IBADAH AKHLAK
DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK 3
Risa Novianti (1905025034)
Nanda rahayu (1905025035)
Firli Isda Fauziah(1905025041)
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul…………….…………………………………1
Kata Pengantar ………………………………………………2
Daftar isi ……………………………………………………..3
BAB I PENDAHULUAN……………………………………4
1.1 Latar Belakang Masalah …………………………………4
1.2 Rumusah Masalah ………………………………………..6
1.3 Tujuan Penulisan …………………………………………6
1.4 Manfaat Penulisan ………………………………………..6
BAB II PEMBAHASAN …………………………………….7
2.1 Pengertian Thaharah..…………………………………….7
2.2 Pengertian Mandi Wajib………………………………….7
2.3 Sebab sebab yang mengharuskan Mandi Wajib ………….8
2.4 Pengertian Wudhu ………..……………………………...9
2.5 Rukun Wudhu …………………………………………….9
2.6 Pengertian Tayamum …………………………………….11
2.7 Cara Tayamum …………………………………………...12
BAB III : Penutup …………………………………………..13
A. Kesimpulan…..……………………………………………13
Daftar Pustaka …………………………,……………………..14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sunnah-sunnah wudhu
Selain rukun wudhu yang wajib dikerjakan, adapula
beberapa perbuatan yang dianjurkan (disunnahkan) agar
wudhu menjadi lebih sempurna.
1. Membaca basmalah Ketika memulai wudhu
2. Membersihkan gigi dengan sikat gigi atau siwak
3. Membasuk kedua telapak tangan sampai pergelangan,
sebanyak tiga kali
4. Berkumur-kumur (tiga kali)
5. Membersihkan bagian dalam hidung, lalu
mengeluarkannya kembali (tiga kali)
6. Menyilangi anak-anak jari dari kedua tangan Ketika
membasuh tangan. Demikian pula menyilangi anak-anak
jari dari kedua kaki Ketika membasuh kaki.
7. Mengusap bagian luar dan dalam kedua telinga dengan
air, bersamaan atau setelah mengusap kepala.
8. Mendahulukan anggota badan bagian kanan sebelum
yang kiri, baik Ketika membasuh tangan maupun kaki
9. Mengulangi basuhan tiap anggota wudhu (muka, tangan,
kepala dan kaki) masing-masing sebanyak tiga kali
10. Menggosok-gosok anggota wudhu Ketika
membasuhnya, agar lebih bersih
11.Menambahkan sedikit dari batas yang diwajibkan,
dalam membasuh atau mengusap anggota wudhu
12. Menggunakan air secukupnya saja, dan jangan boros
13. Selesai wudhu, menghadap kiblat dan berdoa.
E.Tayamum
Tayamum adalah menyapukan tanah (debu) yang suci
ke muka dan dua tangan dengan niat membolehkan
bershalat dan sebagainya. Sebagaimana firman Allah Swt:
َوا ِۡن ُك ۡنمُت ۡ َّم ۡرىٰۤض َا ۡو عَىٰل َس َف ٍر َا ۡو َجٓا َء َا َح ٌد ِّمنۡمُك ۡ ِّم َن الۡ َغٓإٮِٕ^ِطِ َا ۡو ٰل َم ۡسمُت ُ ال ِن ّ َسٓا َء فَمَل ۡ جَت ِدُ ۡوا َمٓا ًء فَتَ َي َّم ُم ۡوا َص ِع ۡيدً ا َط ِ ّي ًبا
فَا ۡم َس ُح ۡوا ب ُِو ُج ۡوهِمُك ۡ َو َايۡ ِد ۡيمُكۡ ؕ ِا َّن اهّٰلل َ اَك َن َع ُف ًّوا غَ ُف ۡو ًرا
Adapun jika kamu sakit atau sedang dalam perjalanan atau
sehabis buang air atau kamu telah menyentuh perempuan,
sedangkan kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah
kamu dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan
tanganmu dengan (debu) itu. Sungguh, Allah Maha
Pemaaf, Maha Pengampun.
Tayamum juga merupakan keringanan (rukshah) yang
berlaku karena adanya salah satu di antara sebab-sebab
berikut:
1. Tidak mendapatkan air sama sekali, atau ada air tetapi tidak
cukup untuk bersuci. Namun terlebih dahulu dia harus
mencari dulu disekitarnya, apabila telah yakin tidak adanya
air, maka tidaklah wajib mencarinya, dan boleh langsung
bertayamum
2. Apabila dia mengetahui adanya air tidak jauh dari
tempatnya, namun perjalanan kesana tidak aman bagi
keselamatan dirinya, keluarganya, hartanya ataupun
kehormatannya
3. Dalam keadaan cuaca amat dingin sehingga khawatir bila
mandi dengan air dingin dapat membahayakan
kesehatannya, maka dia dibolehkan bertayamum
4. Apabila menderita sakit atau luka yang menurut
pengalamannya sendiri, atau keterangan dokter akan
bertambah parah atau memperlambat kesembuhannya jika
dia menggunakan air
Cara bertayamum :
Niat. Sebagaimana telah dijelaskan dalam cara berwudhu,
niat ialah menyengaja melakukan sesuatu demi meraih
keridhaan Allah dan melakasanakan perintah-Nya. Dalam
hal ini hendaknya diniatkan bertayamum sebagai pengganti
wudhu (dalam hadas kecil) atau pengganti mandi (dalam
hadas besar) agar boleh melaksanakan shalat dan
sebagainya
Setelah berniat untuk tayamum, disunnahkan membaca
basmalah, lalu menepukkan kedua telapak tangan di atas
tanah, pasir, batu, bantal, dinding atau apa saja yang
diperkirakan berdebu (tetapi harus bersih, tidak berupa zat
najis atau tercemar oleh zat najis). Kemudian meniupi atau
menggerak-gerakan kedua tangannya itu sehingga kedua-
duanya saling berbenturan, untuk nemepiskan debu yang
masih melekat pada keduanya
Menyapukan kedua telapak tangannya itu ke wajah dan
kedua tangan sampai pergelangan, masing-masing cukup
satu kali saja
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Tharahah, Dari segi bahasa thrahah berarti bersih dan
suci dari segala yang kotor, baik yang bersifat hissy
(dapat diindera) atau yang bersifat ma’nawiyy
(abstrak).Sedangkan menurut syara thaharah adalah
menghilangkan hadast dan najis.Tharahah juga sering
kali diartikan bersuci.Hadast maknawi berlaku bagi
manusia.Mereka yang terkena hadast ini dilarang
melakukan shalat, dan untuk mensucikannya mereka
wajib wudhu, mandi, tayamum.
Ada dua hal yang menjadi objek thaharah, yaitu hadast,
baik hadast kecil maupun besar dan najis.Dari sini kita
pun mengenal istilah bersuci dari hadast dan bersuci dari
najis.
Mandi wajib, disebut juga mandi besar, mandi junub
atau mandi janabat, adalah salah satu cara bersuci
dengan mengalirkan air ke seluruh tubuh, dengan niat
mengangkat (menghilangkan) hadas besar atau janabat.
Tayamum adalah menyapukan tanah (debu) yang suci ke
muka dan dua tangan dengan niat membolehkan
bershalat dan sebagainya.
Secara Bahasa kata wudhu dalam Bahasa Arab berasal
dari kata Al-Wadha’ah.Kata ini bermakna An-Nadzhafah
yaitu kebersihan.
DAFTAR PUSTAKA
Ibnu Abdullah, Fiqih Thaharah Panduan Praktisi Bersuci,
Pustaka Media, 2018
M. Jawad Mughniyah, Fiqih Lima Mahzab, Penerbit Lentera,
Jakarta, 2011
M. Udin Wahyudin : Muh. Taufiq Muharam, Fiqih, Bandung,
Grafindo Media Pratama, 2008
M. Al-Baqir, Panduan Lengkap Ibadah menurut Al-Quran, Al-
Sunnah, dan pendapat para Ulama, Noura Books PT Mizan
Publika, Jagakarsa Jakarta Selatan, 2015
Muhammad Ajib, Lc., MA, Fiqih Wudhu Versi Madzhab
Syafi’iy, Rumah Fiqih Publishing, Jakarta, 2019