Anda di halaman 1dari 31

MODUL PRAKTIKUM

KIMIA ANORGANIK dan ORGANIK

Disusun Oleh:
Indah Kusumaningrum, S.TP., M.Si.
Imawati Eka Putri, S.Gz., M.Si.
Mira Sofyaningsih, S.TP., M.Si.

LABORATORIUM KIMIA TERPADU


PROGRAM STUDI GIZI
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
KATA PENGANTAR

Alhamdulillaahi robbil ‘aalamiin. Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat-Nya sehingga penulisan Modul Praktikum Kimia Organik dan Anorganik
ini dapat terselesaikan.
Modul Praktikum Kimia Organik dan Anorganik ini disusun untuk mahasiswa Sarjana
(S1) Program Studi Gizi Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof. DR.
HAMKA. Dalam modul ini disampaikan dasar pengetahuan, tata-tertib, dan prinsip-prinsip uji
laboratorium di dalam praktikum Kimia Anorganik dan Organik.
Diharapkan modul ini dapat menjadi panduan mahasiswa dalam melaksanakan praktikum
dan menyusun laporan praktikum. Buku ini juga memuat tatatertib pelaksanaan praktikum
sehingga diharapkan mahasiswa dapat melaksanakan praktikum sesuai dengan Standard
Operational Procedures (SOP) yang ada dengan diaplikasikannya tatatertib ke dalam kegiatan
praktikum, diharapkan praktikum dapat berjalan dengan tertib dan pengetahuan dapat
disampaikan secara efektif. Tatatertib juga bermanfaat untuk menjaga keselamatan mahasiswa di
dalam laboratorium selama praktikum berlangsung.
Tim penulis menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan modul ini sehingga kritik
dan saran diharapkan untuk perbaikan modul ini. Semoga modul ini bermanfaat bagi semua
pihak yang menggunakan.

Jakarta, Agustus 2019

Tim Penulis
BAB I
PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM

PENDAHULUAN
Bekerja di laboratorium dengan menggunakan peralatan laboratorium memerlukan
keterampilan, kecermatan, dan ketelitian. Peralatan sangat diperlukan dalam mengumpulkan data
atau informasi, terutama data kuantitatif. Dalam menggunakan peralatan laboratorium, praktikan
harus memiliki keterampilan, kecermatan dan ketelitian agar data yang diperoleh akurat. Oleh
sebab itu, praktikan dituntut harus mengenal setiap peralatan yang biasa digunakan di
laboratorium. Pengenalan alat secara umum mencakup spesifikasi alat, prinsip kerja dan
kegunaan alat. Prinsip pengenalan alat di laboratorium adalah berdasarkan identifikasi alat yang
biasa digunakan pada saat praktikum mata kuliah Kimia Organik dan Anorganik. Laboratorium
yang digunakan untuk praktikum mata kuliah Kimia Organik dan anorganik adalah
Laboratorium Kimia Terpadu.

TUJUAN
1. Mahasiswa mengenal nama alat-alat di Laboratorium Kimia Terpadu beserta
spesifikasinya.
2. Mahasiswa mengetahui fungsi alat-alat di Laboratorium Kimia Terpadu dengan baik dan
benar.
3. Mahasiswa menguasai cara kerja alat-alat di Kimia Terpadu dengan baik dan benar.

ALAT DAN BAHAN


Peralatan yang ada di Laboratorium Kimia Terpadu

PROSEDUR KERJA
 Amati setiap jenis alat-alat laboratorium
 Catat nama dan spesifikasi alat-alat laboratorium
 Gambarlah penampang setiap jenis alat disertai dengan keterangan bagian-bagian alat
 Catat fungsi dari masing-masing jenis alat laboratorium
HASIL
No Nama Alat Gambar Fungsi
1

5
No Nama Alat Gambar Fungsi

10
No Nama Alat Gambar Fungsi
11

12

13

14

15

16
No Nama Alat Gambar Fungsi

17

18

19

20

21

22
No Nama Alat Gambar Fungsi
23

24

25

PEMBAHASAN
KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB II
PEMBUATAN LARUTAN SEDERHANA
SERTA LARUTAN BAKU PRIMER DAN SEKUNDER

PENDAHULUAN
Larutan merupakan fase yang setiap hari ada di sekitar kita. Umumnya larutan merupakan
sediaan cair (pelarut) yang mengandung bahan kimia terlarut. Larutan adalah campuran homogen
yang mengandung dua atau lebih zat yang masing-masing komponennya tidak bisa dibedakan
secara fisik, sedangkan suatu sistem yang terdapat komponen molekul-molekul, atom-atom, dan
ion-ion yang heterogen disebut campuran.
Yang dimaksud dengan larutan sederhana di sini adalah larutan yang dibuat dengan contoh
zat terlarut (solute) berupa bahan yang biasa dijumpai sehari-hari, seperti gula pasir, garam
dapur, dan cuka. Adapun sebagai pelarutnya (solvent) adalah air.
Larutan baku standar dalam titrasi memegang peranan yang amat penting, karena larutan
ini telah diketahui konsentrasinya secara pasti (artinya konsentrasi larutan standar adalah tepat
dan akurat). Larutan baku standar terdiri atas larutan primer dan larutan sekunder. Larutan
primer merupakan larutan standar dengan menggunakan zat yang memiliki kemurnian sangat
tinggi, sedangkan larutan sekunder merupakan larutan yang menggunakan zat yang
konsentrasinya ditentukan dengan metode analitik yang dapat dipercaya.
Percobaan pembuatan dan pembakuan larutan ini sangat berperan penting dalam proses
analisis volumetrik yang merupakan analisis kuantitatif dengan mereaksikan suatu zat yang
dianalisis dengan larutan baku (standar) yang telah diketahui konsentrasinya secara teliti. Reaksi
antara zat yang dianalisis dan larutan standar tersebut berlangsung secara kuantitatif.

TUJUAN
1. Mahasiswa dapat membuat larutan sederhana menggunakan gula pasir, garam dapur, dan
cuka sebagai zat terlarut dan air sebagai pelarut
2. Mahasiswa dapat membuat larutan baku dari bahan padat dengan konsentrasi tertentu
3. Mahasiswa dapat membuat larutan baku dari bahan cair dengan konsentrasi tertentu
PRINSIP PERCOBAAN
Penimbangan dan pengukuran suatu zat untuk membuat suatu larutan dari zat tersebut
dengan konsentrasi tertentu sampai proses homogen.

ALAT DAN BAHAN


A. Alat yang digunakan
1. Timbangan analitik
2. Gelas erlenmeyer
3. Labu ukur 50 mL
4. Labu ukur 100 mL
5. Pipet volume 25.0 mL
6. Batang pengaduk
7. Kaca arloji
8. Buret
9. Oven
10. Botol semprot

B.  Bahan yang digunakan


1. Air keran
2. Gula pasir, garam dapur, cuka
3. Aquades
4. HCl teknis
5. NaOH
6. Na₂CO₃
7. K.H. Ftalat (kalium hidrogen ftalat/kalium biftalat)
8. Indikator fenolftalein
9. Kertas perkamen

PROSEDUR KERJA
1) Pembuatan larutan sederhana
- Konsentrasi dalam persen berat (b/b)  Suatu larutan sukrosa dibuat dengan melarutkan 5
gram sukrosa dalam 50 gram air. Hitung persen berat glukosa!
- Konsentrasi dalam persen volume (v/v)  10 ml asam asetat dilarutkan dalam air sampai
volumenya 100 ml. Hitung % volume asam asetat!
- Konsentrasi dalam persen berat per volume  suatu larutan dibuat dengan melarutkan 5 g
garam dapur dalam air sampai volumenya 250 ml. Hitung % b/v garam dapur tersebut!
2) Pengenceran larutan
Encerkanlah larutan cuka yang ada di hadapan Saudara sehingga jumlah volume akhir yang
diperoleh sebanyak 100 ml! Berapa volume cuka dan air yang dibutuhkan? Ingat rumus
pengenceran!
3) Pembuatan dan pembakuan NaOH 0,1 N

a). Pembuatan larutan baku sekunder NaOH 0,1 N


Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan lalu menimbang NaOH sebanyak 0,2260
gram secara tepat dengan menggunakan timbangan analitik di atas wadah kaca arloji.
Memasukkan NaOH 0,2260 gram ke dalam labu erlenmeyer dan menambahkan sedikit aquades
hingga larut. Memindahkan ke dalam labu ukur 50 mL, dibilas erlenmeyer lalu menambahkan
aquades hingga tepat 50 mL skala labu ukur, kemudian menghomogenkan. Memindahkan
larutan NaOH ke dalam erlenmeyer dan menutup rapat lalu memberi label NaOH.
b) Pembuatan Larutan Baku Primer Kalium Biftalat
Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan lalu memanaskan Kalium Biftalat ke dalam
oven selama 2 jam dengan suhu 180⁰ C - 280⁰ C dan menimbang kalium Biftalat sebanyak
0,1010 gram tepat dengan timbangan analitik di atas kertas perkamen. Memasukkan hasil
timbangan ke dalam erlenmeyer dan menambahkan sedikit aquades hingga. Memindahkan ke
dalam labu ukur sambil membilas erlemeyer kemudian menambahkan aquades hingga 100 mL
ke dalam labu ukur kemudian menghomogenkan.
c). Pembakuan NaOH dengan Kalium Biftalat
Menyiapkan alat dan bahan dan membersihkannya atau mencuci buret dengan aquades lalu
membilas dengan larutan NaOH. Mengisi buret dengan larutan NaOH hingga tepat skala 0 pada
buret. Memipet kalium Biftalat masing-masing 25 mL ke dalam erlenmeyer dan menambahkan
indikator Fenolftaleien 4 tetes, homogenkan. Titrasi dengan NaOH secara perlahan-lahan dan
tetes demi tetes sambil terus menghomogenkan hingga terjadi perubahan warna menjadi merah
muda kemudian mencatat volume titrasi NaOH tepat saat perubahan warna dari tidak berwarna
menjadi merah muda. Ulangi lagi dua kali percobaan.

2. Pembuatan dan pembakuan HCl 0,1 N

a). Pembuatan larutan baku sekunder HCl 0,1 N


Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan kemudian mengukur HCl sebanyak 0,8360
gram tepat dengan menggunakan pipet skala lalu memasukkan ke dalam labu ukur 100 mL dan
menambahkan aquadest hingga tepat 100 mL skala labu ukur, kemudian menghomogenkan.
Memindahkan larutan HCl ke dalam erlenmeyer dan ditutup rapat dan memberikan label HCl.
b). Pembuatan Larutan baku primer Natrium Karbonat
Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan lalu memanaskan Natrium karbonat didalam
oven selama 2 jam dengan suhu 180⁰ C - 280⁰ C. Selanjutnya menimbang Natrium karbonat
sebanyak 0,103 gram dengan timbangan analitik diatas kertas perkamen dan memasukkan hasil
timbangan ke dalam erlenmeyer dan menambahkan sedikit aquadest. memindahkan ke dalam
labu ukur dan menambahkan aquadest hingga 100 mL dalam labu ukur kemudian
menghomogenkannya.
c). Pembakuan HCl dengan Natrium Karbonat
Menyiapkan alat dan bahan lalu membersihkannya atau mencuci buret dengan aquadest
lalu membilas dengan larutan HCl. Mengisi buret dengan HCl hingga tepat skala 0 pada buret.
Memipet Natrium karbonat masing-masing 25 mL ke dalam labu erlenmeyer dan menambahkan
indikator Fenolftaleien 4 tetes. Mencampurkan atau menggoyangkan hingga homogen. Titrasi
dengan HCl secara perlahan-lahan dan tetes demi tetes sambil terus dihomogenkan sampai warna
merah muda pada larutan hilang. Mencatat volume titrasi HCl tepat saat perubahan warna dari
merah muda menjadi jernih. Mengulangi lagi dua kali percobaan.

HASIL PENGAMATAN
PEMBAHASAN
KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB III
TRAYEK INDIKATOR

PENDAHULUAN
Indikator adalah suatu senyawa yang dapat memberikan warna berbeda dalam jenis larutan
yang berbeda, misalnya lakmus merah dan lakmus biru ketika diletakkan pada larutan yang
sifatnya asam akan berubah warna menjadi merah.
Dengan indikator, kita dapat menentukan suatu larutan bersifat asam, basa, atau netral.
Bahkan dengan indikator universal, kita juga dapat menentukan pH suatu larutan. Indikator
universal sendiri adalah campuran dari beberapa macam indikator yang telah distandarisasi
warnanya pada pH 0-14. Oleh karena itu, dengan mencocokkan warna indikator universal dalam
suatu larutan dengan warna standar, kita dapat memperkirakan pH larutan tersebut. Contoh
indikator adalah phenolptalien (PP), bromtimol biru (BTB), dan metil merah (MM) dengan
trayek perubahan tertentu.
Warna indikator berubah secara gradual. Indikator lakmus berwarna merah dalam larutan
yang memiliki pH sampai dengan 5,5 dan berwarna biru dalam larutan yang memiliki pH lebih
dari 8, sedangkan dalam larutan yang pH-nya antara 5,5-8, warna lakmus adalah kombinasi dari
kedua warna tersebut, yaitu berubah dari merah menjadi ungu kemudian menjadi biru. Batas-
batas pH ketika indikator mengalami perubahan warna, kita sebut dengan trayek perubahan
warna indikator, dan dengan memerhatikan trayek pH perubahan warna indikator tersebut, kita
dapat memperkirakan harga pH suatu larutan.

Beberapa indikator beserta trayek pH-nya adalah sebagai berikut:


Indikator Warna pH
Phenolptalien Tak berwarna - Merah 8,3-10,0
Bromtimol Biru Kuning - Biru 6,0 - 8,0
Metil Merah Merah - Kuning 4,4 – 6,2
Lakmus Merah - Biru 4,5 – 8,3

TUJUAN
1. Mahasiswa mampu menentukan sifat asam dan basa beberapa sampel larutan dengan
menggunakan indikator universal

PRINSIP PERCOBAAN
Indikator warna digunakan untuk mengukur pH dan sifat asam-basa suatu larutan dengan
cara mengamati perubahan warna. Perubahan warna pada indikator terjadi karena berubahnya
struktur kimia di dalamnya ketika berinteraksi dengan suatu larutan asam maupun basa.

ALAT DAN BAHAN


A. Alat yang digunakan
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung reaksi
3. Gelas ukur
4. Pipet tetes
5. Pelat Tetes

B. Bahan yang digunakan


1. Lakmus Biru
2. Lakmus Merah
3. Bromtimol Biru
4. Indikator PP
5. Metil Merah
6. Sampel A
7. Sampel B
8. Sampel C
9. Sampel D
10. Sampel E
11. Sampel F
12. Alkohol
13. Air Sabun
14. Air Parit
15. Cuka

PROSEDUR KERJA
1. Teteskan masing-masing sebanyak 3 tetes sampel A pada 5 lubang pelat tetes.
2. Pada lubang pertama, letakkan lakmus merah. Amati dan catatlah perubahan warna
lakmus.
3. Pada lubang kedua, letakkan lakmus biru. Amati dan catatlah perubahan warna lakmus.
4. Pada lubang ketiga, tambahkan indikator PP. Amati dan catatlah perubahan warna pada
sampel.
5. Pada lubang keempat, tambahkan metil merah (MM). Amati dan catatlah perubahan
warna pada sampel.
6. Pada lubang kelima, tambahkan bromtimol biru (BTB). Amati dan catatlah perubahan
warna pada sampel.
7. Lakukan langkah 1-6 pada sampel B, C, D, E, F, alkohol, cuka, air parit, dan air sabun.

HASIL PENGAMATAN

No. Larutan Warna dalam Indikator Sifat


larutan
Lakmus Lakmus PP MM BTB
Merah Biru
1. A
2. B
3. C
4. D
5. E
6. F
7. Alkohol
8. Air Sabun
9. Air Parit
10. Cuka

Larutan Indikator
Phenolptalien Metil Merah Brom Timol Biru
A
B
C
D
E
F
Alkohol
Air Sabun
Air Parit
Cuka

PEMBAHASAN
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB IV
LARUTAN, KOLOID dan SUSPENSI

PENDAHULUAN
Larutan adalah campuran homogen yang mengandung dua atau lebih zat yang masing-
masing komponennya tidak bisa dibedakan secara fisik, sedangkan suatu sistem yang terdapat
komponen molekul-molekul, atom-atom, dan ion-ion yang heterogen disebut campuran. Agen
yang melarutkan zat disebut dengan pelarut dan substansi yang terlarut dalam alrutan disebut zat
terlarut. Zat pelarut umumnya berupa zat cair, sedangkan zat terlarut dapat berupa zat cair, padat
maupun gas.
Koloid adalah kondisi pertengahan, antara campuran dan larutan. Pada koloid terjadi
dispersi (penyebaran) partikel-partikel kecil tetapi bukan molekul. Hal inilah yang membedakan
antara koloid dengan campuran. Umumnya ukuran partikel-partikel koloid adalah 0,001 µ - 0,1
µ. Koloid yang cair sekali akan tampak seperti larutan biasa dan mudah sekali dialirkan disebut
juga dengan sol. Sifat sol ada yang hidrofik (suka air) dan hidrofob (takut air).
Suspensi merupakan campuran zat heterogen. Partikel dalam suspensi lebih besar dari
pada partikel yang ditemukan pada larutan. Umumnya komponen suspensi dapat merata dengan
cara mekanis seperti dengan cara menggoyangkan atau mengaduknya, namun jika suspensi
didiamkan selama beberapa saat partikel menjadi turun ke bawah dan komponen akan
mengendap. Partikel-partikel dalam suspensi dapat terlihat jelas oleh mata dan melalui filtrasi
dapat dipisahkan. Karena ukuran partikelnya besar, suspensi cenderung buram dan tidak
trasnparan. Contoh dari suspensi adalah air dan minyak.

TUJUAN
1. Mengetahui perbedaan dari koloid, suspensi dan larutan.

BAHAN DAN ALAT


A. Alat yang digunakan:
- 6 buah gelas kimia
- 6 batang pengaduk
- Kertas saring
- Neraca
- Corong
- Pemanas

B. Bahan yang digunakan:


- 1 gram gula tebu
- 1 gram terigu
- 1 gram susu bubuk
- 1 gram agar-agar bubuk
- 1 gram serbuk detergen
- 1 gram serbuk belerang
- Minyak sayur
- Aquades

METODE PERCOBAAN
1. Siapkan semua alat dan bahan.
2. Isilah 6 gelas kimia masing-masing dengan kira-kira 50 mL akuades.
3. Timbanglah semua bahan sehingga masing-masing bermassa 1gram.
4. Tambahkan :
- 1 gram gula tebu ke dalam gelas ke-1,
- 1 gram terigu ke dalam Gekas ke-2,
- 1 gram susu bubuk ke dalam gelas ke-3,
- 1 gram urea ke dalam gelas ke-4,
- 1 gram sebuk detergen ke dalam gelas ke-5,
- 1 gram serbuk belerang ke dalam gelas ke-6.
5. Aduklah setiap campuran dengan batang pengaduk. Perhatikan dan catat apakah zat yang
“dilarutkan” larut atau tidak larut.
6. Diamkan campuran-campuran itu. Perhatikan dan catat apakah campuran stabil atau tidak
stabil; bening atau keruh.
7.  Saringlah campuran pada setiap gelas masing-masing ke dalam gelas kimia yang bersih.
Perhatikan dan catat, campuran manakah yang meninggalkan residu; apakah hasil
penyaringan bening atau keruh.

Catatan: Corong harus dibilas dan dikeringkan sebelum digunakan untuk menyaring campuran
yang berbeda.
HASIL PENGAMATAN
No. Macam Bahan Pencampura Endapan Keterangan Hasil

n
Gula tebu : air

Tepung terigu : air

Susu bubuk : air

Agar- agar : air

Detergen : air

Belerang : air
Minyak : air

Keterangan:
+ Sedikit endapan
++ Ada endapan
+++ Endapan banyak

PEMBAHASAN
KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai