata Al-Ghuslu, yang artinya mengalirkan air
pada sesuatu. Menurut istilah, Al-Ghuslu adalah menuangkan air ke seluruh badan dengan tata
cara yang khusus bertujuan untuk menghilangkan hadast besar. Mandi wajib dalam islam
ditujukan untuk membersihkan diri sekaligus mensucikan diri dari segala najis atau kotoran yang
menempel pada tubuh manusia.
Secara Umum Mandi wajib atau Mandi Junub atau Mandi Besar yakni merupakan
mandi yang dilakukan dengan menggunakan air bersih dan suci yakni dengan cara khusus yang
telah diatur dengan menyiramkan atau mengalirkan air ke seluruh bagian tubuh dari ujung
rambut sampai dengan ujung kaki hingga bersih. Mandi disyariatkan dalam islam berdasarkan
firman Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam surah Al Maidah ayat 6.

Artinya :Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka
basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan
(basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah,
dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus)
atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah
dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu.
Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan
menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.(QS. Al –Maidah
(5):6)

B. Sebab – Sebab Mandi Wajib.

Dalam Islam, ada kondisi-kondisi dimana seorang muslim atau muslimah diwajibkan
untuk melaksanakan mandi (mandi wajib). Hal-hal tersebut membuat seseorang terhalang untuk
shalat, masuk ke dalam masjid, dan juga melaksanakan ibadah lainnya karena dalam kondisi
yang tidak suci. Berikut sebab – sebab yang mengharuskan seseorang mandi wajib :

5
 Keluarnya Mani dengan Syahwat
 Bertemunya/bersentuhannya alat kelamin laki-laki dan wanita, walaupun tidak
keluar mani
 Haid dan Nifas
 Meninggal

C. Syarat – syarat Mandi Wajib


1. Islam.
2. Tamyis, orang mumayyiz ialah orang yang sudah dapat membedakan segala
perbuatan manusia yang baik dan yang buruk.
3. Dengan menggunakan air yang mutlaq (air yang suci dan mensucikan).
4. Tidak ada yang menghalangi sampainya air pada anggota badan seperti: cat, getah,
dan lain-lain.
5. Tidak dalam keadaan haid atau nifas.

D. Rukun Mandi Wajib

Cara mandi dalam islam disampaikan teknisnya oleh Rasulullah SAW, untuk
menunjukkan cara mensucikan diri yang benar. Untuk melaksanakan mandi wajib, berikut cara-
caranya :
1. Niat Mandi Wajib

Segala sesuatu berasal dari niatnya. Untuk itu, termasuk pada pelaksanaan mandi wajib
pun juga harus diawali dari niat. Untuk pelafadzan niat adalah Setelah itu bisa kita mengucapkan
bismillah, sebagai permulaan untuk mensucikan diri.

2. Membasuh seluruh anggota badan yang zahir.

6
“Ummu Salama RA, aku bertanya kepada Rasulullah SAW tentang cara-cara mandi,
beliau bersabda, “Memadailah engkau jiruskan tiga raup air ke kepala. Kemudiian ratakannya
ke seluruh badan. Dengan cara itu, sucilah engkau” (HR Muslim)

Membasuh semua anggota badan termasuk kulit atau rambut dengan air serta meratakan
air pada rambut hingga ke pangkalnya. Selain itu wajib juga membasuh dengan air ke seluruh
badan termasuk rambut-rambut, bulu yang ada pada seluruh anggota badan, telinga, kemaluan
bagian belakang ataupun depan.

3. Rambut dalam kondisi terurai/tidak terikat

Untuk mandi besar, maka rambut harus dalam kondisi terurai atau tidak terikat. Hal ini
untuk benar-benar mensucikan seluruh tubuh, sedangkan jika terikat maka tidak sempurna
mandinya. Dikhawtirkan tidak semua bagian dibasuh atau terkenai air. Selain itu, bisa juga
selepas dalam kondisi junub atau haidh bagi wanita mencukur bulu kemaluan. Mencukur bulu
kemaluan dalam islam adalah suatu yang juga sangat dianjurkan dan mencukur bulu kemaluan
pria dalam islam pun sangat dianjurkan. Hal ini bisa menambah kebersihan, dan tidak banyak
kotoran yang bersisa yang masih melekat dalam bulu di badan.

Hal-hal berikut adalah cara mandi yang baik menurut Rasulullah dalam hadist yang
diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim. Muslim yang melaksanakannya maka akan sesuai
sebagaimana Rasulullah melakukannnya. Tahapannya adalah sebagai berikut :

a) Terlebih dahulu mencucui tangan sebanyak tiga kali, sebelum tangan tersebut
digunakan mandi, atau dimasukkan ke dalam tempat pengambilang atau penampungan
air

b) Untuk membersihkan kemaluan dan kotoran, maka hendaklah untuk menggunakan


tangan kiri, bukan tangan kanan. Tangan kanan digunakan untuk makan, sedangkan
tidak mungkin menggunakannya untuk membersihkan kemaluan.

c) Setelah membersihkan kemaluan, maka cucilah tangan dengan menggosokkannya pada


tanah, bisa juga dengan sabun agar hilang kotoran tersebut dari tangan.

d) Berwudhu dengan cara berwudhu yang benar sesuai aturan/rukunnya dalam islam,
selagi akan melakukan shalat.

7
e) Mengguyur air pada kepala sebanyak tiga kali

f) Mencuci kepala (keramas) mulai dari kepala bagian kanan ke bagian kiri dan
membersihkannya hingga sela-sela rambut, agar benar-benar bersih dan sempurna

g) Mengguyur air mulai dari sisi badan sebelah kanan lalu pada sisi sebelah kiri.

E. Sunnah – Sunnah Mandi Wajib


Jadi, lima hal yang disunnahkan ketika melaksanakan mandi besar adalah:
1) membaca basmalah. Karena setiap sesuatu memang lebih baik diawali dengan
membaca basmalah. Dan membaca basmalahnya di dalam hati, menimbang
posisinya sedang berada di dalam kamar mandi.
2) berwudu sebelum mandi besar. Dan di dalam niat wudunya disertakan bahwa
wudunya ini adalah bagian dari sunnah-sunnahnya mandi.
3) menjalankan tangannya ke seluruh badan. Artinya, ia meratakan air ke seluruh
badan dengan tangannya. Tidak dengan pancuran atau selang. Dari ujung rambut
sampai ujung kaki dengan cara menggosok-gosoknya.
4) terus menerus. Yakni, tidak diselingi dengan jeda apapun, misalnya setelah
membasuh kepala ia tinggal sebentar, kemudian baru membasuh anggota yang lain.
Maka yang dimaksud dengan terus menerus tidak seperti itu. Tetapi setelah
membasuh kepala, langsung membasuh badan, tangan dan anggota-anggota yang
lain. Tidak diselingi dengan jeda. Dan inilah yang disunnahkan.
5) mendahulukan anggota badan yang kanan dan mengakhirkan yang kiri. Bukan
sebaliknya

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Mandi wajib tidaklah seperti mandi yang biasa kita lakukan dalam keseharian kita.
Namun mandi untuk menghilangkan hadats besar yang ada pada diri kita dan dalam sebuah
moment yang khusus pula. Mandi wajib dapat dilakukan dengan berbagai macam cara dengan
tetap mengikuti madzhab yang baik dan benar juga tidak melenceng dari syariat Islam serta yang
melakukan pun merasa nyaman melakukannya

B. Saran
Sebagai umat muslim kita harus menjaga kebersihan diri, baik itu dalam kehidupan
sehari – hari maupun pada saat melaksanakan ibadah

9
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Qadir Ar – Rahbawi,2007. Panduan Shalat Menurut 4 madzhab,(Jakarta : Pustaka Al


Kautsar)

Bincang Syariah,”Sunnah Mandi Wajib” diakses dari https://bincangsyariah.com/ubudiyah/lima-


hal-yang-disunnahkan-ketika-mandi-besar/ tanggal 01 Maret 2020

Dalam Islam,“Mandi Wajib : Pengertian, Syarat, Rukun dan Cara Pelaksanannya” diakses dari :
https://dalamislam.com/info-islami/mandi-wajib pada tanggal 01 Maret 2020.

10

Anda mungkin juga menyukai