Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

MANDI WAJIB SETELAH HAID DAN IHTILAM


Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fiqih MI
Dosen Pengampu: Jumrah, M.Pd.I

Disusun Oleh:

Kelompok 3
Aisyah Akmalia Tribuana A 2111100007

Nurafifah Cintha Imaniari 2111100090

Nur Annisaa Indah Pratiwi 2111100271

Nur Rahma Aulia Arasy 2111100272

Rachma Melia Putri 2111100351

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas mata kuliah Fiqih MI dengan judul: “Mandi Wajib Setelah Haid
dan Ihtilam” dengan tepat waktu. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dengan memberi masukan dalam pembuatan
makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, baik dari segi
penyajian materi maupun dari penyusunan kalimatnya. Karena itu saran dan kritik
yang bersifat konstruktif senantiasa kami harapkan guna melengkapi dan
menyempurnakan makalah ini, sehingga dapat memberikan manfaat untuk para
pembaca.

Bandar Lampung, 28 November 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................ ii


DAFTAR ISI ...................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 4
B. Rumusan Masalah .................................................................... 4
C. Tujuan ...................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Mandi Wajib dan Ihtilam ........................................ 5
B. Tata Cara Bersuci dari Hadas Besar .......................................... 5
C. Hikmah Mandi Wajib ............................................................... 8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................. 9
B. Saran ........................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bersuci merupakan hal yang sangat erat kaitannya dan tidak dapat
dipisahkan dengan ibadah shalat dan haji. Tanpa bersuci orang yang berhadas tidak
dapat menunaikan ibadah tersebut. Banyak orang mukmin yang tidak tahu bahwa
sesungguhnya bersuci memiliki tata cara atau aturan yang harus dipenuhi. Jika tidak
dipenuhi, maka tidak akan sah bersucinya dan ibadahnya juga dianggap tidak sah.
Terkadang terdapat problem ketika orang tidak menemukan air, maka Islam
memudahkan orang tersebut untuk melakukan tayammum sebagai ganti mandinya
dan alat bersucinya dengan menggunakan debu. 1
Mandi besar, mandi junub atau mandi wajib merupakan mandi yang
menggunakan air suci dan bersih yang mensucikan dengan menggalirkan air
tersebut ke seluruh tubuh dari ujung rambut sampai ujung kaki. Tujuan dari mandi
besar adalah untuk menghilangkan hadas besar yang harus dihilangkan sebelum
melakukan ibadah shalat. Maka dari itu, sebagai umat Islam sangat penting
mengetahui tata cara mandi besar sesuai dengan tuntutan Rasulullah Saw agar
ibadah kita diterima oleh Allah dan mendapatkan pahala.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Mandi Wajib dan Ihtilam?
2. Bagaimana Tata Cara Bersuci dari Hadas Besar?
3. Apa Hikmah dari Mandi Wajib?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Mandi Wajib dan Ihtilam.
2. Untuk mnegetahui Tata Cara Bersuci dari Hadas Besar.
3. Untuk mengetahui Hikmah dari Mandi Wajib.

4
1
Imron Abu Umar, Fathul Qarib (Kudus: Menara Kudus, 1982), h. 2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Mandi Wajib dan Ihtilam

 Mandi
Mandi dalam bahasa Arab disebut dengan istilah al-ghusl. Kata ini memiliki makna
yaitu menuangkan air ke seluruh tubuh. Mandi menurut bahasa yaitu mengalirnya
air secara mutlak, baik di anggota badan atau lainnya. Sedangkan menurut istilah Syara'
ialah mengalirkan air mutlaq ( air yang suci mensucikan) ke seluruh tubuh mulai dari ujung
rambut sampai ujungkaki dengan syarat-syarat tertentu dan disertai dengan niat.2 Mandi
telah disyariatkan agama, baik untuk kebersihan maupun menghilangkan hadast, sebagai
syarat suatu ibadah ataupun tidak.

 Ihtilam
Mimpi basah atau ihtilam merupakan hal alami pada laki-laki dan perempuan
sebagai tanda kedewasaan. Ada kalanya ihtilam tidak disertai mimpi terlebih dahulu, tiba-
tiba mendapati pakaian sudah basah oleh sperma.

B. Tata Cara Bersuci dari Hadas Besar


Tidak seperti bersuci dari hadas kecil yang cukup dilakukan melalui wudu, bersuci
dari hadas besar harus dilakukan dengan mandi janabah. Mandi janabah atau mandi junub
termasuk bagian dari ibadah dan diganjar pahala bagi yang melakukannya. Selain itu, tanpa
bersuci dari hadas besar, seorang muslim juga tak bisa melaksanakan ibadah salat, berdiam
diri di masjid, memegang mushaf Alquran, dan lain sebagainya.
Pada ayat di bawah ini menjelaskan bahwa dalam islam sangat mewajibkan para
umatnya untuk menjaga kebersihan juga kesucian pada diri. Fungsi Al-Quran bagi manusia
salah satunya merupakan memberikan informasi yang berhubungan kehidupan sehari-hari,
salah satunya adalah menjaga kebersihan dan kesucian.

2
Ali Musthafa Ya’kub, Kritik Hadis (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2008), h. 43.
5
Artinya : “Hai kalian para orang – orang yang beriman, jika ingin menjalankan shalat
maka basuhlah bagian wajahmu juga tanganmu hingga ke siku, dan basuhlah bagian
kepalamu dan basuh kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka
mandilah, dan ketika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang
air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka tayamum
lah dengan tanah yang bersih, basuh mukamu dan tanganmu menggunakan tanah itu.
Allah tidak hendak menyulitkanmu, namun Dia hendak membersihkan kamu serta
menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.” (QS : Al-Maidah : 6)

Disebutkan beberapa kondisi yang menjadikan seseorang berhadas besar, sebagai


berikut:
 Melakukan hubungan seksual;
 Keluar sperma (mani);
 Menstruasi (haid);
 Melahirkan;
 Nifas (keluar darah setelah melahirkan); dan
 Meninggal dunia.

1. Niat
Semua sesuatu tentu berasal dari niatnya. Maka dari itu, termasuk pada pelaksanaan
mandi wajib pun wajib diawali dari niat. Untuk bacaan niatnya adalah

Artinya: “Aku berniat untuk mengangkat hadas besar kerana Allah Taala”.

 Niat Mandi Wajib Setelah Berhubungan Intim dan Ihtilam

Artinya: “Dengan menyebut nama Allah aku berniat mandi untuk membersihkan hadas
besar dari jinabah, fardu karena Allah Ta’ala.”

 Niat Mandi Wajib Setelah Nifas

‫ْع‬
ِ ‫َف‬
‫لر‬ ‫ُسْل‬
ِ َ ْ ُ
‫الغ‬ ‫يت‬َْ
‫نو‬َ
6
ِ‫اسِ هلل‬‫ِّف‬
ِ َ ِ ََ
‫دثِ الن‬‫ح‬
‫الى‬َ َ‫تع‬َ
Artinya: “Dengan menyebut nama Allah aku niat mandi untuk menghilangkan hadas
besar dari nifas, fardu karena Allah Ta’ala.”

 Niat Mandi Wajib Setelah Haid

‫ْع‬
ِ ‫َف‬
‫لر‬ِ َ‫ُسْل‬ ْ ُ
‫الغ‬ ‫يت‬َْ‫نو‬َ
ِْ
‫ض‬ ‫َ الح‬
‫َي‬ ‫ِن‬‫ِ م‬ ‫ْب‬
‫َر‬ ‫ْالَك‬ ََ
‫دثِ ا‬ ْ
‫الح‬
َ َ
‫الى‬ َ ِ‫ِ هلل‬
‫تع‬ ‫ًا‬ ‫َر‬
‫ْض‬ ‫ف‬
Artinya: “Dengan menyebut nama Allah aku niat mandi untuk menghilangkan hadats
besar disebabkan haid karena Allah Ta’ala.”

2. Mencuci Kedua Tangan


Salah satu hal yang harus dilakukan ketika mandi wajib adalah mencuci kedua tangan.
Mencuci kedua tangan ini bisa dengan tanah atau sabun, lalu dibilas sebelum dimasukkan
ke tempat air.

3. Mencuci Dua Kemaluan


Caranya dengan menumpahkan air dari tangan kanan ke tangan kiri dan dengan tangan
kiri itulah kemaluan dan dubur dicuci dan dibersihkan.

4. Membersihkan Najis
Selain dua kemaluan, juga disunnahkan terlebih dahulu untukmembersihkan semua
najis yang sekiranya masih melekat di badan.

5. Berwudhu
Setelah semua suci dan bersih dari najis, maka disunnahkan
untuk berwudhu sebagaimana wudhu' untuk shalat. Jumhur ulama mengatakan bahwa
disunnahkan untuk mengakhirkan mencuci kedua kaki. Maksudnya,wudhu' itu tidak pakai
cuci kaki, cuci kakinya nanti setelah mandi janabah usai. 3

6. Membersihkan Sela-sela Jari


Di antara yang dianjurkan juga adalah memasukan jari-jari tangan

7
3
Abdul Qadir Ar– Rahbawi, Panduan Shalat Menurut 4 madzhab, (Jakarta: Pustaka Al Kautsar, 2007) h.
106
yang basah dengan air ke sela-sela rambut, sampai ia yakin bahwa kulit kepalanya telah
menjadi basah.

7. Menyiram kepala
Sunnah juga untuk menyiram kepala dengan 3 kali siraman sebelummembasahi semua
anggota badan.

8. Membasahi Seluruh Badan


Ketika mandi dan membasahi semua bagian badan, ada keharusan untuk meratakannya.
Jangan sampai ada anggota badan yang tidak terbasahi air. Misalnya, kalau ada orang yang
memakai pewarna rambut atau kuku yang sifatnya menghalangi tembusnya air, maka
mandi itu menjadi tidak sah. Tergantung jenis pewarnanya, kalau tembus air atau menyatu
menjadi bagian dari rambut atau kuku, tentu tidak mengapa. Tetapi kalau tidak tembus dan
menghalangi, maka mandinya tidak sah. Sebelum mandi harus dihilangkan terlebih dahulu

C. Hikmah Mandi Wajib

Adapun hikmah dari melakukan mandi wajib 4 yaitu :


1. Dapat mendekatkan diri kepada allah, sebab mandi adalah ibadah dan setelah
itupun seseorang dapat menjalankan ibadah seperti Sholat,membaca Al-Quran dan
sebagainya.
2. Dapat menetralisasi pengaruh kejiwaan yang ditimbulkan akibat pergaulan
seksual.
3. Dapat memulihkan kekuatan, semangat, kesegaran, dan membersihkan kotoran.
4. Menambah kekhusukan dalam beribadah.
5. Mendapatkan pahala, karena menjalankan perintah/syariat agama.
6. Dapat memulihkan kesadaran, kesegaran dan ketenangan pikiran.

8
4
Achmad Sunarto, Fiqih Islam Lengkap, (Bandung: Husaini, 1995), h. 64
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
a. Mandi
Mandi dalam bahasa Arab disebut dengan istilah al-ghusl. Kata ini
memiliki makna yaitu menuangkan air ke seluruh tubuh.
Ihtilam
Mimpi basah atau ihtilam merupakan hal alami pada laki-laki dan
perempuan sebagai tanda kedewasaan.
b. Tata Cara Bersuci dari Hadas Besar
 Niat
 Mencuci Kedua Tangan
 Mencuci Dua Kemaluan
 Membersihkan Najis
 Berwudhu
 Membersihkan Sela-sela Jari
 Menyiram Kepala
 Membasahi Seluruh Badan

c. Hikmah Mandi Wajib


1. Dapat mendekatkan diri kepada allah, sebab mandi adalah ibadah dan setelah
itupun seseorang dapat menjalankan ibadah seperti Sholat,membaca Al-Quran dan
sebagainya.
2. Dapat menetralisasi pengaruh kejiwaan yang ditimbulkan akibat pergaulan
seksual.
3. Dapat memulihkan kekuatan, semangat, kesegaran, dan membersihkan kotoran.
4. Menambah kekhusukan dalam beribadah.
5. Mendapatkan pahala, karena menjalankan perintah/syariat agama.
6. Dapat memulihkan kesadaran, kesegaran dan ketenangan pikiran.

B. Saran
Demikian penyajian makalah tentang Mandi wajib setelah haid dan Ihtilam
yang ditulis dengan segala kekurangan dan keterbatasan kami sebagai penulis.
Kritik dan saran yang membangun sangatlah kami harapkan agar dapat kami
jadikan sebagai masukan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.

9
DAFTAR PUSTAKA

Umar, Imron Abu. (1982). Fathul Qarib. Kudus: Menara Kudus.

Ya’kub, Ali Musthafa. (2008). Kritik Hadis. Jakarta: Pustaka Firdaus.

Juned, Daniel. (2010). Ilmu Hadis. Jakarta: Erlangga.

Ar-Rahbawi, Abdul Qadir. (2007). Panduan Shalat Menurut 4 madzhab. Jakarta: Pustaka
Al Kautsar.

Sunarto, Achmad. (1995). Fiqih Islam Lengkap. Bandung: Husaini.

10

Anda mungkin juga menyukai