Disusun Oleh:
Kelompok 3
Aisyah Akmalia Tribuana A 2111100007
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas mata kuliah Fiqih MI dengan judul: “Mandi Wajib Setelah Haid
dan Ihtilam” dengan tepat waktu. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dengan memberi masukan dalam pembuatan
makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, baik dari segi
penyajian materi maupun dari penyusunan kalimatnya. Karena itu saran dan kritik
yang bersifat konstruktif senantiasa kami harapkan guna melengkapi dan
menyempurnakan makalah ini, sehingga dapat memberikan manfaat untuk para
pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bersuci merupakan hal yang sangat erat kaitannya dan tidak dapat
dipisahkan dengan ibadah shalat dan haji. Tanpa bersuci orang yang berhadas tidak
dapat menunaikan ibadah tersebut. Banyak orang mukmin yang tidak tahu bahwa
sesungguhnya bersuci memiliki tata cara atau aturan yang harus dipenuhi. Jika tidak
dipenuhi, maka tidak akan sah bersucinya dan ibadahnya juga dianggap tidak sah.
Terkadang terdapat problem ketika orang tidak menemukan air, maka Islam
memudahkan orang tersebut untuk melakukan tayammum sebagai ganti mandinya
dan alat bersucinya dengan menggunakan debu. 1
Mandi besar, mandi junub atau mandi wajib merupakan mandi yang
menggunakan air suci dan bersih yang mensucikan dengan menggalirkan air
tersebut ke seluruh tubuh dari ujung rambut sampai ujung kaki. Tujuan dari mandi
besar adalah untuk menghilangkan hadas besar yang harus dihilangkan sebelum
melakukan ibadah shalat. Maka dari itu, sebagai umat Islam sangat penting
mengetahui tata cara mandi besar sesuai dengan tuntutan Rasulullah Saw agar
ibadah kita diterima oleh Allah dan mendapatkan pahala.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Mandi Wajib dan Ihtilam?
2. Bagaimana Tata Cara Bersuci dari Hadas Besar?
3. Apa Hikmah dari Mandi Wajib?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Mandi Wajib dan Ihtilam.
2. Untuk mnegetahui Tata Cara Bersuci dari Hadas Besar.
3. Untuk mengetahui Hikmah dari Mandi Wajib.
4
1
Imron Abu Umar, Fathul Qarib (Kudus: Menara Kudus, 1982), h. 2
BAB II
PEMBAHASAN
Mandi
Mandi dalam bahasa Arab disebut dengan istilah al-ghusl. Kata ini memiliki makna
yaitu menuangkan air ke seluruh tubuh. Mandi menurut bahasa yaitu mengalirnya
air secara mutlak, baik di anggota badan atau lainnya. Sedangkan menurut istilah Syara'
ialah mengalirkan air mutlaq ( air yang suci mensucikan) ke seluruh tubuh mulai dari ujung
rambut sampai ujungkaki dengan syarat-syarat tertentu dan disertai dengan niat.2 Mandi
telah disyariatkan agama, baik untuk kebersihan maupun menghilangkan hadast, sebagai
syarat suatu ibadah ataupun tidak.
Ihtilam
Mimpi basah atau ihtilam merupakan hal alami pada laki-laki dan perempuan
sebagai tanda kedewasaan. Ada kalanya ihtilam tidak disertai mimpi terlebih dahulu, tiba-
tiba mendapati pakaian sudah basah oleh sperma.
2
Ali Musthafa Ya’kub, Kritik Hadis (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2008), h. 43.
5
Artinya : “Hai kalian para orang – orang yang beriman, jika ingin menjalankan shalat
maka basuhlah bagian wajahmu juga tanganmu hingga ke siku, dan basuhlah bagian
kepalamu dan basuh kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka
mandilah, dan ketika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang
air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka tayamum
lah dengan tanah yang bersih, basuh mukamu dan tanganmu menggunakan tanah itu.
Allah tidak hendak menyulitkanmu, namun Dia hendak membersihkan kamu serta
menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.” (QS : Al-Maidah : 6)
1. Niat
Semua sesuatu tentu berasal dari niatnya. Maka dari itu, termasuk pada pelaksanaan
mandi wajib pun wajib diawali dari niat. Untuk bacaan niatnya adalah
Artinya: “Aku berniat untuk mengangkat hadas besar kerana Allah Taala”.
Artinya: “Dengan menyebut nama Allah aku berniat mandi untuk membersihkan hadas
besar dari jinabah, fardu karena Allah Ta’ala.”
ْع
ِ َف
لر ُسْل
ِ َ ْ ُ
الغ يتَْ
نوَ
6
ِاسِ هللِّف
ِ َ ِ ََ
دثِ النح
الىَ َتعَ
Artinya: “Dengan menyebut nama Allah aku niat mandi untuk menghilangkan hadas
besar dari nifas, fardu karena Allah Ta’ala.”
ْع
ِ َف
لرِ َُسْل ْ ُ
الغ يتَْنوَ
ِْ
ض َ الح
َي ِنِ م ْب
َر ْالَك ََ
دثِ ا ْ
الح
َ َ
الى َ ِِ هلل
تع ًا َر
ْض ف
Artinya: “Dengan menyebut nama Allah aku niat mandi untuk menghilangkan hadats
besar disebabkan haid karena Allah Ta’ala.”
4. Membersihkan Najis
Selain dua kemaluan, juga disunnahkan terlebih dahulu untukmembersihkan semua
najis yang sekiranya masih melekat di badan.
5. Berwudhu
Setelah semua suci dan bersih dari najis, maka disunnahkan
untuk berwudhu sebagaimana wudhu' untuk shalat. Jumhur ulama mengatakan bahwa
disunnahkan untuk mengakhirkan mencuci kedua kaki. Maksudnya,wudhu' itu tidak pakai
cuci kaki, cuci kakinya nanti setelah mandi janabah usai. 3
7
3
Abdul Qadir Ar– Rahbawi, Panduan Shalat Menurut 4 madzhab, (Jakarta: Pustaka Al Kautsar, 2007) h.
106
yang basah dengan air ke sela-sela rambut, sampai ia yakin bahwa kulit kepalanya telah
menjadi basah.
7. Menyiram kepala
Sunnah juga untuk menyiram kepala dengan 3 kali siraman sebelummembasahi semua
anggota badan.
8
4
Achmad Sunarto, Fiqih Islam Lengkap, (Bandung: Husaini, 1995), h. 64
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
a. Mandi
Mandi dalam bahasa Arab disebut dengan istilah al-ghusl. Kata ini
memiliki makna yaitu menuangkan air ke seluruh tubuh.
Ihtilam
Mimpi basah atau ihtilam merupakan hal alami pada laki-laki dan
perempuan sebagai tanda kedewasaan.
b. Tata Cara Bersuci dari Hadas Besar
Niat
Mencuci Kedua Tangan
Mencuci Dua Kemaluan
Membersihkan Najis
Berwudhu
Membersihkan Sela-sela Jari
Menyiram Kepala
Membasahi Seluruh Badan
B. Saran
Demikian penyajian makalah tentang Mandi wajib setelah haid dan Ihtilam
yang ditulis dengan segala kekurangan dan keterbatasan kami sebagai penulis.
Kritik dan saran yang membangun sangatlah kami harapkan agar dapat kami
jadikan sebagai masukan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.
9
DAFTAR PUSTAKA
Ar-Rahbawi, Abdul Qadir. (2007). Panduan Shalat Menurut 4 madzhab. Jakarta: Pustaka
Al Kautsar.
10